Tiba diperusahaan Atmadja Group cabang baru di Bali, Eva dan Casandra bergabung dengan para karyawan lainnya. Meninjau, mendiskusikan segala aspek kedepannya. Eva dan Casandra ditugaskan untuk mencari posisi pemasaran disekitar area Bali untuk kelancaran segala urusan disana. Eva maupun Casandra mengikuti Rapat yang hanya dihadiri oleh beberapa orang yang mewakili atasan mereka.
Adapun tujuan perwakilan dari Jakarta mengirimkan Eva dan Casandra, karena mereka satu team merupakan karyawan terbaik diperusahaan tempat mereka bekerja. Jadi tujuan mereka disitu juga untuk membantu dan melatih para karyawan baru. Bukan hal mudah, untuk mengajari anak-anak baru bagi mereka. Kalau bukan karena urusan pekerjaan, mungkin Eva dan Casandra lebih memilih pergi.
Hari ini adalah merupakan hari terakhir bagi mereka diperusahaan Cabang. Esoknya mereka kembali ke Jakarta. Sambutan baik mereka terima dari para karyawan yang terpilih memenuhi semua posisi yang diminta. Usai Rapat mereka pun langsung menuju kebagian Divisi Humas, meninjau segala yang dibutuhkan untuk karyawan disitu.
"Wah .. kalian karyawan terbaik dari Jakarta ya?" Tanya Hendra menyadarkan Eva dan Casandra yang lagi asik memberikan pengarahan.
" Heh.. iya Pak..." ucap Casandra yang kaget.
" Saya Hendra" Sembari memberikan tangannya untuk berjabatan. " Saya Maneger di Perusahaan ini." ucapnya dengan senyum dibibir tipisnya.
" Saya Casandra Pak..." Balas Casandra lalu tersenyum centil.
" Hah yang ini Eva ketua team saya." mengenalkan Eva dan melepas jabatannya.
Hendra pun memberikan tangannya dan menjabat tangan Eva " Saya Eva pak." ucap Eva sopan.
" Saya beruntung ada kalian disini, membantu karyawan lainnya. Saya kirain kami disini bakalan merabah sendiri." seru Hendra senang." Saya yang mengajukan permintaan untuk mendatangkan Team terbaik dari Perusahaan Induk." ucap Hendra kepada Casandra dan Eva.
Eva dan Casandra yang mendengar itu jadi tersenyum, saling melempar pandangan. Perusahaan tempat mereka bekerja juga selalu memberikan nilai terbaik untuk team Eva.
" Terima kasih pak... untuk Kontribusinya, semampu kami selama beberapa hari kemarin disini untuk memberikan yang terbaik." ucap Eva Dengan senyum.
" Saya yang berterima kasih untuk kerja sama dari kalian." ucap Hendra. " oya ... nanti selesai jam kerja usai, kita akan mengadakan makan malam bersama dengan Divisi lain untuk acara perpisahan dengan kalian. Apakah kalian punya waktu?" Tanya Hendra.
"Ow kami bisa kok Pak nanti kami akan menyusul pak " sambar Casandra langsung menerima ajakan Hendra.
" Baiklah kalau begitu saya permisi dulu, silahkan dilanjut ya. sampai jumpa nanti sore." kata Hendra dan menatap Eva dengan senyum lalu berjalan keluar meninggalkan mereka.
Casandra mengedip-ngedipkan matanya melihat kearah Hendra yang berjalan keluar pintu ruangan mereka. " Tampan banget Va." ucapnya ke Eva mengagumi sosok pria dengan perawakan tinggi, putih memakai kaca mata kerjanya.
Eva malah menggelengkan kepalanya, dan tersenyum melihat temannya yang pantang sekali melihat cowok ganteng.
Melihat ke arah Eva " Va... kenapa gak dijawab" ucap Casandra.
" Ow... biasa aja, ayo lanjutkan lagi" menunjuk kearah karyawan yang dilatih mereka.
***
Disalah satu Restaurant di Bali yang sudah di booking diluan oleh Perusahaan Atmadja Group, yang memang khusus diadakan untuk acara perpisahan. Seluruh karyawan berkumpul termasuk Eva dan Casandra.
Seluruh karyawan tetap perusahaan disana menyambut baik kedatangan kedua karyawan perusahaan induk. Banyak juga dari mereka, menganggumi kecantikan Eva. Sudah cantik, pintar, rendah hati lagi. Sangat sabar memberikan arahan pada bawahannya. Sedangkan Casandra mereka melihatnya sebagai gadis yang humoris, jarang bisa serius.
" Mbak Eva... sudah lama ya bekerja di Atmadja Group?" Tanya Tika yang juga karyawan baru di Bali.
" Hah.. iya... saya sudah 4 Tahun bekerja disana"
" Wah.... hebat mba... Terima kasih banyak sampai saat ini sudah mengajari saya, semoga saya bisa jadi yang terbaik seperti Mba Eva."
Casandra hanya mendengari saja. Tak pelak memang Eva mempunyai Nilai baik dipandangan orang dan dimanapun dia bekerja. Memang nyatanya Eva sangat pintar dalam pekerjaannya, dia Gadis yang gilak kerja. Jadi Casandra sudah terbiasa mendengar yang seperti sekarang.
" Jangan terlalu memuji, saya berada disini karena saya punya team terbaik. " Jawab Eva Merendah.
" Mereka semua juga yang membantu saya." ucap Eva tidak ingin terlalu dipuji, karena memamg benar dia memiliki anggota team yang dibilang Hebat.
" Eva memang perfect" ucap Casandra mengangkat kedua Jempolnya.
" Mba Eva juga cantik " ucap Henson team Divisi lainnya.
Eva yang mendengarnya tersipu malu, baru juga beberapa hari di kantor cabang , sudah banyak para Pria yang meliriknya dengan tatapan hangat dan lembut. yang sekedar mencuri pandang dengannya juga ada. Yang hanya sekedar memuji pun ada.
Tapi kembali lagi mengingat kejadian semalam, dia pun menarik nafas dalam. Bagaimana kedepannya dia pun bingung. Seingatnya semalam pria asing itu tidak memakai alat pengaman. Apa mungkin sekali berhubungan saja bisa langsung hamil?
Ahhh tidak mungkin. semoga saja tidak. Jika hamil kepada siapa dia akan bertanggung jawab.
Casandra menatap Eva yang melamun, dipukulnya pundak Eva " Hey... lo dari tadi diam aja. Melamun apa sih? gak dengar apa Hansen muji lo. Gua aja yang cantik gini yang lihat aja enggak ada. Jangankan melihat, melirik aja pun ogah. Naseb gua didekat bidadari." ucap Casandra dengan celotehannya.
" agh.. maaf. Hansen kamu berlebihan banget. Saya belum ada apa-apanya dengan Mba Casandra. Lihat ituuu kan , rupanya yang imut dan dia jomblo juga. Cocok sama kamu." Tawa Eva.
" Imut-imut emangnya gua marmut." ketus Casandra kesal. Semuanya yang mendengar itu langsung tertawa. Senang sekali memang bisa semua team saling becerta dengan tawa canda. Hendra yang sedari tadi menatap mereka pun ikut tersenyum. Dia juga mengkagumi senyum dari Eva.
Akhirnya acara makan malam itu ditutup dengan minum-minum Alkohol. Casandra menyanggupinya, berbeda dengan Eva, dia mundur. Trauma kata itu yang melekat pada dirinya sekarang. karena tadi malam masi saja jelas diingatannya, kesialan yang tidak pernah terpikir.
Hendra yang melihat Eva memisahkan diri dan keluar meninggalkan ruangan VIP , ikut menyusul kearah pintu keluar. Melihat dari kejauhan Eva yang duduk sendiri menatap pepohonan tengah asik sendiri dalam dunianya. Seakan tidak ada yang boleh masuk untuk sekedar menghibur. Tampak jelas kekecewaan diwajahnya. Akhirnya Hendra memberanikan dirinya mendekati Eva.
Terbatuk kecil untuk membuyarkan lamunan Eva.
" Hemmm.. maaf apa saya boleh gabung?" Tanya Hendra basa-basi.
" Hey pak Hendra, boleh kok silahkan duduk Pak."
" Terimakasih... ini" memberikan Kopi hangat ke Eva.
" Oww.. Terima Kasih juga Pak." ucapnya sopan.
" Bisa minum Kopi kan?" Tanya Hendra.
" Bisa dong Pak.. Kopi teman sehari-hari saya dikalah ngantuk maupun Lembur." Jawabnya lembut.
" Oiya... Eva memang asli orang Jakarta ya?" Tanyak Hendra berbasa-basi."
" Agh.. tidak Pak.. saya hanya pendatang mencari sesuap nasi dan sebongkah Berlian Pak, saya asli dari Bandung pak." ucap Eva dengan candaan.
" Heh.. kamu bisa aja. Saya asli dari Jakarta, tapi saya ditempatkan disini untuk membantu perusahaan berdiri." ucap Hendra yang sebenarmya ingin dekat dengan Eva.
" Wah.. berarti Pak Hendra memiliki pengalaman yang memang sudah okey dibidangnya." kagum nya senang.
" Hah.. tidak juga kamu membuat kuping saya naik." ucapnya tersenyum.
" Asal tidak putus aja pak." Ujar Eva membalas candaannya.
Dari kejahuan, sedari tadi Raka ternyata datang di Tempat mereka makan malam. Bukan untuk bergabung dengan kantor cabangnya, Tapi dari begitu banyak karyawan, mereka memang tidak mengenal Raka , karena selama ini yang mereka tahu Perusuhaan Atmadja dipegang oleh Susanto Atmadja Papanya Raka.
Raka pun terdiam, menatap lekat wanita yang tadi malam dengan liar memenuhi hasratnya. Melihatnya dengan senyum senang seperti ada yang lain dari Wanita itu. Berbeda saat tadi pagi tatapan sinisnya ke Raka. " Ternyata saat tersenyum, wajahnya sangat cantik." ucapnya sendiri.
Meilhat kearah Pria yang disebelahnya, penasaran apa yang dibicarakan mereka. Sehingga senyum yang diberikan Eva begitu tulus padanya.
Sudahla lebih baik dia berjalan, batinnya berkata. Sebelum dia merusak pemandangan Eva. Raka disini bertemu dengan Wanita yang selalu menghiburnya. Sekedar makan malam. Dia pun masuk dan melambaikan tanganya ke Bella, wanita penghibur yang selalu menempel dengan Raka. Tapi bagi Raka dia hanyala wanita penghibur, yang bisa diajak kemanapun dia pergi. Tapi berbeda dengan Bella, bagi Bella Raka itu pacarnya.
" Pak Hendra.. disini makin dingin, saya ijin masuk duluan ya." ucap Eva.
" Ow... baiklah saya juga mau masuk. Yuk bareng." Tawar Hendra ke Eva.
" Baik Pak."
Mereka pun berjalan melintasi ruangan depan sebelum ruangan VIP. Yah... sosok Raka menghadap kearah pintu lorong ruangan mereka itu tertangkap jelas oleh Eva yang mengenal Pria semalamnya. kaget bukan main, kenapa sedari pagi dan malam ini pun berjumpa dengan si Pria brengsek itu. menatap ke Arah Raka. Dan tanpa disadari Raka malah menangkap pandangan Eva.
Eva menatapnya tajam, lalu melirik lagi kearah wanita yang disebelahnya. Eva langsung memalingkan wajahnya. Dan buru-buru berjalan meninggalkan mereka. Hendra pun menatap kearah pandangan Eva tadi, hanya bingung lalu dia ikut menyusul Eva.
Raka hanya berdiam, ingin sekali menyamperi wanita itu. Tapi tidak mungkin juga, ada Bella didekatnya.
Setibanya diruangan Eva tercengang melihat Casandra yang menari-nari. Efek mabuknya. langsung melangkah menyamperi Casandra dan teman lainya yang juga mabuk. Inilah yang dibenci Eva. Karena efek mabuk, jadi lupa diri. Karena dia sendiri juga mengalaminya.
"San... berhenti. Aduh...lo kok mabuk sih??? Gimana nih kita balik?" Tanya Eva panik.
" Kenapa Va.. gua lagi senang nih, kenapa lo gak ikut minum?" ucap Casandra dengan suara mabuknya.
" Mau gua gampar lo biar sadar?" Tanya Eva. " aduh.. gimana ni kita balik ke Hotel. Gua jadi bingung. kenapa juga gua gak belajar bawak mobil. Sial banget sih, tau gitu gua larang lo minum." ucap Eva kalut.
" Agh.. kita naik apa jadinya ya. Hahahaha.. kita terbang saja va. Terbang tinggi." mengangkat tangannya.
" Lo gila ya... sudah jangan banyak bergerak." menarik tangan Casandra.
" Ada apa Eva?" Tanya pak Hendra yang juga baru saja membantu bawahannya mengantar mereka ke mobil..
" Ini pak.. saya gak bisa nyetir, sih Sandra malah mabuk. Gimana kita balik ke Hotelnya?" Jawab Eva sedih.
" Ouya.. itu mobil Kantor kan, saya bisa suruh supir jemput. Kamu dan Casandra bisa saya antar ke Hotel dengan Mobil saya. Kamu bersedia?"
Tanpa pikir panjang Eva menerimanya, karena mau tak mau jika menolak bisa apes yang ada.
" Baik Pak.. Terima Kasih sebelumnya." ucap Eva.
" Mari saya bantu, kamu jalan saja. biar saya yang gendong Casandra." ucapnya dengan senyum.
" Baik pak..silahkan."
Eva berjalan keluar dibelakang Hendra yang menggendong tubuh Casandra. Jika Casandra tahu Hendra yang menggendongnya, bakalan histeris dia. Pria tampan yang dipujinya itu benaran sangat mulia perbuatannya bersedia menolong wanita mabuk.
Saat berjalan keluar, Eva kembali lagi menatap ke Raka yang masi bersama Bella. Raka pun yang melihat ada orang keluar berjalan masuk ruangannya yang memang terhubung dengan jalan keluar pun sekilas juga menatap. Eva langsung buru-buru menatap kearah pintu luar.
Dipandanginya Eva yang berjalan dari kaca yang tembus pandang kearah jalan menuju parkiran. Ditatapnya, saat Eva yang duduk didepan bersama Hendra dan meninggalkan lokasi.
" Kamu lihat siapa sayang?" Tanya Bella yang melihat Raka dengan intens melihat wanita yang baru saja lewat.
" Agh... bukan siapa-siapa." ucapnya acuh.
***
Sesampainya di Hotel " Sudah sampai sini saja Pak biar saya yang membawak Casandra masuk kedalam."
" Tidak...biar saya saja. Nanti kamu malah kewalahan." ucap Hendra menawarkan diri. " jangan menolak... malam ini terakhir kamu di Bali, jadi saya mau kamu tetap ingat dengan saya, yang membantu kamu." ucapnya senyum.
Eva pun tidak percaya Hendra sepertinya menaruh hati padanya. Tapi tidak mungkin, Pria sebaik Hendra mendapatkan cinta dari wanita yang kehormatannya sudah dirampas.
" Agh.. terima kasi banyak pak." ucap Eva. " maaf merepotkan Bapak."
" Tidak masalah. mari jalan."
Eva pun berjalan didepan, Dan memberikan arahan. Sesampainya dikamar Casandra, Eva sangat berterimakasih ke Hendra.
" Terima Kasih pak Hendra." ucapnya dengan malu.
" Oya... Sama-sama. Maaf sebelumnya, saya boleh minta nomor ponsel kamu?" tanya Hendra.
Eva Berpikir sejenak " ow.. maaf saya hanya ingin berteman dengan kamu. siapa tahu saja saya pulang ke Jakarta kita bisa berjumpa lagi." ucap Hendra.
" sini ponsel bapak." ucapnya.
Hendra buru-buru mengambil dari kantongnya memberikannya ke Eva. dan eva pun mengetikkannya. Lalu menyerahkanya kembali ke Hendra.
" Terima Kasih Eva. Senang berkenalan dengan kamu. Besok semoga kalian aman dalam penerbangan ya."
" Iya pak."
" Saya pamit Eva. Sampai berjumpa kembali."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Anrisaka Kdr
lanjut aja thour😍😍😍seru ni critanya😊😊😊
2022-06-02
0
Eprawati Kartika
ahhhh kenapa nama aku dibawa² sih Thor😭😭😭,,aku kan LG anteng nih baca novel😥
2021-12-01
0
Pratiwi Mulyani
Raka kurang bertanggung jawab
2021-11-18
0