Bab 6. Bayangan Kayam

Plak!

Pria dengan setelan putih abu mengejutkan pria tersebut. Arya, dia adalah seorang Gus dari keluarga terpandang dengan gelar tersebut, dia harus merelakan keinginannya di tentukan oleh kedua orang tuanya.

"Aku sudah kira itu kamu, apa kabar Yuki?" Kayam, dia tersenyum menatap sahabat lamanya itu.

"Kayam? Aku baik, kamu sendiri bagaimana?" Yuki tersenyum dengan pelukan hangat sebagai pertanda pertemuan pertama mereka setelah sekian lama.

"Aku baik juga, astaga! Lihatlah kaca mata ini!" Kayam menunjuk ke arah kaca mata yang di kenakan oleh Yuki.

"Hanya sedikit perubahan saja, gadis mu sepertinya cukup penurut?" Yuki merasa kesal, tapi juga senang. Senang sudah jelas, karena Kayam ternyata mendapatkan cinta yang tulus dari Putri, meski belum jelas.

Sedangkan kesal, dia kesal pada dirinya sendiri selama ini. Kesal karena tak dapat tampil berani seperti Kayam, kesal karena hatinya justru sakit saat memutuskan pertunangan. Kesal, karena Neli tak dapat melihat kenyataan yang sesungguhnya.

"Kau cemburu?" Ada ledekkan sekaligus prihatin dari dua kata yang di ucapkan Kayam barusan.

"Cemburu? Entahlah," Yuki tak ingin menambahkan garam pada lukanya, mengakui patah hatinya justru membuat dirinya kian sakit hati, namun menghindari kenyataan akan lebih sakit.

"Aku tahu, pasti sangat sulit jadi kamu, Yuki. Kamu hanya memiliki satu kesempatan untuk memilih jodoh sesuai dengan keinginan mu, sebelum akhirnya kamu akan di jodohkan dengan orang lain." Kayam menghela nafas berat, begitu sulitnya bila berada dalam posisi Yuki.

"Sesulit itu ya? Ah, ya benar. Itu memang sangat sulit aku jalani sampai saat ini." Yuki tak menghindar, dia tak ingin membohongi dirinya sendiri. Terlebih pada Kayam, sosok sahabat sejatinya.

"Apa saja yang telah terjadi di Z?" Yuki berusaha mengalihkan pembicaraan.

Z, adalah organisasi yang di bangun oleh keluarga besar Ziad yang hancur. Tujuan dari terbentuknya Z adalah untuk memberikan edukasi dan pembelajaran bagi para manusia yang memiliki otak di atas rata-rata.

Akademi Z hadir di tengah para superior di dunia, hanya orang yang memiliki IQ dan fisik yang kuat yang dapat mengikuti seleksi di Z. Selain fisik yang tangguh, hati yang kukuh dan jiwa pemberani. Z juga di bentuk sebagai perlindungan terakhir dari sebagaian keluarga besar di dunia.

Tak ada tempat bagi para pecundang apa lagi orang yang baperan. Kayam sendiri adalah sosok dari 4 tokoh besar, atau mentor akademi Z.

Mentor pertama adalah Lay dan kedua Layla, sedangkan ke tiga adalah Tiklot atau Yuki, sedangkan mentor ke empat adalah Guroom atau Kayam.

Sedangkan pimpinan tertinggi dari organisasi tersebut adalah Rose dan Yuhou, mereka berdua adalah pimpinan tertinggi yang kata-katanya bersifat mutlak dan tak terbantahkan.

Sedangkan Yuhou memiliki sebuah perjanjian dengan Kayam dan Yuki. Di mana dia akan memberikan satu keinginan pada Kayam dan Yuki apapun itu pasti Yuhou setujui, dan gantinya Kayam harus mau melindungi kedua putrinya dari bahaya.

Sangat sial bagi Yuhou agaknya, kedua bocah yang dia didik itu ternyata menginginkan putrinya sendiri. Kayam menginginkan Putri sedangkan Yuki menginginkan Neli.

"Lumayan banyak hal yang terjadi di Z, salah satunya adalah sesuatu yang berhubungan dengan gengstar, dan beberapa perubahan di dalam keamanan." Jawab Kayam, ada hal yang membuat perasaan Yuki tak enak mendengarnya.

"Bagaimana perkembangan teknologi di sana?" Sebagai mentor IT, Yuki merasa memiliki banyak beban akan hal tersebut.

"Perkembangannya cukup baik, hanya saja gabungan antara senjata dan teknologi banyak mengalami kegagalan." Jawab lagi Kayam, dengan helaan nafas yang berat.

"Aku sudah mendengarnya, aku juga akan segera kembali bila tugas ku sudah selesai." Ada perasaan sakit yang mengalir dalam ucapan Yuki, hingga tepukan di pundak Yuki dari Kayam seolah memberikan kekuatan baru bagi Yuki.

"Sampai dia lulus?" Tanya Kayam, meski merasa tidak enak hati. Tapi Kayam tetap bertanya, setidaknya dia akan tahu kapan sahabatnya itu akan menyerah.

"Ya, sampai dia lulus." Jawab lagi Yuki, Kayam mengigit bibir bawahnya.

"SMA?" Kayam ragu, namun senyum di wajah Yuki nampak terukir indah.

"S2, bukan SMA." Jawab lagi Yuki dengan pasti. Astaga, Kayam berfikir terlalu pendek agaknya. Dia mengira bila sahabatanya itu akan lekas menyerah saat apa yang dia inginkan tak dapat dia miliki.

"Ck, Yuki? Kau akan tetap menjadi Arya hem?" Ada ledekan dari ucapan Kayam kala itu, terlalu pengecut aganya Yuki saat berhadapan dengan Kayam.

"Mungkin, atau juga tidak." Yuki tersenyum lembut, bila menjadi guru killer gagal, maka proses selanjutnya, dia harus memanfaatkan wajah tampannya untuk menggoda.

"Terlalu ambigu, tapi aku tunggu!" Kayam menunjukkan dua jari telunjuknya membentuk pistol.

"Aku pergi dulu, ingat jangan bocorkan apapun!" Yuki melenggang pergi, ada perasaan kesal di hati Kayam. Setelah sekian lama bertemu, Yuki justru terkesan mengabaikannya. Meski Kayam sendiri sadar bila apa yang di lakukan oleh Yuki adalah demi kebaikannya sendiri.

Acara itu berjalan dengan baik, dan semuanya sesuai dengan harapan seorang Neli. Dia melakukan kejutan indah itu bagi sang adik.

.

.

.

Saat malam kian larut, Putri kini termenung di hadapan cermin besar. Meja rias yang tak pernah dirinya pakai selama ini, surai pendek nampak menutupi keningnya dan kedua kepangan itu di lepas Putri dengan perlahan.

"Kak Kayam-" Bisik Putri menatap pantulan dirinya sendiri di depan cermin yang nampak begitu cantik.

"Astaga! Apa yang aku pikirkan? Kenapa aku memikirkan Kak Kayam?" Putri menepuk-nepuk pipinya sendiri, namun ingatannya mengenai kejadian di kedai kopi semakin membuatnya gila.

Perlakuan manis Kayam tak kala menyentuh bibirnya dengan lembut, dan senyum manis serta kegugupan Kayam. Putri sama sekali tak bisa lepas dari bayang-bayang itu. Terlihat indah, dan begitu manis.

"Aku gak boleh kaya gini, aku tidak boleh merasakan ini." Putri menekan dadanya yang berdegup dengan cepatnya, dia menggelengkan kepalanya cepat.

"Putri, sadarlah! Aku jangan gila!" Putri meraih handuk dan bergegas ke kamar mandi, bukan malah menghilang. Bayangan Kayam justru semakin jelas tak kala air membasuhi kepalanya.

Wajah Putri memerah saat dirinya ke luar dari kamar mandi, detak jantungnya cepat namun tak terasa sakit seperti biasanya. Kenapa begitu?

Putri sama sekali tak menemukan jawaban yang tepat atas pertanyaannya sendiri, hal yang pertama bagi Putri merasakan getaran hebat semacam itu.

Putri menatap kasurnya dan lompat, dia berguling ke kanan dan ke kiri. Bantal guling yang ada di kamarnya nampak seperti Kayam yang tengah tersenyum. Bahkan, sepanjang malam Putri sama sekali tak terlelap.

.

.

.

Setelah pagi dan semua warga rumah Ziad berkumpul di depan meja makan, hanya tinggal Putri seorang yang nampak kelabakan bahkan mata panda nampak nyata di sekitar matanya.

"Neli memberi tugas berat lagi pada kamu?" Tanya Yuhou, pada Putri yang menunduk dan tak berani mengangkat wajahnya sedikitpun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!