Jing-Shen masih menatap Jingbei dengan tatapan tak percayanya bahwa pemeran utama dalam film yang akan dia mainkan nanti adalah Jingbei sebagai pemeran utama wanitanya.
Tiba-tiba Jing-Shen merasakan dunianya berputar tak tentu arah hingga dia tak sanggup untuk berdiri lagi.
"Jing-Shen, kau baik-baik saja ?" tanya Jingbei.
"Yah, aku baik-baik saja, hanya sedikit pusing", sahut Jing-Shen.
"Kalau begitu tetaplah di sini saja sampai kamu merasa sehat", ucap Jingbei.
"Aku hanya pusing tapi kondisiku baik-baik saja", kata Jing-Shen.
Jing-Shen beranjak bangun dari tempat duduknya sambil tetap memegangi tangan Jingbei.
"Kita pulang sekarang, Jingbei", ucapnya.
"Ya, Jing-Shen", sahut Jingbei.
Namun tubuh Jing-Shen terlihat terhuyung-huyung ketika dia berusaha berjalan dengan berpegangan pada Jingbei.
"Hati-hati, Jing-Shen !" ucap Jingbei mengingatkan.
"Ya, aku akan berhati-hati", kata Jing-Shen.
Jingbei mengedarkan pandangannya segera ke arah aula sekolah yang terlihat masih dipenuhi oleh peserta audisi casting film yang rata-rata diikuti oleh sebagian besar siswa dan siswi sekolah ini.
Di dekat mereka masih Chan Chan duduk dengan wajah menekuk ke dalam.
"Aku akan membawa pergi Shaiming dari aula sekolah ini secepatnya tanpa diketahui oleh siapapun disini", gumam Jingbei dalam hatinya.
Jingbei mulai bersiap-siap membawa Jing-Shen pergi.
Diarahkannya telunjuk tangannya dengan melakukan gerakan berputar pelan, membentuk lingkaran yang bercahaya terang.
Cahaya itu mengarah lurus perlahan-lahan menyelimuti area aula sekolah lalu memancar luas ke segala penjuru ruangan.
Mendadak semua yang ada di dalam aula sekolah berhenti bergerak seakan-akan waktu memang diputar untuk berhenti.
"Aku akan membawa Jing-Shen segera pergi dari sini", ucap Jingbei kemudian.
Jingbei menoleh ke arah Jing-Shen yang ada di pelukannya lalu memperhatikan Chan Chan yang duduk tak bergerak.
"Sebaiknya aku secepatnya pergi sebelum semua orang tersadar dalam kurun waktu dua puluh menit lagi", kata Jingbei.
Jingbei bersiap-siap hendak pergi dengan membawa Jing-Shen bersamanya, seraya memperhatikan keadaan di sekitar aula sekolah.
Merasa keadaan di aula sekolah aman, Jingbei mulai mengambil langkah untuk meninggalkan aula sekolah yang menjadi tempat audisi casting film.
Sekali hentakan serta satu putaran dengan tubuh yang bergerak cepat, tubuh Jingbei langsung beranjak pergi lalu menghilang dengan cepatnya.
Dalam hitungan detik, tubuh Jingbei telah berpindah tempat dari aula sekolah ke apartemen mereka tinggal.
Wush... !
Wush... !
Wush... !
Tampak tubuh Jingbei berputar cepatnya ketika tiba di apartemen kemudian melambat pelan.
Jingbei telah berada di dalam ruangan apartemen yang menjadi tempat tinggal Jing-Shen. Dengan bergegas dan cepat, Jingbei merebahkan tubuh Jing-Shen di atas sofa setelah mereka tiba disana.
"Fuih... Berat juga saat mengangkat badan Jing-Shen meski aku menggunakan tenaga robot AI ku", kata Jingbei.
Tubuh AI milik Jingbei memang tidak merasakan letih sedikitpun bahkan dia tidak pernah berkeringat meskipun dia banyak bergerak.
Jingbei menyelimuti badan Jing-Shen dengan selimut tebal yang tersedia di dekat sofa yang ada di ruangan tengah apartemen lalu dia berjalan ke arah dapur.
Ruangan dapur di apartemen Jing-Shen memiliki ruangan kecil, namun, dilengkapi oleh perabotan lengkap. Karena Jingbei tidak tahu menahu cara menggunakan peralatan dapur maka dia berinisiatif mengaktifkan sistem AI dalam tubuhnya.
"Sistem AI aku perintahkan untuk membantuku cara memasak sekarang !" ucap Jingbei.
Tit... !
Tit... !
Tit... !
Lampu di dada Jingbei langsung menyala cepat serta berkedip terang berwarna merah terang.
BIP !
Sistem AI kembali aktif sesuai perintah dari Jingbei.
"CARA MEMASAK ! HIDUPKAN KOMPOR LISTRIK YANG ADA DI ATAS MEJA DAPUR LALU GUNAKAN ALAT MASAK DENGAN MELETAKKAN TELUR ATAU ROTI KE DALAMNYA !" ucap suara sistem AI di dalam tubuh Jingbei ketika dinyalakan.
"Kompor ? Apa itu kompor ? Tunjukkan tanda pada alat bernama kompor !" perintah Jingbei pada sistem.
"SISTEM AKAN MEMBERI SINYAL MENYALA TERANG BERWARNA MERAH KE KOMPOR YANG DIMAKSUD !" sahut sistem AI.
"Baik, aku akan ke tempat itu", ucap Jingbei.
Muncul sebuah sinyal berwarna merah lalu menyorot lurus ke arah kompor listrik yang terletak di atas meja dapur.
Jingbei bergegas mendekat ke arah kompor lalu memberi perintah kembali kepada sistem AI.
"Nyalakan kompor !" perintahnya.
BLESH... !
Api langsung menyembur dari arah kompor dengan cepatnya.
Saat kompor menyalakan api, Jingbei agak terkejut sesaat dengan mengarahkan wajahnya tepat diatasnya.
"Lalu apalagi yang harus aku lakukan sekarang ?" kata Jingbei pada sistem AI dalam tubuhnya.
"JAUHKAN WAJAHMU DARI ALAT BERNAMA KOMPOR AGAR WAJAHMU TIDAK TERBAKAR PANAS, JINGBEI !" ucap suara sistem.
"Kenapa aku harus menjauhkan wajahku dari kompor ? Apa tubuhku rentan terhadap api ?" tanya Jingbei.
Jingbei masih mengarahkan wajahnya ke atas kompor yang menyala api.
"TUBUH ROBOT AI MILIKMU MEMANG TAHAN API...,
DENGAN LEVEL 89 %...,
TUBUHMU TAHAN TERHADAP API TAPI API AKAN MEMBAKAR SESAAT DAN MENYEBABKAN PERUBAHAN WARNA PADA KULIT ROBOT AI MILIKMU", sahut suara sistem AI dari tubuh Jingbei.
"Oh, begitu ya...", ucap Jingbei.
Jingbei langsung menundukkan kepalanya ke arah dirinya seraya memperhatikan dengan cermat dirinya.
"Tapi aku baik-baik saja meskipun aku mengarahkan wajahku ke atas kompor", lanjut Jingbei.
"PERHATIKAN BAIK-BAIK KE ARAH CERMIN INI !" sahut sistem AI dari tubuh Jingbei saat bersuara.
Muncul secara tiba-tiba sebuah cermin dari dalam tangan Jingbei lalu bergerak ke arahnya.
Kret... Kret... Kret...
Cermin berukuran sedang telah berada tepat dihadapan Jingbei, memantulkan wajah Jingbei yang berubah menghitam panas dengan kepulan asap tebal di sekitar wajahnya.
Bushhh !
Raut wajah Jingbei yang cantik berseri-seri langsung berubah total warnanya menjadi legam karena panas api yang berasal dari kompor.
Jingbei terdiam termenung saat melihat pantulan wajahnya dalam cermin.
"APA KAU SUDAH MELIHAT PERUBAHAN WAJAHMU DALAM CERMIN, JINGBEI ?" kata sistem AI yang berasal dari tubuh Jingbei.
"Ya...", sahut Jingbei tertegun.
"WAJAHMU AKAN SEPERTI ITU DALAM KURUN WAKTU SEPULUH MENIT DAN AKAN KEMBALI NORMAL SETELAH SEPULUH MENIT SETELAHNYA", ucap suara sistem AI.
"Apa tidak ada cara lain yang lebih cepat untuk menghilangkan warna hitam ini ?" tanya Jingbei
"ADA... TAPI SISTEM ROBOT AI MILIKMU BELUM SEPENUHNYA SEMPURNA, JINGBEI...", sahut suara sistem AI dari dalam tubuh Jingbei.
"Kenapa sistem Robot AI milikku belum sempurna ? Apa masalahnya ?" tanya Jingbei.
"DALAM SISTEM AI YANG TELAH TERCANTUMKAN PADA SISTEM ANDROID TUBUHMU MAKA KAMU HARUS BISA MEMBUAT RASA CINTA TUMBUH DALAM DIRIMU SEHINGGA SISTEM AKAN MEMBACANYA SEBAGAI APLIKASI SISTEM AI YANG AKAN BEKERJA SEMPURNA", sahut suara sistem AI dari tubuh Jingbei.
"Cinta !?" ucap Jingbei.
"BENAR, JINGBEI !" sahut suara sistem AI menanggapi respon dari Jingbei saat dia bertanya tentang arti cinta yang menyempurnakan sistem dalam dirinya.
"Mengapa harus ada cinta... ?" ucap Jingbei.
Jingbei lalu termenung sesaat seraya mencerna kata-kata dari sistem AI yang berasal dalam dirinya.
Seperti biasanya kepala Jingbei bergerak miring ke samping kanan sedangkan pandangannya terarah lurus ke depan kemudian dia berkata pada sistem robot AI dalam tubuhnya.
Wajahnya terlihat sangat serius saat dia mengajukan pertanyaan.
"Apakah aku bisa menjadi manusia ?" tanya Jingbei.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments