Bab 12. Buah Simalakama

"Wah, Pak Arya sangat hebat dalam bidang matematika. Apa dulu kalian bersaing meriah juara di sekolah?" Putri nampak bersemangat.

Kayam terdiam, begitupun dengan Yuki. Kenapa diam? Tentu saja mereka malu membuka kartu di hadapan Putri, haruskah mereka bilang bila mereka sering berebut rangking satu? Ah ya, meski dari belakang.

"Kepalanya masih sakit?" Tanya Kayam mengalihkan pembicaraan, Putri menekan kepalanya. Sangat aneh, kepalanya tak terasa sakit sedikitpun, jantungnya yang sering terasa berdenyut nyeri juga saat ini terasa baik-baik saja.

"Enggak Kak," Putri merasa sangat aneh dengan hal itu, meski dia adalah anak seorang Yuhou yang terkenal. Namun Putri tak pernah ingin tahu tentang dunia orang tuanya.

"Syukurlah, kamu tahu Put? Kepala Kayam tadi hampir meledak gara-gara amarah, untung saja yang melakukan itu perempuan, kalo laki-laki aku si bisa jamin. Bila orang yang melukai kamu akan langsung say hai pada malaikat Malik." Yuki terkekeh geli, sedangkan Kayam hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Belum kiamat tahu, dia bakal di tanya dulu sama si malaikat kembar kali di alam kubur." Kayam berusaha ngelawak.

"Garing ah! Kak Yuhou pasti akan ke sini bentar lagi." Putri tertegun, sangat jarang orang yang di bolehkan memanggil Kakak pada sang Papa. Selama ini Putri hanya tahu bila hanya ada dua orang adik angkat dari sang Papa, yaitu Kayam dan Yuki.

"Putri?" Benar saja, Rose langsung nyerobot masuk ke dalam rungan tersebut. Kayam dan Yuki memilih mundur dan berjalan ke arah Yuhou yang tersenyum ke arah keduanya.

"Bagaimana keadaan Putri?" Yuhou menatap Kayam yang cengengesan, Kayam mengangkat jempolnya. Dia memberikan kode bila semuanya sudah baik-baik saja.

"Bagaimana sidangnya?" Yuki merasa malu, namun dia tetap bertanya pada Yuhou.

"Tidak buruk, Neli bisa menyelesaikan semuanya sendiri. Meski begitu, untuk besok aku memerlukan bantuan kamu di sidang yang akan berlangsung, sepertinya kawanan an*ing liar akan masuk ke wilayah manusia." Yuhou memberikan peringatan, Yuki terdiam.

"Tapi Kak, bila aku melakukannya bukankah itu akan menyakiti Neli? Saya tidak berani melakukan itu Kak." Yuki menunduk, dia sama sekali tak ingin bila melihat Neli terluka barang sedikitpun.

"Terkadang, rasa sakit dapat membuat seseorang bangkit. Biar dia membuka matanya, dan melihat kebenaran yang ada Yuki." Yuki mengangguk pada akhirnya, meski berat dan dia sendiri tidak yakin pada dirinya sendiri. Tapi, Yuki akan berjuang demi memberikan yang terbaik bagi Neli, meski bukan dia yang menjadi pilihan terakhirnya.

"Kamu juga akan ada tugas mulai besok, sepulang sekolah kamu akan di tugaskan di rumah sakit Zahra. Kamu aku tunjuk sebagai pimpinan di sana, jadi tolong rahasiakan identitas kalian semaksimal mungkin." Yuhou memberikan perintah pada Kayam, Kayam yang memang dalam masa tugas melindungi Putri dan tugas yang berasal dari organisasi Z harus melakukan tugasnya dengan baik.

"Yuki, aku mohon bantuannya untuk besok!" Yuhou tersenyum menepuk pundak keduanya, Yuki dan Kayam mengangguk bersamaan.

Sedangkan Rose yang berusaha mengalihkan Putri, nampak sangat khawatir, meski Putri telah di tangani oleh Kayam yang memiliki ilmu kedokteran setara dengan Yuhou. Namun sebagai seorang ibu, dia tetaplah lemah pada luka yang di miliki Putrinya.

"Putri, kenapa kamu tidak menekan jam tangan kamu? Kamu bisa melakukan itu bila dalam kondisi darurat bukan?" Rose bertanya pada Putrinya dengan nada khawatir.

"Gak sempet Ma," Cicit Putri, kaca mata yang sering di kenakan Putri juga nampak retak.

"Astaga sayang, Mama minta maaf karena teledor." Rose memeluk Putri dan menangis sesenggukan.

"Udah Ma, Putri juga akan baik-baik aja kok." Putri tersenyum lebar.

"Kayam? Bukankah kamu saat ini satu kelas dengan Putri?" Tanya Rose sangar, dengan senyum jenakanya Kayam mengangguk seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kenapa kamu membiarkan Putri di lukai orang lain? Mulai besok, kamu harus menjaga Putri kemanapun dia pergi, ngerti!" Kayam tersenyum dan mengangguk, sedangkan Putri nampak panik mendapati Mamanya memberi perintah tersebut pada Kayam.

"Ma, Putri gak akan teledor lagi kok. Aku gak akan buat susah orang lain lagi, aku mohon ya Ma? Aku bisa jaga diri sendiri kok." Putri berusaha membuat sang Mama luluh dan kembali percaya pada dirinya. Niat hati ingin mencelakai diri sendiri agar dapat menghindar dari Kayam, justru sang Mama memerintahkan Kayam untuk selalu bersamanya.

Layaknya Buah Simalakama, Putri saat ini serba salah. Bila dia berkata pada sang Mama bila yang menyebabkan hal ini karena rasa iri teman sekelasnya, bisa-bisa Kayam ada dalam masalah.

Sedangkan bila dia harus terus bersama Kayam, bisa-bisa jantungnya yang memang kurang sehat itu akan meledak. Karena Kayam sering membuat adrenalin yang menantang saat matanya menatap Putri dengan lembut.

"Gak bisa sayang, kalo kamu terus sendiri. Kamu bisa-bisa dalam bahaya terus. Selain itu, Kakak kamu juga sebentar lagi akan melakukan ujian, bagaimana bila dia keluar dari sekolah?" Rose ngoceh panjang lebar.

"Pokonya Kayam, aku gak mau tahu! Kamu harus ada di samping Putri apapun yang terjadi, mau dia ke kamar mandi juga. Kamu harus jagain dia di depan pintu, ngerti?" Rose terus mewanti-wanti, di bandingkan pada orang lain. Rose memang lebih percaya pada Kayam.

Bila Kayam melakukan hal di luar nalar pada Putri, yasudah tidak apa-apa. Toh pada akhirnya mereka akan menikah juga, dan Putri juga harus terbiasa dengan sikap Kayam bukan?

Pola pikir Rose memang terkesan fleksibel dia tak pernah berfikir hal yang membuat sakit kepala, dia akan selalu berpikir lurus dan membiarkan hal yang belum terjadi mengalir sebagaimana mestinya.

"T-tapi Ma, aku sama Kak Kayam itu kan-" Putri berusaha menolak apa yang sudah di siapkan oleh sang Mama.

"Saya siap menjalankan tugas Kak, Kak Rose tenang saja. Aku Yang seorang pria sejati akan melakukan tugas dari ibu Negara dengan baik!" Kayam memberikan hormat dengan tangan kanan yang berada di bawah alis kanannya, memberi hormat tegap.

"Hahah, lihatlah Putri? Jangan merasa terbebani, dia akan senang bila harus menjaga kamu tahu." Yuki menambahkan, Putri kini tak dapat berkata-kata dan memilih bungkam di tengah orang-orang tersebut.

"Bagaimana dengan Kak Neli saat ini?" Tanya Putri dengan suara kecil, pasti Putri melakukan hal brutal karena melihat dirinya terluka.

"Dia di bawah oleh Haikal, besok identitas kalian mungkin akan terbongkar. Jadi Kayam juga sebagi pelindung kamu bukanlah sekedar pilihan kosong, kamu mengerti?" Yuhou memberikan nasihat pada Putri, Putri terdiam. Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Hingga identitas yang selama ini di rahasiakan akan terbongkar besok?

Terpopuler

Comments

Ani

Ani

Benar itu .kejujuran atau pun kenyataan lebih menyakitkan tapi lebih baik sekarang dari pada jadi penyesalan.

2024-04-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!