Udara segar begitu terasa menyejukkan berteman sayup-sayup sang fajar. Seusai subuh sepasang suami istri duduk di teras menatap halaman rumah yang dipenuhi bunga-bunga yang mulai bermekaran.
Mawar putih merupakan bunga favorit Adriana, kini sudah mulai tumbuh. Entah kenapa desainer satu ini begitu menyukai bunga mawar putih. Menurutnya mawar putih adalah bentuk cinta kasih yang abadi dan tulus, seperti cintanya kepada kedua orang tuanya yang telah tiada.
Adriana beranggapan bahwa cinta dan perasaan terhadap pasangan hidup hanyalah bersifat fana, bisa saja sewaktu-waktu hilang. Entah pergi karena suatu persoalan, ataupun maut yang memisahkan.
Mata Adriana menerawang menatap tanaman mawar putihnya yang semakin tumbuh. Rasanya sangat berbeda dengan kehidupan cintanya yang kini berangsur merapuh.
"Sayang ngelamunin apa sih?"
Devin melepaskan pelukannya, lalu menatap wajah ayu sang istri.
"Tiba-tiba aku berpikir kalau aku punya anak, mas maunya laki-laki atau perempuan?"
Sebenarnya ingin sekali Adriana memberi tahukan kehamilannya, namun keyakinannya akan cinta Devin semakin pudar.
"Apa saja sayang, yang penting anak kita tumbuh sehat dan kuat seperti mamahnya."
Devin mncubit hidung Adriana, membuat Adriana tersenyum akan perlakuan manis Devin yang akhir-akhir ini hilang.
"Mas hari ini weekend kan? Aku mau ke pantai bareng, sekalian wisata kuliner sama kamu mas."
Devin merasa heran, sejak kapan Adriana menyukai pantai? Padahal kalau Devin mengajaknya ke pantai, dia selalu menolak dengan alasan angin laut itu lengket, dan juga takut melihat ombak yang menghampar luas. Melihat lautan itu sangat menyeramkan menurut Adriana.
"Sejak kapan kamu suka ke pantai sayang?"
Tanya Devin yang masih sedikit heran.
"Mas gak usah bawel. Aku pengen ke pantai pagi ini juga."
Adriana mengerucutkan bibirnya, seolah tidak mau ada penolakan dari sang suami.
"Iya, iya, mas turutin."
Devin mencubit dagu istrinya gemas. Adriana nampak begitu bersemangat seperti anak kecil yang akan diajak jalan-jalan oleh orangtuanya.
"Ya udah aku siap-siap dulu. Mas juga!"
Seru Adriana yang tak ingin menunggu Devin berlama-lama.
Adriana bergegas menuju kamar untuk mengganti pakaiannya. Di dalam hati Adriana begitu ingin menikmati sunrise di tepi pantai bersama suami tercintanya.
•••
"Menikmati sunrise di tepi pantai ternyata menyenangkan juga ya mas."
Devin sangat merasa aneh akan tingkah istrinya pagi ini.
"Mas kan sudah sering ajakin kamu ke pantai, tapi kamunya yang ogah-ogahan."
Mendengar ucapan Devin barusan tiba-tiba Adriana terkekeh sendiri.
"Hehe maaf sayang."
Ujar Adriana mengakui penolakannya dulu sambil mencubit hidung Devin.
"Mas aku pengen makan udang goreng tepung."
Kembali Devin merasa aneh akan kelakuan istrinya. Selama dua tahun menjalin rumah tangga bersama Adriana belum pernah dia mau makan udang.
"Bukannya sayang tidak suka makan udang ya? Alergi pula."
Adriana melepaskan kepalanya dari bahu Devin yang sejak tadi bersandar dengan manja. Adriana sedikit kesal akan beberapa protes yang diluncurkan oleh Devin.
"Mulai deh bawel lagi."
Ujar Adriana lagi.
"Bukannya bawel sayang. Cuma pagi ini seperti ada yang aneh banget dari diri kamu sayang."
Devin tidak mengerti akan tingkah ibu hamil yang kadang suka meminta yang aneh-aneh.
"Udah gak usah bawel! Ayo ke tempat makan, aku laper banget."
Adriana menarik tangan suaminya agar beranjak dari pantai dan segera memasuki rumah makan yang tidak jauh dari pantai.
Devin tidak banyak melakukan penolakan, dia hanya mampu mengalah menuruti keinginan Adriana.
"Mba, pesan nasi tiga porsi, udang goreng tepung dua porsi, sama es teh manisnya porsi gelas jumbo ya mba."
Devin melebarkan matanya, dia tak menyangka kalau istrinya akan makan sebanyak itu. Apa yang terjadi dengan Adriana hari ini?
"Sayang gak salah nasinya tiga porsi?"
Devin kembali memastikan.
"Nggak mas. Dua porsi buat aku, satu porsi buat mas."
Devin hanya mampu menelan ludahnya, tak ingin membantah keinginan sang istri.
Andai Devin tahu bahwa ini adalah bentuk sikap ibu hamil muda, pasti Devin akan merasa senang.
"Mas lauknya mau pesan apa?"
Adriana masih membolak balikkan menu makanan.
"Cumi bakar sepertinya enak sayang."
segera Adriana meminta pelayan untuk menuliskan pesanannya dan juga pesanan Devin.
Devin hanya tersenyum-senyum kecil melihat istrinya makan begitu lahap. Adriana memaksa Devin untuk menghabiskan makanannya padahal Devin sudah merasa kenyang.
"Ayo mas abisin ya ya please."
Ingin sekali Adriana bilang
Ini permintaan dede bayi.
Namun Adriana tak kuasa untuk mengungkapkan, sementara Devin hanya bisa menuruti keinginan sang istri.
Andai kamu tahu mas, kalau ini semua adalah masa dimana aku akan meminta yang aneh-aneh padamu. Kamu harus selalu berada di sisiku selama masa ini. Tapi sungguh aku tidak ingin mengungkapkan kehamilanku, bukan aku tidak mau memberitahukan darah dagingmu. Hanya saja aku takut, aku takut perpisahan akan terjadi diantara kita. Biarkan aku yang menghadapi semua ini sendiri.
Batin Adriana semakin merasakan perih yang dia simpan seorang diri. Ingin sekali Adriana mengungkapkan pada Devin, namun kembali lagi keyakinannya mulai goyah terhadap Devin.
••••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
🍒 شيري 🍒
kesalahannya andriana... ga mau terus terang 😢
2020-01-18
4
Endang Oke
sakah andriana..justru hrs tahu suamnya!!
2019-12-28
1