Jingbei...
Terdiam kaku di atas tempat tidur rumah sakit, di tubuhnya terpasang kabel untuk menunjang dirinya tetap hidup.
Seorang perempuan sedang menunduk di dekatnya seraya terus merapalkan doa.
Kedua tangannya menggenggam erat tangan Jingbei yang dingin, berharap besar akan kesembuhan orang tersayangnya.
Penyesalan Anita tak terkira saat dia harus mendapati kesayangannya jatuh koma setelah dia pergi syuting casting untuk film terbarunya.
Kuasa Tuhan yang tidak dapat terelakkan meski berusaha untuk mencegahnya tetapi semua telah tergambar pada garis tangan Tuhan.
Tit... !
Tit... !
Tit... !
Suara bunyi mesin pemacu jantung menggema pelan di telinga Jingbei.
...***...
Sedetik kemudian...
Wush... !
Wush... !
Wush... !
Jingbei tersadar dengan kedua mata terbuka lebar sepenuhnya.
Terbangun dari tempatnya berbaring lalu mendapati dirinya berada dalam kotak kaca yang bening.
"Dimana ini ?", gumam Jingbei bingung.
Krek... !
Krek... !
Krek... !
Jingbei berusaha turun dari dalam kotak kaca tetapi sesuatu menahannya untuk bergerak.
Ngik... !
Jingbei memutar tubuhnya ke arah belakang, di lihatnya sebuah kabel panjang berwarna merah, biru serta kuning terpasang pada bagian tubuhnya.
Krieet... !?
Jingbei menundukkan kepalanya kaku ke arah kabel-kabel di tubuhnya kemudian meraihnya dengan tangannya.
"Apa ini !?", ucapnya bertanya-tanya keheranan.
Di amatinya dengan seksama kabel berwarna-warni itu seraya memutar kepalanya 180 derajat.
"Kenapa ada kabel di tubuh ku ? Dan kenapa kepala ku dapat berputar secepat ini !?", ucap Jingbei.
Kriet... !
Jingbei terbelalak kaget saat padangannya dapat melihat ke arah belakang sepenuhnya dan kepalanya menghadap belakang.
"APA !???", pekiknya kaget.
Saat kepalanya mampu menoleh ke arah belakang dan berputar hingga 180 derajat.
"Kepala ku dapat berputar hingga ke belakang !?", ucapnya cemas.
Raut wajah Jingbei berubah pias serta memucat putih saat mengetahui keanehan itu terjadi padanya.
Krieeet... !
Kepala Jingbei kembali memutar ke arah depan seperti semula.
"Ada apa ini ? Kepala ku dapat berputar seperti ini ???", kata Jingbei ketakutan.
TES !
Jingbei menarik kabel berwarna-warni dengan kuat lalu tubuhnya berubah menjadi kaku tak mampu dia gerakkan.
"Kenapa aku tidak dapat bergerak ?", tanyanya bingung.
Tit... !
Tit... !
Tit... !
Terdengar suara keras dari dalam tubuh Jingbei, sepasang lampu berwarna merah menyala terang dari dalam gaun berendanya yang berwarna merah muda.
Tubuh Jingbei terdiam kaku dengan posisi duduk di dalam kotak kaca yang bening.
Namun, kedua mata Jingbei dapat bergerak ke kanan maupun ke kiri secara bergantian meski tubuhnya tidak dapat digerakkan oleh Jingbei.
...***...
Suara langkah terdengar dari arah luar mendekat ke tempat dimana Jingbei berada saat ini.
Jingbei ketakutan karena seseorang akan datang kemari lalu dia berpikir hendak melarikan diri dari dalam kotak kaca itu tetapi tubuhnya tak mampu dia gerakkan sama sekali.
"Siapa itu ??? Apakah orang jahat ??? Bagaimana kalau aku tertangkap olehnya ???", ucap Jingbei gelisah.
Badan Jingbei tetap tidak dapat digerakkan meski dia berusaha memutarnya berulangkali tetapi badannya tetap diam.
BRAK... !
Seseorang membuka pintu !
Jingbei terkejut tetapi dia tidak mampu berkutik sedikitpun bahkan suaranya tak dapat keluar dari mulutnya.
Tap... !
Tap... !
Tap... !
Suara langkah kaki memasuki tempat sunyi dimana kotak kaca, tempat Jingbei berada.
SRET... !
Tirai terbuka lebar lalu muncul seorang pria tua sembari berkata.
"Rupanya kau sudah bangun, Jingbei ! Apa mesin robot mu berfungsi kembali ?", ucapnya.
Pria tua itu mendekat ke arah Jingbei yang duduk di dalam kotak kaca dan masih terdiam membujur kaku.
Krek... !
Krek... !
Krek... !
Pria tua itu mengotak-atik bagian belakang Jingbei, tak berapa menit kemudian tubuh Jingbei dapat bergerak.
"Aku lupa untuk melepaskan kabel yang terkunci pada kotak kaca, seharusnya kau berlatih untuk bergerak layaknya manusia", ucap pria tua itu.
Kembali pria tua itu mengotak-atik bagian tubuh Jingbei seraya memeriksa keadaan lampu pada bagian depan tubuh Jingbei.
"Hai, apa yang kamu lakukan ? Jangan sentuh tubuh ku, pria tua ! Siapa kamu ?"
Gumam Jingbei dalam hatinya seraya melirikkan kedua matanya ke arah pria tua yang ada di dekatnya.
Tampak Pria tua itu mengamati bagian dada Jingbei yang berkedip-kedip menyala.
"Aku akan memeriksa mesin robot mu karena tombol sinyal di dada mu kelihatannya sedang bermasalah, Jingbei...", ucapnya.
Pria tua mengerutkan keningnya lalu mengambil kertas berisi pedoman mengaktifkan robot.
Tertulis sebuah nama JINGBEI dengan huruf timbul pada bagian punggung Jingbei yang terpatri jelas.
Pria tua mengarahkan letak kaca matanya lebih mendekat ke arah tubuh Jingbei
"Kenapa tubuh mu masih tidak bergerak bebas, Jingbei ? Apa aku salah memprogram mesin robot mu ?", kata pria tua itu.
Tuk !
Tuk !
Tuk !
Pria tua mengarahkan sebuah pena ke arah tubuh Jingbei sembari mengetuknya keras, guna untuk dia memeriksa kondisi mesin robot pada Jingbei masih berfungsi atau mengalami kerusakan.
Pagi ini dia melihat robot Jingbei tiba-tiba terbangun dengan sendirinya dan duduk di dalam kotak kacanya.
Tidak biasanya hal itu terjadi pada robot bernama Jingbei.
"Hmmm..., mungkin aku salah menduga, hanya karena aku melihatmu terbangun sendiri sedangkan kabel bagian on terputus...", ucap pria tua keheranan.
Pria tua memperhatikan kembali kertas berisi pedoman tata cara mengaktifkan mesin robot agar bergerak layaknya manusia.
Namun, dia tidak mendapatkan petunjuk apa-apa pada kertas pedoman robot Jingbei.
SRET... !
SRET... !
SRET... !
Pria tua membolak-balikkan halaman kertas pedoman robot berulangkali, mencari cara untuk mengembalikan robot Jingbei dalam posisi semula.
"Kenapa tidak ada cara untuk menormalkan kembali mesin robot mu ini, Jingbei !?", ucapnya.
Terlihat pria tua itu mulai diserang rasa bosan karena tidak mendapati petunjuk satupun pada kertas pedoman robot.
"Sebaiknya aku menanyakan kembali kerusakan ini pada professor Edward, mungkin dia dapat menemukan kerusakan yang terjadi pada mesin mu, Jingbei", katanya.
Pria tua melipat rapi kertas pedoman tata cara pengaktifan mesin robot Jingbei lalu memasukkannya kembali ke dalam kotak kecil yang tersemat di pinggir bagian dalam kotak kaca, tempat Jingbei duduk.
"Aku akan melepaskan tali pada bagian punggung mu, mungkin akan memudahkan mu untuk terjaga, Jingbei", ucapnya.
Pria tua melepaskan tali yang melingkar kuat pada pinggang Jingbei lalu terdiam sesaat, memandang ke arah Jingbei.
"Aku akan pergi ke tempat professor Edward untuk menanyakan masalah yang terjadi pada mu, Jingbei", ucapnya.
Pria tua beranjak berdiri lalu kembali mematikan lampu di dekat ruang tempat kotak kaca Jingbei berada.
"Mungkin professor Edward dapat membantuku untuk memperbaiki dirimu lagi karena kau tahu, bukan !? Kalau pembeli tidak suka barang yang rusak sebelum mereka memakainya, Jingbei", ucapnya.
Pria tua menoleh ke arah Jingbei yang masih terduduk diam lalu melambaikan tangannya pelan kepada Jingbei.
"Dagh..., Jingbei ! Aku pergi dulu ! Selamat pagi, Jingbei !", sapanya seraya berlalu pergi dari hadapan Jingbei.
Tirai tipis di dekat kotak kaca yang bening dimana Jingbei duduk tertutup kembali.
Tinggal Jingbei sendirian dengan wajah kebingungan sedangkan tubuhnya tidak dapat dia gerakkan.
Lampu bagian depan berbunyi sebanyak tiga kali.
Bip... !
Bip... !
Bip... !
Menyala terang berwarna merah saat degup jantungnya berdetak cepat.
Sesuatu merambat naik ke dalam jantung Jingbei seperti aliran darah yang menjadi pusat dari kehidupan tubuh baru Jingbei sehingga dia dapat menggerakkan badannya kembali.
Muncul hembusan nafas keluar dari arah hidungnya yang membentuk semacam lingkaran-lingkaran di udara.
Jingbei berkedip pelan lalu mengerling cepat ke arah samping sepertinya tubuh barunya mulai dapat berfungsi layaknya tubuh manusia.
Degup jantung terdengar kuat dari dalam tubuhnya, tidak seperti waktu dia koma karena serangan jantung.
Jingbei memang memiliki masalah bawaan dari kecil yaitu masalah jantung yang membuatnya bertubuh lemah, dia kerap jatuh pingsan jika terlalu banyak beraktivitas di luar atau jika dia terlalu lama berada di udara terbuka yang terpapar langsung oleh sengatan sinar matahari.
Matahari merupakan musuh utamanya di kehidupan lalunya karena tubuh Jingbei akan bereaksi cepat jika terkena paparan sinar matahari yang menyebabkan seluruh tubuhnya berubah mengelupas merah sedangkan jatungnya akan berhenti bekerja dalam waktu lama.
Masalah itulah yang membuat Jingbei jatuh koma di rumah sakit, mengharuskannya tinggal lama di rumah sakit dengan bantuan mesin untuk menunjang hidupnya agar dia dapat hidup lebih lama berada di dunia ini.
Jingbei menggerakkan kedua tangannya dengan gerakan mengepal erat lalu dibukanya lebar-lebar telapak tangannya kemudian dia mengibaskannya kuat-kuat.
"Aku bergerak !", ucapnya senang.
Pandangannya mengarah ke arah sekitarnya lalu dia terdiam lama sembari memandangi ruangan luas di hadapannya.
Jingbei menyibakkan tirai yang memisahkan ruangan dimana kotak kaca tempat dia duduk dengan sebuah ruangan luas yang kosong.
Tak terlihat pria tua di sekitar ruangan tempatnya berada sekarang.
Hanya ada dirinya sedang duduk di dalam kotak kaca yang sepi di sebuah ruangan luas yang tertutup rapat.
Jingbei kembali mengalihkan pandangannya ke arah dirinya lalu dia mengamati tubuhnya dengan seksama sambil bergumam pelan.
"Rupanya aku terjebak dalam tubuh robot tapi aku dapat bergerak layaknya manusia..., tubuh baru ku ini sangat kuat dan aku menyukainya...", ucapnya.
Krit... !
Jingbei mengangkat kembali wajahnya menghadap ke depan dengan kedua mata indahnya dan sekarang dia dapat melihat kembali dunia ini setelah lama dirinya mengalami koma.
Ngik... !
Jingbei beranjak berdiri dari kotak kaca lalu melangkahkan kakinya keluar dari kotak itu.
Kedua kakinya yang mengenakan sepasang sepatu stiletto berhak warna pink menapak pelan ke atas lantai marmer.
Tap !
Sedetik kemudian.
Jingbei telah berdiri dengan sempurna dengan sikap tegapnya seraya menatap lurus menghadap ke depan.
"Woah !?", pekiknya riang sembari melompat senang.
Tiba-tiba terdengar suara yang berasal dari tubuhnya seraya berkata lantang.
....
NAMA JINGBEI...
IDENTITAS BARU ROBOT Al ...
GADIS SMA MASA DEPAN DENGAN TINGKAT INTELEGENSIA LEVEL GRADE A...
TUBUH BARU JINGBEI...
TINGGI BADAN 178 CM...
BERAT BADAN RINGAN DENGAN UKURAN DADA 34B SERTA PERAWAKAN TUBUH LANGSING...
KULIT PUTIH PUCAT DENGAN CIRI KHAS BINTIK KECIL DI TELINGA...
KEMAMPUAN MENGUASAI SEMUA KEAHLIAN !
...
Jingbei tertegun saat mendengar penjelasan yang keluar dari suara asing dalam tubuh robotnya.
Hidupnya kini tak lagi sama seperti dulu sewaktu dia jatuh koma di rumah sakit karena sekarang ini, Jingbei memiliki tubuh baru yang lebih sehat dari tubuhnya sebelumnya.
Jingbei kembali memutar tubuhnya seraya bersenandung riang.
Senyumnya terus menghiasi wajah cantiknya yang bening lalu dia berkata pada dirinya sendiri.
"Aku dapat berdiri sekarang dan telah sadar dari koma !", ucapnya berseru ceria.
Kedua kakinya dia hentakkan kuat-kuat ke atas lantai ruangan hingga berbunyi nyaring.
Plak... !
Plak... !
Plak... !
Jingbei terus berlompatan serta berputar-putar dengan wajah sangat gembira saat melihat dirinya dapat kembali tersadar dari koma nya yang sangat lama.
Dihentakkan kembali kedua kakinya hingga merapat erat lalu dia meloncat berulangkali ke arah depan.
Maju-mundur kedua kakinya melangkah seperti dia sedang belajar menapak untuk berjalan.
Jingbei menghentikan gerakan tubuhnya kemudian terdiam sejenak seraya memperhatikan arah sekitarnya.
"Sepi..., kemana pria tua itu ? Kenapa aku tidak melihatnya disini ?", tanya Jingbei keheranan.
Jingbei mengedarkan pandangannya lalu berjalan dengan langkah perlahan-lahan ke arah depan.
Langkah kakinya terdengar menggema cukup keras di sekitar ruangan luas yang kosong.
Jingbei melangkah ke arah pintu yang tertutup rapat lalu dia membuka pintu tersebut.
KRAK !
Pegangan pintu langsung terlepas dari arah pintu karena tarikan dari tangan Jingbei, rusak sehingga pintu tidak dapat dibuka olehnya.
Jingbei berdiri tertegun seraya memandangi ke arah pintu di hadapannya yang masih tertutup rapat.
"Bagaimana cara aku membuka pintu jika pegangan pintu rusak ?", tanyanya termenung.
Jingbei berpikir cepat seraya memiringkan kepalanya ke samping.
Krieeet...
Tanpa berpikir lagi, Jingbei menendang pintu di depannya hingga pintu terpental jauh dari ruangan dia berada sekarang.
BRAK !
Daun pintu tergeletak keras di atas lantai marmer sehingga menimbulkan retakan panjang di sekitar lantai.
Jingbei melangkahkan kedua kakinya kuat-kuat saat dia menapak di lantai marmer ruangan.
KRAK...
Kembali terlihat retakan-retakan halus di bekas jejak kakinya saat dia melangkah.
Namun, Jingbei tidak menyadarinya jika gerakan tubuhnya telah menimbulkan berbagai kerusakan di sekitarnya.
Tap... !
Tap... !
Tap... !
Suara langkah kaki Jingbei terdengar jelas di dalam gedung luas yang sangat sepi dengan dinding-dinding yang menjulang tinggi melingkar di sana.
Sesekali Jingbei mengalihkan pandangannya ke arah sekitarnya dengan sorot mata tajam.
Jingbei berjalan layaknya tubuh manusia pada umumnya, luwes, sangat lincah serta gemulai saat dia menggerakkan bagian tubuhnya yang berupa robot cantik.
Penampilan Jingbei seperti lazimnya seorang manusia yang sehat, hanya saja dia saat ini terjebak dalam tubuh seorang robot dengan kekuatan supernya.
Di depannya, kembali sebuah pintu terbentang lebar tapi kali ini pintu dapat terbuka secara otomatis.
Jingbei segera melangkah keluar dari dalam gedung ketika pintu terbuka dengan sendirinya.
Bip... !
Lampu di depan dadanya kembali menyala terang saat Jingbei melangkah keluar dari dalam gedung megah itu.
Jingbei segera berlari cepat meninggalkan area halaman gedung ke arah jalan trotoar di luar.
Tubuh Jingbei melesat kilat saat dia berlari sepanjang jalan trotoar.
Merasa sangat bebas serta leluasa bergerak kembali dan kini dia seperti terlahir kembali dengan tubuh barunya meski dia berupa robot yang cantik.
Sistem dalam tubuhnya bekerja cepat memberi petunjuk langsung ke dalam impuls kepalanya.
Memerintahkan kepada Jingbei untuk bergerak menuju ke sebuah sekolah menengah atas.
Terlihat tubuh Jingbei melesat cepat sepanjang jalan ketika dia bergerak ke tempat tujuan.
Kurang dari lima belas menit, Jingbei telah tiba di sebuah gedung sekolah menengah atas yang sangat besar dan megah bangunannya.
Jingbei berjalan dengan gerakan sangat cepat saat memasuki gedung sekolah barunya. Kembali sistem dalam tubuhnya bekerja dengan memberitahukan padanya dimana letak kelasnya berada di sekolah ini segera dia bergerak menuju ke kelas tempatnya belajar.
Sekolah menengah atas tempat baru Jingbei sekarang.
Terlihat kelas mulai ramai dengan siswa-siswi yang berdatangan ke kelas, sebagian dari mereka berbicara antusias.
Jingbei hanya diam memperhatikan suasana baru yang menjadi tempat tujuannya di kehidupan baru yaitu sekolah.
Saat ini dia telah memiliki identitas baru sebagai seorang siswi SMA dan tak lagi dia menjadi gadis pesakitan yang terbaring koma.
Hanya saja tubuh baru nya ini berwujud robot Al yang sangat kuat bukan berupa wujud manusia pada lazimnya seperti kehidupan lama nya dulu.
Kriet... !
Jingbei melangkah pelan ke arah kelas, seseorang menyenggol tubuhnya keras saat dia hendak masuk.
Bukan Jingbei yang jatuh melainkan siswa berambut merah keriting yang terjatuh ke atas lantai kelas dengan cukup kerasnya.
GEDUBRAK !
"Auwh !!! Sakit !!!" teriaknya kesakitan.
Siswa laki-laki itu menjerit saat dagunya tepat menghantam keras permukaan lantai kelas yang licin serta dingin.
Jingbei hanya memandang dingin ke arah siswa yang jatuh telungkup itu.
Seorang siswi mendekat ke arah siswa yang jatuh ke lantai seraya menoleh ke arah Jingbei dengan tatapan marah.
"Hai, kau ! Apa yang kau lakukan ?" hardiknya kesal.
Ngik... !
Kepala Jingbei mengarah miring ke kanan lalu terdiam sedangkan sorot matanya mengarah ke siswi yang berada di dekat siswa yang terjatuh tadi.
Diam lama hanya berkedip pelan dengan pandangan polos.
"Kau tidak apa-apa ?" tanya siswi itu kepada teman siswa nya.
"Sakit ! Wajah ku sangat sakit !", ucapnya merintih kesakitan.
"Ayo, bangunlah ! Aku akan membantu mu berdiri !" kata siswi itu penuh perhatian.
"Iya...", sahut siswa itu dengan memegangi hidungnya yang mengeluarkan darah segar.
"Hai, kau ! Minta maaf pada nya ! Kau membuatnya terluka !" kata siswi itu.
Jingbei masih terdiam membisu dengan kepala masih mengarah miring ke kanan sedangkan siswa tadi yang jatuh karena menabrak dirinya terlihat berdiri tegak dengan hidung bercucuran darah.
Siswa itu mengerutkan keningnya sambil meringis kesakitan, melihat teman siswa nya terluka seperti itu, siswi tadi yang menolongnya tidak terima lalu dia melayangkan tangannya ke arah Jingbei.
Gerakan tangan siswi terhadap Jingbei seperti dia hendak memukul wajah Jingbei yang berdiri di hadapan mereka.
SRET... !
Tiba-tiba seseorang menahan laju gerakan tangan siswi itu.
Kepala siswi sekolah menengah atas itu langsung mendongak ke atas ke arah seseorang yang berdiri di belakangnya.
Muncul seorang pria berwajah melankolis yang sangat tampan rupawan berdiri tepat di belakang siswi itu seraya memegangi tangan siswi sekolah menengah atas itu.
"Jangan pukul dia ! Bukan salahnya !" ucapnya dengan sorot mata tajam.
Alangkah terkejutnya siswi itu saat dia melihat siapa pria yang berada di belakangnya.
"WAAAH !!! DIA AKTOR TERKENAL ITU !!! JING-SHEN !!!" teriak siswi itu histeris.
Tampak sejumlah siswi langsung mendekat ke arah pria yang di sebut aktor itu lalu mengerumuninya sambil berdesak-desakkan.
Mereka berteriak-teriak histeris ke arah aktor muda berbakat itu sambil menggapai-gapai tubuh aktor muda yang terlihat menatap dingin.
"Minggir !!!" ucapnya dengan suara menekan.
Semua langsung terdiam seraya menyingkir pelan dari aktor muda berbakat itu.
Terlihat aktor tampan itu sedang berjalan menghampiri Jingbei yang masih diam tak bereaksi sedikitpun.
Tap... !
Tap... !
Tap... !
Langkah kakinya terhenti tepat di depan Jingbei lalu menatapnya serius.
"Hai, salam kenal dari ku...", ucap aktor tampan itu kepada Jingbei seraya mengulurkan tangannya ke arahnya.
Ngik... !
Kepala Jhing-Shen bergerak kembali ke posisi semula seraya menghadap lurus ke arah aktor tampan itu.
"Siapa dia ???"
Gumam Jingbei dalam hatinya seraya menatap datar ke arah laki-laki muda di hadapannya.
Kedua mata indah Jingbei mengerling cepat lalu mengerjap lembut seraya mengulurkan tangan kirinya kepada aktor itu.
"Hai juga...", sahut Jingbei.
"Siapa nama mu ?" tanya aktor tampan itu.
"J-I-N-G-B-E-I... !" ucap Jingbei sambil mengeja namanya saat dia mengucapkannya lancar.
"Jing-Shen !", sahut aktor tampan itu kemudian tersenyum ramah.
"Nama yang bagus...", ucap Jingbei.
"Terimakasih, dan nama mu juga sangat menarik, Jingbei !" kata Jing-Shen.
"Terimakasih...", sahut Jingbei.
Keduanya saling bersalaman erat sembari saling melempar senyuman.
"Bagaimana kalau kamu menjadi pacar ku, Jingbei ?", kata Jing-Shen.
Terdengar teriakan histeris dari arah kerumunan siswi-siswi sekolah yang masih berdiri di sana.
"AAAAKH ! TIDAK !!! DIA MENYATAKAN CINTANYA DAN MEMINTA SISWI BARU ITU MENJADI PACARNYA !!!"
"TIDAK ADIL, JING-SHEN !!! KAMI MENCINTAI MU !!!"
"AAAAAAAA... !!!"
Jerit keras dari suara sejumlah siswi SMA saat aktor tampan bernama Jing-Shen menyatakan permintaannya kepada Jingbei robot Al untuk menjadi pacarnya.
Semua tampak histeris kalut dengan ekspresi kecewa ketika mendengar ucapan Jing-Shen yang terang-terangan mengatakan bahwa dia ingin menjadi pacar Jingbei.
"KAMI RELA MENJADI PACAR MU, JING-SHEN !!!"
Teriak sejumlah siswi kepada aktor tampan itu seraya melompat-lompat histeris.
Namun, Jing-Shen tidak memperdulikan ucapan semua siswi kepadanya dan masih bersikukuh keras meminta Jingbei menjadi pacarnya.
"Jingbei, maukah kamu menjadi pacarku ?" kata Jing-Shen.
Jingbei berkedip pelan saat aktor tampan itu memintanya menjadi pacarnya karena terus terang hal itu mengejutkan Jingbei.
"Pacar !? Apa itu pacar ???" tanyanya pura-pura tidak mengerti.
"Emm..., pacar adalah sepasang kekasih yang saling bertemu kemudian jatuh cinta satu sama lainnya...", sahut Jing-Shen.
"Tapi aku tidak cinta pada mu", kata Jingbei.
"Tidak masalah, aku maklumi itu karena aku yang mengajak mu menjadi pacar ku maka akulah yang suka pada mu", sahut Jing-Shen.
"Wow !?" ucap Jingbei terkejut.
"Bagaimana kau terima permintaan ku untuk menjadi pacar ku ?" tanya Jing-Shen.
"Baiklah, aku terima permintaan mu, menjadi pacar mu, Jing-Shen", sahut Jingbei.
"Kalau begitu, ikutlah dengan ku, Jingbei !" ucap Jing-Shen seraya menarik tangan Jingbei.
Namun, Jing-Shen tidak dapat menarik Jingbei karena dia masih terdiam berdiri tak bergerak.
Jingbei terus memandangi Jing-Shen yang berdiri di hadapannya lalu dia melangkah pelan.
DUK !
Tubuh Jing-Shen terpental ke arah dinding kelas ketika Jingbei bergerak saat aktor muda itu menarik tangan Jing-Shen.
Jing-Shen menatap ke arah Jingbei dengan sorot mata kaget seraya meringis.
"Kau kuat sekali, Jingbei !" ucap Jing-Shen sembari tersenyum lebar.
"Terimakasih atas pujiannya, Jing-Shen...", sahut Jingbei seraya kedua matanya berkedip-kedip.
"Mari ikut dengan ku, Jingbei !" pinta Jing-Shen.
"Ya, aku akan ikut bersama mu", sahut Jingbei.
Jingbei mengikuti langkah kaki Jing-Shen yang mengajaknya pergi dari kerumunan siswi-siswi sekolah menengah atas yang mengagumi aktor tampan itu.
Mereka melewati setiap kerumunan serta jeritan seluruh siswi yang mengidolakan Jing-Shen.
Sorot mata Jingbei melirik tajam ke arah kerumunan siswi-siswi yang meneriaki aktor tampan yang teramat di puja oleh mereka.
Mendadak suasana hening ketika Jingbei memandangi mereka.
Tak terdengar lagi gemuruh teriakan histeris dari siswi-siswi sekolah menengah atas yang memanggil nama Jing-Shen.
Suasana sekolah menengah atas, tempat baru Jingbei langsung berubah menjadi hening seketika, semua siswi kembali tertib menuju ke kelas mereka masing-masing.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!