chapter 2 : Terlahir

Ardhilla hanya terpaku diam, mulutnya seakan terkunci. Mendengar seseorang ingin bertanggung jawab atas bayinya, seharusnya ia sangat senang. Namun, dia akan senang jika yang mengatakan itu adalah seorang yang kaya raya, sementara di hadapannya sekarang hanyalah pengamen yang tinggal di pemukiman kumuh di sudut kota.

Ia berpikir, bagaimana bisa pria ini mengatakan akan bertanggung jawab atas calon bayi di kandungannya? Bagaimana mungkin pria itu dapat memenuhi segala kebutuhannya?

Namun, tiba-tiba terbesit lagi di benaknya, kenapa dia harus memikirkan sejauh itu? Lagi pula, bukankah ia juga tidak mengharapkan kelahiran anak ini? Ketika janin yang dikandungnya lahir, ia harus cepat-cepat pergi dan meraih kembali popularitasnya sebagai artis.

Sekarang dan untuk beberapa bulan ke depan, dia hanya akan tinggal di sini sembari menunggu anak itu lahir. Ardhilla akan mengatakan pada manajernya untuk memberi tahu wartawan dan media jika dia akan vakum beberapa bulan ke depan untuk mengambil kelas akting di luar negeri.

Setelah diam dan berpikir cukup panjang, Ardhilla mengangguk. Ya, hanya butuh sebuah anggukkan untuk mengisyaratkan bahwa ia setuju dengan apa yang ditawarkan pria itu. Jefri tersenyum lebar menerima respon Ardhilla.

"Jangan khawatir, selama kau di sini aku akan tidur di luar. Aku tidak akan macam-macam padamu. Aku berjanji tidak akan meminta lebih padamu. Aku akan lebih giat kerja keras asalkan kau berjanji menjaga baik-baik kandunganmu," ucapnya dengan penuh keyakinan.

"Kenapa ... kenapa kau lakukan ini semua?" tanya Ardhilla dengan lirih.

"Karena aku yakin bayi itu jawaban Tuhan atas doaku," jawab Jefri pelan.

"Maksudmu?" Ardhilla mengerutkan dahi.

"Dari dulu aku hidup sebatang kara. Aku selalu berdoa agar suatu saat nanti Tuhan mengirimkan seseorang yang akan menemaniku setiap saat, siapapun itu," jawab Jefri dengan wajah sendu.

Mendengar jawaban Jefri, membuat Ardhilla terharu. Ia merasa seperti sedang bercermin pada masa lalunya. Ada kesamaan antara ia dan Jefri, mereka sama-sama sebatang kara. Hanya saja Ardhilla sudah sangat muak dengan kehidupannya yang dulu, hingga ia bertekad untuk mendapatkan kehidupan yang mewah nan glamour.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari berganti hari, kehidupan mereka terlihat seperti suami istri. Jefri memang mengatakan pada tetangga bahwa dia telah menikah di kampung halamannya dan Ardhilla adalah istri yang ia nikahi di kampungnya. Ia berbohong agar tetangga tidak curiga, karena bagi masyarakat sekitar laki-laki dan perempuan tanpa ikatan pernikahan tidak boleh tinggal bersama.

Ketika pagi, Jefri akan keluar mengamen sampai malam hari. Sementara, Ardhilla menetap di rumah, memasak dan membersihkan rumah selayaknya ibu rumah tangga. Perabotan di rumah ini telah diganti dengan barang baru menggunakan hasil simpanan uangnya sewaktu menjadi Artis.

Wanita itu tidak mempunyai banyak simpanan uang karena sewaktu menjadi Artis, ia suka berfoya-foya menghamburkan uang untuk sekedar berbelanja yang tidak berguna dan juga ia sering dugem dengan rekan-rekan seleb lainnya. Sementara, mobilnya ia tinggal begitu saja ketika melarikan diri dari kejaran orang suruhan Steve yang akan membunuhnya.

Sekarang stok keuangannya mulai menipis, mau tidak mau ia harus berhemat dengan makan seadanya. Ia tidak lagi menyuruh Jefri untuk membeli pizza, dessert lezat maupun buah-buahan seperti saat minggu pertama ia ada di sini.

Tampaknya, pria ini sangat mengerti keinginan wanita yg telah tinggal bersamanya selama empat bulan. Ketika pulang malam ia akan membawakan makanan dari restaurant dan kadang-kadang membelikan beberapa helai daster hamil .

Jefri bekerja sangat giat. Ketika pagi menyambut, ia menjadi kuli bangunan yang digaji per hari. Sedangkan bila malam tiba, ia akan mengamen di tempat ramai. Suaranya pas-pasan, tetapi kemampuannya memainkan alat musik berupa biola membuat orang-orang terpukau.

Semua ia lakukan demi untuk menyenangkan hati wanita yang telah membuat ia jatuh cinta. Wanita yang tidak mungkin ia miliki, wanita yang hanya memanfaatkan kebaikannya dan tidak pernah memandangnya sebagai pria sejati.

Tidak bisa pungkiri ia telah jatuh hati pada artis yang terbuang ini, tetapi ia mencoba menekan perasaannya dalam-dalam karena ia sadar wanita ini tidak akan lama di sisinya. Wanita ini akan pergi ketika ia telah melahirkan bayi yang ada di perutnya.

Sekarang usia kandungannya menginjak delapan bulan. Ia tidak pernah kontrol ke dokter. Hanya datang ke bidan terdekat dengan memakai masker agar orang-orang tidak mengetahuinya. Perutnya semakin membesar, tetapi wajahnya terlihat cantik alami walaupun tanpa skincare dan makeup.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Matahari mulai terbenam dan awan pun mulai menggelap, pria itu berjalan terburu-buru sambil menggendong wanita itu menuju klinik bidan terdekat. Sebelumnya, sore hari ketika Jefri pulang ke rumah, ia terkejut melihat Ardhilla yang tergeletak di lantai menahan kesakitan. Akhirnya, ia langsung membawanya ke klinik ini.

"Bidan, tolong istri saya!"

"Iya, Pak. Silakan baringkan ia di sini! Saya mau periksa dulu."

Bidan mengambil beberapa peralatannya dan mulai memeriksa serviks wanita itu. Ardhilla terus menjerit kesakitan, di dahinya bercucuran keringat dan air matanya tak berhenti mengalir akibat sakit yang ia rasakan di bagian perut dan punggungnya.

"Sudah pembukaan lengkap, Bun. Saya bimbing, ya!" kata Bidan yang telah siap membantu proses lahiran.

Ardhilla mulai menarik napas panjang, berjuang antara hidup dan mati. Jefri tak dapat berkata apa-apa selain menggenggam tangan wanita tau. Memberi kekuatan dan membantunya melalui doa.

Setelah cukup lama berjuang, akhirnya terdengar suara tangisan bayi yang baru saja keluar dari rahim.

"Selamat, Pak! Bayinya berjenis kelamin laki-laki," kata Bidan seraya memperlihatkan bayi mungil yang masih penuh darah.

Jefri mengusap wajahnya dengan kedua tangannya mengucapkan syukur. Berbeda dengan Jefri, Ardhilla justru memalingkan wajahnya karena tak mau melihat bayi itu. ia malah menangis pilu. Baik bidan mau maupun Jefri tidak mengerti apa yang ditangisi oleh wanita itu. Tangisannya bukan karena kebahagiaan melainkan tangisan kesedihan yang mendalam. Penyebab air matanya meluruh tentu hanya ia sendiri yang tahu.

Perlahan, Ardhilla mengingat kejadian pagi tadi, yaitu beberapa jam sebelum ia merasakan kontraksi dasyat. Saat itu, ia pergi membeli nasi bungkus di warung terdekat. Ia tak sengaja menonton siaran televisi yang ada di warung tersebut.

Ardhilla sangat terkejut ketika pembawa berita selebritis mengatakan seorang sutradara film ternama 'Steve Arnold' meninggal dunia subuh dini hari akibat penyakit leukimia yang menggerogoti hidupnya selama dua bulan terakhir. Kematian Steve Arnold sangat mendadak. Hanya dua bulan sejak ia divonis mengidap leukimia dan melakukan kemoterapi di Rumah Sakit ternama Singapura. Sayangnya, pria itu tetap tidak bisa melawan takdir kematiannya.

Berita inilah yang membuat Ardhilla mendadak kontraksi.

Ia menangis. Namun, sesaat kemudian ia bingung kenapa ia harus menangis. Bukankah ini bagus? Karma datang secepat kilat pada orang itu. Pria yang telah mencampakkannya, orang yang menyuruhnya menggugurkan kandungan, dan menyewa pembunuh bayaran untuk melenyapkannya telah menghadap Sang Penguasa alam.

Namun, kenapa hatinya terasa sakit seperti sedang tersayat? Apakah karena kematiannya bertepatan dengan kelahiran anaknya? Darah dagingnya sendiri? Itu artinya ia menangis untuk anak ini, 'kan? Anak yang telah menjadi yatim sejak lahir dan selamanya tidak akan melihat ayahnya lagi.

"Ardhilla ...." Jefri memecahkan kesunyian dengan memanggil namanya.

Ardhilla menatap ke arahnya, dilihatnya pria itu membawa bayi mungil yang tampan. Bayi yang lahir di hari yang sama dengan kematian Ayahnya.

"Ini bayimu, lihat dan sentuhlah!" seru Jefri sambil mendekatkan bayi itu ke arah Ardhilla.

Sontak tercium bau wangi khas bayi di hidung Ardhilla. Ia mencoba memeluk bayi itu, tetapi ekspresinya dingin. Bayi itu sangat tenang dan nyaman dipelukan ibunya. Wajahnya putih kemerah-merahan, bibirnya tipis, hidungnya mancung sangat tampan.

"Apa aku boleh memberinya sebuah nama?" tanya Jefri sambil menatap lekat bayi laki-laki itu.

"Bayi itu telah menjadi milikmu sejak lahir," ucap Ardhilla pelan diikuti air mata yang mengalir di sudut matanya.

Jefri tersenyum memandang wajah bayi yang ada dalam pelukannya, lalu ia berkata, "Aku akan memberinya nama, Aldrin. Aldrin Jefri nama lengkapnya."

Aldrin Jefri

catatan Author : hai readers... makasi sudah mau sempatkan diri baca novelku kalo kamu suka jangan lupa like dan komen yaa... episode berikutnya aku akan nampilin foto untuk masing-masing tokoh biar lebih terasa hidup. Arigatou ... 😊🤗😘

Terpopuler

Comments

Her Lina

Her Lina

kasian lo anaknya ditinggal kan begitu saja sama jefri. q kira ardilla bakalan suka sama jefri, ternyata engga ya.

2024-03-04

0

lily

lily

aldrin jefri😭

2024-01-29

0

🍝🍝 saRINGMIN seleraku👍

🍝🍝 saRINGMIN seleraku👍

aku belum siap baca ulang kak yu, tp coba buka lagi. takut ga ku like setiap chapter nya🤭

2024-01-25

2

lihat semua
Episodes
1 chapter 1 : Awal Mula
2 chapter 2 : Terlahir
3 chapter 3 : Cinta Tapi Tak Dicintai
4 chapter 4 : Siapa Ibuku?
5 chapter 5 : Dia Anakku!
6 chapter 6 : Namaku Naufal.
7 chapter 7 : Dia kembali
8 chapter 8 : Yang Terbaik Untuknya
9 chapter 9 : Kuantar Kau Pada Ibumu
10 chapter 10 : Ayo Kita Berteman
11 chapter 11 : Kepergian Jefri
12 chapter 12 : Sebuah permintaan
13 chapter 13 : Sembilan Tahun Kemudian
14 chapter 14 : Pesta Perayaan Kelulusan Zaki
15 chapter 15 : Pianish VS Violinis
16 chapter 16 : Namaku Aldrin Jefri!
17 chapter 17 : Berkelahi dengan Kakak Kelas
18 chapter 18 : Menyukai Gadis yang Sama
19 chapter 19 : Murid Baru yang Aneh
20 chapter 20 : Rasa Penasaran yang Terjawab
21 chapter 21 : Fall in Love
22 chapter 22 : Si Tampan dan Si Jelek
23 chapter 23 : Pelajaran Bahasa Inggris
24 chapter 24 : Hubungan yang Merenggang
25 chapter 25 : Pembalasan Aldrin pada Zaki
26 chapter 26 : Kecurigaan Zaki
27 chapter 27 : Masa Pendekatan
28 chapter 28 : Menjadi Target Angel
29 chapter 29 : Ayo Kita Bertemu!
30 chapter 30 : Terkejut!
31 chapter 31 : Tatapan Berbeda
32 chapter 32 : Malaikat Penolong
33 chapter 33 : Skandal Video Maria
34 chapter 34 : Aldrin VS Zaki
35 chapter 35 : Suara dari Masa lalu
36 chapter 36 : Parasit
37 chapter 37 : Kedekatan Naufal dan Amaira
38 chapter 38 : First Kiss
39 chapter 39 : Sebuah Pengakuan
40 chapter 40 : Ancaman Aldrin
41 chapter 41 : Antara Aldrin, Amaira dan Naufal
42 chapter 42 : Who is Bryan ?
43 chapter 43 : Pertama Kali Melihatnya
44 chapter 44 : Kolaborasi Bersama?
45 chapter 45 : The Battle : Pianis vs Violinis jilid 2
46 chapter 46 : EGOIS
47 chapter 47 : Ekspektasi
48 chapter 48 : Bersama Hujan
49 chapter 49 : LABIL
50 chapter 50 : Berubah Total
51 chapter 51 : Di batas Asa
52 chapter 52 : Jefry Telah Meninggal ?
53 chapter 53 : Kembali ke Amerika
54 chapter 54 : Tidak untuk saat ini ....
55 chapter 55 : Teddy Bear
56 chapter 56 : PIL PAHIT
57 chapter 57 : Terlalu Menyedihkan!
58 chapter 58 : Menolak Menyerah!
59 chapter 59 : Mengubah Jati Diri Demi
60 chapter 60 : Perpustakaan
61 chapter 61 : Gadis Tomboy
62 chapter 62 : Kembali Bersama?
63 chapter 63 : Love Triangle
64 chapter 64 : Gara-gara Angel
65 chapter 65 : Naufal vs Aldrin
66 chapter 66 : Dia Milikku!
67 chapter 67 : Poor Boy :(
68 chapter 68 : Seperti Air
69 chapter 69 : Panggil gue, Er!
70 chapter 70 : Baru Saja Dimulai
71 chapter 71 : Kembalinya Si Pengamen Jalanan
72 chapter 72 : Perubahan Hak Waris
73 chapter 73 : I'll be Gentle
74 chapter 74 : Menyimpan Rasa
75 chapter 75 : Who is Hussain Al-Fath?
76 chapter 76 : Dari Dubai menuju Jakarta
77 chapter 77 : Jefri (?)
78 chapter 78 : Merencanakan Pertemuan
79 chapter 79 : Pasangan Dansa Maria
80 chapter 80 : Saling Cemburu
81 chapter 81 : VIRAL
82 chapter 82 : Menelan Kenyataan Pahit
83 chapter 83 : Kiss the Rain
84 chapter 84 : Awal Perubahan
85 chapter 85 : I'm Cinderella Man
86 chapter 86 : Bahagiamu adalah Kesedihanku
87 chapter 87 : Mencari Pelarian
88 chapter 88 : Tentang Er
89 chapter 89 : Serangan Mematikan
90 chapter 90 : Siapa Ayahmu?
91 chapter 91 : Mulai Terkuak
92 chapter 92 : Berdamai dengan Diri Sendiri
93 chapter 93 : Tulisan Tentang Ayah
94 chapter 94 : Kertas Harapan
95 chapter 95 : Kisah Kasih Tak Sampai
96 chapter 96 : Perubahan Jefri
97 chapter 97 : Goodbye, Bryan!
98 chapter 98 : Aldrin VS Ardhilla
99 chapter 99 : Cincin Couple
100 chapter 100 : Ketika Zaki Membuka Suara
101 chapter 101 : Menggantikan Posisinya di Hatimu
102 chapter 102 : Hati yang Tak Bisa Berkompromi
103 chapter 103 : Hari Pertama di Perusahaan
104 chapter 104 : Hubungan di Ujung Tanduk
105 chapter 105 : Malam Kelabu
106 chapter 106 : Lebih Memanas!
107 chapter 107 : Aldrin vs Zaki jilid 2
108 chapter 108 : Acara Malam
109 chapter 109 : Cinta Segi Lima?
110 chapter 110 : Mengulang Kesalahan yang Sama
111 chapter 111 : Maria vs Zaki
112 chapter 112 : Masih Berharap
113 chapter 113 : Don't Judge By The Cover
114 chapter 114 : Kepingan Sedih
115 chapter 115 : Menanggung Konsekuensi
116 uchapter 116 : Hasil Tes DNA
117 chapter 117 : Labirin Waktu
118 chapter 118 : Anak Haram
119 chapter 119 : Acara Talkshow
120 chapter 120 : Romantisme Malam
121 chapter 121 : Romantisme Hilang Sekejab
122 chapter 122 : Masih Mencintainya
123 chapter 123 : Belajarlah Mencintaiku ...
124 chapter 124 : Takkan Terganti
125 chapter 125 : Biola Misterius
126 chapter 126 : Menemui Tuan Yussef
127 chapter 127 : Malam yang Mengejutkan
128 chapter 128 : Pertemuan Mengharukan
129 chapter 129 : Nasihat Menyentuh
130 chapter 130 : Ajakan Er
131 chapter 131 : Perahu Kertas dan Sebuah Mawar
132 chapter 132 : Perceraian
133 chapter 133 : Sang Violinis
134 chapter 134 : Calon Pengantin Pria
135 chapter 135 : Restu
136 chapter 136 : Hari Bahagia Itu Datang
137 chapter 137 : Malam Pertama
138 chapter 138 : Bulan Madu
139 chapter 139 : Mengunjungi Mertua
140 chapter 140 : Menghalangi Aldrin
141 chapter 141 : Pianish VS Violinis jilid 3 (part 1)
142 chapter 142 : Pianish vs Violinis jilid 3 (part 2)
143 chapter 143 : Penyesalan Seorang Ibu
144 chapter 144 : Bertahanlah, Aldrin!
145 chapter 145 : Ketegaran Amaira
146 chapter 146 : Gadis Pelukis
147 chapter 147 : Hati yang Tak Termiliki
148 chapter 148 : Naufal dan Kisah Cintanya
149 chapter 149 : Terulang Kembali
150 chapter 150 : Secerca Kehidupan
151 chapter 151 : Kata yang Sulit Diucapkan
152 Chapter 152 : Permintaan Aldrin
153 chapter 153 : Fly away Love
154 INFO PENTING
155 chapter 154 : Setiap Waktu Berharga
156 chapter 155 : Biola Tak Bertuan
157 chapter 156 : Namaku Aldrin
158 BIG THANKS
Episodes

Updated 158 Episodes

1
chapter 1 : Awal Mula
2
chapter 2 : Terlahir
3
chapter 3 : Cinta Tapi Tak Dicintai
4
chapter 4 : Siapa Ibuku?
5
chapter 5 : Dia Anakku!
6
chapter 6 : Namaku Naufal.
7
chapter 7 : Dia kembali
8
chapter 8 : Yang Terbaik Untuknya
9
chapter 9 : Kuantar Kau Pada Ibumu
10
chapter 10 : Ayo Kita Berteman
11
chapter 11 : Kepergian Jefri
12
chapter 12 : Sebuah permintaan
13
chapter 13 : Sembilan Tahun Kemudian
14
chapter 14 : Pesta Perayaan Kelulusan Zaki
15
chapter 15 : Pianish VS Violinis
16
chapter 16 : Namaku Aldrin Jefri!
17
chapter 17 : Berkelahi dengan Kakak Kelas
18
chapter 18 : Menyukai Gadis yang Sama
19
chapter 19 : Murid Baru yang Aneh
20
chapter 20 : Rasa Penasaran yang Terjawab
21
chapter 21 : Fall in Love
22
chapter 22 : Si Tampan dan Si Jelek
23
chapter 23 : Pelajaran Bahasa Inggris
24
chapter 24 : Hubungan yang Merenggang
25
chapter 25 : Pembalasan Aldrin pada Zaki
26
chapter 26 : Kecurigaan Zaki
27
chapter 27 : Masa Pendekatan
28
chapter 28 : Menjadi Target Angel
29
chapter 29 : Ayo Kita Bertemu!
30
chapter 30 : Terkejut!
31
chapter 31 : Tatapan Berbeda
32
chapter 32 : Malaikat Penolong
33
chapter 33 : Skandal Video Maria
34
chapter 34 : Aldrin VS Zaki
35
chapter 35 : Suara dari Masa lalu
36
chapter 36 : Parasit
37
chapter 37 : Kedekatan Naufal dan Amaira
38
chapter 38 : First Kiss
39
chapter 39 : Sebuah Pengakuan
40
chapter 40 : Ancaman Aldrin
41
chapter 41 : Antara Aldrin, Amaira dan Naufal
42
chapter 42 : Who is Bryan ?
43
chapter 43 : Pertama Kali Melihatnya
44
chapter 44 : Kolaborasi Bersama?
45
chapter 45 : The Battle : Pianis vs Violinis jilid 2
46
chapter 46 : EGOIS
47
chapter 47 : Ekspektasi
48
chapter 48 : Bersama Hujan
49
chapter 49 : LABIL
50
chapter 50 : Berubah Total
51
chapter 51 : Di batas Asa
52
chapter 52 : Jefry Telah Meninggal ?
53
chapter 53 : Kembali ke Amerika
54
chapter 54 : Tidak untuk saat ini ....
55
chapter 55 : Teddy Bear
56
chapter 56 : PIL PAHIT
57
chapter 57 : Terlalu Menyedihkan!
58
chapter 58 : Menolak Menyerah!
59
chapter 59 : Mengubah Jati Diri Demi
60
chapter 60 : Perpustakaan
61
chapter 61 : Gadis Tomboy
62
chapter 62 : Kembali Bersama?
63
chapter 63 : Love Triangle
64
chapter 64 : Gara-gara Angel
65
chapter 65 : Naufal vs Aldrin
66
chapter 66 : Dia Milikku!
67
chapter 67 : Poor Boy :(
68
chapter 68 : Seperti Air
69
chapter 69 : Panggil gue, Er!
70
chapter 70 : Baru Saja Dimulai
71
chapter 71 : Kembalinya Si Pengamen Jalanan
72
chapter 72 : Perubahan Hak Waris
73
chapter 73 : I'll be Gentle
74
chapter 74 : Menyimpan Rasa
75
chapter 75 : Who is Hussain Al-Fath?
76
chapter 76 : Dari Dubai menuju Jakarta
77
chapter 77 : Jefri (?)
78
chapter 78 : Merencanakan Pertemuan
79
chapter 79 : Pasangan Dansa Maria
80
chapter 80 : Saling Cemburu
81
chapter 81 : VIRAL
82
chapter 82 : Menelan Kenyataan Pahit
83
chapter 83 : Kiss the Rain
84
chapter 84 : Awal Perubahan
85
chapter 85 : I'm Cinderella Man
86
chapter 86 : Bahagiamu adalah Kesedihanku
87
chapter 87 : Mencari Pelarian
88
chapter 88 : Tentang Er
89
chapter 89 : Serangan Mematikan
90
chapter 90 : Siapa Ayahmu?
91
chapter 91 : Mulai Terkuak
92
chapter 92 : Berdamai dengan Diri Sendiri
93
chapter 93 : Tulisan Tentang Ayah
94
chapter 94 : Kertas Harapan
95
chapter 95 : Kisah Kasih Tak Sampai
96
chapter 96 : Perubahan Jefri
97
chapter 97 : Goodbye, Bryan!
98
chapter 98 : Aldrin VS Ardhilla
99
chapter 99 : Cincin Couple
100
chapter 100 : Ketika Zaki Membuka Suara
101
chapter 101 : Menggantikan Posisinya di Hatimu
102
chapter 102 : Hati yang Tak Bisa Berkompromi
103
chapter 103 : Hari Pertama di Perusahaan
104
chapter 104 : Hubungan di Ujung Tanduk
105
chapter 105 : Malam Kelabu
106
chapter 106 : Lebih Memanas!
107
chapter 107 : Aldrin vs Zaki jilid 2
108
chapter 108 : Acara Malam
109
chapter 109 : Cinta Segi Lima?
110
chapter 110 : Mengulang Kesalahan yang Sama
111
chapter 111 : Maria vs Zaki
112
chapter 112 : Masih Berharap
113
chapter 113 : Don't Judge By The Cover
114
chapter 114 : Kepingan Sedih
115
chapter 115 : Menanggung Konsekuensi
116
uchapter 116 : Hasil Tes DNA
117
chapter 117 : Labirin Waktu
118
chapter 118 : Anak Haram
119
chapter 119 : Acara Talkshow
120
chapter 120 : Romantisme Malam
121
chapter 121 : Romantisme Hilang Sekejab
122
chapter 122 : Masih Mencintainya
123
chapter 123 : Belajarlah Mencintaiku ...
124
chapter 124 : Takkan Terganti
125
chapter 125 : Biola Misterius
126
chapter 126 : Menemui Tuan Yussef
127
chapter 127 : Malam yang Mengejutkan
128
chapter 128 : Pertemuan Mengharukan
129
chapter 129 : Nasihat Menyentuh
130
chapter 130 : Ajakan Er
131
chapter 131 : Perahu Kertas dan Sebuah Mawar
132
chapter 132 : Perceraian
133
chapter 133 : Sang Violinis
134
chapter 134 : Calon Pengantin Pria
135
chapter 135 : Restu
136
chapter 136 : Hari Bahagia Itu Datang
137
chapter 137 : Malam Pertama
138
chapter 138 : Bulan Madu
139
chapter 139 : Mengunjungi Mertua
140
chapter 140 : Menghalangi Aldrin
141
chapter 141 : Pianish VS Violinis jilid 3 (part 1)
142
chapter 142 : Pianish vs Violinis jilid 3 (part 2)
143
chapter 143 : Penyesalan Seorang Ibu
144
chapter 144 : Bertahanlah, Aldrin!
145
chapter 145 : Ketegaran Amaira
146
chapter 146 : Gadis Pelukis
147
chapter 147 : Hati yang Tak Termiliki
148
chapter 148 : Naufal dan Kisah Cintanya
149
chapter 149 : Terulang Kembali
150
chapter 150 : Secerca Kehidupan
151
chapter 151 : Kata yang Sulit Diucapkan
152
Chapter 152 : Permintaan Aldrin
153
chapter 153 : Fly away Love
154
INFO PENTING
155
chapter 154 : Setiap Waktu Berharga
156
chapter 155 : Biola Tak Bertuan
157
chapter 156 : Namaku Aldrin
158
BIG THANKS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!