Bab 16. Sang Penolong

Yuki mulai mengabsen anak didiknya yang akan naik gunung, seorang murid bertubuh tinggi menjadi pemimpin paling depan. Sedangkan Yuki berada di barisan paling belakang agar dapat menjaga keamanan semua muridnya.

Saat itu, Yuki memang telah mengetahui mengenai tindak tanduk seorang Haikal, dia juga sudah mempersiapkan banyak hal agar Neli dapat selamat, bila sesuatu yang tidak di inginkan terjadi di sana.

Mereka memulai perjalanan, seorang pemandu di setiap kelas juga menjelaskan mengenai seluk beluk gunung dengan teliti. Neli yang berada di jajaran paling belakang tepatnya berada di depan Yuki hanya dapat tersenyum masam.

Dia berada di belakang seorang Arya, pikir Neli. Untung bila Neli tidak kabur, karena di mata Neli sendiri. Pak Arya seperti seekor banteng yang siap menyeruduk siapapun yang ada di depannya.

Namun pikiran Neli salah, beberapa kali Neli hampir tergelincir karena embun di malam hari mulai turun dari pohon cemara, Pak Arya justru sering menolongnya dan mewanti-wanti dirinya agar lebih berhari-hati.

Seperti saat itu, sebuah batu besar yang di tumbuhi lumut sudah membuat beberapa murid tergelincir, namun pengaman yang mereka pakai berhasil membuat luka mereka tidak terlalu parah. Dan beberapa orang terpaksa kembali turun gunung karena kaki mereka yang tak dapat di paksakan.

Neli menghela nafas berat, namun tubuhnya tiba-tiba terasa ringan. Tangan Pak Arya ternyata telah mendorongnya dari belakang. Neli tertegun selain itu tali pengaman yang terikat di tubuhnya nampak putus, dia tak ingin menyi-nyiakan kesempatan dan pada akhirnya berjalan dengan aman. Tangan Haikal nampak telah menantinya untuk di gapai, sebagai seorang OSIS Haikal memang bertugas membantu rekannya yang lain bila dalam kesulitan.

Namun, akibat kekurang hati-hatian Neli, sebuah batu kecil yang bersembunyi di balik lumut membuat kakinya tergelincir dan dia hampir saja terjatuh, jurang yang cukup dalam nampak sudah siap melahapnya.

Seolah tak melihat apa yang terjadi, tangan Haikal justru melepaskan genggamannya dan membiarkan Neli siap terjatuh ke dalam jurang.

"Neli!" Pekik Pak Arya, dia melemparkan tubuhnya sendiri dan meraih tubuh Neli. Neli tertegun sejenak, pria dengan rambut putih ke perak-perakan itu nampak lecet di punggungnya karena terbentur batu.

Namun, selain itu juga sebelah tangannya nampak memeluk pinggang Neli dan sebelah tangannya yang lain menggenggam batu di atasnya. Neli menatap ke bawah, di mana jurang yang dalam nampak kehitaman.

"Jangan menatap ke bawah Neli! Lihat pada saya!" Pak Arya berteriak seolah dia akan melakukan apapun demi menyelamatkan Neli.

"I-iya Pak," Neli gugup luar biasa, hembusan nafas Pak Arya terasa nyata menghempaskan udara ke wajahnya.

"Pak Arya, Neli! Kalian tidak apa-apa?" Teriak seorang petugas lainnya, Pak Arya tak bicara sepatah katapun.

"Kami butuh bantuan!" Teriak Neli, Pak Arya yang nampak tak percaya pada seorangpun malah menggelengkan kepalanya.

"Kamu terluka?" Tanya Pak Arya dengan wajah cemas, Neli menggelengkan kepalanya.

"Syukurlah, bisa ambilkan tali dan perlengkapan mendaki di tas kecil saya?" Neli mengedipkan matanya, namun dia akhirnya mengangguk, Neli akhirnya meraih tas kecil Pak Arya yang terletak di pinggangnya.

"Saya akan mendaki, ingat untuk pegangan yang erat." Neli kembali mengangguk, dia dan Pak Arya berada di antara hidup dan mati sehingga membuat Neli tak berani untuk berulah.

Neli memeluk Pak Arya, aroma manis rambut Neli tercium jelas oleh Pak Arya. Dadanya tiba-tiba berdegup kencang tak kala Neli memeluknya dengan erat. Dada Neli menempel sempurna di dada Pak Arya, sedangkan kedua kakinya melingkar di pinggang Pak Arya.

Udara dingin yang berhembus dari atas Gunung mempersulit mereka berdua, sebuah tali dari atas nampak akan membantu mereka. Samar-samar Pak Arya tak menyentuhnya sama sekali. Dia tak ingin menggantungkan nyawanya sendiri dan Neli pada orang lain.

Pak Arya secara perlahan namun pasti naik ke atas dan akhirnya sampai di antara rombongan, wajah panik dari para petugas nampak lega saat melihat Neli dan Pak Arya kembali dengan selamat.

"Kamu tidak terluka?" Haikal datang dengan tampang yang sangat menyebalkan bila di ingat lagi Neli, namun sayang saat itu Neli masih percaya pada semua kebohongan Haikal.

"Enggak, aku gak papa." Jawab Neli, karena keriuhan yang ada. Neli sampai melupakan penyelamatnya sendiri, mereka akhirnya istirahat sejenak di sebuah posko.

Pak Arya juga mengobati lukanya sendiri, Neli yang memang merasa sangat berterima kasih atas tindakan yang di lakukan Pak Arya berencana akan mengucapkan terima kasih. Namun sebuah pesan misterius sampai di ponselnya, dalam pesan itu mengatakan bila salah satu murid dari kelas mereka di culik.

Memang benar bila salah satu murid dari kelas mereka hilang satu orang, para OSIS dan Guru menjadi panik di buatnya. Begitupun Pak Arya yang saat itu masih dalam kondisi terluka.

Pada akhirnya, Haikal mengajukan agar membagi beberapa murid dan Guru untuk berpencar dan mencari keberadaan murid yang hilang itu. Ide itu sama sekali tidak di setujui oleh Pak Arya, namun mereka semua ngotot dan mengatakan bila Pak Arya tidak bertanggung jawab atas tugasnya sendiri.

Para OSIS dan Guru di bantu oleh murid termasuk Neli akhirnya membentuk tim, Mereka akan berpencar mencari keberadaan murid yang hilang itu. Salah seorang agen rahasia yang menyamar sebagai murid akhirnya di tempatkan oleh Pak Arya berada pada kelompok Neli dan Haikal.

Murid dengan wajah manis itu bernama Raisa, dia memang gadis paling manis di antara teman satu kelasnya. Namun sifatnya yang jutek dan centil membuatnya tak memiliki teman.

Raisa sendiri sudah berusia 21 tahun, dia lebih tua dari Neli dan teman sekelasnya yang lain. Namun identitasnya sebagai Agen akhinya mengharuskan Raisa berdandan ala anak berusia 17 tahun.

Di jalan gelap di mana rombongan Haikal, Raisa dan dua murid pria serta Neli melewati sebuah bangunan tua, konon katanya bangunan itu di buat saat kolonial Belanda berkuasa. Tempat di mana para prajurit pribumi banyak di penggal.

"Halo guys, liat tempatnya serem gak si?" Raisa sengaja melakukan siaran langsung di sana, selain agar mudah di lihat oleh pihak pusat. Identitas Raisa yang memang seorang Youtuber selalu trading di setiap siaran langsung yang dia lakukan.

"Raisa, apa kamu akan terus merekam hah!" Haikal menggertak Raisa tanda tidak suka, jujur saja dia akan gagal bila gadis itu terus melakukan siaran langsung seperti itu.

"Dih, bentar lagi dong Pak Ketu, oh ya Guys aku mau kenalin teman-teman aku sekarang yang ikut ngedaki nih. Yang cantik ini namanya Neli, say hai dong cantik!" Raisa mengedipkan sebelah matanya, Neli melambaikan tangannya dan menyapa.

"Hai, aku Neli." Neli tersenyum, Raisa beralih pada Haikal yang sudah kesal setengah mati dengan tingkah gadis itu.

Terpopuler

Comments

Ani

Ani

Rencana pembunuhan yang gagal berkali kali dong. terus hilangnya satu murid pasti rencananya Haikal juga nih.

2024-04-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!