Ruang khusus Raka, sebenarnya itu bisa dibilang kamar. Kamar dibagian bawah, Entahlah Eva tidak mau memikirkannya. Dari posisi belakang, Eva terus mengikuti Raka berjalan. Hingga Raka yang berhenti tiba-tiba BRUGGGGGGG!!
Sangkin kekarnya tubuh si Raka, Eva hampir terlempar tapi Raka menarik tangannya dan kembali memeluk Eva. Eva yang melihat Raka dari dekat kembali merasakan jantungnya berdebar kencang, dan langsung melepaskan diri dari Raka.
" Selain kamu tidak bisa menggunakan telinga kamu dengan benar, ternyata Mata kamu juga sama!" ucap Raka.
Menatap kesal ke Raka " Pak Raka saja yang berhenti tiba-tiba!!"
" Jalanlah keluar, pintu didepan sana. Kamu bisa mengganti pakaian kamu di kamar kamu semalam. Saya sudah menyuruh Leo membelikan kamu pakaian."
" Tapi pak... saya mau pulang, gak mungkin saya menginap lagi disini." ucap Eva.
" Kenapa tidak mungkin? Sudah jangan banyak bicara. buruan sana ganti pakaian kamu sebelum kamu menjadi sakit lagi."
Sambil berjalan keluar dengan Kesal, Eva mau tidak mau mengikuti kemauan si Raka. Karena waktu sudah malam. Eva juga tidak tahu Jalan pulang dari kediaman Raka.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Eva duduk di ranjangnya, sebenarnya tempat itu sangatlah nyaman dari kamar kosannya yang sempit. Tapi mana mungkin Eva berani berharap memilki kehidupan sempurna seperti Raka.
TOKKK...TOKK....TOKKK
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Eva. Eva pun berdiri membuka pintu kamarnya.
Dilihatnya Buk Her " Nona Turunlah, Tuan Raka sudah menunggu anda untuk makan malam." ucap Buk Her dengan sopan.
" Baik Buk... sebentar lagi saya akan turun." Jawab Eva.
Buk Her menganggukan kepalanya dan meninggalkan Eva. Eva kembali masuk kekamarnya, sebenarnya Eva gugup menghadapi Raka. Yang kadang Dingin, kadang ngeselin dan terkadang berasa bersahabat. Apa lagi Raka sudah mulai kelewatan pada dirinya.
Mau tidak mau ya harus, pikir Eva. Hanya satu malam lagi, dia akan kembali kealamnya sendiri. Keluar dari kamar , Eva menuruni anak tangga, dan bergabung dengan Raka diruang makan.
Tatapan wajaah Raka ke Eva sangat intens saat Eva sudah berada didepannya dan duduk. " Maaf pak menunggu." ucap Eva.
" Makanlah." Jawab Raka.
Makan dalam diam seperti semalam. Eva menikmati makan malamnya , biasanya dia hanya membeli nasi bungkus, ataupun masak Mie Instan untuk mencukupi kehidupannya. Tapi sudah dua hari ini, dia makan malam dengan masakan Rumah. Masakan yang dirindukannya saat dulu dia masi dirumah.
Matanya pun berkaca-kaca saat mengunyah makanannya. Raka yang melihat Eva tertunduk dan mengunyah makanannya dengan kakuh, merasa ada yang tidak beres.
" Ada apa?" Tanya Raka dengan wajah sedikit meneliti.
Eva terkaget dan menatap ke Raka. Kembali lagi dia menundukkan wajahnya. " Tidak apa-apa pak."
" Jadi kenapa kamu menangis jika tidak ada sesuatu?"
" agh tidak... mungkin mata saya kelilipan pak." mengucek matanya. " Masakan ini juga sangatlah enak." ucapnya kemudian.
" Jika kamu suka, tinggallah disini lebih lama."
Eva pun menjawab " Bukan seperti itu juga Pak." Sambil menyendokan makanan kemulutnya.
" Kalau begitu, jadilah Istriku!." Seru Raka.
Sontak Eva yang mendengernya, terbatuk dan tersedak. Raka yang melihat pun buru-buru berdiri menghampiri Eva, menepuk-nepuk bahu Eva dan memberikannya segelas air putih.
" Gimana sih kamu! makan saja sampai seperti itu."
" Pak Raka!!! Omongan pak Raka yang membuat seperti itu."
" Apa ada yang salah dengan omongan saya?"
" Iya salah dong pak.... bapak sih ngomong sembarangan saja, gak lihat apa saya sedang makan." ucap Eva kesal.
" Hahaah... kamu terlalu serius." Jawab Raka kembali ketempat duduknya. " Sudah habiskan makanan kamu." seru Raka.
Usai makan malam, Eva kembali lagi kekamarnya dan bersiap untuk tidur lebih awal. Agar esoknya dia dapat bangun lebih awal.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Eva bangun dan langsung bersiap untuk kekantor. Ditatapnya setelan baju yang sudah disediakan Raka untuknya. " Ini pasti sangat mahal, gimana kalau teman-teman pada nanyain." Ucapnya sedih.
Tidak punya pilihan, karena tidak mungkin Eva kembali ke Kosan nya, untuk mengambil pakaiannya pasti dia akan terlambat untuk ke kantor.
Memakai Setelan bermerek, Eva turun dari tangga dengan tas selempang yang digantungkan dibahunya. Dengan anggun berjalan turun, Mata Raka menangkap kedatangan Eva.
Raka yang sudah duduk diruang makan, dihampiri Eva.
" Duduklah." ucap Raka.
" Maaf Pak Raka, saya langsung saja berangkat, Permisi." ucap Eva yang sudah berbalik ingin berjalan keluar.
" Tunggu! Makan dulu sarapan kamu." ucap Raka.
" Maaf Pak, saya langsung saja sebelum saya terlambat."Jawab Eva.
Tak bisa menahan Eva, Raka menatap punggung Eva yang sudah berjalan kearah keluar. Leo yang sudah menunggu atasannya berpapasan dengan Eva.
" Selamat pagi Nona Eva." sapa Leo.
" Pagi Tuan, saya permisi." ucap Eva.
" Maaf Nona Eva, bukannya Pak Raka menyuruh anda untuk berangkat bersamanya?"
" Agh... Tidak Tuan, mana mungkin saya berani. Apa kata orang kantor kalau mereka melihat saya diantar oleh atasan saya sendiri." ucap Eva.
Leo berpikir mendengar perkataan Eva. " Tapi ini sudah perintah Pak Raka Nona." Ucap Leo.
" Itu hanya kemaun sepihak Pak Raka, saya mau ke kantor sendiri Tuan." ucap Eva langsung berjalan. " oiya." ucap eva lagi dan mundur ke posisi Leo. " Saya mau naik Transportasi Online, dari sini apa alamat rumah pak Raka?" Tanyanya ke Leo dan mengambil ponselnya dan membuka Aplikasi Transportasi Onlinenya.
Terpaksa Leo memberikannya. Kemudian Eva memesan tak lama pesanan ojek online Eva menghubunginya. " Maaf Tuan, saya diluan." ucap Eva.
Eva berjalan melewati pintu gerbang, menaiki Ojek kekantornya. Raka yang melihat kepergian Eva menggelengkan kepalanya. " sangat keras kepala." Lalu Raka menaiki mobilnya bersama Leo menuju kantor.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Eva tiba didepan kantornya, Tak lama Raka juga tiba. Hampir bersamaan mereka tibanya. Eva yang melihat kedatangan Mobil Raka, buru-buru untuk masuk ke pintu Loby segerah dia kearah Lift. Dipencetnya terus tombol Liftnya. Tapi tidak sesuai kemauannya. Raka sudah tiba di Lift untuk Presdir. Banyak Karyawan lain menunggu Lift bersama Eva. Mau tidak mau, Eva ikut menyapa Raka yang berdiri disebelahnya. Dengan tatapan Dinginnya, Raka menatap Ke Eva, saat Eva menyapa purak-purak tidak kenal.
Lift pun terbuka bersamaan, Eva langsung memasuki Lift untuk karyawan. Eva merasa merinding sendiri, melihat tatapan Raka tadi.
" Morning Va." ucap Casandra saat melihat kedatangan Eva yang baru keluar dari Pintu Lift.
" Pagi San." ucap Eva dan berjalan kearah ruangan bersama Casandra.
" Lo semalam kemana aja? gak ada kabar juga." ucap Casandra menatapa sesuatu perbedaan pada pakaian Eva.
" Ouwww.. semalam gua sakit San." Jawab Eva duduk dibangku kerjanya.
" Kok gak kasi tau gua lo sakit, gua kan bisa ngirimkan bunga untuk lo" ucap Casandra.
" Yeee kok bunga sih San? emangnya si Eva dikuburan apa?" Jawab Jimmy.
" Sialan Lo Jim , segitunya sih ngomongnya!" ucap Varel.
" Kalian ini.. gua baru saja sehari gak masuk, sudah rempong." ucap Eva.
" lagian Lo gak masuk kemana aja? Kalau sakit harusnya kasi tahu kita dong, jangan dipendam sendiri. Kita kan udah nganggap Lo adik." ucap Varel.
" Bukan mau gua seperti itu Rel , Gua gak mau kalian khawatir." ucap Eva
" Ngomong-ngomong Baju lo baru Va, mahal kayaknya nih." ucap Casandra.
" Ow ini...ini cuman minjam kok.Heheh.." ucap Eva bingung. Jimmy menatap pada Eva.
" Lo da sarapan Va?" Tanya Varel. " Ini gua bawak sandwich, kebanyakan." memberikan ke Eva.
" Lo tau aj Rel, gua memang belum sarapan. Terima Kasih ya." ucap Eva.
" Oya Va.. semalam Presdir juga tidak masuk." ucap Casandara membuat Eva tersedak. " Loh... pelan-pelan dong makannya. Sampai segitunya kamu Va."
Jimmy memberikan Eva minum , dan Eva menuguknya. " Terima Kasih Jim" ucapnya masi dengan sandwich ditangannya.
" Serius kalian? Presdir gak masuk?" Tanya Eva.
" Memang benar." ucap Varel.
Eva kemudian berpikir dan berdiam sejenak.
Berarti semalam pak Raka di Balkon itu... apa sengaja menjagaku?
" Kebetulan sekali ya." ucap Eva seketika dan menjadi salah tingkah.
Eva kembali melanjutkan makannya dengan lahap, karena memang dia sangat lapar. Dan yang lainnya memulai pekerjaanya seperti biasanya. Waty seperti biasa melihat Eva yang sudah kembali masuk bekerja menatap ke Pakaian Eva. Biasanya Eva tidak pernah kekantor memakai pakaian mahal. Sejenak berpikir tentang Eva.
apa dia semalam tidak datang menjual dirinya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tiba saatnya jam makan siang, Eva dan teamnya hendak makan siang di kantin Kantor yang terletak dibelakang Loby. Saat mereka berbincang sambil berjalan kearah Lift yang lagi tertawa bersama , Waty menghentikan langkah mereka.
" Kemana lo semalam? Jual diri?" Tanya Waty.
" Mau gua gampar Lo!!!" Semprot Casandra.
" gua gak ngomong sama Lo. Diam aja Lo! Gua ngomong sama teman lo yang miskin ini. sehari saja gak masuk sudah memakai pakaian mahal saja. Gua curiga." ucap Waty.
Eva tertawa " Kenapa lo yang resek gua mau pakai apa aja, yang penting gua gak minta makan dari lo." ucap Eva. " sudah San jangan digubris nenek lampir ini." ucap Eva mengajak jalan temannya.
" Jangan-jangan Lo jual diri ya semalaman?" Dengan senyum liciknya Waty berkata.
" ehhhh... mulut lo itu dijaga, jangan kayak tong sampah mulut lo. Bauk gak pernah dibersihkan." ucap Jimmy.
" Lo cewek... tapi sifat lo gak seperti cewek. Jadilah cewek yang anggun, Percuma lo kerja di perusahaan ternama begini. Tapi akhlak lo itu seperti orang yang gak berpendidikan." Timpal Varel.
Melihat kedua cowok ganteng yang seteam dengan Eva membela Eva, Waty tak mampu menjawab sepata katapun. Dia pun akhirnya mundur, dan melangkah kembali keruangannya.
" Heran gua sama si Waty itu, sirik amat dia sama Lo semenjak Lo jadi ketua Team Va." ucap Casandra sambil memasuki Lift.
" Entahlah San, banyak banget beban hidup gua."
" Makanya Lo buruan Nikah Va, biar ada teman hidup yang bisa menjaga lo. cari Pria yang benar-benar mencintai lo dengan tulus." ucap Varel.
Eva tersenyum. " Apa ada Pria yang bisa dipercaya untuk menjadi sandaran hidup, wanita seperti gua Rel?" Teringat kembali pada dirinya yang sudah tidak perawan.
" Pasti ada dong, kayak gua ini contohnya." ucap Jimmy Narsis.
" Yeeeeeee Lo maunya." ucap Casandra.
" Ngaca lo." sambung Varel.
TINGGGGGGG...
Pintu Lift terbuka, Tak jauh dari mereka. Seorang wanita menghampiri Eva.
" Nona Eva?"
" Iya saya." ucap Eva pada Rachel.
" Permisi Nona, saya Rachel Asisten Pribadi nyonya Lusi. Beliau ingin berjumpa dengan anda. Bisa mengikuti saya?"
Sontak Eva terkaget, malah diam kemudian mengingat siapa Lusi?
" Beliau siapa ya mbak?" Tanya Eva bingung, karena memang Eva tidak tahu siapa Lusi.
Jimmy, Varel dan Casandra hanya menatap ke Rachel yang tingginya seperti Model itu, sangat berkelas dan elegan. Tidak seperti orang biasa.
" Boleh Ikut saya? karena saya hanya ditugaskan
beliau membawak anda Nona Eva."
" Baiklah..." ucap Eva. " Maaf teman-teman kalian makan duluan saja, gua ada urusan."
" Okey Va. Hati-hati." ucap Casandra hanya takut Eva di culik.
Eva pun mengikuti Rachelkeluar dari Loby. Didepan sudah ada mobil Mewah yang menunggu mereka.
Kemudian Rachel membukakan Pintu mobil itu dan Eva masuk.
Eva tidak menyangkah yang dimaksud Lusi adalah neneknya Raka. " NENEK!!!"
" Halo nak... apa kamu sudah sehat?"
" Sudah nek...Nenek apa kabar?" Tanya Eva sungkan.
" Seperti yang kamu lihat , nenek Sehat."
Dengan berpakaian Dress kuning, topi dan tas tangan. Lusi tampil seperti anak Gadis. Gaya nya memang keren, walaupun umurnya sudah terbilang Tua, tapi tampang Lusi masi sangat anggun dan cantik serta masi kuat untuk berjalan.
" Syukurlah Nek. Oiya Nenek mau membawak saya kemana?" Tanya Eva sopan.
" Temani saya makan siang, saya juga ingin mengobrol dengan kamu." ucap Lusi.
Lusi dari awal sudah tahu kejadian Eva dengan Raka di Bali. Leo yang asisten Pribadi Raka juga menjadi orang kepercayaan Lusi. Lusi yang mengirimkan Leo untuk Raka. Segala sesuatu yang terjadi pada Raka, tak sekecilpun lolos dari pengetauan Lusi.
Lusi mengagumi sosok Eva, karena Eva gadis kuat yang dia tahu dapat menghidupi dirinya sendiri tanpa mengemis ke orang lain, hingga dia mampu mendapatkan posisi di perusahaan Atmadja Group dari usahanya sendiri. Karena itu dia yakin, Eva sangatlah cocok buat Raka.
Tiba disatu Restoran Lusi memesan berbagai macam makanan. Eva sendiri tidak menyangkah bisa duduk dan makan siang bersama seorang Lusi, yang dia tahu Lusi bukan orang sembarangan.
Berbagai menu sudah terhidang. " Makanlah... habis makan saya akan membicarakan sesuatu dengan kamu." ucap Lusi.
Eva pun menyantap makanan yang belum pernah dia makan, betapa bersyukurnya dia masih bisa diberikan kesempatan untuk menikmati makanan enak. Dengan pelan dia memakan makanannya, tidak mau memberikan kesan buruk terhadap Nenek atasannya itu.
Usai menyantap makan siangnya, Lusi pun mulai berbicara.
" Eva" Panggil Lusi.
" Iya nek." Jawab Eva dengan senyum dibibirnya.
" Maukah kamu menjadi Istri Raka , cucuku?" Tanya Lusi dengan kelembutan dan kewibawaannya.
Eva Terkaget bukan main. apa-apaan ini. Kenapa neneknya yang meminta?
Eva masi terdiam karena masi bingung dengan pertanyaan sang Nenek.
" Eva... saya serius. Apa kamu mau jadi Istri Raka?"
" Maaf Nek... pertanyaan Nenek membuat saya bingung. Saya dan Pak Raka tidak memiliki hubungan spesial Nek. Saya dan Pak Raka hanya sebatas Atasan dan bawahan saja , tidak punya perasaan Lebih."
" Eva... saya tahu itu. Tapi yang terjadi antara kamu dan Raka tidak bisa di anggap mudah. yakinlah dengan Nenek dari dulu Raka itu tidak pernah membawak pulang Gadis lain kerumahnya, baru kamu Gadis yang berani dia bawak."
Eva masi bingung. " Nek... maaf tapi saya tidak bisa karena menjadi seorang Istri itu bukan sesuatu yang muda tanpa ada rasa cinta dari kedua belah pihak Nek."
" Soal cinta.. bukankah dapat tumbuh saat keduanya sudah bersama?"
" Nek... Eva tidak berani memikirkan itu. Nenek tidak tahu latar belakang Eva bagaimana. Eva tidak pernah punya pikiran menjadi pendamping seorang Pak Raka." ucap Eva menundukan wajahnya.
" Siapa bilang nenek tidak tahu. Nenek tahu segalanya, tentang Papa dan Ibu Tiri kamu, Adik kamu yang jahat, nenek tahu. Apa lagi hubungan kamu dengan Raka saat Di Bali, nenek juga tahu Eva. Karena Nenek yakin dengan kamu, Bisa membuat Raka tersenyum, ketakutan saat kamu sakit, mata Raka yang memiliki Arti saat menatap kamu. Nenek Yakin Raka juga menyukai kamu.Dan Kamu tahu? Raka itu sebenarnya anak yang kesepian, diusianya yang masih kecil sudah dididik menjadi pewaris tunggal keluarga Atmadja. Untuk bermain saja dia tidak punya waktu. Hingga dia besar jika kesepian Untuk menghibur dirinya, dia bersenang-senang dengan wanita. Tapi berbedah dengan kamu." ucap Nenek menjelaskan.
sedikit tertegun, bagaimana orang-orang ini dapat menemukan seluk beluk masa lalunya. Sungguh diluar akal pikiran, datang kerumah Raka malah menjerat dirinya ke Perjodohan sang Nenek.
\=\=\=\=\=\=\= BERSAMBUNG \=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Hotmian Siburian
mantap
2023-11-15
0
@shiha putri inayyah 3107
nenek luci meski orang kaya tapi tidak memandang harta...
2022-06-30
0
rayo78
Author orang Medan ya ?
Saya pernah tinggal di Medan. Awal saya disana agak bingung dengan bahasanya. Kemarin dibilang 'semalam'. Motor dibilang 'kereta'
Tapi lama2 ya betah jugalah... Waktu harus pindah dari sana, saya sedih...
2021-07-24
1