\=\=\=\= Perusahaan Atmadja Group\=\=\=
Semua mata kembali dikejutkan dengan datangnya Presdir keruangan bagian Humas tepatnya mengarah ke team 1. Sontak semua terkejut kehadiran sang Presdir dan berdiri di kursi mereka masing-masing. Dengan sigap Lisa sebagai Manajer itu kembali mendekati Presdir.
" Ada yang bisa saya bantu Pak Presdir?" Tanya Lisa dengan sopan dan penuh hormat.
Raka mengangkat tangannya mengisyratkan " Tidak bu Lisa, saya kesini hanya untuk meninjau Humas team 1. Team terbaik di perusahaan kita." Ucapnya tegas
Lisa pun mempersilahkannya untuk masuk " Silahkan Pak." Ucapnya dan mengikuti Raka berjalan dibelakangnya.
Raka dengan tatapan penuh seriusnya memasuki ruangan Divisi Humas team 1. Eva yang duduk di bagian depan melihat datangnya Presdir dengan tiba-tiba kembali merasa gusar dan kakuh.
sialan, kenapa bisa datang lagi sih.
Eva hanya tertunduk, tidak berani menatap sekilas saja ke Raka dia tidak mampu. Jantungnya berdebar kencang tidak karuan , entah kenapa semenjak dia tahu Pria yang tidur dengannya ternyata atasannya. Karma apa yang didapatnya, sampai mengalami hal pelik dalam hidupnya. Kesialan yang selalu dia terima dari kecil hingga tumbuh dewasa.
Raka melangkah lebih masuk dan Raka mencoba melihat kearah Gadis yang tertunduk. Dia yakin itu Eva, dengan sengaja dia berjalan masuk kedalam.
Tiba tepat di Meja Eva, Eva terus tertunduk. Lisa yang terus mendampingi Presdir untuk memberikan info setiap karyawannnya, sedikit menaikkan Alisnya. Saat Raka menatap Eva.
" Maaf Pak... ini Eva salah satu karyawan terbaik di Bagian Humas, sebagai ketua dari Team satu." ucapnya menjelaskan.
Raka menyunggingkan senyum tipisnya.
" Benarkah?" ucap Raka kembali memandang Eva yang tidak berani menatap kearahnya . " Hallo Nona Eva Ki-" ucap Raka
" Selamat datang Pak Presdir." Eva sigap berdiri dan memotong perkataan Raka serta mengangkat kepalanya dengan tegak menatap kearahnya. Eva tahu apa yang hendak dibicarakan Raka.
Jimmy , Varel , Casandra merasa aneh dengan tingkah Eva sedari melihat Presdir baru itu , merasa Eva sedang melihat Genderuwo saja pikir mereka.
" Jadi benarkah kamu, karyawan terbaik diruangan ini?" Tanyanya tegas.
" I . . iya Pak... " imbu Eva gugup.
Tangan Raka ingin menyentuh saku Kemeja Eva, Eva yang melihat gerakan tangannya langsung berekspresi menutup bagian dadanya karena efek trauma mesumnya Raka. Kemudian menatap Raka dengan tajam. Lisa pun bingung dengan situasi didepannnya. Tangan Raka masi menggantung, dan membuangnya kasar.
" Katanya kamu karyawan terbaik di perusahaan ini, Apa kamu tidak melihat penampilan kamu?" Tanyanya tegas dengan penuh penekanan.
Jimmy, Casandra, dan Varel melihat situasi seperti itu sama dengan Lisa. Kenapa Presdir baru itu, seperti sangat tidak asing bagi Eva.
" Maaf Pak . . . penampilan yang mana maksud Pak Presdir?" Jawab Eva menantang.
Raka sangat senang Eva berekspresi menantang sangat panas pikirnya. Raka tertawa meremehkan melihat Eva.
" Ouwww masih tidak paham ya? Bu Lisa tolong anda perhatikan setiap karyawan anda. Salah satunya seperti sekarang. Atribut kantor seperti Id Card saja dia tidak sadar dimana letak kesalahannya." ucap Raka dengan tangan dilipatkan kebagian belakang, dan berjalan keluar. " Tolong kasi tahu ke nona Eva untuk keruangan saya." ucap Raka tegas lalu keluar dari Divisi Humas meninggalkan ruangan dan masuk kedalam Lift.
Aihhh sial banget gua hari ini !
Batin Eva pun tidak tenang! mengernyitkan mukanya dan menghentak hentakan kakinya.
" Gawat Lo Va sampai Presdir saja bisa sadar. Gimana nih Lo, dalam masalah besar. Mana hari ini awal Presdir bekerja , uda Lo duluan jadi umpannya." ucap Casandra khawatir.
Jimmy dan Varel merasa kasihan dengan Eva. Untuk hari pertama Presdir bekerja sudah dapat kesalahan pertama dari Karyawannya.
Lisa berjalan kembali keruangan Eva, usai mengantarkan Presdir ke dalam lift.
" Eva... kamu disuruh keruangan Presdir sekarang. Tapi Bagaimana bisa kamu menghilangkan Id Card yang penting untuk seorang karyawan kantoran. ucap Lisa sedikit meninggi.
" Maaf Mba." jawabnya lemas.
" Sudah sana ke ruangan Presdir , sebelum beliau menunggu lama" kata Lisa tegas.
Dari sudut belakang Waty yang menatapnya pun tertawa senang. Betapa senangnya dia diatas penderitaan Eva, Apa lagi dia tahu Presdir sendiri yang turun tangan. " ****** lo!!! makanya jangan sok hebat kan lo !."
Eva langsung mengganti sendalnya dengan sepatu Heelsnya. Bersiap melangkah keluar dengan banyak pertanyaan dikepalanya. Menuju kearah Lift, melewati Waty menatapnya tajam, Eva menjulurkan lidahnya ke Waty dan terus melangkah kearah Lift.
Tiba di lantai 14 Ruangan khusus Presdir, Sekretaris serta Asisten Pribadinya. Berjalan dengan pelan, tatapan Eva terus menyusuri ruangan Presdir yang sebelumnya menjabat dan pernah berurusan dengannya. Jadi Eva tidak asing untuk setiap ruangan itu.
" Silahkan masuk Eva, Pak Raka sudah menunggu kamu." ucap Rere seketaris Raka.
" Terima kasih mba."
Eva menatap sebentar kearah pintu yang bertuliskan Presdir. Menarik nafasny pasrah, dia pun mengetuk Pintunya.
TOK....TOK...TOKK
Raka yang mendengar ketukan Pintu langsung mempersilahkannya masuk.
" Masuk."
Kreak... suara pintu terbuka.
Eva segera masuk, dan terasa kakinya mulai kakuh dan berat karena sangkin gugupnya masuk ke kandang macan. Tangannya sedikit bergetar, melangkah perlahan menuju meja Raka yang sedang menatap kearah Komputernya.
Berdiri tepat didepan meja kerja Raka. Presdir Angkuh itu tidak mengeluarkan sedikit kata dari mulutnya , Eva tetap berdiam tanpa memandang kearah Raka dan sedikit menunduk. Tidak ada reaksi dari Eva, ketika Raka sekilas menatapnya.
Raka akhirnya merubah posisinya, dan menarik bangkunya dekat bersandar kemeja kerjanya. Lalu tangannya dilipatnya untuk menopang dagunya.
" Kenapa kamu diam?" Tanya Raka menyadarkan Eva.
Mengangkat sedikit kepalanya " Ma.. Maaf pak.. saya kesini sesuai perintah Bapak." ucap Eva yang terbatah.
Hati dan Pikirannya sama-sama kacau, tidak bisa bekerja sama dengan baik, melihat situasi yang canggung.
Raka tertawa senang melihat Wajah Eva.
" Akhirnya kita ketemu lagi ya? bagaimana kabarmu? Apakah kemarin tidur kamu nyenyak? atau jangan - jangan kamu sampai memimpikan saya." Ucapnya dan beranjak kearah tepi Meja kerjanya lalu duduk dengan melipat kedua tangannya didada dengan posisi tepat didepan Eva , Eva menatap tajam ke Raka emosinya mulai naik.
Raka yang tahu Eva mulai marah dia pun kembali mengucapkan kata yang buat Eva marah. " Agh Dan pertemuan kedua kita, saya tidak menyangkah antara atasan dan bawahan. Bukanya itu sesuatu yang kebetulan? Atau takdir?"
Eva tidak menjawab, dia hanya menatap ke Raka dan fokus pada pikirannya, tidak ingin mendengarkan cerita sang Presdir yang membuat otaknya kacau.
Raka kembali melanjutkan ucapannya " Kemarin kamu dengan beraninya memaki saya."
Eva yang sangat dekat dengan Raka sedikit risih, dia memundurkan tubuhnya satu langkah. Membuat jarak diantara mereka dan kembali tertunduk dengan rasa emosinya. " Sekarang kenapa kamu malah tidak bisa berbicara dengan saya? Apa saya mengagetkan kamu?" ucapnya melihat kearah wajah Eva yang menunduk.
" Wah Kenapa kamu malah berdiam? Tidak punya nyali untuk memaki saya lagi? ."
Wajah Eva memanas menahan Rasa malu dan kesalnya. Tapi kali ini dia menantang, terserahlah mau dipecat apa nggak. Itu urusan belakangan.
Eva mengangkat wajahnya dan menatap tajam ke Raka dan mengepalkan kedua tangannya.
" Maaf kalau begitu pak saya lancang, maksud dari pertanyaan Pak Raka apa!!! Saya tidak ingin mengungkit soal kemarin. Itu kesialan dalam hidup saya yang paling hina, semuanya terjadi dengan tidak sengaja. Kalau saya tidak berpikir pak Raka yang terhormat ini atasan saya, sudah saya Tampar pak Raka." ucap Eva berapi-api. pandangan matanya terlihat penuh kebencian.
Raka yang mendengarnya sedikit terkejut dan tertawa meremehkan. " Saya suka dengan makian kamu. Eva... Kamu yakin itu sesuatu yang perlu disesalkan?" Tanyanya dan menatap lekat kearah mata Eva.
" Bagi saya itu memang hal biasa yang saya lakukan, Mungkin bagi kamu itu baru pertama kali bukan? sudah saya katakan kemarin sebelum kamu meninggalkan saya , saya ingin membicarakannya ke kamu , karena kemarin kamu yang menggoda saya, kamu ingat? Kita melakukannya tanpa pengaman, karena malam itu kamu juga yang meminta saya untuk buru-buru." ucapnya lagi menjelaskan.
Eva yang mendengar perkataannya langsung menutup kedua kuping dan matanya. " Cukup pak Raka, saya mohon jangan dilanjutkan." ucapnya dengan suara parau dan gemetar.
Raka memicingkan matanya " Kenapa kamu harus takut? "
Eva membuka kedua matanya dengan nada memohon .
" Pak Raka . . .tolong jaga rahasia ini, saya tidak mau ada orang yang tahu soal malam itu, saya mohon." pintanya dengan keluh.
Raka menatap lagi ke Eva , dia berpikir tadinya aja Eva dengan berani menantangnya dan tiba - tiba berubah lagi.
" Kalau saya tidak mau bagaimana?" Tanyanya Acuh " Bukankah harusnya kamu itu bangga bisa tidur bareng seorang Presdir seperti saya?"
Eva geram melihat perlakuan Raka. " Pak Raka ternyata Angkuh banget ! Jika Pak Raka membeberkannya, saya yang akan Resign dari kantor ini pak dari pada saya harus menanggu malu ." ucapnya.
Raka berdiri lalu berjalan memutar " Kamu sedang mengancam saya?" Tanyanya kemudian.
" Tidak!!! karyawan biasa seperti saya, mana mungkin berpengaruh Pak. Lebih baik saya keluar dari perusahaan ini, ketimbang saya menanggung malu." ucap Eva Datar, dan menatap kearah Raka yang sangat dingin.
" Baiklah... kamu boleh keluar dari perusahaan ini, setelah hutang-hutang kamu di bayar lunas saat papa saya masih di perusahaan ini . Jangan sampai kamu lupakan dan tidak boleh kurang sepeser pun , baru pengunduran diri kamu saya terima."
Eva terkaget mendengarnya, secepat itu dia mengetahui seluk beluk Eva di perusahaan Atmajda Group.
" Apa Pak Raka sekarang mengancam saya?"
" owww.. Tidak!!! mana mungkin saya mengancam kamu, buang-buang waktu saya saja, Ya sudah kemari. " ucap Raka kembali ke bangku kerjanya.
" Pak Raka mau apa?" ucapnya takut.
" Kemari sini. Kamu ini berani melawan perintah saya!" ucap Raka.
Kembali menundukkan kepalanya " Tidak pak.." Eva pun terpaksa berjalan kearah Meja Raka dengan bibir dikerucutkan.
Raka menatapnya menyunggingkan senyum kecilnya karena dia sangat senang menatap wajah Eva yang tertekan.
" Ini ambil Id Card kamu, kemarin terjatuh diRanjang saya."
Menatap sekilas ke Raka. " agh.. Ternyata ada sama Pak Raka!"
" Iyaaaa... saya temukan diranjang , Kamu waktu itu sudah keburu pergi. Jumpa dengan saya pun kamu sinis, saya tidak berani mengganggu kamu dengan Priamu itu." ucapnya datar.
" Priaaa???" Berpikir sejenak " Agh pak Hendra maksud Pak Raka?." ucap Eva sekilas.
Raka mengangkat wajahnya dan menatap Eva
" Siapa pun itu saya tidak peduli, Lain kali jangan teledor, saya tidak suka punya karyawan teledor kayak kamu!!! Silahkan keluar, jangan berpikir untuk Resign, sebelum hutang-hutang kamu di perusahaan saya Lunas, pesangon kamu tidak cukup untuk mengganti rugi Hutang Kamu!! kecuali kalau kamu mau menjual tubuh kamu ke saya !." Ucap Raka dingin.
Sialan punya bos baru tapi sifatnya tidak punya hati sama sekali.
Mata Eva kembali memandang geram ke Raka.
" Kenapa masih disini? Jangan memaki saya dalam hati kamu, jika kamu tidak terima dengan perkataan saya—."
Eva langsung berputar membalikan badannya dan berjalan keluar tanpa pamit, dia berjalan cepat , kemudian berjalan dengan tatapan geram, merasa kesal atas perlakuan Raka. Entah dari mana keberaniannya muncul.
Raka yang melihat dia keluar dengan kesal pun tertawa. Raka mengambil ponselnya dan menghubungi Leo Asisten Pribadinya.
" Tolong kamu selidiki Karyawan saya atas nama Eva. Bagaimana Latarbelakang keluarganya, dan juga kehidupannya. Saya ingin tahu sedetail mungkin." ucapnya ke Leo.
\=\=\=\=\=\=\=.BERSAMBUNG \=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Erni Fitriana
go eva..gooo...still syrong eva..raka mulai bucin nihjjjj
2023-07-28
0
kania rahma
kya nya mulai tumbuh benih2 cintq nih😘😘😘😘
2022-06-27
0
Pratiwi Mulyani
hutangnya banyak sekali Thor
2021-11-18
0