"Mate!!! Mate!!" Tak henti-hentinya Grey berkata seperti itu, bau tersebut semakin lama semakin mendekat. Apakah Mate ku berada disekitar sini?
Mataku terus mencari sosok yang mempunyai aroma memabukan dan menengangkan sekaligus. Tidak sabar aku ingin melihat bagaimana wujud dari Mate ku, apakah dia secantik ibuku?
Karena terbawa aroma dari Mate ku. Aku sampai mengabaikan obrolan Alpha Shawn, Luna Emily dan juga kedua orangtua mereka.
Tak lama sosok gadis memakai gaun biru tua dibawah lutut memandangiku dengan tatapan yang bercampur, tentu saja aku tidak mengerti apa yang dimaksud dibalik matanya.
"Apakah wanita itu Mate kita, Grey?" Tanyaku kepada Greyson melalui Mindlink. Namun mataku masih menatap gadis tersebut yang juga balik menatap kearahku. Sepertinya ada keraguan sekaligus ketakutan diwajahnya, apakah mukaku semenyeramkan itu?
"Ya, itu Mate kita Drey!! Luna kita. Mendekatlah kepadanya bodoh, tunggu apa lagi!!" Ucap Grey memaki dari dalam sana, selalu saja seperti itu.
Saat ada niat ingin mendekatinya. Namun wanita tersebut langsung berlari dari hadapanku, apakah dia menolakku? Apakah dia takut kepadaku? Pikiran itu terus saja berputar diotakku seperti sebuh kaset rusak.
"Maaf, saya harus permisi pulang semuanya. Terimakasih sudah mengundang saya diacara ini." Ucapku pamit kepada keluarga Shawn.
"Mengapa kau terburu-buru, Drey?" Tanya Shawn menaikan sebelah alisnya.
"Aku lupa ada pekerjaan yang harus aku selesaikan, Shawn." Jawabku lalu pamit dari hadapan mereka.
"Hati-hati dijalan, sampaikan salamku untuk kedua orangtuamu, Alpha Drey." Teriak sedikit Luna Anastasia yang masih bisa didengar jelas olehku. Aku berbalik arah menengok kepada Luna Anastasia yang melambaikan tangannya kepadaku. Aku manggungguk singkat dan tersenyum tipis, lalu kembali berjalan dengan langkah cepat.
Aku berjalan menembus keramaian tamu yang masih banyak yang hadir diacara tersebut. Setelah beberapa menit mencari, aku gagal menemukan nya.
Tidak!! Aku tidak menemukan keberadaan Mate ku sekarang. Baunya!! Baunya sudah tidak tercium disekitaran sini, damn!! Aku harus bagaimana Moon Goddess? Astaga katakan padaku jika aku tidak boleh menyerah. Namun apalah daya, kenyataan yang membuatku untuk menyerah mencarinya
Akhirnya, aku pulang dengan wajah tertekuk. Sesampainya dipack aku masuk kedalam kamarku yang masih ditempati oleh Geigi yang tengah asik membaca novel.
"Mengapa wajahmu terlihat murung seperti itu, Kak?" Tanya Geigi setelah melihatku memasuki kamar. Namun aku tidak menjawabnya melainkan berjalan kearah Walk In Closet untuk membersihkan sekaligus menengkan pikiran.
Sesakit inikah rasanya? Kenapa?
Saat aku sudah berganti baju. Geigi masih setia menungguku disofa dengan wajah seribu pertanyaan yang akan dilayangkan untukku.
"Apakah acaranya buruk? Apa ada masalah, ceritakan padaku?!!" Tanyanya beruntun. Sudah kuduga.
Aku hanya menggelengkan kepalaku sebagai tanda jawaban jika tidak ada masalah apapun.
"Oh ayolah aku ini adikmu. Kau harus berbagi suka dukamu padaku." Cercanya memojokan ku untuk menjawab segala pertanyaannya. Baiklah aku mengalah!
"Aku bertemu dengan Mate ku diacara Shawn tadi." Ujarku sambil memijit pelipisku yang tiba-tiba merasa pusing.
"What!! Apakah Mate mu cantik? Dimana dia? Kenapa kau tidak membawanya kemari dan mengenalkan kepada Ayah dan Ibu juga kepadaku? Oh ayolah!!" Tanyanya banyak dengan suaru menggebu ingin tahu.
"Bisakah kau bertanya satu-satu kepadaku, Ge?" Ucapku kesal.
"Tidak bisa, aku orangnya terlalu kepo kak." Jawabnya.
"Yasudah hilangkan rasa kepo mu itu. Semua orang harus memiliki privasi dan tidak semua harus diceritakan."
"Kali ini saja, ayolah apakah kau tidak merasa kasihan kepadaku Kak?" Ucapnya mengeluarkan jurusan Puppy eyesnya.
"Baiklah. Aku bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik, harumnya mampu membuatku candu dan merasa nyaman. Namun saat ku tatap matanya, ada binar bahagia etahlah apakah dia juga merasakan jika aku ini Mate nya atau tidak," aku menarik nafasku sebelum melanjutkan lagi. "Lalu saat Wolfku Grey mengatakan untuk mendekat kepadanya, dia malah pergi berlari dariku. Apakah dia menolakku, Ge? Rasanya sakit sekali, seperti kehilangan separuh hidupku." Ucapku panjang lebar dengan menundukkan kepala. Astaga mengapa aku selemah ini sekarang?
"Tidak kak, aku yakin dia tidak menolakmu. Menurutku disini yang salah adalah kau," ucapnya. Aku mendongakkan kepala untuk menatapnya.
"Apa salahku? Aku tidak melakukan apapun padanya." Kataku.
"Ya, kau memang tidak melakukan apapun padanya. Namun matamu! Matamu yang menatap dia dengan tatapan tajam dan juga dinginmu yang mungkin, membuat Mate mu merasa takut atau tidak nyaman." Ucap Geigi panjang lebar. Apakah yang dikatakannya itu benar?
"Lalu aku harus apa?" Ucapku dengan lemah.
"Akan aku bantu. Namun tidak ada yang gratis untuk masa sekarang, Kak." Ujar Geigi dengan menaik turun kan kedua alisnya. Lihat bukan, diwaktu seperti ini dia masih saja menyebalkan.
"Whatever you want will be given." Ucapku sambil menatap mata Geigi.
"Apakah kau bersungguh-sungguh, kak?" Tanya Geigi meyakinkan.
Aku mengangguk mantap, "Demi Mateku." Ucapku dengan nada yakin.
"Jika aku memintamu berbelanja denganku apakah kau mau?"
"Kau gila, Ge." Ucapku tak setuju. Yang benar saja aku harus berbelanja dengan adik rempong seperti ini.
"Sudah turuti saja demi Mate ku," kata Grey melalui Mindlink
"Hei. Mate ku!" Ucapku tak terima.
"Mate kita." Perjelas Grey membuat kita sama-sama terdiam.
"Bagaimana? Aku tidak punya waktu banyak Mr.Drey." Kata Geigi sok cool.
"Terserah kau saja." Ucapku pada akhirnya mengalah.
"Baiklah itu beres, kita tunggu besok. Selamat malam aku mencintaimu Kak." Pamit Geigi sambil mencium pipi sebelah kananku, lalu pergi berjalan keluar dari kamar.
Apa yang direncanakan Geigi besok? Apakah waktu tidak bisa dipercepat? Rasanya aku tidak bisa tidur malam ini.
Memikirkan wajahnya yang sangat cantik, gaun biru yang cocok ditubuhnya yang kulihat sangat kurus sekali. Memiliki warna kulit putih pucat, mata hitam kecokelatan membuatnya terlihat sangat indah, rambut hitam yang disanggul modern dan sedikit aksesoris dikepalanya, membuat dia terlihat sempurna dimataku.
Oh astaga aku sudah gila hanya menatap wajahnya selama beberapa menit saja.
Apakah dia benar akan menolakku? Apakah rencana Geigi tidak berhasil? Apakah aku tidak mempunyai Mate dan juga Luna dipack ku? Tidak, tidak. Moon Goddess pasti tidak sejahat itu padaku. Dipack mana dia tinggal?
Apa Geigi tahu keberadaannya? Mengapa aku sangat cemas? Greyson yang berada didalam melolong tanda kesedihannya. Aku meringis mendengar suara tersebut.
Malam itu membuatku terjaga dimalam hari, duduk diteras kamar sambil memikirkan kemungkinan dan ketidakmungkinan didalam hidupku.
°Barangkali ketakutanmu yang terbesar adalah wujud harapanmu yang paling nyata. Genggamlah, Hadapilah.° ~ Author.
°•°•°°•°•°•°•°•°•°•°
***Hai terimakasih sudah setia baca cerita aku. Semoga feel yang dapet ya😌 jangan lupa Bintang dan komennya guys😍
See you next part🌻***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
ashley tdk menolakmu alpha drey tp ashley yg justru tdk percaya diri takut kmu yg menolaknya drey
2020-04-24
4
Taccaras (ig: bunga.z_)
si Abang galak sih mukanya, jadi kabur Ashley
2020-04-23
4
Dian D'n Jell
untuk menemukan mate memang butuh kesabaran yg luaaaar biasa
2020-04-12
1