15

Ashley Pov

Ada apa dengannya? Apakah aku salah menyebutkan nama itu? Tapi tadi aku hanya sedang mengejeknya saja dengan nama panggilan yang sering dia panggil untukku juga.

"Drey... Kau, kau kenapa?" Tanyaku dengan tatapan waspada. Sedangkan Drey menatapku dengan tatapan serius.

"Apakah aku tidak salah mendengar saat kau memanggilku dengan sebutan itu?" Ujar Drey dengan nada serius.

"Ti...tidak, oh ayolah aku hanya bercanda saja. Mengapa kau seperti ini." Ucapku berusaha mengembalikan suasana.

"Tapi aku ingin kau memanggilku seperti itu, Sweetheart." Katanya dengan suara begitu pelan dan tegas, membuat bulu kudukku meremang geli. Ada apa dengannya.

"Aku tidak bisa," ucapku.

"Bisa atau tidak, kau harus melakukannya. Kau baru saja menggodaku, Mate!"

"Aku hanya bercanda tidak berniat untuk menggodamu." Elakku sambil mengarahkan wajahku kearah yang lain menghindari tatapan aneh Drey.

"Tapi kenapa aku merasa kau menggodaku. Aku... sudah tidak bisa menahannya Mate!" Ucapnya dengan suara serak basah. Astaga mengapa aku berpikir ambigu dengan omongannya.

"Kau... kau tidak bisa menahan untuk apa?" Tanyaku memastikan jika pikiranku yang mengarah kearah negatif itu salah.

"Menandaimu untuk seutuhnya milikku." Jawabnya enteng.

Aku terkejut. Yang ku pikirkan ternyata benar, apa yang harus aku lakukan? Aku saja belum yakin dengan perasaan ini, mungkin aku belum siap atau ah mengapa pikiranku kacau begini!

"Aku, tidak Drey jangan sekarang beri aku waktu. Aku saja belum bisa berganti Shift ku dengan Wolfku." Kataku menolaknya halus.

"Apakah setelah kau bisa berganti Shift dengan Wolfmu, kau siap untuk hal itu?" Tanyanya. Mengapa topik ini tidak berakhir juga!!

"Bisa aku pikirkan nanti. Ah Drey aku lupa saat aku mengambil sarapan tadi, Mom menyuruhku untuk menemaninya. Aku harus kesana, kau istirahatlah." Ujarku lalu bangkit dan keluar cepat dari kamar tersebut. Huft untunglah aku bisa bebas dari topik tersebut.

Apa yang harus aku lakukan setelah ini? Apakah aku siap untuk Drey tandai? Apa aku akan segera melihat wujud dari wolfku Chara? Entah mengapa pertanyaan itu terus saja mengulang diotakku seperti kaset rusak.

Aku berjalan menyusuri ruangan demi ruangan dan aku menemukan Luna Qiandra yang aku panggil saat ini dengan sebutan Mom. Saat aku ingin mendekatinya, Luna Qiandra sudah menoleh dan menatapku, tak lupa dengan senyuman hangatnya.

"Ashley, sedang apa kau kemari?" Tanyanya dengan suara lembut. Aku jadi merindukan Ibuku jika sudah berada didekat Luna Qiandra.

"Tidak ada Mom, aku hanya sedang mencari udara segar saja. Apakah Mom tengah sibuk?" Ucapku.

"Tidak juga. Aku tahu apa maksudmu, ayo kita bicara ditaman pack ini saja. Soal Drey tidak usah dipikirkan, dia memiliki pekerjaan yang harus dia kerjakan saat ini. Jadi kita memiliki waktu banyak." Ucap luna Qiandra sambil membawaku ketaman yang pernah aku kunjungi bersama Gamma Louis.

"Bagaimana Mom bisa tau jika saat ini Drey kembali bekerja?" Tanyaku sesaat sampai dibangku taman dibawah pohon besar yang rindang.

"Tentu saja Mom tahu, tadi Dad juga pergi bersamanya. Mungkin urusan dengan kerjasama perusahaan diluar negeri," jelasnya. Aku hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban jika aku paham.

"Apa kah kau pernah kemari sayang?" Tanya Luna Qiandra.

Aku menganggukkan kepala sembari tersenyum dan berkata. "Aku pernah kesini untuk pertama kalinya dengan Gamma Luois, aku juga sudah mengenal beberapa tempat dipack ini."

"Oh ya? Bagus kalau begitu. Ini taman Mom buat dengan Geigi, tapi semenjak Geigi kuliah dia jarang ada waktu untuk sekedar mengobrol bersama karena tugas." Katanya dengan nada sedih.

Aku mengelus pundak dan memeluknya dari samping. "Tidak usah sedih seperti itu Mom, sekarang ada aku disini. Aku juga pernah merasa sendiri saat umurku baru 7 tahun ditinggal oleh kedua orangtuaku." Ucapku yang kini sudah melepaskan pelukan.

"Aku lupa menanyakan keberadaan orangtuamu dan siapa namanya, apakah Mom boleh menemui mereka? Atau apakah mereka sudah tau jika putri cantiknya ini sudah memiliki Mate?" Ujar Luna Qiandra sambil menjawil hidungku pelan.

Aku tertawa. "Ayah dan ibuku sudah meninggal saat penyerangan dipack. Aku diselamatkan oleh Luna Anastasia waktu itu," aku berusaha menguatkan hatiku saat kepingan masalalu kembali terputar. "Aku berusaha mengikhlaskan mereka, namun sampai detik ini aku belum juga merasa bisa melepaskan kepergiannya. Ibu dan ayahku bernama Ananta Gerald dan Liena Evelyn." Lanjutku dengan genangan air mata dipelupuk mataku yang sebentar lagi ingin terjun bebas dipipiku.

Raut wajah Luna Qiandra berubah menjadi tegang. "Lili? Liena Evelyn? Apakah itu nama ibumu?" Tanyanya dengan suara yang tiba-tiba bergetar. Aku pun tidak mengerti dengan perubahannya.

"Ya, Mom memanggil nama ibuku dengan sebutan Lili? Bagaimana bisa tau nama panggilan itu?" Tanyaku dengan raut wajah bingung sambil menghapus air mataku yang sudah terjatuh.

"Dia... Dia adalah sahabatku saat dipack ini," ujarnya sambil menundukan kepala. Apakah aku salah mendengarnya? Ibuku, sahabat dari Luna Qiandra?

"Apa yang Mom maksud?"

"Lili adalah salah satu Werewolf disini saat aku pertama kali menjadi Mate suamiku. Dia adalah wanita yang begitu ramah dan mudah tersenyum, namun dia juga begitu rapuh dibelakang. Aku kehilangan kabar setelah dia menemukan Matenya dan meninggalkan Pack ini, sekalinya aku mendapatkan kabar dia sudah tidak ada." Jelasnya diiringi dengan isakan yang keluar dari mulutnya.

Terkejut? Tentu saja!!!

"Aku baru tahu jika ibuku adalah sahabatmu Mom." Ujarku berusaha menenangkan Luna Qiandra.

Dia mengangkat kepalanya dan menatapku dengan mata yang basah karena air mata. "Kau adalah putri dari Lili. Pantas saja mukamu tidak asing saat pertama kali melihat, kau sangat cantik persis seperti ibumu. Hanya saja warna bola matamu berbeda dengannya." Ucapnya sambil memegang wajahku.

Ya aku memang sering dibilang mirip dengan Ibuku, hanya saja bola mataku mengikuti warna dari ayahku Cokelat terang. Sedangkan ibu berwarna hijau cerah.

"Aku tidak percaya Moon Goddess memberikan Mate untuk anakku dari anak sahabatku sendiri." Ujarnya lagi dengan senyuman bahagia dan memelukku dengan erat. Mau tidak mau aku membalas pelukannya.

Cerita kita kembali berlanjut hingga sang senja menampakkan cahayanya. Tidak terasa jika aku dan Luna Qiandra menghabiskan perbincangan selama ini.

"Sudah sore, sebaiknya kau kembali. Mungkin saja Drey tengah mencarimu sekarang." Ucap Luna Qiandra sambil mengelus rambutku.

Tidak!! Aku tidak ingin menemuinya. Oh astaga aku tidak ingin!!

"Ah ya Mom, kau duluan saja masuk kedalam rumah aku akan menyusulnya nanti." Kataku dengan senyuman sesopan mungkin.

"Baiklah Mom pergi dulu. Ini adalah hari yang terbaik bisa mengetahui jika kau anak dari sahabatku." Ujarnya tulus dan bahagia. Lalu bangkit dari bangku taman dan melangkah pergi.

"Apakah aku akan disini lebih lama? Untuk menghindar dari tatapan Drey?" Tanyaku dalam hati.

Oh Moon Goddess apa yang harus aku lakukan?

°•°•°•°•°•°•°•°•°°•°•°•°

***To be continue.....

Hai back again. Wah gak nyangka ya ternyata Ashley anak dari sahabat Luna Qiandra. Hehe gimana sama part ini? Jangan lupa kasih Like dan Comment kalian biar author semangat lanjutin🤓

See you next part🌻***

Terpopuler

Comments

Taccaras (ig: bunga.z_)

Taccaras (ig: bunga.z_)

kikuk banget dah Ashley kayak kanebo kering

2020-04-26

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

mmg mslh apa yg bkin ashley spt tdk yakin dgn drey?

2020-04-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!