chapter 19 : Murid Baru yang Aneh

"Perempuan?"

Siswa laki-laki tampak senang mengetahui siswa baru itu seorang perempuan. Mereka membayangkan sambil menerka-nerka seperti apa wajah siswa baru tersebut. Berharap, murid baru yang masuk di kelas mereka itu berparas cantik.

Guru pun masuk bersama murid baru. Suasana menjadi hening sesaat. Seisi ruangan terkejut melihat penampilan murid yang baru saja masuk di kelas mereka. Semua murid menatap heran ke arah murid baru yang berdiri di hadapan mereka dengan posisi menundukkan kepala hingga tak sedikit pun bagian dari wajahnya yang terlihat.

Saat ini, di depan mereka ada seorang gadis berambut panjang, dengan poni yang menutupi mata dan menggunakan masker wajah menutupi hidung dan mulutnya. Siswi itu berdiri menunduk. Rambut depannya yang panjang membuat orang tak bisa melihat matanya.

"Apa yang bisa kita lihat darinya. Matanya enggak kelihatan. Hidung dan mulutnya juga ditutup masker," protes salah satu siswa.

Mereka sangat kecewa karena murid baru itu tidak sesuai ekspektasi. Bukannya berparas cantik seperti harapan mereka, yang ada malah sosok gadis aneh seperti hantu.

"Duduklah di sana!" perintah ibu guru menunjuk ke arah bangku kosong di belakang tempat duduk Naufal.

Siswi itu berjalan menunduk ke arah tempat yang baru saja ditunjuk guru. Seisi ruangan masih menghening karena fokus melihat kehadirannya yang begitu berbeda. Memakai masker, selalu menunduk dan tak berbicara sepatah kata pun.

Suara ketukan pintu memecahkan keheningan. Rupanya, Aldrin baru saja datang setelah puas bermain basket. Guru mempersilakan ia masuk. Cowok berambut blonde itu langsung berjalan dengan santai sambil menenteng tasnya menuju ke tempat duduknya. Langkahnya terhenti saat melihat bangkunya di duduki seorang siswi yang tak pernah dilihatnya.

"Minggir, ini kursiku!" ucapnya dingin sambil membuang tas siswi baru itu ke belakang hingga terjatuh ke lantai.

Siswi itu berdiri mengambil tasnya lalu duduk di kursi samping Aldrin duduk. Ia tetap tak mengeluarkan sepatah kata pun. Orang-orang memandangnya dengan tatapan aneh, tak terkecuali Naufal yang sedari tadi memperhatikan siswi itu.

Aldrin sendiri tak peduli apa pun yang terjadi di kelas. Begitu duduk, ia membuka snack dengan santai lalu memakannya sambil menekukkan satu kaki di atas kursi.

Jam istirahat tiba, seisi ruangan bergosip tentang kehadiran siswi baru tersebut. Ada yang menduga jika siswi itu tuna wicara, ada pula yang menduga siswi itu sengaja menutup wajahnya karena parasnya yang buruk rupa.

"Eh, lihat! Dari tadi dia tidak bicara."

"Bahkan aku ajak bicara pun dia enggak mau."

"Jangan-jangan dia menutup mulutnya, karena sumbing!"

"Giginya maju ke depan kali!"

"Atau ... dia punya tampang yang mengerikan seperti zombie, hiii ...."

Semua murid di dalam kelas saling tebak-menebak rupa gadis tersebut diiringi dengan tawa yang mengejek. Segala tuduhan dan prasangka mereka masuk ke pendengar Naufal. Cowok itu menengok ke belakang, tepatnya ke arah si murid baru. Anehnya, digosipkan seisi kelas tidak membuatnya risih. Gadis itu tetap duduk diam sambil membaca buku. Seolah tak peduli dengan ucapan dan hinaan rekan kelasnya.

'Dia tidak tersinggung sama sekali? Apa benar dia bisu? Makanya dia tidak peduli hinaan orang-orang?' pikir Naufal sambil mencuri pandang ke arah gadis itu.

Sepulang sekolah, Aldrin menyusuri kawasan rumah kumuh yang pernah ia tinggali bersama ayahnya. Dia membuka pintu rumah dan melihat seisi ruangan yang tampak tak terawat. Sudah sembilan tahun ia meninggalkan rumah itu, sudah sembilan tahun pula ayahnya meninggalkannya tanpa kabar.

Dua tahun lalu, ia ke Dubai mencari ayahnya. Tapi visa-nya ditolak karena ia menggunakannya tanpa izin dari sekolah. Sampai sekarang Aldrin seakan kehilangan harapan untuk mencari Ayahnya.

Suara dering ponselnya memecahkan keheningan. Aldrin mengambil ponselnya dan melihat nama panggilan yang ada di layar tersebut. Ia segera menerima panggilan telepon yang ternyata berasal dari Naufal.

"Aldrin, kamu di mana?"

"Aku dalam perjalanan pulang."

"Oh! Hari ini kita akan makan malam bersama. Ayah, ibu dan kakak lagi berkumpul di rumah. Ini momen langka, jadi jangan sampai kamu enggak ada di rumah," ucap Naufal.

"Ok." Aldrin tampak malas menjawab.

Setelah telepon terputus, Aldrin melangkah keluar dari rumah kumuh itu. Saat berada tepat di depan pintu, langkahnya terhenti dan ia kembali membalikkan badannya. Matanya berkeliling menatap seisi ruangan yang penuh kenangan masa kecilnya.

"Aku pergi dulu, ayah. Semoga kau sehat selalu di mana pun kau berada."

Tuan Adam, Ardhilla dan Zaki jarang terlihat di rumah. Mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Di rumah yang sebesar itu kadang hanya dihuni Aldrin dan Naufal beserta asisten rumah tangga mereka sebanyak sepuluh orang.

Setibanya di rumah, Aldrin mendapati Ibunya sedang bersama Zaki. Ardhilla tampak begitu perhatian pada anak sambungnya. Ia menasehati Zaki agar tidak terlalu sibuk bekerja dan tetap mengonsumsi suplemen agar daya tahan tubuhnya kuat. Sementara, Zaki juga menyemangati ibunya untuk Film terbaru yang akan diperankannya.

Perbincangan mereka terhenti saat Aldrin baru saja tiba di rumah itu. Ardhilla dan Zaki kompak menoleh ke arahnya.

"Kamu baru pulang?" tanya Ardhilla.

"Sudah tahu, masih juga bertanya," jawab Aldrin ketus sambil menaiki tangga menuju kamarnya.

Melihat kemesraan antara Ibu kandungnya dengan Zaki membuatnya selalu tersulut emosi. Entah sakit hati atau cemburu. Perhatian Ibunya yang berlebihan pada Zaki dan sikap manja Zaki membuatnya tak menyukai mereka berdua.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari terus berlanjut, mereka kembali ke sekolah. Hari ini, pak guru mengumumkan hasil ujian pelajaran Fisika. Seperti biasa, setiap murid yang dipanggil namanya akan mengambil hasil ujian mereka. Satu per satu murid mulai dipanggil. Semua tampak penasaran dengan hasil ujian mereka.

"Starla Anggraini, 80!" sebut pak guru.

Seorang murid yang baru saja disebut namanya berdiri ke depan mengambil hasil ujiannya. Murid itu sangat gembira begitu tahu hasil ujiannya memperoleh nilai yang cukup bagus.

Pak guru kembali memanggil nama berikutnya. "Naufal Ardhani, 100!"

Sudah bukan hal aneh lagi, jika Naufal mendapatkan nilai ujian yang sempurna untuk mata pelajaran apa pun. Dia adalah murid pintar dan teladan.

Naufal berdiri mengambil kertas hasil ujiannya diiringi sambutan tepuk tangan dari teman-teman sekelasnya. Ia berjalan kembali menuju bangkunya setelah mengambil hasil ujiannya.

Pak guru kembali memanggil nama murid berikutnya. "Amaira Latisya, 100!".

"Hah?" Seisi kelas terkejut mendengar guru menyebut nama asing.

Mereka makin terkejut ketika murid baru yang aneh itu berdiri berjalan ke depan untuk mengambil hasil ujiannya. Ternyata murid itu mendapatkan nilai sempurna yang sama seperti Naufal.

Naufal yang belum sempat duduk, seakan terperanjat sambil menatap gadis itu. Sementara gadis tersebut kembali ke tempat duduknya melewati Naufal yang masih terpaku di tempat.

Seisi kelas menjadi heboh. Ini benar-benar mengejutkan, bukan? Seorang murid baru yang merupakan pindahan dari sekolah negeri ternyata bisa mendapatkan nilai ujian fisika dengan hasil yang sempurna. Bahkan selama ini, di kelas tersebut tidak ada yang bisa menyaingi Naufal di mata pelajaran itu. Sekali lagi, Naufal adalah murid cerdas yang banyak kali memenangkan olimpiade Fisika di tingkat Asean.

"Si orang aneh itu dapat nilai 100?" kata Angel dengan suara terbata-bata.

"Gila! Ini benar-benar gila! Gak nyangka gue! Akhirnya ada yang bisa menyaingi Naufal di ujian Fisika!" seru salah satu siswa.

"Iya, selama ini belum pernah ada yang dapat nilai 100 selain Naufal," ujar siswa lainnya.

Salah satu siswa berbisik ke telinga Naufal, "Naufal, kayaknya kamu harus hati-hati, deh! Dia bakal jadi sainganmu, tuh!"

Naufal hanya diam sambil terus menatap tak berkedip ke arah siswi aneh yang namanya baru saja ia ketahui. Sementara gadis itu hanya duduk menunduk dengan memegang buku di tangannya, seolah tak peduli dengan keadaan sekitar yang sedang memperbincangkan dirinya.

Terpopuler

Comments

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

nah kaaannnn pasti naufal auto terpesona...cewek smart pasti bikin dia tertarik

yg heran gimana nanti aldrin bisa suka sama cewek sejenis naufal😄

2023-07-28

1

💗 Yuli Defika 💓

💗 Yuli Defika 💓

Amaira
namanya bagus
pasti cantiq ne cewek

2022-08-15

0

Mifta Siregar

Mifta Siregar

isss ko aq takut naufal n aldrin menyukai gadis yg sama

2021-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 chapter 1 : Awal Mula
2 chapter 2 : Terlahir
3 chapter 3 : Cinta Tapi Tak Dicintai
4 chapter 4 : Siapa Ibuku?
5 chapter 5 : Dia Anakku!
6 chapter 6 : Namaku Naufal.
7 chapter 7 : Dia kembali
8 chapter 8 : Yang Terbaik Untuknya
9 chapter 9 : Kuantar Kau Pada Ibumu
10 chapter 10 : Ayo Kita Berteman
11 chapter 11 : Kepergian Jefri
12 chapter 12 : Sebuah permintaan
13 chapter 13 : Sembilan Tahun Kemudian
14 chapter 14 : Pesta Perayaan Kelulusan Zaki
15 chapter 15 : Pianish VS Violinis
16 chapter 16 : Namaku Aldrin Jefri!
17 chapter 17 : Berkelahi dengan Kakak Kelas
18 chapter 18 : Menyukai Gadis yang Sama
19 chapter 19 : Murid Baru yang Aneh
20 chapter 20 : Rasa Penasaran yang Terjawab
21 chapter 21 : Fall in Love
22 chapter 22 : Si Tampan dan Si Jelek
23 chapter 23 : Pelajaran Bahasa Inggris
24 chapter 24 : Hubungan yang Merenggang
25 chapter 25 : Pembalasan Aldrin pada Zaki
26 chapter 26 : Kecurigaan Zaki
27 chapter 27 : Masa Pendekatan
28 chapter 28 : Menjadi Target Angel
29 chapter 29 : Ayo Kita Bertemu!
30 chapter 30 : Terkejut!
31 chapter 31 : Tatapan Berbeda
32 chapter 32 : Malaikat Penolong
33 chapter 33 : Skandal Video Maria
34 chapter 34 : Aldrin VS Zaki
35 chapter 35 : Suara dari Masa lalu
36 chapter 36 : Parasit
37 chapter 37 : Kedekatan Naufal dan Amaira
38 chapter 38 : First Kiss
39 chapter 39 : Sebuah Pengakuan
40 chapter 40 : Ancaman Aldrin
41 chapter 41 : Antara Aldrin, Amaira dan Naufal
42 chapter 42 : Who is Bryan ?
43 chapter 43 : Pertama Kali Melihatnya
44 chapter 44 : Kolaborasi Bersama?
45 chapter 45 : The Battle : Pianis vs Violinis jilid 2
46 chapter 46 : EGOIS
47 chapter 47 : Ekspektasi
48 chapter 48 : Bersama Hujan
49 chapter 49 : LABIL
50 chapter 50 : Berubah Total
51 chapter 51 : Di batas Asa
52 chapter 52 : Jefry Telah Meninggal ?
53 chapter 53 : Kembali ke Amerika
54 chapter 54 : Tidak untuk saat ini ....
55 chapter 55 : Teddy Bear
56 chapter 56 : PIL PAHIT
57 chapter 57 : Terlalu Menyedihkan!
58 chapter 58 : Menolak Menyerah!
59 chapter 59 : Mengubah Jati Diri Demi
60 chapter 60 : Perpustakaan
61 chapter 61 : Gadis Tomboy
62 chapter 62 : Kembali Bersama?
63 chapter 63 : Love Triangle
64 chapter 64 : Gara-gara Angel
65 chapter 65 : Naufal vs Aldrin
66 chapter 66 : Dia Milikku!
67 chapter 67 : Poor Boy :(
68 chapter 68 : Seperti Air
69 chapter 69 : Panggil gue, Er!
70 chapter 70 : Baru Saja Dimulai
71 chapter 71 : Kembalinya Si Pengamen Jalanan
72 chapter 72 : Perubahan Hak Waris
73 chapter 73 : I'll be Gentle
74 chapter 74 : Menyimpan Rasa
75 chapter 75 : Who is Hussain Al-Fath?
76 chapter 76 : Dari Dubai menuju Jakarta
77 chapter 77 : Jefri (?)
78 chapter 78 : Merencanakan Pertemuan
79 chapter 79 : Pasangan Dansa Maria
80 chapter 80 : Saling Cemburu
81 chapter 81 : VIRAL
82 chapter 82 : Menelan Kenyataan Pahit
83 chapter 83 : Kiss the Rain
84 chapter 84 : Awal Perubahan
85 chapter 85 : I'm Cinderella Man
86 chapter 86 : Bahagiamu adalah Kesedihanku
87 chapter 87 : Mencari Pelarian
88 chapter 88 : Tentang Er
89 chapter 89 : Serangan Mematikan
90 chapter 90 : Siapa Ayahmu?
91 chapter 91 : Mulai Terkuak
92 chapter 92 : Berdamai dengan Diri Sendiri
93 chapter 93 : Tulisan Tentang Ayah
94 chapter 94 : Kertas Harapan
95 chapter 95 : Kisah Kasih Tak Sampai
96 chapter 96 : Perubahan Jefri
97 chapter 97 : Goodbye, Bryan!
98 chapter 98 : Aldrin VS Ardhilla
99 chapter 99 : Cincin Couple
100 chapter 100 : Ketika Zaki Membuka Suara
101 chapter 101 : Menggantikan Posisinya di Hatimu
102 chapter 102 : Hati yang Tak Bisa Berkompromi
103 chapter 103 : Hari Pertama di Perusahaan
104 chapter 104 : Hubungan di Ujung Tanduk
105 chapter 105 : Malam Kelabu
106 chapter 106 : Lebih Memanas!
107 chapter 107 : Aldrin vs Zaki jilid 2
108 chapter 108 : Acara Malam
109 chapter 109 : Cinta Segi Lima?
110 chapter 110 : Mengulang Kesalahan yang Sama
111 chapter 111 : Maria vs Zaki
112 chapter 112 : Masih Berharap
113 chapter 113 : Don't Judge By The Cover
114 chapter 114 : Kepingan Sedih
115 chapter 115 : Menanggung Konsekuensi
116 uchapter 116 : Hasil Tes DNA
117 chapter 117 : Labirin Waktu
118 chapter 118 : Anak Haram
119 chapter 119 : Acara Talkshow
120 chapter 120 : Romantisme Malam
121 chapter 121 : Romantisme Hilang Sekejab
122 chapter 122 : Masih Mencintainya
123 chapter 123 : Belajarlah Mencintaiku ...
124 chapter 124 : Takkan Terganti
125 chapter 125 : Biola Misterius
126 chapter 126 : Menemui Tuan Yussef
127 chapter 127 : Malam yang Mengejutkan
128 chapter 128 : Pertemuan Mengharukan
129 chapter 129 : Nasihat Menyentuh
130 chapter 130 : Ajakan Er
131 chapter 131 : Perahu Kertas dan Sebuah Mawar
132 chapter 132 : Perceraian
133 chapter 133 : Sang Violinis
134 chapter 134 : Calon Pengantin Pria
135 chapter 135 : Restu
136 chapter 136 : Hari Bahagia Itu Datang
137 chapter 137 : Malam Pertama
138 chapter 138 : Bulan Madu
139 chapter 139 : Mengunjungi Mertua
140 chapter 140 : Menghalangi Aldrin
141 chapter 141 : Pianish VS Violinis jilid 3 (part 1)
142 chapter 142 : Pianish vs Violinis jilid 3 (part 2)
143 chapter 143 : Penyesalan Seorang Ibu
144 chapter 144 : Bertahanlah, Aldrin!
145 chapter 145 : Ketegaran Amaira
146 chapter 146 : Gadis Pelukis
147 chapter 147 : Hati yang Tak Termiliki
148 chapter 148 : Naufal dan Kisah Cintanya
149 chapter 149 : Terulang Kembali
150 chapter 150 : Secerca Kehidupan
151 chapter 151 : Kata yang Sulit Diucapkan
152 Chapter 152 : Permintaan Aldrin
153 chapter 153 : Fly away Love
154 INFO PENTING
155 chapter 154 : Setiap Waktu Berharga
156 chapter 155 : Biola Tak Bertuan
157 chapter 156 : Namaku Aldrin
158 BIG THANKS
Episodes

Updated 158 Episodes

1
chapter 1 : Awal Mula
2
chapter 2 : Terlahir
3
chapter 3 : Cinta Tapi Tak Dicintai
4
chapter 4 : Siapa Ibuku?
5
chapter 5 : Dia Anakku!
6
chapter 6 : Namaku Naufal.
7
chapter 7 : Dia kembali
8
chapter 8 : Yang Terbaik Untuknya
9
chapter 9 : Kuantar Kau Pada Ibumu
10
chapter 10 : Ayo Kita Berteman
11
chapter 11 : Kepergian Jefri
12
chapter 12 : Sebuah permintaan
13
chapter 13 : Sembilan Tahun Kemudian
14
chapter 14 : Pesta Perayaan Kelulusan Zaki
15
chapter 15 : Pianish VS Violinis
16
chapter 16 : Namaku Aldrin Jefri!
17
chapter 17 : Berkelahi dengan Kakak Kelas
18
chapter 18 : Menyukai Gadis yang Sama
19
chapter 19 : Murid Baru yang Aneh
20
chapter 20 : Rasa Penasaran yang Terjawab
21
chapter 21 : Fall in Love
22
chapter 22 : Si Tampan dan Si Jelek
23
chapter 23 : Pelajaran Bahasa Inggris
24
chapter 24 : Hubungan yang Merenggang
25
chapter 25 : Pembalasan Aldrin pada Zaki
26
chapter 26 : Kecurigaan Zaki
27
chapter 27 : Masa Pendekatan
28
chapter 28 : Menjadi Target Angel
29
chapter 29 : Ayo Kita Bertemu!
30
chapter 30 : Terkejut!
31
chapter 31 : Tatapan Berbeda
32
chapter 32 : Malaikat Penolong
33
chapter 33 : Skandal Video Maria
34
chapter 34 : Aldrin VS Zaki
35
chapter 35 : Suara dari Masa lalu
36
chapter 36 : Parasit
37
chapter 37 : Kedekatan Naufal dan Amaira
38
chapter 38 : First Kiss
39
chapter 39 : Sebuah Pengakuan
40
chapter 40 : Ancaman Aldrin
41
chapter 41 : Antara Aldrin, Amaira dan Naufal
42
chapter 42 : Who is Bryan ?
43
chapter 43 : Pertama Kali Melihatnya
44
chapter 44 : Kolaborasi Bersama?
45
chapter 45 : The Battle : Pianis vs Violinis jilid 2
46
chapter 46 : EGOIS
47
chapter 47 : Ekspektasi
48
chapter 48 : Bersama Hujan
49
chapter 49 : LABIL
50
chapter 50 : Berubah Total
51
chapter 51 : Di batas Asa
52
chapter 52 : Jefry Telah Meninggal ?
53
chapter 53 : Kembali ke Amerika
54
chapter 54 : Tidak untuk saat ini ....
55
chapter 55 : Teddy Bear
56
chapter 56 : PIL PAHIT
57
chapter 57 : Terlalu Menyedihkan!
58
chapter 58 : Menolak Menyerah!
59
chapter 59 : Mengubah Jati Diri Demi
60
chapter 60 : Perpustakaan
61
chapter 61 : Gadis Tomboy
62
chapter 62 : Kembali Bersama?
63
chapter 63 : Love Triangle
64
chapter 64 : Gara-gara Angel
65
chapter 65 : Naufal vs Aldrin
66
chapter 66 : Dia Milikku!
67
chapter 67 : Poor Boy :(
68
chapter 68 : Seperti Air
69
chapter 69 : Panggil gue, Er!
70
chapter 70 : Baru Saja Dimulai
71
chapter 71 : Kembalinya Si Pengamen Jalanan
72
chapter 72 : Perubahan Hak Waris
73
chapter 73 : I'll be Gentle
74
chapter 74 : Menyimpan Rasa
75
chapter 75 : Who is Hussain Al-Fath?
76
chapter 76 : Dari Dubai menuju Jakarta
77
chapter 77 : Jefri (?)
78
chapter 78 : Merencanakan Pertemuan
79
chapter 79 : Pasangan Dansa Maria
80
chapter 80 : Saling Cemburu
81
chapter 81 : VIRAL
82
chapter 82 : Menelan Kenyataan Pahit
83
chapter 83 : Kiss the Rain
84
chapter 84 : Awal Perubahan
85
chapter 85 : I'm Cinderella Man
86
chapter 86 : Bahagiamu adalah Kesedihanku
87
chapter 87 : Mencari Pelarian
88
chapter 88 : Tentang Er
89
chapter 89 : Serangan Mematikan
90
chapter 90 : Siapa Ayahmu?
91
chapter 91 : Mulai Terkuak
92
chapter 92 : Berdamai dengan Diri Sendiri
93
chapter 93 : Tulisan Tentang Ayah
94
chapter 94 : Kertas Harapan
95
chapter 95 : Kisah Kasih Tak Sampai
96
chapter 96 : Perubahan Jefri
97
chapter 97 : Goodbye, Bryan!
98
chapter 98 : Aldrin VS Ardhilla
99
chapter 99 : Cincin Couple
100
chapter 100 : Ketika Zaki Membuka Suara
101
chapter 101 : Menggantikan Posisinya di Hatimu
102
chapter 102 : Hati yang Tak Bisa Berkompromi
103
chapter 103 : Hari Pertama di Perusahaan
104
chapter 104 : Hubungan di Ujung Tanduk
105
chapter 105 : Malam Kelabu
106
chapter 106 : Lebih Memanas!
107
chapter 107 : Aldrin vs Zaki jilid 2
108
chapter 108 : Acara Malam
109
chapter 109 : Cinta Segi Lima?
110
chapter 110 : Mengulang Kesalahan yang Sama
111
chapter 111 : Maria vs Zaki
112
chapter 112 : Masih Berharap
113
chapter 113 : Don't Judge By The Cover
114
chapter 114 : Kepingan Sedih
115
chapter 115 : Menanggung Konsekuensi
116
uchapter 116 : Hasil Tes DNA
117
chapter 117 : Labirin Waktu
118
chapter 118 : Anak Haram
119
chapter 119 : Acara Talkshow
120
chapter 120 : Romantisme Malam
121
chapter 121 : Romantisme Hilang Sekejab
122
chapter 122 : Masih Mencintainya
123
chapter 123 : Belajarlah Mencintaiku ...
124
chapter 124 : Takkan Terganti
125
chapter 125 : Biola Misterius
126
chapter 126 : Menemui Tuan Yussef
127
chapter 127 : Malam yang Mengejutkan
128
chapter 128 : Pertemuan Mengharukan
129
chapter 129 : Nasihat Menyentuh
130
chapter 130 : Ajakan Er
131
chapter 131 : Perahu Kertas dan Sebuah Mawar
132
chapter 132 : Perceraian
133
chapter 133 : Sang Violinis
134
chapter 134 : Calon Pengantin Pria
135
chapter 135 : Restu
136
chapter 136 : Hari Bahagia Itu Datang
137
chapter 137 : Malam Pertama
138
chapter 138 : Bulan Madu
139
chapter 139 : Mengunjungi Mertua
140
chapter 140 : Menghalangi Aldrin
141
chapter 141 : Pianish VS Violinis jilid 3 (part 1)
142
chapter 142 : Pianish vs Violinis jilid 3 (part 2)
143
chapter 143 : Penyesalan Seorang Ibu
144
chapter 144 : Bertahanlah, Aldrin!
145
chapter 145 : Ketegaran Amaira
146
chapter 146 : Gadis Pelukis
147
chapter 147 : Hati yang Tak Termiliki
148
chapter 148 : Naufal dan Kisah Cintanya
149
chapter 149 : Terulang Kembali
150
chapter 150 : Secerca Kehidupan
151
chapter 151 : Kata yang Sulit Diucapkan
152
Chapter 152 : Permintaan Aldrin
153
chapter 153 : Fly away Love
154
INFO PENTING
155
chapter 154 : Setiap Waktu Berharga
156
chapter 155 : Biola Tak Bertuan
157
chapter 156 : Namaku Aldrin
158
BIG THANKS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!