Bab 4. Degup Aneh

"Pak, maaf." Putri menunduk di hadapan pria dengan rambut putih ke perakkan, sedangkan pria itu hanya menatap ke arah Kayam kemudian.

"Ck, buat susah aja." Gerutu Kayam ikut menunduk, namun terlihat jelas keterpaksaan di wajahnya.

Guru itu memasuki kendaraan roda empat miliknya, sebuah mobil berjenis BMW M8 Coupe itu sudah membuat Kayam salah fokus.

Pria yang nampaknya seperti seorang guru itu langsung pergi meninggalkan mereka, nampak pula wajah lega Putri setelah melihatnya pergi.

"Siapa dia?" Bisik Kayam merasa sangat familiar, di tambah dia seolah melihat seseorang dari pria itu.

"Dia Pak Arya, dia Guru Matematika. Galak banget tahu, kalo ketemu dia langsung menunduk ya Kak?" Bisik Putri, Kayam mengernyitkan keningnya.

"Pak Arya?" Tanya ulang Kayam, Putri mengangguk membenarkan.

"Dia itu banyak penggemarnya, cuma sikapnya dingin banget. Dan aku kasih tahu ya, dia itu sering banget menghukum Kak Neli." Bisik lagi Putri, Kayam semakin kebingungan.

"Nyari tempat ngopi dulu yu buat ngerumpi, aku juga ada banyak pertanyaan yang harus aku ajukan." Ajak Kayam, jujur saja Kayam lupa pada semua rencana yang di buat oleh Neli.

"Oke kak, aku juga lapar banget nih butuh ganjal perut." Ucap Putri, tanpa di minta kini Putri malah langsung duduk di kursi boncengan motor sport tersebut.

Keduanya meluncur di antara keramaian jalan, di waktu pulang kerja itu memang sudah selayaknya kemacatan memenuhi seisi jalanan, hingga sebuah kedai kopi membuat Putri dan Kayam tertarik.

Kayam menatap seisi kedai tersebut,.sebuah meja dan kursi di sisi jendela menjadi pilihannya, Kayam menaik kursi untuk Putri.

"Duduk dulu," Kayam juga duduk tepat berhadapan dengan Putri.

"Mau makan apa?" Tanya Kayam memperhatikan menu hari itu, Kayam akhinya menentukan pesanannya.

Tanpa sadar, Putri yang mendapatkan perhatian kecil dari pria membuat perasaannya menghangat. Dia menatap wajah Kayam yang menunduk dan memperhatikan menu dengan teliti.

Tampan, itulah kesan pertama yang di ambil dari wajah Kayam. Matanya nampak teduh, pelukan Kayam yang membuat Putri merasa aman dan sentuhan serta tutur kata Kayam yang selalu menuntunnya agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

"Sudah pilih?" Kayam mengangkat wajahnya, hingga tatapan dan mata mereka kini saling beradu. Dengan cepat, Putri langsung menunduk dan menutupi wajahnya dengan buku menu.

Kayam mengangkat alisnya merasa bingung, dia menekan buku menu yang terbalik di hadapan Putri. Sontak saja wajah Putri yang memerah terpampang jelas.

"Kebalik menunya, sayang." Ucap Kayam tersenyum kecil, kata sayang yang memang sudah menjadi panggilan Kayam terasa amat berbeda saat ini.

Putri sudah tumbuh menjadi wanita sekarang, bukan lagi gadis kecil seperti dulu lagi. Namun, panggilan Kayam tak pernah berubah, padahal itu akan sangat berbahaya baginya.

"Jangan panggil aku sayang Kak, aku sudah besar tahu!" Putri memajukan bibirnya merasa kesal.

"Tuan Puri ku akan selalu begitu, kenapa memangnya?" Kayam tersenyum manis, Putri tak mau bila terus dalam posisi itu.

"Maaf, apa pesanan kalian?" Tana seorang pelayan kedai, saat ini Putri benar-benar terselamatkan.

Kayam memberikan rekomendasi pada Putri, dan Putri hanya mengangguk setuju. Keduanya memesan makanan yang sesuai dengan lidah mereka masing-masing.

"Sekarang, kita bisa cerita panjang lebar di mulai dari nol ya?" Kayam tersenyum manis dan membuat Putri menjadi salah tingkah.

"Di mulai dari nol? Kaya pegawai SPBU aja hihi," Putri nyengir kuda, berusaha agar mencairkan hatinya yang kini mulai terasa lengket seperti ice cream.

"Pegawai SPBU? No problem, selagi itu dapat melayani Tuan Putri ku yang manis." Wajah Putri yang sudah di tahan-tahan untuk tidak memerah akhirnya jebol juga, kedua pipinya kini bersemu kemerahan.

"Ish, aku udah gede Kak!" Putri merasa salah tingkah di perlakukan demikian, pesanan mereka juga pada akhirnya sampai.

"Bagus kalo udah gede biar bisa makin cepet." Gumam Kayam, meski volume suara Kayam kecil, namun masih terdengar jelas oleh Putri.

"Hah? Apa Kak?" Tanya Putri pura-pura tak mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh Kayam.

"Apa? Ya, bagus bukan kalo udah besar?" Kayam tak sedikit-pun menghindar.

'Apa katanya? Bagus? Bagus baginya, tapi jantung ku bisa cepat kumat kali.' Bisik Putri dalam batin, sedangkan Kayam hanya tersenyum saja.

"Oh ya, tadi kenapa Neli sering di hukum?" Tanya Kayam mulai menikmati kopi capuchino yang dia pesan.

"Dia sering ketahuan lagi mesra-mesraan sama pacarnya, jadi sering di hukum." Jawab Putri Jujur, memang benar bila Neli telah memiliki kekasih yang merupakan anak jalanan.

Kekasih Neli adalah seorang pria yang sudah cukup usia, dia merupakan seorang anak geng motor yang cukup terkenal di kota tersebut. Awalnya Neli bertemu dengan pria itu karena kebetulan saja, yang akhirnya menjadi begitu banyak kebetulan lainnya dan sering bertemu.

"Pacar?" Tanya balik Kayam, dia merasa tak enak hati saat mendengar kabar tersebut.

"Kak Yuhou tahu?" Tanya lagi Kayam, bila benar Yuhou tahu berarti itu sudah sangat keterlaluan.

"Enggak, Papa ngelarang kita buat pacaran. Katanya kita sudah memiliki ikatan pernikahan dengan seseorang." Jawab lagi Putri, itu juga merupakan alasan mengapa Putri tak pernah membuka hatinya untuk siapapun.

"Hem, itu aku tahu. Jadi, mereka pacaran secara sembunyi-sembunyi?" Tanya ulang Kayam, dia merasa bila tindakan Neli agak keterlaluan kali ini.

"Ya, aku tahu dan Mama juga tahu. Jadi mustahil bila Papa gak tahu. Aku pikir bila Kak Neli agak keterlaluan, tapi hati Kak Neli juga tidak dapat di paksakan. Biarin aja dulu, toh kata orang yang di jodohkan dengan Kak Neli juga tak berharap lebih. Dia hanya menginginkan kebahagiaan bagi Kak Neli saja. Aku mendengar itu dari percakapan Papa dan pria itu lewat telepon." Jawab Putri panjang lebar.

"Bila kamu sendiri?" Kayam mulai was-was, jelas saja karena orang yang di jodohkan dengan Putri adalah dirinya sendiri.

"Aku sendiri? Aku tidak memiliki keberanian yang besar seperti Kak Neli, melihat bagaimana ketulusan pria yang di jodohkan dengan Kak Putri saja sudah cukup membuat ku percaya pada Papa dan Mama." Putri tersenyum tulus seraya memainkan jus melon di hadapannya.

"Bila kamu jatuh cinta dengan pria lain bagaimana?" Hati Kayam sekarang mulai berdegup kencang.

"Aku akan menghancurkan perasaan itu sebelum tumbuh dan berbunga." Kayam mengatupkan bibirnya, terdengar amat kejam apa yang di katakan oleh Putri saat itu.

"Bila masih tumbuh?" Putri kini mengangkat wajahnya, menatap sosok di hadapannya yang nampak begitu menantikan jawaban darinya, ada perasaan aneh yang kini hinggap di hati Putri.

Terpopuler

Comments

Ani

Ani

putri kak

2024-04-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!