Devin Aditya Pratama adalah sosok pemimpin perusahaan Pratama Group. Perusahaan yang bergerak di bidang property. Bisnis Pratama Group hampir mirip dengan bisnis Permata Gallery. Hanya saja, skala bisnis Pratama Group jauh lebih luas dibandingkan dengan Permata Gallery.
Sebenarnya kemampuan dan bakat Adriana sangatlah mumpuni untuk dapat bekerja di bawah naungan perusahaan Devin. Namun, Adriana tidak menginginkan untuk bekerja dalam satu perusahaan bersama suami. Adriana lebih memilih menyalurkan passionnya di Permata Gallery, jauh sebelum Adriana menikah dengan Devin.
Devin kini tengah sibuk di ruang kerja, mengecek beberapa dokumen, serta mempelajari materi meeting yang akan ia hadiri bersama investor. Walaupun sibuk, sesekali batin Devin teringat akan kondisi Adriana. Devin khawatir akan kondisi istrinya yang memaksa untuk tetap berangkat ke kantor.
Batin Devin tak pernah menyangka kalau dia akan mencintai Adriana sedalam ini. Padahal, pernikahan Devin dengan Adriana tidak berawal dari proses pacaran.
Mengingat masa pacaran, tiba-tiba benak Devin teringat peristiwa di masa lalu yang membuat Devin selalu dihantui oleh rasa bersalah.
Flashback on
Pipi Devin masih terasa panas akibat tamparan keras dari tangan ayahnya sendiri. Hans adalah ayah dari Devin. Sosok ayah yang sangat Devin hormati, kini dengan tega menampar Devin.
Hans tak kuasa menahan amarah akan putranya saat mendengar kabar bahwa Devin sudah menghamili kekasihnya di luar nikah.
Jauh dalam lubuk hati Devin beranggapan kalau Devin berhasil menghamili Jesika, hati Hans akan lunak. Namun, kenyataannya tidak. Hans justru meminta Jesika untuk menggugurkan kandungannya.
"Gugurkan kandungan Jesi!" pinta Hans pada Devin dengan mengeratkan rahang, pertanda amarah siap membuncah.
"Apa Ayah sebenci itu akan cinta kita?" tanya Devin yang mulai sedih akan sikap Hans. Sementara Hans hanya memicingkan pandangannya pada Devin. Pria paruh baya itu masih tidak sudi memberikan restunya untuk Devin bersama Jesika.
Andai Jesi ada disana, mungkin wanita itu sudah Hans seret ke dokter, lalu memaksa Jesi melakukan aborsi.
"Buka mata kamu Devin! Pratama Group hampir bangkrut karena ulah ayah Jesi." tegas Hans pada Devin. Hans berharap Devin mengerti alasan Hans yang tidak mau merestui hubungannya dengan Jesi.
Devin hanya tertunduk di hadapan Hans. Pikiran Devin menerawang, dia tak kuasa jika harus meninggalkan Jesi yang tengah hamil muda. Tentunya Jesi sangat membutuhkan kehadiran Devin.
Sejak dulu, gaya pacaran Devin dengan Jesi memang terlalu bebas. Kini perbuatan mereka membuahkan hasil, dan itu justru membuat Hans semakin murka pada Devin.
Flashback off
Tok... tok... tok...
Terdengar suara ketukan pintu dari ruangan Devin.
"Masuk!" sahut Devin. Pintu ruanganpun terbuka.
"Siang Pak." ternyata Lina yang datang memasuki ruangan Devin.
"Saya cuma mau menginformasikan pada Bapak kalau jadwal meeting diundur jam dua. Pak Willy terjebak macet Pak." ujar Lina yang langsung memberikan informasi jadwal meeting Devin.
"Baiklah Lin. Siapkan saja semua materi dan beberapa dokumen pendukung yang diperlukan untuk meeting." sahut Devin dengan wajah sedikit kecewa saat mendengar kedatangan rekan bisnisnya sedikit terlambat.
Lina adalah sekertaris handal Devin, wanita itu sudah sangat paham akan perintah Devin. Kemudian Lina kembali ke meja kerjanya, meninggalkan Devin seorang diri.
•••
Adriana nampak sibuk berkutat dengan komputer dan desain. Bulan ini terasa sangat berat bagi Adriana yang dibanjiri klien Permata Gallery. Banyak klien yang mempercayakan beberapa desain perusahaan mereka pada Permata Gallery. Sampai-sampai Adriana lupa mengisi perutnya. Padahal, jam makan siang sudah lewat.
"Adriana, lo gak makan?" tanya Selly, salah satu rekan kerja yang paling dekat dengan Adriana. Mungkin karena posisi meja mereka yang hanya dipisahkan satu skat kubikel, membuat mereka merasa lebih dekat satu sama lain secara emosional.
"Akhir-akhir ini gue sering mual Sell, bikin selera makan hilang." keluh Adriana yang masih berada di meja kerja miliknya. Awalnya Selly mengobrol terpisah di kubikel masing-masing. Namun, kini Selly langsung datang menghampiri meja Adriana.
"Apa lo hamil?" tanya Selly sambil mengusap perut rata Adriana.
"Gue juga berpikir begitu Sell. Tapi, gue takut." ada sedikit rasa takut dari raut wajah Adriana.
"Takut kenapa?" Selly langsung memotong ucapan Adriana yang masih ingin menyampaikan sesuatu pada Selly.
"Gak tahu Sell, tiba-tiba gue ngerasa takut ngadepin kehamilan." ucap Adriana dengan tatapan menerawang.
Sesaat Adriana berpikir, Adriana takut kehilangan karir di Permata Gallery. Adriana masih ingat betul keinginan Devin yang menyatakan kalau Adriana hamil, Devin hanya menginginkan Adriana berhenti bekerja jika Adriana sudah memiliki anak.
Devin hanya berpikir ketika mereka telah dikaruniai anak, Adriana cukup menjadi ibu rumah tangga seutuhnya di rumah.
Adriana hanya takut kalau Devin akan menghentikan mimpi dan semangatnya untuk tetap menjadi desainer konstruksi di Permata Gallery. Terbesit rasa takut akan bakatnya yang tak mampu tersalurkan lagi saat Adriana telah memiliki seorang anak.
•••
Klik like ya guys 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Tati Suwarsih
seorang istri menurut Islam tinggal d rmah nengurus suami dan anak...itu surganya Istri
2023-08-21
0
💞💖Taurus Girl ♈RevaNi💖 💞
hmmm... aq suka
2020-05-22
1
Sri Gusti Ayu
kok adriana lebih mentingin karir daripada keturunan
2020-05-16
4