Terpesona

Hamparan sawah yang luas menghijau begitu menyejukkan mata, bagi siapapun yang melihatnya. Suasana asri begitu terasa di daerah Lembang Bandung. Devin dan Adriana sengaja datang ke Lembang untuk meninjau lokasi yang akan dibangun oleh perusahaan Pratama Group.

Devin sudah meminta Adriana untuk satu mobil dengannya, mengingat perjalanan Bandung Jakarta yang cukup melelahkan. Apalagi kota Bandung juga lumayan macet saat weekend.

Hari minggu ini, harusnya Adriana libur kerja. Namun, Devin justru memilih hari minggu untuk melakukan survey lokasi yang akan dibangun menjadi hotel.

Setelah mobil milik Devin sampai di lokasi, Adriana segera turun dari mobil. Matanya langsung berbinar saat menatap sekeliling lahan hijau. Angin segar bertiup, menerpa wajah Adriana. Hijab pashmina yang Adriana kenakan melambai-lambai akibat terpaan angin.

Adriana nampak begitu cantik dengan paduan rok rempel warna hijau, senada dengan warna hijabnya. Walau hanya mengenakan sandal jepit kulit bermanik batu-batuan, itu cukup membuat penampilan Adriana nampak santai dan tetap sopan.

"Ah, pemandangan yang indah." ujar Adriana sambil menghirup udara segar kota Bandung. Sementara Devin hanya tersenyum melihat tingkah Adriana yang nampak menggemaskan.

Kini, Adriana dan Devin berjalan mengelilingi lokasi. Mereka masih membahas sketsa desain yang akan diaplikasikan ke dalam lahan tersebut. Langkah Devin semakin mengajak Adriana menuju pria paruh baya yang sudah berdiri di sudut lokasi.

"Adriana kenalin ini Pak Reihan, kepala mandor yang akan bertanggung jawab dalam projek hotel." rupanya Devin ingin mengenalkan pria tersebut kepada Adriana. Kemudian Adriana menangkupkan kedua telapak tangan di depan dada sambil tersenyum ramah di hadapan Reihan.

"Adriana." ucap Adriana menyebutkan namanya. Mereka bertiga kemudian mengelilingi lokasi, melanjutkan kembali pembahasan projek hotel.

Sekitar setengah jam mereka berbincang-bincang, tiba-tiba tenggorokan Devin mulai terasa kering. Devin pergi meninggalkan Adriana yang masih sibuk membahas projek dengan Reihan.

Devin pergi tanpa pamit terlebih dahulu, dia segera meninggalkan lokasi untuk membeli minuman di toko swalayan terdekat.

•••

Tak butuh waktu lama bagi Devin untuk kembali ke lokasi. Sekarang Devin sudah kembali dengan membawakan minuman untuk Adriana, dan juga Reihan. Langkah Devin tiba-tiba terhenti, menikmati momen dimana Adriana nampak mempesona di mata Devin. Adriana terlihat begitu serius menjelaskan detail desain pada Reihan.

Tangan Adriana menunjuk-nunjuk lahan yang akan dibangun sebagai taman, ball room, dan semua lokasi yang ada dalam sketsa. Adriana begitu lugas menjelaskan detail gambar yang harus diterapkan oleh Reihan. Dia tidak ingin hasil bangunan hotel milik Pratama Group tidak sesuai dengan sketsa desain Adriana.

Kecerdasan Adriana sungguh membuat Devin terpesona. Wanita yang penuh semangat dibalik hijab anggunnya, sikapnya sungguh dewasa, atittude Adriana juga tak diragukan lagi.

Walau Adriana mengenakan hijab, tidak sedikitpun mengurangi ketegasannya saat bekerja. Tanpa sadar, Devin tersenyum memandang Adriana dari kejauhan. Adriana sudah membuat Devin menggeleng-gelengkan kepala, tersenyum sendirian.

"Minum dulu." ujar Devin sambil menyodorkan botol minuman rasa jeruk untuk Adriana.

"Terimakasih Pak Devin." sahut Adriana diiringi senyuman manisnya. Kemudian Adriana menerima botol minuman yang diberikan oleh Devin.

Adriana sangat kehausan setelah menjelaskan serangkaian desain. Dia langsung membuka botol minuman yang diberikan oleh Devin, lalu meminumnya sampai habis setengah botol. Dengan penuh semangat Adriana kembali melanjutkan lagi pembahasannya dengan Reihan. Namun, kali ini Devin juga ikut serta disana.

Tanpa terasa pembahasan mengenai desain hotel bersama Devin dan juga Reihan sudah berlalu sekitar dua jam. Devin sudah merasa cukup akan penjelasan Adriana kepada Reihan, begitupun dengan Reihan yang sudah cukup mengerti akan beberapa intruksi yang diberikan oleh Adriana. Sehingga Devin memberikan kesempatan pada Reihan untuk pamit dari lokasi.

Kini tinggal Adriana dan Devin berdua. Mereka duduk di tepian lokasi, tepatnya di bawah pohon rindang. Suasana begitu terasa sejuk dengan menikmati indahnya hamparan bukit-bukit sawah.

"Adriana." Devin mencoba memulai obrolan lebih dulu.

"Iya Pak Devin." sahut Adriana tanpa menolehkan pandangannya ke arah Devin. Kedua bola mata Adriana tidak ingin lepas dari pemandangan hijau di sekitarnya.

"Tentang lamaran aku dan ayahku, apa kamu sudah memikirkannya?" pertanyaan Devin barusan membuat Adriana tertunduk sesaat. Hatinya masih diselimuti keraguan.

"Saya masih bingung Pak Devin." benar saja, Adriana masih belum bisa memberikan jawaban untuk Devin.

"Maaf kalau aku terlalu cepat menanyakan itu padamu." rencana Devin awalnya ingin menanyakan perihal lamaran itu setelah projek hotel selesai. Tapi, entah kenapa bunga-bunga di hatinya kian tumbuh bermekaran? Membuat lelaki tampan itu tak mampu berlama-lama lagi untuk menunggu jawaban Adriana.

"Apa kamu punya kekasih?" Devin kembali bertanya. Batin Devin sering bertanya-tanya akan kemungkinan Adriana memiliki kekasih. Menurut Devin, tidak mungkin bagi seorang Adriana tidak memiliki kekasih, ataupun teman spesial. Mengingat paras Adriana yang sangat menawan. Sementara Adriana hanya menggelengkan kepalanya sesaat.

"Saya hanya wanita biasa Pak Devin, saya hanya terlahir dari keluarga biasa. Rasanya, saya tidak pantas bersanding dengan Bapak." mendengar penuturan Adriana barusan, membuat hati Devin terlonjak.

"Kamu ini terlalu kolot memandang cinta." ujar Devin sambil menatap lekat ke arah Adriana.

"Saya sudah melalui berbagai rintangan hidup untuk sampai di titik ini, berbeda dengan Pak Devin. Tentunya, background kita berbeda Pak." sekali lagi Adriana merasa rendah diri di hadapan Devin.

Adriana bukanlah sosok wanita yang terlahir dari keluarga kaya, lika-liku hidup susah sudah dia jalani. Sejak awal masuk kuliah, Adriana sudah mulai membagi waktunya dengan bekerja. Dia mencari biaya kuliah sendiri, demi mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang desainer handal di bidang konstruksi.

"Apa cinta itu harus berlandaskan status sosial?" pertanyaan Devin barusan membuat Adriana langsung menatap wajah tampan Devin sesaat. Kemudian wanita berhijab itu hanya tersenyum masam di hadapan Devin.

"Memangnya Bapak Devin mau menikahi wanita tanpa cinta?" Adriana justru berbalik tanya pada Devin.

"Kamu ditanya malah balik nanya." gerutu Devin sedikit kesal. Adriana hanya tertunduk dengan senyumannya, berusaha menahan tawa yang menggelitik hatinya, setelah melihat reaksi Devin barusan.

"Awalnya, aku juga menentang niatan ayahku yang memintamu menjadi istriku. Tapi, semakin aku mengenal kamu, entah kenapa aku merasa damai bersamamu Adriana." Devin mencoba mengakui perasaannya. Akhir-akhir ini Devin sering memikirkan Adriana. Kehadiran Adriana sedikit demi sedikit telah membuat Devin lupa akan Jesi.

"Aku hanya merasa perasaan itu mengalir begitu saja, tanpa menjadi beban akan cinta yang tergesa-gesa. Aku lelah menjalin hubungan yang seperti itu. Sementara aku mengenalmu dengan rasa yang berbeda. Ternyata, kamu adalah sosok wanita yang mendamaikan."tutur Devin menjelaskan perasaannya pada Adriana.

"Beri saya waktu, saya masih belum menemukan jawaban dari shollat saya Pak." jangan berpikir bahwa Adriana tidak memikirkan lamaran Hans. Sebenarnya, ada setitik rasa untuk Devin dari Adriana. Namun, Adriana takut kalau perasaan itu justru akan menyesatkannya.

"Baiklah, tapi saya minta satu hal dari kamu." Adriana mengernyitkan dahinya di depan Devin. Dia penasaran akan permintaan Devin.

"Jangan panggil aku Pak terus dong." permintaan Devin membuat Adriana tersipu malu, rona di pipi Adriana menggambarkan jelas rasa malunya terhadap Devin.

•••

Ayo klik like ya guys 😉

Terpopuler

Comments

shining

shining

woooow woow woow

2021-04-12

0

Yudela intani💕

Yudela intani💕

next😁

2020-04-21

1

Haica

Haica

lanjut....

2019-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pasangan harmonis
2 Jesika Fransiska
3 Jesi telah terganti
4 Pertemuan pertama
5 Permintaan Hans
6 Kenapa harus aku?
7 Gak pantes buat lo!
8 Bertemu pria mabuk
9 Menguatkan Devin
10 Terpesona
11 Melepaskan hijab
12 Malam pertama
13 Kandungan lemah
14 Wanita yang selama ini dicari
15 Panggilan Dev
16 Siapa dia?
17 Tak semulus perjalanan karirnya
18 Kembalilah padaku
19 Ngidam
20 Wanita mahal
21 Hanya bentuk perhatian dokter
22 You're so sexy tonight
23 Kabar bahagia
24 Panggilan papah mamah
25 Ceraikan istrimu!
26 Permintaan Cika
27 Adriana Version
28 Mantan kekasihku
29 Profesional kerja yang harus terjaga
30 Adriana Larasati
31 Garis tangan yang berbeda
32 Ceraikan aku
33 Tante tantik
34 Mengulang dosa di masa lalu
35 Mulai berubah
36 Perhatian seorang Boss
37 Jangan pulang malam ini
38 Meeting bohongan
39 Istri dari Devin Aditya Pratama
40 Jangan membangun pernikahan di atas kebohongan
41 Tak mampu memberikan apa yang Jesi berikan
42 Jangan siakan Adriana
43 Handphone yang tertinggal part 1
44 Handphone yang tertinggal part 2
45 Tidak lebih dari seorang laki-laki pezina
46 Izinkan aku menjagamu
47 Kembalikan stabilitas perusahaan
48 Jangan panggil aku Ibu
49 Belajar Ikhlas
50 Bos baru
51 Panggilan Rana
52 Bosan jadi anak nakal
53 Mantan istri Devin Aditya Pratama
54 Mengingatkan masa lalu
55 Jangan jadikan dia alat balas dendam
56 Panggil aku Mas Tegar
57 Merindukannya
58 Apapun akan aku lakukan untukmu Rana
59 Berlian yang tergores
60 Kenali aku lebih jauh
61 Gak sabar halalin kamu
62 Bertemu teman lama
63 Golongan darah AB
64 Ketulusan Adriana
65 Rania
66 Dibutakan oleh pesona Jesi
67 Sepasang kekasih
68 Tak ingin menjadi wanita bodoh
69 Selamat tinggal Mas Tegar
70 Wanita berprinsip
71 Permintaan Rana
72 Hanya kamu
73 Pasangan serasi
74 Ancaman Tegar
75 Tidak ingin jauh darimu
76 Malaikat untukku
77 Jangan pernah ragukan cintaku
78 Janjiku pada Tuhan
79 Membawamu melayang part I
80 Membawamu melayang part II
81 Lelaki terhebatku
82 Tetaplah menjadi Rana ku
83 Pesan misterius
84 Lelaki beruntung
85 Say I Love You
86 Tamu tak diundang
87 Kecewa
88 I Love You Tegar Prasetya
89 Menikmati malam minggu
90 Pantas untuk bahagia
91 Menebus dosa di masa lalu
92 Itu bukan cinta
93 Berdamai dengan masa lalu
94 Pria di seberang sana
95 Depresi
96 Start again
97 Aku kecewa padamu Rana
98 Mimpi buruk itu hadir kembali
99 Mulai hilang
100 Menantu idaman
101 Tak sebrengsek itu
102 Teringat pesan Vian
103 Ingat janjiku pada Tuhan
104 Kamu, prioritas utama
105 Sepuluh hari
106 Takdir sulit dibaca
107 Obsesi Lena
108 Gelisah
109 Pantas untuk Adriana
110 Jangan coba menyakiti wanitaku
111 Bersatu demi Rana
112 Karena kebencian hanya merusak hati
113 Kita keluarga
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Pasangan harmonis
2
Jesika Fransiska
3
Jesi telah terganti
4
Pertemuan pertama
5
Permintaan Hans
6
Kenapa harus aku?
7
Gak pantes buat lo!
8
Bertemu pria mabuk
9
Menguatkan Devin
10
Terpesona
11
Melepaskan hijab
12
Malam pertama
13
Kandungan lemah
14
Wanita yang selama ini dicari
15
Panggilan Dev
16
Siapa dia?
17
Tak semulus perjalanan karirnya
18
Kembalilah padaku
19
Ngidam
20
Wanita mahal
21
Hanya bentuk perhatian dokter
22
You're so sexy tonight
23
Kabar bahagia
24
Panggilan papah mamah
25
Ceraikan istrimu!
26
Permintaan Cika
27
Adriana Version
28
Mantan kekasihku
29
Profesional kerja yang harus terjaga
30
Adriana Larasati
31
Garis tangan yang berbeda
32
Ceraikan aku
33
Tante tantik
34
Mengulang dosa di masa lalu
35
Mulai berubah
36
Perhatian seorang Boss
37
Jangan pulang malam ini
38
Meeting bohongan
39
Istri dari Devin Aditya Pratama
40
Jangan membangun pernikahan di atas kebohongan
41
Tak mampu memberikan apa yang Jesi berikan
42
Jangan siakan Adriana
43
Handphone yang tertinggal part 1
44
Handphone yang tertinggal part 2
45
Tidak lebih dari seorang laki-laki pezina
46
Izinkan aku menjagamu
47
Kembalikan stabilitas perusahaan
48
Jangan panggil aku Ibu
49
Belajar Ikhlas
50
Bos baru
51
Panggilan Rana
52
Bosan jadi anak nakal
53
Mantan istri Devin Aditya Pratama
54
Mengingatkan masa lalu
55
Jangan jadikan dia alat balas dendam
56
Panggil aku Mas Tegar
57
Merindukannya
58
Apapun akan aku lakukan untukmu Rana
59
Berlian yang tergores
60
Kenali aku lebih jauh
61
Gak sabar halalin kamu
62
Bertemu teman lama
63
Golongan darah AB
64
Ketulusan Adriana
65
Rania
66
Dibutakan oleh pesona Jesi
67
Sepasang kekasih
68
Tak ingin menjadi wanita bodoh
69
Selamat tinggal Mas Tegar
70
Wanita berprinsip
71
Permintaan Rana
72
Hanya kamu
73
Pasangan serasi
74
Ancaman Tegar
75
Tidak ingin jauh darimu
76
Malaikat untukku
77
Jangan pernah ragukan cintaku
78
Janjiku pada Tuhan
79
Membawamu melayang part I
80
Membawamu melayang part II
81
Lelaki terhebatku
82
Tetaplah menjadi Rana ku
83
Pesan misterius
84
Lelaki beruntung
85
Say I Love You
86
Tamu tak diundang
87
Kecewa
88
I Love You Tegar Prasetya
89
Menikmati malam minggu
90
Pantas untuk bahagia
91
Menebus dosa di masa lalu
92
Itu bukan cinta
93
Berdamai dengan masa lalu
94
Pria di seberang sana
95
Depresi
96
Start again
97
Aku kecewa padamu Rana
98
Mimpi buruk itu hadir kembali
99
Mulai hilang
100
Menantu idaman
101
Tak sebrengsek itu
102
Teringat pesan Vian
103
Ingat janjiku pada Tuhan
104
Kamu, prioritas utama
105
Sepuluh hari
106
Takdir sulit dibaca
107
Obsesi Lena
108
Gelisah
109
Pantas untuk Adriana
110
Jangan coba menyakiti wanitaku
111
Bersatu demi Rana
112
Karena kebencian hanya merusak hati
113
Kita keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!