Don'T Say Goodbye
...Aku adalah Cinderella Man...
...Yang mempunyai hobi memetik dawai biola...
...----------------...
Di sebuah pinggiran kota yang sangat sepi dan jauh dari keramaian orang, seorang wanita berparas cantik sedang meronta-ronta sekuat tenaga dari kedua tangan seseorang yang berusaha mencekiknya.
"To–tolong!" Dengan napas tersengal-sengal dan suara yang terbata-bata ia berusaha berteriak berharap seseorang dapat mendengar dan menolongnya.
Masih teringat siang tadi ia bertemu dengan Steve Arnold, Sutrada Film ternama yang mempunyai paras tampan berwajah blasteran Jerman.
"Steve, aku hamil. Kata dokter kandunganku menuju empat bulan," ucap Ardhilla pelan sambil meletakkan kedua tangan di perutnya.
"Apa?! kamu gila, ya? Kamu tahu sendiri, 'kan, akhir -akhir ini media gencar menggosipkan kedekatan kita, jika sampai ini tercium media, habislah kita!" kata Steve dengan intonasi nada yang tinggi.
"Terus, apa yang harus aku lakukan? Aku juga tidak mau hamil, tapi aku takut menggugurkan anak ini. Lagian ... aku merasa anak ini dikirim Tuhan untuk mempererat hubungan kita." Ardhilla melangkah mendekat dan langsung memeluk pinggang Steve, tetapi pria itu buru-buru melepasnya.
"Ardhilla, seharusnya dari awal kau sudah tahu hubungan kita hanya sebatas ranjang, aku sudah punya istri. Istriku anak seorang mentri. Habislah aku jika skandal kita ketahuan!" berangnya dengan mata yang membulat tajam seakan hendak menerkam Ardhilla lalu mencengkeramnya kuat-kuat dan membuangnya jauh.
"Apa maksudmu?"
Wajah Steve melembut sejenak. Ia meraih tangan Ardhilla berusaha membujuk selingkuhannya itu. "Gugurkan anak itu, aku akan menyuruh orang mengantarmu ke dokter dan kita akan gugurkan bayi itu di waktu yang tepat sebelum orang-orang mengetahuinya."
"Tidak ... tidak Steve! Aku akan tetap pertahankan anak ini." Ardhilla memegang perutnya, kakinya melangkah mundur menjauh dari Steve.
"Mengertilah! Kamu juga akan rugi, karirmu sekarang sangat bagus, tawaran iklan meningkat. Bukannya ini yang kamu inginkan?Ingat, aku telah banyak membantu menaikkan popularitasmu!"
Steve mencoba meyakinkan Ardhilla. Namun, Ardhilla tetap bersikukuh pada keputusannya dan langsung beranjak pergi. Ia tak habis pikir, keputusannya untuk mempertahankan janinnya akan membawanya dalam masalah besar malam ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ardhilla menutup ingatannya ketika masih terus berjuang untuk melepaskan tangan seseorang yang berusaha mencekiknya saat ini.
'Dia pasti orang suruhan Steve,' gumamnya dalam hati.
Ardhilla tidak menyangka, kehamilannya yang akan digunakan sebagai senjata agar Steve tunduk padanya dan mau menceraikan istrinya, malah berakibat fatal baginya. Lehernya makin tercekik dan ia mulai kesulitan bernapas. Ia merasa sudah sangat tidak berdaya.
BRUK!
Tiba-tiba sosok misterius yang mencekik lehernya terjatuh pingsan. Ardhilla bangun sambil terbatuk-batuk. Samar-samar, ia melihat sesosok lelaki yang terlihat tidak terawat, pakaiannya sangat lusuh dan memegang biola.
"Mba, kamu enggak apa-apa?" tanya seseorang dari balik kegelapan.
Telinganya sempat menangkap suara itu, tetapi ia tak dapat mencerna kalimat yang orang itu katakan. Saat ini kepalanya sangat pusing, pandangannya nanar, hingga kegelapan merenggut dirinya. Ia tak sadarkan diri.
Sekitar satu jam setelah kejadian yang menimpanya barusan, Ardhilla akhirnya membuka mata. Dengan penglihatan yang belum pulih sepenuhnya, ia menatap sekeliling ruangan tempatnya berada saat ini. Terlihat ruangan yang kumuh dan berantakan. Tempat ini belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Hanya ada satu ruangan di mana tempat tidur, meja makan, peralatan masak berkumpul di ruangan yang sesak.
"Kamu sudah bangun? Makanlah sedikit! Aku membawa kue. Maaf tidak ada nasi, aku belum sempat beli beras."
Suara seorang laki-laki datang dari arah pintu. Ardhilla menoleh ke sosok yang baru saja masuk. Ia dapat melihat jelas wajah lelaki yang kini berada di hadapannya.
"Apakah kau yang menyelamatkanku semalam?"
"Iya, kau pingsan semalam. Aku bingung, jadi aku bawa saja kamu ke rumahku. Jangan khawatir! Semalam aku tidak tidur di sini kok, aku tidur di luar. Hehehe," jelas pria itu sambil menyengir.
Pria yang belum diketahui namanya itu berusaha menjelaskan panjang lebar, tetapi Ardhilla sama sekali tidak tertarik dengan penjelasannya. Bola matanya justru berkeliling melirik ke kiri dan ke kanan ruangan tersebut.
Tiba-tiba terdengar suara dering ponsel miliknya. Ardhilla segera mengambil ponselnya dari saku celananya. Panggilan telepon tersebut ternyata dari manajernya sendiri. Dengan segera, ia berdiri menepi dari sosok pria yang ada di hadapannya lalu menerima panggilan telepon tersebut.
"Hallo."
"Ardhilla, kamu di mana? Kamu sudah nonton gosip hari ini, enggak? Kau menjadi berita utama. Ada wartawan yang lihat kamu ke dokter kandungan beberapa hari yang lalu," tutur manajer dari balik telepon dengan nada serius.
'Gawat! Ternyata ada wartawan yang melihatku,' gumam Ardhilla.
"Terus, kita harus gimana?" tanya Ardhilla panik.
"Apanya yang gimana? Aku tanya kamu, ini benar enggak, sih? Kamu hamil? Apa kamu tahu, sekarang ini banyak wartawan yang berkumpul di depan apartemen kamu. Mendingan kamu jangan dulu pulang. Mereka juga sudah wawancara Steve Arnold dan terus menanyakan hubungan kalian," jelas manajernya yang sebelumnya memberi pertanyaan bertubi-tubi berusaha mencari tahu kebenaran.
"Terus, gimana tanggapan Steve?"
"Hei, pria sialan itu bilang dia sama sekali tidak ada hubungan sama kamu. Dia mengatakan hubunganmu dengannya hanya sebatas kerja. Kamu tahu, apa lagi yang dia katakan?" Manajer menjeda ucapannya sebelum kembali melanjutkan, "dia bilang, akan membatalkan semua proyek film yang terikat kontrak denganmu."
"Apa?!" Ardhilla terperanjat dari rasa keterkejutan dan langsung menutup telepon.
Wajah wanita itu memerah dengan rahang yang mengeras. Ia tidak menyangka lelaki yang begitu ia cintai justru tega melakukan hal itu padanya. Lelaki pertama yang dikenalnya dan membawanya menjadi artis papan atas saat ini. Ya, dia Steve Arnold. Seorang sutradara muda yang namanya terkenal di dunia hiburan Tanah Air.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ardhilla seorang yatim piatu yang hidup di panti asuhan. Saat ini usianya baru dua puluh tahun. Ia datang ke ibu kota sejak tiga tahun yang lalu. Kehidupannya yang monoton di panti membuatnya ingin mengubah nasib. Ia sangat terobsesi menjadi artis terkenal yang mempunyai banyak uang.
Bermodal wajah cantik, putih, dan mulus serta postur badan yang tinggi dan langsing membuatnya diterima menjadi model di usia tujuh belas tahun. Sayangnya, ia malah memasuki model majalah dewasa. Namun, semua itu tak masalah baginya asal bisa membuatnya menjadi terkenal dan bergelimang harta.
Sampai ia tak sengaja bertemu dengan Steve, seorang sutradara muda berusia tiga puluh lima tahun yang berdarah Jerman. Steve mengajaknya membintangi film terbarunya yang berjudul 'Cinta Anak Sekolah'. Ia menjadi wanita pemeran kedua saat itu. Tanpa diduga, film tersebut meledak di pasaran. Sehingga membuat ia dan Steve semakin dekat. Pada akhirnya, mereka menjalin hubungan diam-diam di balik layar.
"Mba, kamu baik-baik saja?" tanya pria itu setelah melihat reaksi Ardhilla selepas menerima panggilan telepon dari manejernya.
Ardhilla tersadar. Ia menoleh ke ara pria itu dan berkata, "Hmmm ... aku tidak apa-apa. Oh, ya, apa kamu bisa menolongku?"
"Katakan saja. Sebisa mungkin aku akan menolongmu," ucap pria itu sambil menyengir bodoh.
"Boleh enggak aku tinggal di sini untuk beberapa hari?" tanya Ardhilla ragu-ragu. Sebenarnya ia merasa dirinya terlalu konyol meminta hal itu pada pria yang tak dikenalnya. Namun, keadaannya yang terdesak membuat dirinya harus mengambil langkah cepat.
Ardhilla sudah berpikir baik-baik. Sekarang wartawan sedang mencarinya. Sementara, Steve juga tidak akan membiarkannya hidup. Melapor ke polisi tidak ada gunanya, hanya akan membuka aibnya sendiri. Mungkin pria ini bisa membantunya. Menurutnya, pria ini terlihat seperti orang baik-baik.
"Tentu saja boleh," kata pria itu sambil tersenyum. Walaupun wajahnya sangat kusam tapi senyum pria ini sangat menawan.
Pria itu memerhatikan wajah Ardhilla secara seksama. "Sepertinya aku pernah melihatmu, kamu seperti ... bintang iklan sabun mandi."
Ardhilla bergeming sambil menahan napas. Ia berusaha menghindar dari pandangan pria itu.
Sepertinya pria itu mengerti jika Ardhilla saat ini merasa tak nyaman. "Oh, iya, kita belum berkenalan. Namaku Jefri. Aku pengamen jalanan."
Pria berkulit eksotis tersebut mengulurkan tangannya. Namun, melihat wanita yang di depannya hanya diam, ia buru-buru menarik tangannya dan meletakkan di atas kepalanya seolah sedang menggaruk.
"Baiklah, aku kerja dulu. Kamu istirahat saja di sini!" sambung Jefri sambil menenteng biolanya dan langsung pergi begitu saja.
Ardhilla yang dari tadi sudah merasa muak langsung berdiri sambil memegang perutnya. "Dasar tidak berguna! Kupikir dengan kehadiranmu, aku bisa menjadi Nyonya Steve. Ternyata kehadiranmu malah membuat bencana bagiku."
Tangisan Ardhilla pecah, wanita itu menangis tersedu-sedu sambil memukul perutnya. Tiba-tiba seseorang menarik tangannya, hingga membuatnya terkejut. Ia segera membalikkan badannya.
"Kamu ...." Ardhilla terkejut melihat pria yang bernama Jefri itu sekarang berada di depannya. Ia pikir pria itu telah pergi, tetapi tak disangka jika ia kembali.
"Kamu hamil?" tanya pria itu.
Mata Ardhilla terbelalak. Jantungnya berdegub kencang seketika. Ia ingin mengelak, tapi mulutnya seperti terkunci.
"Kamu Ardhilla, 'kan? Artis yang sering masuk televisi. Kenapa kamu ingin bunuh bayi itu? Apa bayi itu anak dari hubungan tanpa ikatan pernikahan?" tanya Jefri secara beruntun.
Ardhilla hanya terdiam. Sudut matanya terlihat ada genangan air mata yang siap jatuh ke pipinya. Tentu saja ia sangat malu! Sekarang, bertambah satu orang lagi yang tahu tentang kehamilannya. Ya, kehamilan yang tadinya membuat ia bahagia, kini berubah menjadi mimpi buruk baginya.
"Aku ... aku ... diperkosa. Jadi, bayi ini anak hasil pemerkosaan. Aku tidak menginginkan bayi ini. Tolong aku! Aku ingin menggugurkan bayi ini. Jika orang-orang luar sampai mengetahui aku hamil, lebih baik aku mati saja!" terangnya dengan wajah panik.
Jefri hanya bergeming dengan tatapan menilik.
"Tolong aku, ya? bantu aku menghilangkan anak ini," lanjut Ardhilla memohon setengah menunduk pada Jefri.
"Jangan digugurkan! Bayi itu tidak bersalah. Lahirkan anak itu. Jika kau tidak mau mengurusnya, berikan ia padaku. Aku akan menjadi ayah untuk anak itu." Tiba-tiba raut wajah Jefri berubah serius .
"A–apa katamu?" Ardhilla seolah tak percaya dengan kata yang baru saja dikeluarkan pria itu.
"Tinggallah di sini sampai anak itu lahir! Setelah anak itu lahir, kamu boleh memilih meninggalkan bayi itu bersamaku atau melanjutkan hidupmu sendiri," ucap lelaki itu dengan wajah yang tegas.
.
.
.
.
Hola! saya Aotian Yu. Terima kasih sudah mampir ke sini, selamat bergabung. Ini adalah karya saya yang paling saya favoritkan di antara karya saya lainnya, dan hanya ada di mangatoon/noveltoon. Novel ini memakai alur maju. Beberapa episode awal menceritakan masa kecil Tokoh utama. semoga kalian suka dan terima kasih bagi yg sudah merekomendasikan cerita ini pada teman2 lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
mampir di mari kaka Yu.
like
favorit
👍❤
2024-11-07
0
zaskia nurcahayati
mampir lah kak yu,,,walaupun terlambat. kayaknya 5 taun yang lalu ya?🤭🤭
2024-09-06
1
Abie Mas
baik bgt si jefri. adrian yg bikin jefri yg tanggung jawab
2024-08-28
1