Pernikahan Paksa Berakhir Bahagia (Menikahi Gadis Amnesia)
“Gunduli kepala mereka, jika mereka tetap tidak mau mengakui kesalahan mereka! Bisa-bisanya mereka berzin.a di lingkungan kita!” ucap warga menggebu-gebu penuh amarah.
Suasana yang belum sempat tenang dan memang masih riuh, menjadi makin tak karuan. Batu terus dilempar ke arah mobil, mengenai kedua sejoli yang masih ada di dalamnya. Balok kayu juga masih dihan.tamkan sekuat tenaga ke mobil, agar kedua sejoli di dalamnya segera keluar. Termasuk palu bahkan benda taj.am lainnya yang nyaris mere.mukkan mobil mewah tersebut.
Entah ibli.s apa yang merasuki warga. Hingga mereka menghakimi Hasan dan gadis amnesia yang bersamanya, dengan sangat keji. Hanya karena warga memergoki Hasan dan gadis tersebut tengah berpelukan di dalam mobil bersuasana gelap. Kedua sejoli itu dituduh akan melakukan zi.na. Ditambah lagi, keduanya tidak bisa menyerahkan kartu identitas.
“Hasan! Kita harus keluar! Kaca-kaca mobil bisa melukai kita lebih dari ini! Fatalnya ... fatalnya mata kita bisa jadi buta!” ucap si gadis amnesia yang sekadar nama saja, belum punya.
“Enggak! Kita pergi saja! Berurusan dengan silu.man berwujud manusia seperti mereka, percuma!” tegas Hasan yang wajah dan punggung kedua tangannya sudah penuh darah. Belum lagi luka lebam di wajah bahkan lebih, akibat lemparan batu tiada henti dari kerumunan warga di luar mobil mereka.
“Kita beneran cukup minta maaf—” Si gadis amnesia mendadak tak bisa melanjutkan ucapannya. Sebuah palu menerobos kaca bagian depan mobil yang sepenuhnya pecah. Palu tersebut mengenai dahinya.
Hasan yang tak sengaja menyaksikan lemparan palu dan membuat dahi gadis di sebelahnya leb.am membiru, langsung kebas. Hasan benar-benar marah. Saking marahnya, ia sampai tidak bisa berkata-kata. Namun, dadanya bergemuruh. Darah di dalam tubuhnya seolah didihkan. Hasan menatap marah mereka-mereka yang ada di luar sana. Terlebih di sebelahnya, sang gadis yang sekadar nama saja belum ia ketahui, berlinang air mata kesakitan tanpa disertai suara.
Dalam sekejap, tubuh Hasan keluar dari mobil. Namun karena keputusan Hasan tersebut juga, tubuh si gadis juga diseret keluar.
Waktu seolah berputar dengan sangat cepat. Penghakima.n terus terjadi. Padahal karena terlalu menahan sakit, kedua sejoli yang mereka haki.mi, jadi sampai tidak bisa untuk sekadar bersuara.
Di tengah keriuhan main ha.kim sendiri di sana, ada pemuda yang sengaja mengambil dompet maupun ponsel Hasan. Pemuda itu diam-diam membuka dompet panjang milik Hasan, kemudian mengambil semua uang bahkan kartu kredit maupun ATM. Selanjutnya, setelah kembali melempar masuk dompet tersebut ke dalam mobil, si pemuda memutuskan pergi.
Setelah melangkah jauh dari TKP, si pemuda sengaja membuang KTP milik Hasan ke salah satu drainase terdekat.
Padahal niatnya, Hasan akan menggunakan KTP dan juga isi dompetnya untuk meredam masa. Namun, masa yang sangat anarki.s membuat Hasan tidak bisa untuk sekadar memulai. Warga terlalu sibuk menuntut tanpa benar-benar memberi Hasan kesempatan.
Tak lama kemudian, bukan hanya mobil Hasan yang rem.uk setelah diam.uk warga. Karena Hasan juga terluka parah. Si gadis amnesia yang dituduh menjadi pasangan zin.a Hasan, juga nyaris dibotaki. Beberapa bagian kepala si gadis sudah cepak setelah rambut panjang hitamnya dicukur pak.sa.
Padahal, alasan kedua sejoli itu bersama juga bukan disengaja. Alasan mereka bersama karena kecelakaan lalulintas yang sebelumnya keduanya alami. Hasan tak sengaja menabrak si gadis dan membuat si gadis mengalami amnesia total. Keduanya yang tidak saling kenal, tengah saling menguatkan satu sama lain melalui pelukan. Hasan berjanji sekaligus bertekad mencari identitas si gadis bagaimanapun caranya.
“Kita nikahkan saja agar kita tidak menanggung dosa akibat perzin.ahan mereka. Jangan lupa, 40 rumah dari lokasi perzi.nahan akan turut menanggung dosa bahkan kesi.alan akibat perzi.nahan! Jangan sampai kita juga mengalaminya!” ucap salah satu dari mereka.
Usul salah satu pemuda barusan langsung disetujui mereka di sana dan hampir semuanya merupakan laki-laki dewasa.
Hasan yang mulutnya saja penuh darah karena lukanya memang sangat parah, menjadi kerap menghela napas pelan. “Tolong ambilkan dompet dan ... juga ponsel saya di dalam mobil. Biarkan saya menghubungi keluarga saya. Saya mohon. Saya akan memberikan identitas saya!”
Hasan sadar, maju dan mundurnya langkah yang ia lakukan, percuma. Kini, satu-satunya yang ia harapkan ialah orang tuanya. Hasan ingin meminta tolong kepada orang tuanya yang memang bukan orang biasa. Hanya saja, kenyataan ponselnya yang tidak ada, dan dompetnya pun kosong, benar-benar membuat Hasan ingin mati saja. Karena akibat kenyataan tersebut juga, semuanya menganggap Hasan sebagai pembohong.
“Nikahkan kami saja. SUDAH NIKAHKAN KAMI SAJA! NAMUN BENAR DAN TIDAKNYA TUDUHAN KALIAN, SEMOGA KALIAN APALAGI ORANG YANG KALIAN SAYANGI, TIDAK MERASAKAN APA YANG KAMI RASAKAN SEKARANG!” tangis si gadis amnesia yang wajahnya masih bersandar ke aspal.
Hasan dan si gadis amnesia memang sama-sama meringkuk nyaris tengkurap di aspal jalan kompleks terbilang sepi. Mereka tak hanya diha.kimi, tapi juga menjadi tontonan. Ponsel-ponsel canggih menyoro.t mereka, mengabadikan apa yang menimpa mereka. Hanya saja selain dalam keadaan paling hi.na, mereka juga disebut sebagai “pasangan zi.na yang terpergok”.
Demi menyelamatkan nyawa satu sama lain, kedua sejoli itu menerima untuk dinikahkan paksa. Meski keduanya yang jadi menangis tersedu-sedu tidak yakin, apa yang akan terjadi selanjutnya?
Lantas, pernikahan seperti apa yang akan keduanya miliki jika alasan mereka menikah saja karena fitnah yang begitu keji?
“Dasar manusia tak bermoral!” kecam warga kepada Hasan dan gadis amnesia.
Nelangsa, marah, dan sangat kecewa, itulah yang Hasan maupun sang gadis amnesia rasa. Dalam diamnya, keduanya benar-benar tak menyangka. Bahwa di era yang sudah serba modern seperti sekarang, masih ada oknum yang menjadikan agama dan norma sebagai alasan untuk menghakimi. Dengan sangat keji mereka melakukannya, tanpa benar-benar memberi korbannya kesempatan untuk membela diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Qory Wulandari
mbak novel tentang anak nya Hasan ya besar bakal ada gk mbak aku penasaran hehe
2024-04-28
1
Sarti Patimuan
Awal bacanya sudah nyesek
2024-03-07
0
Firli Putrawan
maaf br bisa baca lg novel nya ka, keren
2024-02-27
0