chapter 18 : Menyukai Gadis yang Sama

Hari telah berganti. Maria beristirahat sejenak di lokasi syuting sinetron kejar tayang yang diperankannya. Ia mengambil sebotol jus yang diletakkan di mobilnya. Sejenak, pandangannya tertuju pada sebuah jas hitam yang berada di atas jok mobilnya. Ia baru ingat, jika jas itu adalah milik adik tiri Zaki.

Maria berpikir, Apakah lebih baik jaket ini dititipkan pada Zaki? Sayangnya, akhir-akhir ini ia dan Zaki tak saling bertemu karena kesibukan masing-masing. Lantas, haruskah dia datang ke rumah mereka?

Maria mengambil smartphone-nya, lalu membuka aplikasi Instagram. Ia mencari nama 'Aldrin Jefri' di kolom pencarian Instagram.

"Ketemu juga!" gumamnya saat melihat sebuah akun yang memasang wajah Aldrin di foto profil.

Maria membuka akun tersebut. Tak ada foto-foto pribadi Aldrin di akun Instagramnya, selain yang terpajang di foto profil. Hanya foto-foto pemandangan dan wine dari berbagai negara.

Maria lalu mengirim pesan ke akun tersebut. "Maaf mengganggu, aku Maria. Masih ingat, enggak?"

Berselang sepuluh menit kemudian, terdapat balasan pesan dari akun tersebut.

"Wow, benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan DM dari Artis terkenal!"

Maria kembali membalas pesan cowok itu. "Bisa ketemu, enggak? Aku mau balikin jaket kamu!"

"Oh yang itu, simpan aja."

"Aku kurang suka simpan barang yang bukan milikku."

"Ya ... sudah. Kalau begitu buang saja!"

Mata Maria melebar mendapati balasan pesan Aldrin. Ia kembali mengetik pesan. "Kamu yakin?"

"Oke. Kita ketemu di bar Millenium jam sepuluh malam nanti."

Setelah saling membalas pesan, akhirnya mereka sepakat untuk bertemu di bar Millenium malam nanti.

Malam pun hadir. Di waktu yang telah mereka sepakati, Maria datang ke bar sepulang dari lokasi syuting. Ia berjalan ke ruang utama Bar sambil membawa jas milik Aldrin. Malam ini tempat itu cukup sunyi, tak banyak pengunjung karena bukan malam minggu. Mata Maria berkeliaran mencari-cari sosok cowok yang akan ditemuinya.

Tak jauh darinya, ia melihat Aldrin sedang berjingkrak dengan beberapa gadis yang sedang mengelilinginya. Maria pun memilih duduk di sudut ruangan sambil menunggunya. Rupanya, Aldrin telah melihat kehadiran Maria. Ia berjalan menghampiri kekasih kakak tirinya itu.

"Sudah lama?" tanyanya sambil menyalakan sebatang rokok.

"Belum juga. Ini jasnya," kata Maria sambil menyerahkan jas Aldrin.

"Letakkan saja di situ!" perintah Aldrin sambil menghisap rokok yang baru saja ia nyalakan.

Maria meletakkan jaket itu di atas meja. Ia menatap Aldrin yang tengah menyesap rokoknya. Sepertinya, Aldrin menyadari jika saat ini gadis itu sedang menatapnya.

"Mau minum?" tawar Aldrin.

"Tidak, terima kasih," tolak Maria menggeleng.

"Ya, sudah." Aldrin meninggalkan Maria dan bergabung kembali dengan para gadis seksi. Dia bergoyang seraya merangkul seorang gadis yang memakai tanktop hitam dan rok jeans yang ketat.

"Hanya itu?" Mulut Maria menyeringai.

Maria tampak kesal. Bagaimana tidak, para lelaki selalu mencari cara untuk mendekatinya. Banyak pemuda seusia Aldrin yang sangat mengidolakannya bahkan berebut untuk sekadar meminta foto bersama. Namun, hari ini dia ada cowok yang sangat cuek padanya. Bukankah ini sangat menjengkelkan?

Maria masih duduk sendiri sambil menikmati alunan musik DJ yang menghentak keras di ruangan itu. Setelah cukup lama berada di bar, ia memutuskan untuk pulang. Saat melewati koridor bar, matanya menangkap sepasang cowok dan cewek yang sedang berciuman mesra. Kedua insan itu seakan tak peduli dengan orang yang lewat.

Maria membelalakkan matanya saat sepasang insan itu melepaskan ciuman mereka. Pasalnya, ia bisa melihat jelas wajah cowok yang baru saja berpagutan mesra dengan seorang gadis. Ya, siapa lagi kalau bukan Aldrin.

"Apa kamu mau jadi pacarku?" tanya Aldrin ke perempuan yang baru saja berciuman dengannya.

"Tentu dong!" jawab gadis itu dengan cepat. Ia mendaratkan kembali bibirnya ke bibir Aldrin. Memberi kecupan singkat ke cowok tampan itu.

Aldrin tersenyum. Ia menarik gadis itu ke pelukannya. Mereka berciuman kembali. Kali ini perempuan itu yang lebih agresif memberi serangan.

"Cih! Masih muda sudah seperti itu! Sangat playboy!" umpat Maria setelah menyaksikan kelakuan Aldrin di depan matanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam berlalu dengan cepat. Pagi hari yang cerah telah datang. Di kelas, Angel yang merupakan primadona sekolah mengumumkan ke anggota gengnya bahwa ia telah resmi berpacaran dengan Aldrin.

"Yang bener lo jadian ma Aldrin?" tanya salah satu temannya tak percaya.

Angel mengangguk bahagia. Ia lalu melanjutkan perkataannya seraya setengah berbisik, "Bahkan kami telah menghabiskan satu malam di hotel."

Teman-temannya berteriak histeris. Mereka iri karena cowok pindahan dari Amerika itu jatuh ke pelukan Angel. Apalagi Aldrin sangat populer sejak ia berkelahi dengan Bryan.

"Wajarlah Angel bisa dapatin hatinya. Angel, kan, siswa tercantik di sekolah ini, laki-laki mana yang tidak mau pacaran ma elo?" ujar salah satu temannya.

Obrolan mereka terdengar sampai ke telinga Naufal. Cowok berkacamata itu langsung keluar kelas mencari Aldrin. Ia berjalan menuju ke lapangan dan melihat Aldrin tengah bermain basket seorang diri.

Naufal menghampirinya seraya bertanya, "Kamu sudah jadian sama Angel?"

"Iya, semalam," jawab Aldrin sambil melakukan dribble pada bola basket.

"Kamu tahu tidak, Angel itu suka permainkan cowok. Dia tidak pernah serius menjalin hubungan dan selalu gonta ganti pacar. Takutnya, kamu malah dicampakkan nanti," ujar Naufal memperingatinya. Ia tampak tak setuju jika saudaranya itu berpacaran dengan gadis yang tidak baik.

Aldrin terdiam sejenak sembari mengatur napasnya. Ia menatap wajah Naufal yang penuh kekhawatiran.

"Kalau kamu tidak setuju, aku bisa putuskan dia sekarang. Lagian aku juga tidak pernah serius kok dengan gadis manapun. Bagiku, mereka cuma untuk kesenangan," ucap Aldrin sambil tersenyum dan mengangkat ujung alisnya.

Aldrin kembali melakukan dribble. Bola itu ia masukkan ke dalam keranjang, lalu melakukan shooting ke arah ring basket dengan satu tangan. Hanya dengan sekali tembakan, bola itu masuk sempurna ke dalam ring.

"Apa kamu pernah jatuh cinta?" tanya Naufal tiba-tibam

Aldrin berhenti sejenak. Mengambil bola lalu memeluknya ke samping. Ia menatap ke arah Naufal sambil berkata, "Cinta?"

Aldrin tersenyum kecut. Salah satu sudut bibirnya terangkat.

"Dari sekian banyak pacarmu, apa tidak ada satu pun yang benar-benar kau sukai?" tanya Naufal kembali.

Aldrin menggelengkan kepalanya.

"Jika suatu saat nanti kita menyukai gadis yang sama ... "

Belum sempat Naufal meneruskan ucapannya, Aldrin langsung memotong, "Itu tidak mungkin terjadi. Seleraku sudah pasti berbeda denganmu."

"Tapi jika itu benar terjadi. Kita menyukai gadis yang sama, bagaimana?" tanya Naufal iseng.

"Aku akan mengalah, memberikan dia padamu," jawab Aldrin spontan.

"Yakin? " tanya Naufal kembali.

"Tentu. Aku tidak akan kehabisan stok cewek. Jadi kita menyukai gadis yang sama, aku akan mengalah untukmu."

Aldrin mengedipkan sebelah mata dan melemparkan bola basket ke arah Naufal. Naufal menangkap bola itu.

Sebenarnya, Naufal hanya iseng memberi pertanyaan itu pada Aldrin. Ia hanya ingin menguji persahabatan mereka sekaligus ingin mengetahui apakah Aldrin yang sekarang masih sama seperti Aldrin yang dulu. Ternyata, hanya mendengar jawaban Aldrin, sudah membuatnya merasa senang.

Bel pelajaran pertama telah berbunyi, tanda pelajaran pertama akan segera dimulai. Semua murid masuk ke kelas bersiap menerima pelajaran.

"Bel sudah berbunyi tuh, ayo masuk!" ajak Naufal

"Duluan saja, aku masih mau bermain," jawab Aldrin. Ia kembali berlari ke lapangan sambil terus melakukan dribble ke bola basket.

Naufal pun kembali ke kelas. Dari jauh, ia melihat Ihsan—ketua kelas—berlari menuju kelas mereka dengan wajah gembira.

"Ada siswa baru lagi! Kita kedatangan siswa baru lagi!" Teriak Ihsan sambil masuk ke ruang kelas.

Seisi ruangan terkejut. Bukankah mereka baru saja menerima murid baru? Mengapa akan ada lagi murid baru yang masuk ke kelas mereka?

Teman-teman sekelasnya langsung mengepung Ihsan. Mereka ingin mencari tahu tentang murid baru yang akan masuk. Naufal berjalan menuju ke tempat duduknya. Ia mempersiapkan alat tulisnya di atas meja. Namun, ia juga penasaran dengan sosok murid baru yang akan masuk ke kelas mereka. Dari tempat duduknya, ia mendengar gosip tentang murid baru yang di beri tahu oleh ketua kelas mereka.

"Bener, enggak, bakal ada murid baru lagi di kelas kita?" tanya salah satu siswa.

"Iya, dia lagi menuju ke sini bersama ibu guru," jawab ketua kelas dengan penuh semangat.

"Apa dia laki-laki? atau perempuan?" tanya Angel dengan penasaran.

"Dia ... perempuan!"

.

.

.

catatan kaki :

Dribble : suatu cara membawa bola ke depan dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan atau secara bergantian baik dengan berjalan atau berlari. 

Shooting : Usaha memasukkan bola ke dalam keranjangatau ring basket lawan.

Terpopuler

Comments

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

ngeri kejadian beneran lhoooo😭😭😭

2023-07-28

0

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

wealah mbiaaaakkkk gampang amat dikibulin aldrin😄😄😄 paling bentar lagi dihempaskan

2023-07-28

1

Ambu Di La

Ambu Di La

dan memang begitu

2022-09-21

0

lihat semua
Episodes
1 chapter 1 : Awal Mula
2 chapter 2 : Terlahir
3 chapter 3 : Cinta Tapi Tak Dicintai
4 chapter 4 : Siapa Ibuku?
5 chapter 5 : Dia Anakku!
6 chapter 6 : Namaku Naufal.
7 chapter 7 : Dia kembali
8 chapter 8 : Yang Terbaik Untuknya
9 chapter 9 : Kuantar Kau Pada Ibumu
10 chapter 10 : Ayo Kita Berteman
11 chapter 11 : Kepergian Jefri
12 chapter 12 : Sebuah permintaan
13 chapter 13 : Sembilan Tahun Kemudian
14 chapter 14 : Pesta Perayaan Kelulusan Zaki
15 chapter 15 : Pianish VS Violinis
16 chapter 16 : Namaku Aldrin Jefri!
17 chapter 17 : Berkelahi dengan Kakak Kelas
18 chapter 18 : Menyukai Gadis yang Sama
19 chapter 19 : Murid Baru yang Aneh
20 chapter 20 : Rasa Penasaran yang Terjawab
21 chapter 21 : Fall in Love
22 chapter 22 : Si Tampan dan Si Jelek
23 chapter 23 : Pelajaran Bahasa Inggris
24 chapter 24 : Hubungan yang Merenggang
25 chapter 25 : Pembalasan Aldrin pada Zaki
26 chapter 26 : Kecurigaan Zaki
27 chapter 27 : Masa Pendekatan
28 chapter 28 : Menjadi Target Angel
29 chapter 29 : Ayo Kita Bertemu!
30 chapter 30 : Terkejut!
31 chapter 31 : Tatapan Berbeda
32 chapter 32 : Malaikat Penolong
33 chapter 33 : Skandal Video Maria
34 chapter 34 : Aldrin VS Zaki
35 chapter 35 : Suara dari Masa lalu
36 chapter 36 : Parasit
37 chapter 37 : Kedekatan Naufal dan Amaira
38 chapter 38 : First Kiss
39 chapter 39 : Sebuah Pengakuan
40 chapter 40 : Ancaman Aldrin
41 chapter 41 : Antara Aldrin, Amaira dan Naufal
42 chapter 42 : Who is Bryan ?
43 chapter 43 : Pertama Kali Melihatnya
44 chapter 44 : Kolaborasi Bersama?
45 chapter 45 : The Battle : Pianis vs Violinis jilid 2
46 chapter 46 : EGOIS
47 chapter 47 : Ekspektasi
48 chapter 48 : Bersama Hujan
49 chapter 49 : LABIL
50 chapter 50 : Berubah Total
51 chapter 51 : Di batas Asa
52 chapter 52 : Jefry Telah Meninggal ?
53 chapter 53 : Kembali ke Amerika
54 chapter 54 : Tidak untuk saat ini ....
55 chapter 55 : Teddy Bear
56 chapter 56 : PIL PAHIT
57 chapter 57 : Terlalu Menyedihkan!
58 chapter 58 : Menolak Menyerah!
59 chapter 59 : Mengubah Jati Diri Demi
60 chapter 60 : Perpustakaan
61 chapter 61 : Gadis Tomboy
62 chapter 62 : Kembali Bersama?
63 chapter 63 : Love Triangle
64 chapter 64 : Gara-gara Angel
65 chapter 65 : Naufal vs Aldrin
66 chapter 66 : Dia Milikku!
67 chapter 67 : Poor Boy :(
68 chapter 68 : Seperti Air
69 chapter 69 : Panggil gue, Er!
70 chapter 70 : Baru Saja Dimulai
71 chapter 71 : Kembalinya Si Pengamen Jalanan
72 chapter 72 : Perubahan Hak Waris
73 chapter 73 : I'll be Gentle
74 chapter 74 : Menyimpan Rasa
75 chapter 75 : Who is Hussain Al-Fath?
76 chapter 76 : Dari Dubai menuju Jakarta
77 chapter 77 : Jefri (?)
78 chapter 78 : Merencanakan Pertemuan
79 chapter 79 : Pasangan Dansa Maria
80 chapter 80 : Saling Cemburu
81 chapter 81 : VIRAL
82 chapter 82 : Menelan Kenyataan Pahit
83 chapter 83 : Kiss the Rain
84 chapter 84 : Awal Perubahan
85 chapter 85 : I'm Cinderella Man
86 chapter 86 : Bahagiamu adalah Kesedihanku
87 chapter 87 : Mencari Pelarian
88 chapter 88 : Tentang Er
89 chapter 89 : Serangan Mematikan
90 chapter 90 : Siapa Ayahmu?
91 chapter 91 : Mulai Terkuak
92 chapter 92 : Berdamai dengan Diri Sendiri
93 chapter 93 : Tulisan Tentang Ayah
94 chapter 94 : Kertas Harapan
95 chapter 95 : Kisah Kasih Tak Sampai
96 chapter 96 : Perubahan Jefri
97 chapter 97 : Goodbye, Bryan!
98 chapter 98 : Aldrin VS Ardhilla
99 chapter 99 : Cincin Couple
100 chapter 100 : Ketika Zaki Membuka Suara
101 chapter 101 : Menggantikan Posisinya di Hatimu
102 chapter 102 : Hati yang Tak Bisa Berkompromi
103 chapter 103 : Hari Pertama di Perusahaan
104 chapter 104 : Hubungan di Ujung Tanduk
105 chapter 105 : Malam Kelabu
106 chapter 106 : Lebih Memanas!
107 chapter 107 : Aldrin vs Zaki jilid 2
108 chapter 108 : Acara Malam
109 chapter 109 : Cinta Segi Lima?
110 chapter 110 : Mengulang Kesalahan yang Sama
111 chapter 111 : Maria vs Zaki
112 chapter 112 : Masih Berharap
113 chapter 113 : Don't Judge By The Cover
114 chapter 114 : Kepingan Sedih
115 chapter 115 : Menanggung Konsekuensi
116 uchapter 116 : Hasil Tes DNA
117 chapter 117 : Labirin Waktu
118 chapter 118 : Anak Haram
119 chapter 119 : Acara Talkshow
120 chapter 120 : Romantisme Malam
121 chapter 121 : Romantisme Hilang Sekejab
122 chapter 122 : Masih Mencintainya
123 chapter 123 : Belajarlah Mencintaiku ...
124 chapter 124 : Takkan Terganti
125 chapter 125 : Biola Misterius
126 chapter 126 : Menemui Tuan Yussef
127 chapter 127 : Malam yang Mengejutkan
128 chapter 128 : Pertemuan Mengharukan
129 chapter 129 : Nasihat Menyentuh
130 chapter 130 : Ajakan Er
131 chapter 131 : Perahu Kertas dan Sebuah Mawar
132 chapter 132 : Perceraian
133 chapter 133 : Sang Violinis
134 chapter 134 : Calon Pengantin Pria
135 chapter 135 : Restu
136 chapter 136 : Hari Bahagia Itu Datang
137 chapter 137 : Malam Pertama
138 chapter 138 : Bulan Madu
139 chapter 139 : Mengunjungi Mertua
140 chapter 140 : Menghalangi Aldrin
141 chapter 141 : Pianish VS Violinis jilid 3 (part 1)
142 chapter 142 : Pianish vs Violinis jilid 3 (part 2)
143 chapter 143 : Penyesalan Seorang Ibu
144 chapter 144 : Bertahanlah, Aldrin!
145 chapter 145 : Ketegaran Amaira
146 chapter 146 : Gadis Pelukis
147 chapter 147 : Hati yang Tak Termiliki
148 chapter 148 : Naufal dan Kisah Cintanya
149 chapter 149 : Terulang Kembali
150 chapter 150 : Secerca Kehidupan
151 chapter 151 : Kata yang Sulit Diucapkan
152 Chapter 152 : Permintaan Aldrin
153 chapter 153 : Fly away Love
154 INFO PENTING
155 chapter 154 : Setiap Waktu Berharga
156 chapter 155 : Biola Tak Bertuan
157 chapter 156 : Namaku Aldrin
158 BIG THANKS
Episodes

Updated 158 Episodes

1
chapter 1 : Awal Mula
2
chapter 2 : Terlahir
3
chapter 3 : Cinta Tapi Tak Dicintai
4
chapter 4 : Siapa Ibuku?
5
chapter 5 : Dia Anakku!
6
chapter 6 : Namaku Naufal.
7
chapter 7 : Dia kembali
8
chapter 8 : Yang Terbaik Untuknya
9
chapter 9 : Kuantar Kau Pada Ibumu
10
chapter 10 : Ayo Kita Berteman
11
chapter 11 : Kepergian Jefri
12
chapter 12 : Sebuah permintaan
13
chapter 13 : Sembilan Tahun Kemudian
14
chapter 14 : Pesta Perayaan Kelulusan Zaki
15
chapter 15 : Pianish VS Violinis
16
chapter 16 : Namaku Aldrin Jefri!
17
chapter 17 : Berkelahi dengan Kakak Kelas
18
chapter 18 : Menyukai Gadis yang Sama
19
chapter 19 : Murid Baru yang Aneh
20
chapter 20 : Rasa Penasaran yang Terjawab
21
chapter 21 : Fall in Love
22
chapter 22 : Si Tampan dan Si Jelek
23
chapter 23 : Pelajaran Bahasa Inggris
24
chapter 24 : Hubungan yang Merenggang
25
chapter 25 : Pembalasan Aldrin pada Zaki
26
chapter 26 : Kecurigaan Zaki
27
chapter 27 : Masa Pendekatan
28
chapter 28 : Menjadi Target Angel
29
chapter 29 : Ayo Kita Bertemu!
30
chapter 30 : Terkejut!
31
chapter 31 : Tatapan Berbeda
32
chapter 32 : Malaikat Penolong
33
chapter 33 : Skandal Video Maria
34
chapter 34 : Aldrin VS Zaki
35
chapter 35 : Suara dari Masa lalu
36
chapter 36 : Parasit
37
chapter 37 : Kedekatan Naufal dan Amaira
38
chapter 38 : First Kiss
39
chapter 39 : Sebuah Pengakuan
40
chapter 40 : Ancaman Aldrin
41
chapter 41 : Antara Aldrin, Amaira dan Naufal
42
chapter 42 : Who is Bryan ?
43
chapter 43 : Pertama Kali Melihatnya
44
chapter 44 : Kolaborasi Bersama?
45
chapter 45 : The Battle : Pianis vs Violinis jilid 2
46
chapter 46 : EGOIS
47
chapter 47 : Ekspektasi
48
chapter 48 : Bersama Hujan
49
chapter 49 : LABIL
50
chapter 50 : Berubah Total
51
chapter 51 : Di batas Asa
52
chapter 52 : Jefry Telah Meninggal ?
53
chapter 53 : Kembali ke Amerika
54
chapter 54 : Tidak untuk saat ini ....
55
chapter 55 : Teddy Bear
56
chapter 56 : PIL PAHIT
57
chapter 57 : Terlalu Menyedihkan!
58
chapter 58 : Menolak Menyerah!
59
chapter 59 : Mengubah Jati Diri Demi
60
chapter 60 : Perpustakaan
61
chapter 61 : Gadis Tomboy
62
chapter 62 : Kembali Bersama?
63
chapter 63 : Love Triangle
64
chapter 64 : Gara-gara Angel
65
chapter 65 : Naufal vs Aldrin
66
chapter 66 : Dia Milikku!
67
chapter 67 : Poor Boy :(
68
chapter 68 : Seperti Air
69
chapter 69 : Panggil gue, Er!
70
chapter 70 : Baru Saja Dimulai
71
chapter 71 : Kembalinya Si Pengamen Jalanan
72
chapter 72 : Perubahan Hak Waris
73
chapter 73 : I'll be Gentle
74
chapter 74 : Menyimpan Rasa
75
chapter 75 : Who is Hussain Al-Fath?
76
chapter 76 : Dari Dubai menuju Jakarta
77
chapter 77 : Jefri (?)
78
chapter 78 : Merencanakan Pertemuan
79
chapter 79 : Pasangan Dansa Maria
80
chapter 80 : Saling Cemburu
81
chapter 81 : VIRAL
82
chapter 82 : Menelan Kenyataan Pahit
83
chapter 83 : Kiss the Rain
84
chapter 84 : Awal Perubahan
85
chapter 85 : I'm Cinderella Man
86
chapter 86 : Bahagiamu adalah Kesedihanku
87
chapter 87 : Mencari Pelarian
88
chapter 88 : Tentang Er
89
chapter 89 : Serangan Mematikan
90
chapter 90 : Siapa Ayahmu?
91
chapter 91 : Mulai Terkuak
92
chapter 92 : Berdamai dengan Diri Sendiri
93
chapter 93 : Tulisan Tentang Ayah
94
chapter 94 : Kertas Harapan
95
chapter 95 : Kisah Kasih Tak Sampai
96
chapter 96 : Perubahan Jefri
97
chapter 97 : Goodbye, Bryan!
98
chapter 98 : Aldrin VS Ardhilla
99
chapter 99 : Cincin Couple
100
chapter 100 : Ketika Zaki Membuka Suara
101
chapter 101 : Menggantikan Posisinya di Hatimu
102
chapter 102 : Hati yang Tak Bisa Berkompromi
103
chapter 103 : Hari Pertama di Perusahaan
104
chapter 104 : Hubungan di Ujung Tanduk
105
chapter 105 : Malam Kelabu
106
chapter 106 : Lebih Memanas!
107
chapter 107 : Aldrin vs Zaki jilid 2
108
chapter 108 : Acara Malam
109
chapter 109 : Cinta Segi Lima?
110
chapter 110 : Mengulang Kesalahan yang Sama
111
chapter 111 : Maria vs Zaki
112
chapter 112 : Masih Berharap
113
chapter 113 : Don't Judge By The Cover
114
chapter 114 : Kepingan Sedih
115
chapter 115 : Menanggung Konsekuensi
116
uchapter 116 : Hasil Tes DNA
117
chapter 117 : Labirin Waktu
118
chapter 118 : Anak Haram
119
chapter 119 : Acara Talkshow
120
chapter 120 : Romantisme Malam
121
chapter 121 : Romantisme Hilang Sekejab
122
chapter 122 : Masih Mencintainya
123
chapter 123 : Belajarlah Mencintaiku ...
124
chapter 124 : Takkan Terganti
125
chapter 125 : Biola Misterius
126
chapter 126 : Menemui Tuan Yussef
127
chapter 127 : Malam yang Mengejutkan
128
chapter 128 : Pertemuan Mengharukan
129
chapter 129 : Nasihat Menyentuh
130
chapter 130 : Ajakan Er
131
chapter 131 : Perahu Kertas dan Sebuah Mawar
132
chapter 132 : Perceraian
133
chapter 133 : Sang Violinis
134
chapter 134 : Calon Pengantin Pria
135
chapter 135 : Restu
136
chapter 136 : Hari Bahagia Itu Datang
137
chapter 137 : Malam Pertama
138
chapter 138 : Bulan Madu
139
chapter 139 : Mengunjungi Mertua
140
chapter 140 : Menghalangi Aldrin
141
chapter 141 : Pianish VS Violinis jilid 3 (part 1)
142
chapter 142 : Pianish vs Violinis jilid 3 (part 2)
143
chapter 143 : Penyesalan Seorang Ibu
144
chapter 144 : Bertahanlah, Aldrin!
145
chapter 145 : Ketegaran Amaira
146
chapter 146 : Gadis Pelukis
147
chapter 147 : Hati yang Tak Termiliki
148
chapter 148 : Naufal dan Kisah Cintanya
149
chapter 149 : Terulang Kembali
150
chapter 150 : Secerca Kehidupan
151
chapter 151 : Kata yang Sulit Diucapkan
152
Chapter 152 : Permintaan Aldrin
153
chapter 153 : Fly away Love
154
INFO PENTING
155
chapter 154 : Setiap Waktu Berharga
156
chapter 155 : Biola Tak Bertuan
157
chapter 156 : Namaku Aldrin
158
BIG THANKS

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!