===== Kediaman Raka Atmadja =====
Lusi Neneknya Raka menatap ke Dokter Zion. " Apa yang terjadi dengan Gadis ini?" Tanya Lusi.
Menatap ke arah Raka sebelum menjawab Lusi.
" Katakan saja Dok." ucap Raka.
Dokter Zion memberikan Jawabannya. " Gadis ini mengalami Depresi Tuan. Karena kelelahan dalam pikiran membuat tubuhnya tidak fit."
" Owww... jadi apa yang harus saya lakukan Dok?" Raka mendengar dengan serius.
" Saya akan memberikan Obat dan berikan sesuai petunjuk ya Tuan, Setelah meminum obatnya nona ini akan segerah Pulih. Tapi yang paling harus dijaga, Nona Ini tidak boleh terlalu banyak pikiran." ucap Dokter Zion.
Dokter Zion memberikan Obat ke ke Raka " Ini Tuan, sesuai petunjuk. Di minum sesudah makan."
" Baiklah Dok, Terima Kasih." Kata Raka.
" Sama-sama Tuan. Kalau begitu saya ijin, mari Nyonya Lusi dan Tuan Raka." ucap Dokter zio.
Dokter Zion keluar dari Kamar tamu. Tinggalah si Raka dan Neneknya. Raka menatap wajah Eva, tenggelam dalam pikirannya kisah keluhnya Eva yang diketahui Raka memang menyisahkan pertanyaan untuk Raka. Betapa besar beban hidupnya yang selama ini dia jalani.
Terlalu kuat buat seorang Gadis beliah seperti Eva ini. Hidup sendiri tanpa adanya keluarga dekat disisinya. cuma bermodal keberanian diri dia menghadapi pahitnya kehidupan.
" Raka!!" Panggil sang Nenek.
Raka pun tersadar dalam lamunannya. " Iya Nek?" Jawabnya kemudian duduk disebelah neneknya.
" Siapa sebenarnya Gadis ini?" Tanyanya nenek penasaran. " Apa dia calon mantu cucu nenek?"
Raka Tertawa dan Merangkul pundak neneknya.
" Nek... kalau Raka sudah punya calon, pasti Raka kabarin ke Nenek. Jangan paksa-paksa Raka untuk menikah ya Nek." ucap Raka.
" Raka... apa lagi sih yang kamu tunggu? Selagi nenek masi sehat, masi bisa mendampingi kamu. Melihat anak dari cucu Nenek. Bukankah itu harapan setiap nenek?"
" Iya nek, Raka Tahu. Tapi masalahnya pernikahan itu bukanlah permainan Nek. Raka belum menemukan Gadis yang tepat untuk Raka jadikan Istri." ucap Raka pelan.
" Tapi Gadis ini, nenek yakin orang yang tepat buat kamu jadikan Istri. Apa lagi yang kamu ragukan dari dia?" Tanya sang nenek.
" Nenek... " ucap Raka.
" Ya sudahlah kalau begitu, nenek pulang dulu. Jangan berharap kamu bisa lepas dari pantauan Nenek " ucapnya lalu berdiri.
Lusi pun berdiri melangkah meninggalkan kamar. Dibalik itu sebenarnya Lusi sudah tahu siapa Eva. Dia sudah menyelidikinya, menyuruh Leo untuk memberitauhkan Setiap gerak geriknya Raka. Tanpa Raka ketahui. Siapa yang berani melawan Lusi yang juga dulu memiliki kekuasaan di Keluarga Atmadja Group. Yang sekarang sudah diturunkan ke Raka.
\======================
Sore hari Eva akhirnya terbangun, dengan pandangan yang masi kabur mencoba memperjelas pandangannya. Sedikit menaikan tubuhnya , terasa sangat pusing kepalanya, mungkin efek terlalu lama tertidur. Dilihatnya kearah Jendela kamar, hari sudah sore.
Beranjak keluar dari selimutnya, Eva melihat dirinya sudah berganti pakaian. " Siapa yang menggantikan pakaianku? Apa pak Rak??" Tanyanya sendiri.
" Berani sekali dia mengambil kesempatan lagi dalam kesempitan." gumam Eva.
Dari balik pintu balkon kamarnya muncul Raka, yang sedari tadi menjaganya dan bekerja dari rumah.
" Saya tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan seperti yang kamu bilang barusan." ucap Raka sambil berdiri bersender di pintu.
" Pak Raka!!! " ucapnya kaget.
" iya kenapa dengan saya? Kaget saya mendengar ucapan kamu barusan?" Raka berjalan menghampiri Eva yang duduk ditepi ranjang.
" Maaf... saya tidak tahu ada orang disini." ucapnya sambil menunduk. Tidak berani menatap ke Raka.
Melihat Eva yang menunduk Raka tersenyum. " Kamu tenang saja, saya sebelumnya sudah melihat semua bagian tubuh kamu tanpa terkecuali. Jadi kenapa kamu mesti malu?" Ucap Raka
Eva menatap tajam ke Raka. " Pak Raka!!!." ucapnya kesal. " Berikan pakaian Saya kemarin pak, saya mau pulang."
" Pakaian kamu? Yang sudah pudar itu kan? Sudah saya buang ke tong sampah. Pakailah semua pakaian yang saya beli untuk kamu. Ada di meja situ." Sambil berdiri Raka menjawab dan menunjuk bungkusan di sofa ruang tamu kamar.
Eva yang mendengar pakaiannya dibuang sontak emosi. " Pak Raka jangan sembarangan membuang baju Saya!!! Tanpa persetujuan saya!!" Teriak Eva tapi Raka sudah di ambang pintu mau keluar hanya menjawabnya dengan lambaian tangannya.
" Dasar Pria Gilakkk!! suka banget mencampuri hidup gua." Ucapnya kesal.
\=====================
Eva menuruni anak tangga rumah itu. Dilihatnya dari atas ruangan itu tampak sunyi. Keberadaan Raka pun tidak terlihat. Sesampainya dibawah, Eva yang sudah berpakaian Rapi dengan Pakaian yang baru dibelikan Raka sangat terlihat anggun.
Rasanya tidak enak kalau keluar dari rumah mewah itu tanpa pamit. Eva menjadi serba salah. Di mana pak Raka?
Mencoba menelusuri area ruang tamu, hingga tembus keruangan lain. Eva terus mencari setiap sudut tak kunjung melihat keberadaan Raka.
Rumah ini sangat membingungkan.
Seorang pekerja melihat Eva yang bingung.
" Maaf Nona... ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang ibu yang tidak terlalu tua mungkin dia seorang kepala pengurus rumah.
Eva berbalik ke ibu itu. " ow iya.. saya ingin mencari Pak Raka, rumah ini sangat besar, saya mau balik ke jalan tadi, saya lupa arahnya." Ucap Eva.
" Nona... Tuan Raka ada di kolam renang. Mari ikut saya, biar saya antarkan." ucap Buk Her.
Eva mengikuti arah jalan Buk Her. Dibelakangnya sambil melihat keseluruh sudut ruangan itu, yang banyak lorongnya. Menghubungkan satu lorong dengan ruang lain.
Jam segini dia berenang. apa dia tidak salah?
Sesampainya didepan pintu Kolam Renang.
" Nona.. disini. Saya hanya bisa mengantarkan Nona sampai didepan. Saya permisi." ucap Buk Her meninggalkan Eva tanpa menunggu jawaban Eva.
Eva melihat kepergian Buk Her. " Gilak.. rumah ini sungguh besar. cuman ditempati Tuan muda Atmadja seorang. Apa dia tidak kesepian?" Berucap sambil melihat keseliling rumah itu.
Eva melangkah masuk keruangan Kolam renang. Yang dibatasi dengan pintu kaca. Terus berjalan sambil mencari sosok Raka, Tidak tampak sedikitpun batang hidung Pria itu.
Eva menjadi bingung, tidak ada tanda-tanda kehidupan sosok manusia yang sedang dicarinya. Mencoba melangkah kearah Tepi kolam, Eva berdiri dengan berkacak pinggang, melihat kolam dalam jarak sudut pandang yang jauh. Tiba-tiba Raka muncul dari bawah kakinya dengan suara mengagetkan, memegang kaki Eva yang tanpa alas itu.
Darrrrr...... Raka muncul dari bawah dan mengagetkan Eva.
Eva benaran terkaget hingga tubuhnya oleng tak mampu untuk mengatur posisi seimbang, Akhirnya tubuh Eva terjatuh. BYURRRRRRRRRRRR!!!!
Masi dengan Tertawa ngakaknya karena berhasil ngerjain Eva yang ikut masuk kekolam, Dilihatnya Eva yang susah payah untuk keluar. Dikirainya Eva bercanda dia terus menertawainya.
" Tolong!!!" Teriak Eva dengan nafas terengah sambil mencoba naik keatas.
Raka yang mendengarnya, langsung terdiam sebentar. Lalu tersadar. " Apa dia benaran tidak bisa berenang?" Tanyanya sendiri.
Dengan sigap Raka berenang kearah Eva yang sudah mulai kehabisan nafasnya. Ditariknya tubuhnya, dan dibawanya ketepi atas kolam. Eva pun sudah tidak sadarkan diri. Raka kembali panik, Ditepuknya pipi Eva. " Eva bangun!" ucap Raka
" Eva kamu dengar saya! Bangun!"
Tidak kunjung ada reaksi dari Eva. Raka langsung memberikan Nafas buatan. Beberapa kali dia mengulang, sampai Eva tersadar memuntahkan air yang diminumnya.
Raka sepontan menarik tubuh Eva dan memeluknya. Mencoba bernafas dengan baik, Raka menghela nafas mengatur ritme detak jantungnya.
Eva yang dalam pelukan Raka dengan bertelanjangkan dadanya yang tegap, merasakan debaran jantung Raka. Masi dalam terbatuk, jantung Eva juga berdetak kencang.
" Pak Raka lepaskan saya." ucapnya sedikit lemas.
Raka yang mendengarnya melepaskan pelukannya dan menatap ke Eva masi dalam nafas ngos-ngosan.
" Kenapa kamu kesini kalau tidak bisa berenang!." ucap Raka.
" Pak Raka yang bercandanya kelewatan. Saya kesini mencari pak Raka untuk berpamitan. Saya mau pulang, jika tanpa berpamitan rasanya saya seperti pencuri." Jawab Eva.
Raka menatap Eva yang sudah basah. Wajah Eva tampak sangat cantik dengan rambutnya yang basah menambah kesexsyan aura wajahnya. Bibirnya yang merah merona, Ditatap satu persatu oleh Raka.
" Kenapa Pak Raka menatap saya seperti itu?" Tanyanya ke Raka yang terdiam dengan tatapan penuh arti ke Eva.
Raka menarik wajah Eva dan mencium bibirnya. Eva tidak sempat menghindar. Matanya melotot seakan kaget, Hingga mata Eva terpejam dan merasakan hangatnya kelembutan Bibir Raka. Dengan lembut Raka menciumnya. Sampai titik dimana Raka mencoba menelusuri ke dalam. Eva pun membuka matanya dan tersadar. Dengan Refleks Eva menolak Raka hingga masuk kembali dalam Kolam.
BYURRRRRRRR.....
Tubuh Raka terlempar masuk kedalam kolam. Cepat-cepat Eva berjalan keluar dari kolam dengan tubuhnya yang basah. Raka yang melihat kearah Eva hendak berjalan keluar berteriak.
" TOLONGGGG!!!" Teriak Raka menghentikan Jalan Eva. Eva menoleh kearah Raka.
" Mana mungkin dia tenggelam, kan tadi dia bisa berenang." ucapnya sendiri sambil melihat Tangan Raka melambai riah keatas.
Eva kembali ingin berjalan keluar tapi Raka masi berusaha mengalihkan perhatian Eva lagi.
"EVA TOLONGGGG KAKI SAYA KERAM!!!" Teriak Raka.
Eva kembali terhenti, menoleh kearah Raka.
" Sial... jika itu benaran, bisa saja dia mati disini. Entar gentayangan dirumah ini, kasihan dong rumahnya. Lagian tadi dia juga menolongku." ngomong sendiri.
Eva kembali lagi kearah Kolam untuk menyelamatkan Raka. Raka yang berhasil mengambil perhatian Eva yang kembali ke kolam pun sangat bahagia.
Memberikan tangannya ke Eva. " Tolong saya." ucapnya. Eva yang menatap kearahnya dengan kesal menangkap tangan Raka. Mencoba menarik dengan sekuat tenaganya agar Raka bisa ketepi, Tapi bukan Raka namanya kalau gak usil. Dia menarik tangan Eva, hingga tubuh Eva jatuh masuk kedalam kolam dan Raka memeluk tubuh Eva agar tidak tenggelam.
Byurrrrrr. . .
Didalam pelukan Raka, Eva yang mencoba bernafas dengan baik memegang Pinggang Raka, karena Kolam yang tingginya hampir mencapai leher Eva membuatnya terisak karena ketakutan.
Raka yang juga memeluk Eva pun tersenyum, menatap kewajahnya. Eva yang merasa dibohongin tak terima, dia memukul bahu Raka. Dan Raka terus tertawa.
" Pak Raka... saya tidak ingin becanda. Ini sudah jam berapa saya mau pulang!!!" mencoba berteriak.
" Tidak usah pulang, bermalam sehari lagi disini baru kamu boleh pulang." ucapnya dengan santai.
Eva mendengarnya sangat bingung. Kenapa Tuan muda satu ini seperti menahannya. " Pak Raka! Tidak baik bermalam dirumah orang yang bukan siapa-siapa kita, apa lagi Pak Raka seorang Pria dan saya seorang Wanita." ucap Eva.
" apa disini ada yang melarangnya? Disini juga banyak orang, bukan kita berdua kan?"
Eva menjadi canggung saat menatap bibir Raka ketika berbicara. " Kenapa diam? Mau saya cium lagi?"
Refleks Eva memukul Raka lagi." Pak Raka jangan macam-macam. Jangan kelewatan batas pak! Tolong bantu saya naik Pak, saya sudah kedinginan." Jawabnya mengalihkan pembicaraan.
Raka tersenyum, mencoba ingin mengangkat tapi gerakan tubuh Raka dengan wajahnya yang seakan ingin mencium Eva, Eva menarik tubuhnya. Raka sepontan terheran.
" Kenapa? kamu pikir saya mau mencium kamu? apa kamu memang mau saya cium lagi?"
Eva menatapnya tajam. " Sudah sini, saya cuma mau menggendong kamu keluar dari sini." ucap Raka.
Eva tetap berdiri diposisinya. Raka tidak mau menunggu. Dia mendekati Eva, menarik tubuh Eva kepelukannya , dan menggendongnya untuk ketepi, Eva yang takut mengalungkan tangannya di leher Raka. Raka tersenyum " Makanya jadi orang jangan pendek." ucap Raka.
" Jangan sombong pak. Tiang Listrik yang lebih tinggi dari Pak Raka tak sesombong itu." Jawab Eva.
Raka pun tertawa. " Masi bisa kamu menjawab." ucapnya.
Sesampainya ditepi, Eva langsung melepaskan pelukannya. Dan langsung berjalan kearah pintu keluar.
" Heiii mau kemana?" Teriak Raka
" Mau keluar!!." Jawab Eva tanpa menoleh.
" jalan keluarnya disini. Kalau dari situ kamu akan kesasar." ucap Raka.
Eva terhenti kembali. " Duh... ribet banget hidup manusia yang satu ini" kesalnya dan memutar balik ke arah Raka.
Raka tersenyum melihat Eva berjalan kearahnya.
" Dimana jalannya pak?" Tanya Eva.
" Nih pakai ini dulu ." memberikan handuk berjubah putih.
" Tidak mungkin kamu keluar seperti itu, pakailah." ucapnya.
Eva menurutinya karena memang dia sudah menggigil kedinginan. Lalu Raka berjalan menuju pintu dari samping belakang kolam. Eva mengikutinya. Dan ternyata Kolam itu tembus langsung kearah pintu kamar bawah , ruangan Kusus Raka.
\===== BERSAMBUNG ====
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Fatim Ummu Ayes
seneng banget deh baca einteraksi mreka berdua... udah terbucin-bucin aku thor...😘😘😘
2023-11-02
0
Umaimah Syi'ra
ceritanya sangat menarik
2023-05-17
0
Sinsin Nur Syifa Karimah
suka banget ih, pantes banyak yang baca ulang
2021-12-20
0