Cruel Revenge
Jika keputusan sudah bulat maka sebagai orang dengan pendirian yang kuat dan tegas tak bisa tumbang ke lain arah, ini yang terbaik.
"Zidan Haidar Agasarah, Nama kamu bagus sekali ya, Ibu mau pergi jangan cari ibu dimanapun, karena Ibu ada di belakang kamu."
Seorang perempuan dengan hijapnya yang panjang bersamaan cadar menutup seluruh wajah, gamis hitam yang menutup seluruh tubuhnya, berjalan pergi keluar panti asuhan ia sudah tidak bisa menahan rasa sakit dalam hati juga gangguan kesehatan yang tidak bisa di tahan lagi sakitnya.
Sambil terus menangis dan rasa berat dalam hati setelah mengecup kening sang putra yang begitu sangat ia cintai, dia adalah separuh nyawanya.
Iyaa, semuanya salahnya karena itu wanita yang suka sekali sakit ini harus menanggung semua hal dalam hidupnya sampai akhirnya penyakit itu mengalahkan usahanya untuk hidup bahagia dengan keluarganya.
Juga mengalahkan dan menghanguskan semua rencananya untuk hidup bahagia bersama putra semata wayangnya.
****
Hari ini begitu cerah tepat satu tahun berlalu setelah Zidan lahir ke dunia ini di sambut di tahun pertamanya dengan suka cita dari keluarga maupun semua orang yang terlihat bahagia dengan kehadirannya.
Namun, semuanya berubah tepat jam dua siang hari jumat setelah semua anggota keluarga laki-laki melaksanakan sholat jumat suami atau ayah dari Zidan pulang membawa perempuan yang terlihat begitu cantik dengan pakaian panjang membentuk tubuh dan terlihat perutnya membesar seperti wanita hamil.
"Selamat Bu Sarah atas ulang tahunnya anakku eh... anak suami anda."
Sebagai seorang suami dan ayah dari putranya, apa ini hal biasa kenapa suaminya diam saja dengan perempuan yang datang bersama dengannya.
Sebagai seorang perempuan yang baru akan menemui kehidupan indah setelah acara ulang tahun ini kenapa malah ia menemui badai dan tsunami sekaligus dalam hidupnya. Terasa menatap dengan tatapan sedih walau kedua mata itu sama sekali tak ada yang bisa siapapun lihat kecuali, pria didepannya yang seorang suaminya dan kedua orang tuanya.
Semua keluarga dari pihak Sarah perempuan yang menggunakan pakaian panjang serba hitam menutup seluruh wajah dan tubuhnya dan didepannya Algaz terdiam sejak keduanya terasa melempar tatapan, berdiri didepan tangga yang langsung mengahadap pintu masuk, didepan pintu masuk semua hanya diam berbisik atau diam memperhatikan kedua orang tua baru yang mau merayakan ulang tahun putranya dan calon kakek nenek diantara kedua keluarga mereka juga tak kalah terkejutnya.
Tidak ada yang tidak dengar dari ucapan perempuan yang datang dari pria bernama Algaz itu.
Air mata di wajah sang istri yang tidak terlihat bentuk air mata itu dengan tubuh tegap berdiri di hadapan Algaz suaminya, yang berusaha tersenyum tenang tapi, dengan air di balik kain hitam itu tetap mengalir tak henti.
"Iya, Terimakasih." Sambut Sarah yang tidak langsung meledakkan semuanya karena ini belum pasti.
Masih dalam tahan tenang yang tak boleh bergerak tiba-tiba, walau emosinya jelas sekali terlihat di permukaan, kedua keluarga melihatnya.
"Ini istri kedua ku, Dia aku nikahin saat kamu baru mengandung Zidan aku tidak sengaja melakukannya dan aku harus bertanggung jawab." Santai dan tenang wajahnya sama sekali tak terlihat takut bahkan tatapan matanya begitu percaya diri seolah itu tak akan membuat kehancuran jika, jika ia membuka penjelasan itu.
Tamparan keras semenit kemudian setelan kesunyian berlalu.
"SARAH! Apa yang kamu perbuat kenapa kamu lakuin itu sama Suami kita!" Marah perempuan itu dengan mata yang sangat tak terima, ada sorot ketakutan disana.
Apa Sarah terlalu keras menamparnya, tidak kan? Tapi, itu cukup membuat robekan di ujung bibir Algaz jelas terlihat.
Tatapan mata Algaz tak bisa Sarah biarkan membuatnya luluh.
"Cara kalian bersikap, cara kalian menyapa semuanya baik-baik saja, tidak akan seru ya sayangku jika aku tidak sakit hati, Aku harus menjelaskan betapa sakitnya hatiku sekarang."
Kata itu keluar dari perempuan tertutup kain hitam di hadapannyasuara indah yang tegas membuat suasana beku, amarahnya sangat lembut dengan kata sayang terucap, bisa-bisanya menggoyahkan hati Algaz sekarang.
Tatapan Algaz kaget.
"Sarah..." Panggilnya lembut dan seolah ingin sadar sekarang.
Semua drama ini bukan hal yang seriuskan? Tanya Algas dalam hatinya.
Angkat tangan kanan dengan telapak menghadap kedepan saat Algaz mau menyentuhnya.
"Mulai detik ini aku Sarah istri dari Algaz tidak akan menerima sentuhan apapun dari suamiku sendiri, Aku minta maaf karena aku telah memukul suamiku dan mempermalukannya didepan umum, aku sangat sakit hati dan Aku sakit dengan tubuhku yang hampir tidak mau diajak untuk hidup sehat lagi, Aku memang pantas menerimanya karena Algaz sendiri jijik dengan ku, dan kamu selamat atas pernikahan nya dan anakmu semoga anakmu bisa membawamu ke tempat yang lebih baik yang tidak akan ada orang buruk yang bisa menyakiti kalian."
Sarah berbalik pergi dengan penutup wajah nya yang basah karena air matanyatapi, tidak kelihatan sama sekali.
Sarah berlari memasuki kamar Zidan dan membawanya turun melewati semua anggota keluarga termasuk orang tuanya yang hanya diam saja.
Semuanya hanya menatap itu, tanpa ingin mencegah. Mereka semua tau siapa itu Sarah dan seharunya Algaz lebih paham lagi karena mereka sudah dua tahun satu atap dan bersama, apa yang sebenarnya terjadi?
Semua kembali tertunduk dan suara Algaz menyadarkan mereka.
"Sialan semuanya!" Teriaknya murka.
Sebuah Tamparan di tempat yang sama di layangkan sang ibu, ibu kandung Algaz yang seorang perempuan paruh baya terlihat jelas ia sudah pantas memiliki cucu, kriputnya samar tapi, wajah cantiknya mengalahkan usianya.
"Anakku hanya Sarah, kamu bukan Anakku, Kalian berdua jangan pernah perlihatkan diri kalian di depan kami semua, termasuk darah dagingku sendiri." Kata sang ibu membuat Algaz sadar dan kembali jatuh dengan keras pada kenyataan.
Algaz menatap semuanya dan di samping perempuan yang diakuinya sebagai istri didepan Sarah hanya diam malu dengan wajah takut.
"Keterlaluan." Suara sang ayah kandung dari Sarah membuat satu ruangan kembali suram sebelumnya sangat suram dengan aura yang Sarah berikan tapi, sekarang lebih bahkan sepuluh kali lipat aura pekat itu terasa.
Langkah kaki dari suara adu lantai dan pantofel.
"Apapun yang akan terjadi kedepannya. Jika Zidan ingin marah padamu kami akan membiarkannya, Kau ayah nya ayah kandung dari cucuku, Putriku sangat keras bahkan akupun tak bisa membuatnya berhenti dan itu akan membuatku sakit, sekarang aku harus mengurus berlian yang kau buang, berlian yang kuberikan dengan mempertaruhkan nyawa sebelum kau memilikinya, kini kembali lagi padaku dengan cara yang buruk, sungguh aku menyesal."
Kedua keluarga menahan malu bahkan semua anggota keluarga laki-laki dari kelurga Sarah sakit hati dengan perlakuan Algaz.
Sebegitu tak punya hati, suara dari bisikan anggota keluarga Algaz.
Wajah keluarga Algaz menahan malu dari perbuatan Algaz.
"Sarah aku harus membawanya kembali!"
Gerakan cepatnya terhenti dengan jatuh tubuhnya kelantai dengan keras akibat pukulan samping wajahnya tepat sisi wajahnya yang tidak kena tamparan sama sekali.
"Sekali lagi kau menyebut nama perempuan itu Aku, kakak mu sendiri yang akan membunuhmu." Bisma berdiri menjulang tinggi.
"Kalian semua cari Sarah di manapun berada, Om Daka dan tante Tika mohon untuk tenang, Ayah Ibu tolong Bisma sebentar."
Pria dengan tubuh tinggi tegap dan bahu lebar wajahnya sangat tampan dan sangat bisa dianggap sebagai seorang pria mantang yang menarik hati.
Sedangkan Algaz hanya pria biasa namun, bentuk fisik tak jauh beda dengan Bisma. Untuk besar tubuh dan tinggi badan Algaz, Bisma masih pemenangnya.
****
Didepan panti asuhan sebuah mobil Harpi terparkir dan menurunkan perempuan pakaian serba hitam, berjalan langsung ke pintu belakang, kursi penumpang belakang membawa seorang bayi dalam gendongannya Panti asuhan ini jauh dari jangkauan keluarganya bahkan tak akan ada yang paham kalo Sarah bisa datang ke sini.
Dua hari perjalanan Sarah akhirnya sampai dan seorang perempuan tua dan perempuan muda seumuran dengannya.
"Sarah kamu kenapa, kenapa anak kamu di bawa kesini?" Perempuan itu tak bertanya lagi siapq yang datang kehadapannya.
"Iya, Aku takut anak ini bisa membuat masalah dengan membuat hal buruk untuk ayahnya sendiri." Sambil menangis dan menggendong Zidan didepan kedua perempuan itu.
Perempuan dengan jilbab menutup dada dan punggung, keduanya berjalan mendekat dan bersama membawa Sarah masuk.
Sarah duduk dihadapan mereka diatas karpet.
"Aku tak bisa menjelaskan semuanya dengan singkat, Aku mau kalian mengajari putraku dengan baik, aku tau kalian berdua baik kepadaku, Ayahnya telah menikah lagi dengan perempuan lain tanpa sepengetahuanku dan dia sama sekali tak bisa merasakan perasaanku saat menjelaskan itu."
Terlihat wajah keduanya kebingungan.
"Aku tidak punya waktu lagi, aku menitipkannya pada kalian dan aku harus pergi."
"Sarah tunggu, tapi ini bukan hal yang baik kamu masih emosi dia masih bayi Sarah sadar lah ini bukan keputusan, sama saja kamu mau membuang anakmu."
Sarah menggeleng dan memberikannya pada ibu di samping perempuan yang seumuran dengannya.
"Dalam surat itu aku sudah menuliskannya, buku itu juga sudah cukup lalu foto itu akan mengatakannya dan jika umur Zidan sudah pas dua puluh tahun kalian bisa membuatnya pergi dari sini dengan cara apapun jangan di tahan karena Zidan itu putraku, aku mengenalnya sejak aku mengandungnya."
Tatapan matanya berembun mendekat perlahan.
Mengecup kening Zidan dalam gendongan perempuan muda seumuran dengannya.
"Setelah semua barang itu datang aku juga akan menjelaskan semuanya dalam rekaman suara."
Pergi dari sana tanpa menoleh.
Jika keputusan sudah bulat maka sebagai orang dengan pendirian yang kuat dan tegap tak bisa tumbang ke lain arah, ini yang terbaik.
"Zidan Haidar Agasarah, Nama kamu bagus sekali ya, Ibu mau pergi jangan cari ibu dimanapun, karena Ibu ada di belakang kamu."
Seorang perempuan dengan hijapnya yang panjang bersamaan gamis hitam yang menutup seluruh tubuhnya dan berjalan pergi keluar panti asuhan ia sudah tidak bisa menahan rasa sakit dalam hati juga gangguan kesehatan yang tidak bisa di tahan lagi sakitnya.
Sambil terus menangis dan rasa berat dalam hati setelah mengecup kening sang putra yang begitu sangat ia cintai, dia adalah nyawanya.
Iyaa, semuanya salahnya karena itu wanita yang suka sekali sakit ini harus menanggung semua hal dalam hidupnya sampai akhirnya penyakit itu mengalahkan usahanya untuk hidup.
Juga mengalahkan dan menghanguskan semua rencananya untuk hidup bahagia dengan putra semata wayangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
by shyfa
awalnya kayak gl seru
tapi setelah dibaca kebawah
sepertinya menarik
2024-11-23
0