Beberapa Minggu Kemudian.
Diawal pagi itu saat Eva terbangun dari tidurnya, Eva terbangun dengan tubuh yang lemas, kepalanya terasa pusing tidak biasanya. Wajahnya yang pucat membuatnya berasa mual. Entah kenapa rasanya seperti tidak biasa. Dengan berat dia beranjak dari tempat tidurnya. Karena pagi itu akan ada meeting bersama Manajer Divisi Keuangan serta dihadirin Presdir yang baru kembali dari perjalanan Bisnisnya.
" Agh sakit banget kepala ini."
Ucap Eva saat tengah berada di kamar mandi Eva sekuat tenaga berusaha untuk bersiap. Usai dari mandinya, dia mengenakan pakaian kemeja biasanya. Sudah Rapi, dia bergegas untuk berjalan kedepan, menunggu Bus yang lokasinya sudah dipadati oleh orang-orang.
Dia terduduk disalah satu bangku , ditatapnya keramaian pagi itu, padatnya orang disekitarnya membuatnya mual serasa ingin muntah.
" Ada apa denganku? Aku tidak boleh telat untuk tiba di Kantor. Harus bisa mengikuti rapat pagi ini. Semangat Va." ucap Eva pada dirinya.
Tak lama Bus yang biasa ditumpangi Eva pun datang , Dia berjalan dengan hati-hati agar tidak terjatuh. Keningnya yang berkucuran keringat, membuatnya merasa panas dingin.
***
Kepulangan Raka dari perjalanan Bisnisnya dengan suasana hati yang senang dengan menggunakan kacama hitam nya dengan kerennya dia masuk ke dalam Mobil yang akan membawanya ke perusahaannya. Leo yang merasakan semangat bosnya berapi - api merasa aneh hanya saja dia senang dengan Raka yang seperti itu. Kesenangannya tidak berlandaskan alasan, hanya saja rindu, dengan seseorang yang telah lama tidak di lihatnya.
***
Tiba di Kantor dia berusaha untuk tetap biasa. Menyapa orang-orang pagi itu dengan senyum yang dipaksakan. Tanpa sarapan pagi, karena takut telat mengikuti rapat semakin menambah rasa mual di perutnya.
" Pagi Mba Eva." Sapa Satpam bertugas.
" Pagi Pak."
Jawab Eva dengan menyunggingkan senyum sedikit.
" Mba Eva sehat? kayaknya wajahnya pucat sekali mba." Tanyanya lagi.
" agh.. tidak apa-apa pak. Saya sehat kok." ucap Eva " Saya masuk dulu pak."
" Baik mba Eva." Balas penjaga Kantor masih menatap bingung ke Eva.
Kemudian Eva berjalan kearah pintu Lift , saat itu sangat ramai karyawan dari Divisi lain yang tidak dikenal Eva. Setibanya dia dilantai ruangannya ia berjalan pelan, masij sepi hanya ada beberapa orang. Sedangkan di Ruangan Team 1, hanya Eva yang baru tiba.
Diletakkannya kepalanya diatas Meja kerjanya. Mencoba untuk menenangkan Rasa yang kian menyiksa. Tak lama Varel pun datang bersamaan dengan Jimmy.
Mereka melihat kearah Eva yang tidak biasanya.
" Pagi Va? kenapa dengan Lo? masih ngantuk ya?" Tanya Varel.
" Agh.. tidak hanya sedikit pusing Rel." ucap Eva yang menoleh ke Varel.
" Gila lo Va, wajah Lo kok pucat Amat." buru-buru Jimmy menghampiri Eva. " Apa lo yang sakit, katakan." seru Jimmy lagi memegang kening Eva.
Eva pun menepis tangan Jimmy dari keningnya.
" Gua gak apa-apa Jim, cuma masuk angin." ucapnya dengan sedikit senyum.
" yakin Lo cuma masuk angin? Wajah Lo pucat banget tahu Va." Seru Varel.
" iya nih... keningnya Eva Dingin Rel." Jawab Jimmy.
" Gua buatin Teh ya Va. Lo udah sarapan belum?" Tanya Jimmy lagi.
Eva menggelengkan kepalanya seraya menjawab Belum.
" Tunggu disini, gua ke Pantry minta Roti dan Teh." ucap jimmy langsung meninggalkan ruangan mereka.
" Morninggggg semua." ucap Casandra yang baru tiba didepan pintu.
" loh... kenapa si Eva Rel?" Tanya Casandra kaget.
" Gak tahu San, masuk angin kata Eva." jawab Varel seadanya.
Casandra mendekati tubuh Eva dan memegang pundaknya " Hey Girl.. are you okay?" Tanyanya sambil memegang lengan Eva.
" San gua gak apa-apa, jangan hiraukan gua. Perhatikan saja kerjaan kalian, hari ini ada rapat bersama Presdir.". ucapnya pelan.
" Gimana mau menghiraukan Lo , sementara Lo yang akan ikut rapat mewakili kita." ucap Casandra.
Tidak berapa lama Jimmy datang membawa kan Teh hangat dan Roti Tawar. " Ini Va... sarapan dulu." ucapnya memberikan ke Eva.
Eva mencoba untuk makan.
" Terima Kasih Jim." ucapnya dan memakan Rotinya. Baru gigitan pertama masih terasa biasa untuk Eva. Saat mengunyah dan makanannya masuk ke perutnya, Eva merasa ingin muntah.
Buru-buru dia berdiri, berlari kearah toilet. Sesampainya di Toilet , Eva memuntahkan makanannya. Sakit rasanya sesudah semua dikeluarkan, tapi masij ingin muntah tanpa adanya yang keluar dari mulutnya.
Casandra, Jimmy dan Varel jadi Panik. Saat Eva keluar dari Toilet berjalan kembali keruangannya dia semakin merasa tidak enak. " San.. kayaknya lo yang gantikan gua untuk ikut Rapat, Lo bisa kan San?" Tanya Eva dengan lemas.
" Bisanya sih Bisa Va Lo yakin Bu Lisa ngasi gua ikut?" Tanya Casandra.
" Yakin.. gak masalah, soalnya laporannya uda gua kasi ke Bu Lisa. Lo tinggal datang dan dengarkan saja, karena semuanya sudah ada dilaporkan. Palingan kamu minta saja ke Bu Lisa untuk pegangan kamu didalam." ucap Eva lemah.
" Baiklah Va." ucap Casandra. " kalian temani Eva ya Rel, Jim." ucapnya lagi.
" Baik San.." ucap mereka serempak.
Tak lama Rapat segera akan dimulai. Casandra bersiap untuk keruang Rapat. Semua anggota Rapat sudah berada diposisinya masing-masing. Casandra yang duduk dikursi bersebelahan pemimpin , didepannya duduk Waty menatap aneh pada Casandra. Dengan sinis Casandra menatap Waty ia tahu Pasti Waty merasa aneh, kenapa juga bukan Eva yang disitu.
Pintu Ruang rapat tiba-tiba terbuka. Semua anggota rapat yang menatap kearah pintu, berdiri menyambut kedatangan Presdir.
" Silahkan duduk." ucap Raka.
Dilihatnya kearah satu-satu orang itu. Tidak tampak si Eva, yang harusnya dia tahu Eva juga ikut dalam Rapat karena ia ketuanya. Kemudian dia melihat Casandra yang disampingnya
Raka menjadi berpikir , Pikirannya tidak seutuhnya didalam rapat itu. Mencoba memikirkan apa yang terjadi pada Eva. Sudah hampir dua minggu dia tidak mendengar kabar wanita itu. Sedangkan Waty hanya senyum-senyum, sesekali menatap ke Raka akan ketampanannya. Tapi Raka kebanyakan menatap pada layar, dan sesekali melamun.
Usai Rapat, semua keluar dari ruangan.
" apa ada sesuatu yang kurang dalam rapat ini pak?." Tanya Leo yang mendapati wajah gusar Raka.
" Tidak Leo saya hanya berpikir Ketua team 1 kenapa nggak ikut dalam rapat pertama ini. Bukannya hari ini sangat penting?"
Leo sendiri sudah curiga dengan Bosnya yang pagi - pagi sudah bersemangat. Kecurigaannya terjawab dengan kegusaran Raka yang seperti adanya yang kurang dengan pandangannya. Entah itu rasa rindu pikir Leo.
" Apa Pak Raka mau kita ke ruangan Divisi 1? atau saya tanyakan ke Ibu Lisa?." Saran Leo.
" Baiklah saya ingin mengeceknya sendiri."
Saat keduanya hendak keluar dari dalam lift memasuki lantai tempat Eva.Saat itu Eva muntah-muntah Lagi, baru keluar dari Toilet melewati Pintu Lift, Tampak Raka dan juga Leo melihatnya berjalan melewati mereka.
" EVA!!!" Teriak Raka.
Eva menoleh kearah Raka, melihat Eva yang pucat dan lemas itu segera dihampirinya .Tapi nyaris Eva yang melihat Raka ingin menghindar , tapi tak sanggup. Kemudian Eva terjatuh, tak sampai tergeletak karena Raka berhasil menampung tubuhnya yang mungil.
" Segera siapkan Mobil Leo!" ucap Raka membawa tubuh Eva masuk kedalam Lift.
Semua mata tertuju pada kejadian itu barusan. Jimmy, Casandra, Varel tentu sangat khawatir. Yang lainnya, menatap kaget pada Eva. Sedangkan Waty sangat jijik melihat aksi Eva yang dipelukan Presdir.
" Duh.. kenapa sih Lo va." ucap Casandra menangis dan berseru ke Jimmy dan Varel.
Jimmy dan Varel menengkan Casandra.
" Sabar San , posisinya Eva sama Pak Raka. Itu sudah keadaan yang baik. Kita tunggu kabarnya Eva ya." kata Varel menepuk bahu Casandra.
****
TINGGGG...
pintu Lift terbuka. Raka yang menggendong Tubuh Eva berpapasan dengan Nenek dan Asistennya. Terkejut sang Nenek menghampiri Raka Segera.
" Raka! Ada apa dengannya?" Tanya nenek yang juga khawatir.
Tetap posisi berjalan Raka menjawab. " Saya gak Tahu Nek. Ini mau kerumah sakit." ucap Raka masih dalam kepanikan Lusi pun mengikuti Raka, kembali menuju ke Mobilnya mengikuti mobil Raka yang bergerak kencang.
====== Rumah Sakit Atmadja =====
Setibanya dirumah sakit Eva dibawa keruang Medis untuk langsung ditangani. Kemudian Para suster membantu Dokter yang bertugas untuk memasangkan Jarum Infus. Ya benar... Eva sudah kehilangan kesadaran sejak tadi. Banyak cairan yang sudah terbuang sebelumnya , membuat tubuhnya menjadi lemas.
Beberapa Menit kemudian Sesudah dicek, apa yang menjadi kendala penyebabnya Eva seperti itu, Dokter Andi yang menangani Eva menghampiri Raka dan Lusi yang sedikit panik.
" Maaf Tuan Raka, Nyonya Lusi. Bisa ikut keruangan saya." ucap Dokter Andi yang memang Dokter keluarga Atmadja Group.
Tiba diruangan " Silahkan duduk." ucap Dokter Andi.
" Apa ada masalah Dok?" Tanya Lusi dengan perasaan panik.
" Maaf sebelumnya Buk Lusi, apakah Nona Eva ini ada Keluarga atau kerabat dekatnya?" Tanya Dokter Andi Sopan.
" Saya atasannya, Bisa katakan saja apa masalahnya. karena Eva tidak punya keluarga." Jawab Raka tidak sabaran.
" Ow.. Begitu. Baiklah... begini Tuan Raka, saya menduga dari diagnosa saya sementara tidak ada masalah dengan kesehatan Nona Eva. Tapi dugaan saya Nona Eva sedang Mengandung. Kira-kira usia kandungan Ibu Eva masi berjalan 5minggu. Karena efek Hamil muda , Nona Eva merasa mual ataupun pusing yang membuat tubuhnya menjadi lemas ataupun sampai tidak sadarkan diri. Ini masi Dugaan awal saya , Tapi untuk lebih jelasnya saya sudah mengambil sampel darah Nona Eva untuk pengecekan Lab, kita akan segera tahu dugaan saya benar apa Tidak, kita akan menunggu Hasil Labnya" ucap Dokter Andi.
Sontak saja Raka kaget. Dia terdiam, pikiranya terbang seakan menolak untuk mengingat kejadian sebulan lalu. Teringat dimana Raka menyetubuhi Eva tanpa pengaman. Selama ini dia bermain sama wanita malamnya memakai pengaman. Dan saat itu dia juga teringat akan Eva yang masih perawan. Mana mungkin dia dihamili sama Pria lain kan?.
Berbedah dengan Neneknya Lusi, dia tersenyum. Sekali tepuk dua tujuan yang didapatnya. Dapat cucu mantu dan cicit. Lusi senang, karena dia sangat yakin Anak yang dikandung Eva adalah anak Raka. Karena Eva gadis yang baik.
Usai dari ruang Dokter Andi. Raka dan Lusi menuju ruang VVIP dimana Eva diberikan pelayanan kusus dari Neneknya Raka.
" Raka... kamu sudah dengar kan? Eva mengandung anak kamu, jadi berhentilah dengan kebiasaan buruk kamu, bermain-main dengan wanita malam. Mulailah untuk fokus ke Eva." Ucap Nenek.
" Nek... apa nenek yakin itu benaran anak Raka? lagian juga belum pasti kan? Jangan terlalu senang dulu Nek." Jawab Raka yang masih dalam perasaan hatinya menolak.
" kenapa tidak yakin? Cuma kamu yang meniduri Eva kemarin. Jangan gegabah Raka, buang jauh-jauh pemikiran seperti itu!."
" Loh... nenek tahu soal kejadian kemarin itu?” Tanyanya heran.
" Tentu, sudah nenek katakan, selama nenek masih hidup, kamu tidak akan lepas dari pantauan nenek. Saat orang tua kamu jauh dari kamu, tugas nenek menjaga kamu walaupun tidak sepenuhnya bisa nenek lakukan. Jadi tolonglah jangan keras kepala kamu tanggung jawab. Nikahi Eva, Raka!" Ucap sang Nenek.
Tak lama Eva mulai tersadar dari tidur panjangnya.. Dibukanya matanya perlahan, Cahaya lampu yang temaram mengejutkan pandangannya pertama. seakan berat, menelusuri ruangan itu dengan masih pandangan yang buram.
Kemudian dilihatnya kembali ruangan mewah dengan dekor yang tertata rapi pada tempatnya. Ruangan yang berwarna krem kombinasi Putih mendasari setiap dinding maupun barang-barang. Tangannya yang terasa tusukan jarum infus dilihatnya yang membuatnya benaran tersadar.
Eva mengerjap " Dirumah Sakit? Apa yang terjadi padaku?" Tanyanya sendiri seakan nafasnya terhenti karena cemas akan keberadaannya.
Lusi yang melihat pergerakan dari Eva, menghampirinya.
" Eva... jangan banyak bergerak nak. Tadi kamu Pingsan dan Raka membawa kamu kesini." ucap Lusi.
Tapi Eva ingin duduk, wajahnya yang masih pucat seperti kapas dengan pakaian Rumah sakit, melihat seorang Pria yang duduk di sofa ruangan. Tidak ingin menatap kearahnya. Eva sedikit bingung, ada apa dengan Pria itu. Karena seingat Eva, sebelum dia tiba disini, dia berpapasan dengan Raka, dan Raka sempat memanggilnya. Sesudah itu Eva tidak mengingat apa-apa lagi.
" Nek... Eva sudah mendingan. Apa Eva sudah bisa keluar dari sini?" Tanyana dengan suara lembut dan masi lemah.
Lusi menggenggam tangan Eva. " Eva... untuk hari ini menginaplah disini." ucap Lusi.
" Kenapa Nek? ada apa dengan Eva nek?" Tanyanya curiga.
TOK....TOK...TOKK...
Dokter Andi sendiri yang datang ke ruangan kamar Eva. Melihat kearah Eva dengan senyum sumringah.
" Halo Ibu Eva" sapa Dokter Andy.
Eva menoleh. " Iya Dokter." jawabnya lemah.
" Bagaimana perasaan Bu Eva sekarang apa masih ada yang terasa tidak enakan?." tanya Dokter Andy seraya melakukan pengecekan pada Eva.
Mata Eva menatapnya . " Aggh.. sudah tidak apa-apa Dok , sudah mendingan. Apa saya sudah bisa keluar dari sini?"
" Maaf Bu Eva , saya ingin menyampaikan kabar baik untuk Ibu Eva. Ini hasil dari pemeriksaan Darah anda , dan benar dugaan saya Ibu sedang mengandung."
Lusi tersenyum mendengarnya. Dokter memberikan kertas hasil pemeriksaan Darah di Lab dengan tangan gemetar Eva menerimanya.
" Apa Dokter tidak salah?."
" Tidak Ibu . . . seperti diagnosa saya seawal ibu Eva tiba di sini dan dilakukan pemeriksaan , Ibu Eva di duga sedang hamil muda. Untuk mendapatkan hasil pasti kita melakukan tes darah dan di sini tercatat benar dugaan saya , Ibu Eva sedang mengandung usia 5 minggu , selamat buat Ibu Eva ." ucapnya dengan ramah.
Eva masih tidak percaya. Dia diam , sedangkan Raka masih duduk diposisinya dan mematung. Tanpa mau menatap kearah Eva. Wajahnya seakan merah padam.
" Ibu Eva? apa ada yang tidak enak? kalau masih ada sesuatu yang Ibu Eva tidak enakan beri tahu saya Bu ."
Eva mulai histeris " Tidak mungkin!" ucap Eva pelan. " Sa—ya Hamil!" Tidakkk mungkin Dok , kalian pasti salah ! saya tidak mungkin hamil." ucapnya seraya menangis. Lusi memeluk Eva dengan Erat.
" Tenang Nak Eva . . . kamu harus tenang."
Tubuh Eva bergetar, tidak menyangkah dan masih tidak percaya. Bagaimana ini, Apa yang akan dia lakukan. Sungguh kenyataan Pahit yang diterimanya dari sebelumnya. Sudahlah hidup susah, sendiri, sebatang kara, untuk makannya saja kurang, bagaimana dia menghidupi satu anak lagi.
Air matanya mulai membasahi pipinya. " Tid—ak mungkin! kalian menipu saya !." Teriaknya lagi dengan menutup matanya.
\====== BERSAMBUNG ======
JANGAN LUPA LIKE, LOVE DAN KOMENTARNYA YA DAN JUGA KETERSEDIAANNYA UNTUK NGEVOTE NOVEL INI. TERIMAKASIH BANYAK❤.
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITANYA.
UNTUK YANG TANYA KOK LAMA KALI HAMILNYA. KAN BUTUH PERJALANAN DARI KEJADIAN SEBELUMNYA UNTUK MASUK KE PROSES KEHAMILAN EVA YA😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Diiaan
datang lagi aku di 2025🤣
2025-03-08
0
Erni Fitriana
eva sebetulnya klo raka jujur seneng yah...ini waktu itu ngajak nikah...tapi di didi lain beda lagiii ngomongnys
2023-07-29
0
Vynia Vynia
hidup sebatang kara, mkn nya nasi Padang/ Indomie, hidup di kost kumuh. pakai baju murah, kerja kantoran masa iy masih susah. udh gitu py utg lagi ma bosnya. gak hbs pikir duitnya hbs ke mn yaaa
2023-05-28
0