Siang itu Devin sudah memesan menu makanan di restoran dekat kantor Pratama Group. Makan siang kali ini ditemani oleh Ricky, kebetulan sekarang Ricky akan menetap di Jakarta untuk fokus mengurus perusahaan yang ada di Jakarta sesuai permintaan orang tuanya.
"Lama lo!"
Celetuk Devin yang sudah merasa lelah menunggu kedatangan Ricky.
"Ya elah lo deket dari kantor ke sini, kaya gak tahu macetnya Jakarta ajah lo."
Ricky memprotes ocehan Devin.
"Sudah gue pesenin menu makanan lo."
Ujar Devin masih dengan nada yang sedikit kesal.
"Sahabat gue yang satu ini emang paling paham banget deh sama gue."
Devin hanya tersenyum simpul saat mendengar pujian sahabatnya.
"Ky, Jesi sudah kembali."
Ucap Devin setelah suasana diantara mereka sedikit hening. Ricky pun terlonjak saat mendengar pernyataan Devin barusan. Kedua bola matanya melebarkan pandangan ke arah Devin.
"Serius?"
Ricky mencoba memastikan lagi ucapan sahabatnya, kemudian Devin hanya menganggukkan kepalanya.
"Ya udah lo ambil sikap yang tegas sebagai laki-laki. Kalau lo masih suka sama Jesi lo tinggal cerain Adriana. Palingan kalo Adriana janda gue juga masih mau nerima mantan istri lo."
Ricky terkekeh akan ucapannya sendiri, apalagi saat dia melihat mimik muka Devin yang langsung menatapnya penuh ancaman.
"Gila lo ya sama temen sendiri maen embat ajah!"
Devin mulai kesal terhadap Ricky. Pria itu hanya tertawa saat mendengar ocehan Devin dengan wajah yang mulai ditekuk.
"Adriana itu wanita mahal Vin. Susah dapetin modelan begitu, so walaupun bekas lo gue juga mau dari pada gue dapetin perawan yang rasa janda."
Ricky semakin terbahak dengan penuturannya terhadap Devin.
"Gue cuma ingin tahu keadaan anak gue. Sementara gue dengan Adriana masih belum dikaruniai anak."
Sesaat wajah Ricky berubah menjadi serius.
"Jangan bilang kalau lo mau balik sama Jesi karna Adriana belum ngasih lo anak."
Sesaat Devin tak ingin buka suara lagi.
"Pernikahan lo baru dua tahun Vin, mungkin ajah Tuhan belum ngasih. Banyak kok yang bertahun-tahun baru bisa dapat momongan."
Andai Devin tahu akan kehamilan Adriana saat ini mungkin dia tidak akan segalau ini sekembalinya Jesi.
"Lo bener Ky, tapi kadang sering terbesit pikiran gue yang menuntut Adriana untuk seutuhnya menjadi ibu rumah tangga saja."
Tutur Devin yang mulai menginginkan Adriana untuk sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga.
"Kenapa?"
"Harusnya lo seneng punya istri yang punya passion. Bukannya istri lo desainer interior dan eksterior di perusahaannya Vian?"
Devin sudah pernah menceritakan tentang pekerjaan Adriana pada Ricky. Kebetulan Vian adalah teman satu angkatan saat masa kuliah dulu dengan mereka, hanya saja mereka berbeda fakultas.
"Perusahaan Vian bukan kelas perusahaan main-main Vin. Gak gampang buat masuk ke perusahaan dia."
Ricky kembali menambahkan kalimatnya, seolah memberikan pembelaan untuk Adriana.
"Entah kenapa gue takut. Gue takut akan kehidupan kantor Adriana yang dikelilingi banyak pria disana."
Ricky kembali tertawa mendengar kekhawatiran Devin. Menurut Ricky sahabatnya ini terlalu posesif.
"Brati lo udah cinta banget sama istri lo kalau kaya gitu."
Timpal Ricky lagi yang menyaksikan aura posesif dari wajah Devin.
"Tapi gue pernah berjanji akan kembali pada Jesi setelah menuruti kemauan ayah gue untuk menikahi Adriana. Sekarang Jesi udah kembali, sumpah gue bingung."
Devin menatap jendela restoran dengan pandangan kosong setelah kembali mengungkapkan keraguannya pada Ricky.
"Ya udah cerain Adriana kalau begitu. Terus lo balik sama Jesi, simple kan?"
Dengan entengnya Ricky memberikan saran seperti itu pada Devin.
"Asal jangan nyesel ajah lo kalau suatu saat Adriana bahagia sama laki-laki lain."
Semua pernyataan Ricky semakin membuat hati Devin berkecamuk. Dalam hatinya dia begitu mencintai sang istri, namun disisi lain Devin juga merasa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di masa lalu pada Jesi.
Setiap malam Devin selalu memikirkan keberadaan darah dagingnya yang dikandung Jesi. Sering Devin menanyakan keberadaan anaknya, namun Jesi masih belum memberikan jawaban apapun akan pertanyaan Devin.
"Gue sering ngerasa jadi laki-laki pengecut."
Devin selalu merasa dihantui akan tanggung jawabnya terhadap Jesi.
"Coba lo obrolin baik-baik sama Jesi. Temuin anak lo. Seenggaknya anak lo berhak tahu siapa bapaknya?"
Ujar Ricky mencoba memberikan saran untuk Devin, sekaligus mencoba menenangkan hati Devin yang selalu kalut memikirkan tanggung jawab sebagai sosok ayah untuk anak yang dikandung oleh Jesi.
••••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Ilan Irliana
sm ricky z lah adriana..
2020-04-01
1
Lilyana Willy
Kayaknya ricky bener deh.. Kl yg di kandung jesie bukan anak dev...
2020-01-11
1
Yusdiana Amier
yg salah Adriana,gak jujur
2020-01-04
2