8 : Perkara Kontrakan

Diajak mampir ke kontrakan bagus, dan pintu masuknya saja sampai ada pos keamanan, Cinta langsung menolak.

“Kenapa?” tanya Hasan menatap heran Cinta yang duduk di sebelahnya.

“M—mahal!” balas Cinta yang menatap wajah Hasan, berganti pada pos keamanan selaku pintu masuk kontrakan, silih berganti.

“Aku sudah cari tahu. Kontrakan di sini bagus, aman juga. Penjagaannya selama 24 jam!” yakin Hasan masih menyikapi Cinta dengan lembut.

“Sewanya satu bulan, atau pertahunnya, berapa?” tanya Cinta yang sudah kembali perhitungan. Jiwa ibu-ibunya membuatnya mendadak menjadi mentri keuangan. Cinta akan mengelola keuangan rumah tangganya sebaik mungkin.

“Satu bulannya enggak ada empat juta. Sudah pakai AC sepuasnya. Laundry sekalian,” balas Hasan jujur. Karena yang ia tahu, sang istri akan jauh lebih bahagia jika ia jujur. Dan lagi-lagi, ia sengaja melakukannya karena terinspirasi dari keinginan mama maupun kembarannya yang perempuan. Karena wanita selalu ingin dimengerti—pikir Hasan begitu yakin.

Hasan percaya, keputusannya memanjakan Cinta juga akan menjadi kunci kebahagiaan dari rumah tangga mereka. Namun bukannya bahagia, kejujuran Hasan kali ini justru langsung membuat Cinta syok.

Setelah sempat sampai tak bisa berkata-kata, Cinta berangsur menggeleng. Cinta meminta sang sopir taksi online yang mengantar mereka, untuk melanjutkan perjalanan.

“Tolong carikan kontrakan yang bagus, tapi murah ya Pak. Kalau bisa, tempatnya enggak jauh-jauh amat dari keramaian. Minimal, ada alf.a atau pasar yang dekat. Biar kalau mau beli-beli, enggak susah,” ucap Cinta sudah langsung mengatur segala sesuatunya.

“Berarti aku salah. Berarti kalau ditanya harga, aku wajib bilang yang paling murah saja. Ini jangan-jangan istriku pernah jadi mentri keuangan atau setidaknya, bendahara di negara konoha!” batin Hasan diam-diam memperhatikan Cinta melalui lirikan.

Di siang yang terbilang terik, kedua mata Cinta begitu sibuk mengawasi sekitar.

“Sebenarnya yang tadi, hanya empat jutaan selama satu tahun loh,” ucap Hasan terpaksa berbohong. Hasan merasa, kontrakan tadi bisa menjadi tempat tinggal yang aman untuk Cinta. Mengingat ke depannya, Cinta akan sering ia tinggal dinas keluar kota.

Detik selanjutnya, Cinta yang masih bisa mendengar suara Hasan dengan baik, langsung menatap Hasan. “S—serius, Kak? Harganya beneran segitu?”

“Nah, kan ... akhirnya!” batin Hasan buru-buru mengangguk sambil menatap serius kedua mata Cinta yang masih menatapnya.

Alih-alih langsung menjawab layaknya saat merespons kabar harga terbaru sewa kontrakan yang dibahas, Cinta malah diam. Cinta merenung serius, kemudian berkata, “Kalau yang lumayan bagus seperti tadi saja, hanya segitu. Berarti yang di bawahnya, bisa lebih murah, dong?”

Meski kini Cinta tengah tersenyum cerita, Hasan malah memejamkan kedua mata sambil menunduk. “Benar kan ... Cinta tipikal beda dari wanita kebanyakan. Ini kayaknya mbahnya ngirit!” batin Hasan.

“Ya sudah, ... aku ikut kamu saja. Kamu yang tentuin semuanya,” ucap Hasan benar-benar pasrah.

Hasan tak mau mematik pertengkaran di antara dirinya dan Cinta. Hasan ingin hidup tenang dan caranya yaitu memasrahkan segala sesuatunya kepada Cinta.

***

Setelah mencari-cari, Cinta tetap tidak menemukan kontrakan kriterianya. Kontrakan murah, bagus, tapi dekat dengan salah satu pembelanjaan yang ia sebutkan. Yang begitu beneran tidak ada.

“Kak, ... Kak Hasan,” lirih Cinta sengaja membangunkan Hasan.

Seiring kelopak matanya yang menyipit, Hasan juga menghela napas pelan. “Bagaimana? Sudah dapat?” tanya Hasan dengan suara keras khas orang baru bangun tidur.

Cinta buru-buru menggeleng. “Belum sih, ... tapi sudah, yuk! Bayaran taksinya pasti mahal banget. Soalnya dari tadi muter-muter!” lirih Cinta sambil menggandeng sebelah lengan Hasan mengunakan kedua tangannya.

Kali ini Cinta agak memaksa Hasan, hingga Hasan merasakan betapa rempongnya Cinta si mentri keuangannya.

“Kan, bener kita bayar taksi saja sampai tiga ratus ribu,” keluh Cinta tidak ikhlas dengan uang yang ia bayarkan.

“Sudah, ikhlasin saja. Memang sudah seharusnya kita bayar segitu dan sopirnya juga harus dapat segitu. Ikhlas saja, biar rezeki sopirnya berkah, dan kita pun juga makin berkah,” balas Hasan berusaha menasihati Cinta.

Cinta terdiam dan memang merenung. “Kalau urusan uang, kayaknya kita selalu langsung beda dimensi,” lirihnya yang perlahan melirik Hasan. Bersamaan dengan itu ia berpikir, apakah di luar sana, juga ada istri sepertinya. Yang akan sibuk mengatur keuangan sekaligus mengontrolnya lantaran sadar, suaminya bukan sultan?

Suasana yang awalnya terik, kini sudah sore. Selain perut mereka kompak keroncongan, di gang sebelah mereka juga ada pengumuman, bahwa di dalam gang ada dua kontrakan kosong.

Tanpa banyak drama, kali ini Cinta mengambil kontrakan tersebut. Masalahnya, kontrakan yang mereka ambil merupakan kontrakan petak sangat sederhana, dan di dalamnya tidak ada barang apa pun. Jangankan AC seperti fasilitas di kontrakan pilihan Hasan, sekadar sebuah tikar saja, di sana tidak ada.

“Kamu yakin, mau di sini? Enggak yang di pilihanku saja?” tanya Hasan meyakinkan meski Cinta sudah membayar biaya sewa kontrakan yaitu sebesar sembilan ratus ribu.

Cinta yang tak langsung menjawab, memang menatap bingung suaminya. “Kan aku sudah bayar biaya sewanya, Kak.”

“Maksudnya, ... di sini kan rame. Kawasan padat penduduk. Asap rokok ... aku kurang bisa kalau ada asap rokok. Beneran wajib serba steril karena dari kecil, aku memang pernah flek paru-paru,” yakin Hasan.

“Duh, gimana dong? Uangnya sudah aku bayarin. Lah tadi Kakak enggak bilang,” ucap Cinta menyesali keadaan. Ia mengkhawatirkan kesehatan suaminya.

“Kan dari tadi, kamu yang langsung sat—set. Ya sudah, enggak apa-apa, coba saja satu bulan,” balas Hasan tetap santai.

Mendengar itu, Cinta refleks mengawasi sekitar. Berisik, di depan kontrakan mereka ada yang punya bengkel dan motor di sana sangat banyak. “Kalau memang di sini enggak nyaman, aku bisa protes ke pemiliknya!” sergahnya. Selain itu, Cinta berdalih, diriny akan rajin bersih-bersih.

Hal pertama yang mereka lakukan ialah bersih-bersih. Karena meski tampak bersih, pasti masih kurang steril. Beruntung, beberapa ibu-ibu tetangga mereka ada yang langsung datang, meminjami Hasan dan Cinta perlengkapan kebersihan.

Hasan memilih mengepel di dalam, sementara Cinta menyapu ringan di teras sambil mengobrol dengan ibu-ibu. Hingg karena obrolan dengan ibu-ibu di sana juga, Cinta jadi tahu, bahwa ternyata, di sana dekat ke mana-mana. Dekat al.fa, dekat tukang sayur, dekat tukang perabotan, dan jika belanja perabotan juga bisa diantar.

“Ternyata aku cepat bersosialisasi dengan ibu-ibu tetangga kita, Kak!” ucap Cinta merasa bangga. Ia sengaja mengabarkannya pada Hasan yang ia pergoki meringis-ringis sambil memegangi pinggang. Alasan yang juga membuatnya kehilangan senyumnya.

“Engak ... enggak apa-apa,” yakin Hasan yang memang merasa encok gara-gara mengepel lantai di kontrakannya. “Kalau papa mama tahu aku ngepel sebersih ini, mereka pasti bangga!” batin Hasan.

Cinta yang curiga sang suami kelelahan, khususnya sakit pinggang gara-gara mengepel, berinisiatif memijat-mijat Hasan. Namun belum apa-apa, ada suara motor digeber-geberkan dan itu sangat keras. Cinta yang belum terbiasa, langsung panik ketakutan dan buru-buru memeluk erat Hasan. Akan tetapi, hadirnya asap hitam nan tebal yang seketika masuk melalui sela-sela jendela maupun bawah pintu, lebih membuat Hasan tak kalah panik.

Hasan tahu, asap hitam yang sampai membuat dalam kontrakannya gelap gulita itu asap knalpot motor yang tengah digeber-geberkan. Masalahnya, itu tak baik untuk kesehatannya. Karenanya, sambil tetap memeluk dan memang agak mengangkat tubuh Cinta, Hasan buru-buru minggat dari sana.

Terpopuler

Comments

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Alhamdulillah dimudahkan rejeki nya hingga tidak perlu ngontrak lagi

2024-03-07

0

Firli Putrawan

Firli Putrawan

waduh kasian s Hasan bs kambuh sakitnya

2024-02-27

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

si Hasan mah mo cari rumah bagus juga bisa, cuma kadung bilang dia miskin sih ke Cinta, jadi ga leluasa deh😁😁😁

2024-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Penghakiman yang Begitu Keji (Revisi)
2 2 : Hasan yang Terpaksa Berbohong (Sudah Revisi)
3 3 : Pelukan Penenang (Sudah Revisi)
4 4 : Memikirkan Masa Depan (Sudah Direvisi)
5 5 : Mengharapkan Pernikahan Manis (Revisi)
6 6 : Pria Di Ranjang Sebelah
7 7 : Hanya Kebetulan Mirip?
8 8 : Perkara Kontrakan
9 9 : Mulai Bahagia
10 10 : Sudah Sangat Sayang
11 11 : Tetangga Baru
12 12 : Sepeda Dan Ingin Dimanja
13 13 : Elza Dan Perasaan Nadim Kepada Cinta
14 14 : Tersentak
15 15 : Mirip Anak Ayam Yang Tersesat Dari Induknya
16 16 : Sudah Dua Bulan
17 17 : Keadaan Terbaru Hasan
18 18 : Namanya Juga Hasan
19 19 : Tamu Dari Kampung
20 20 : Penjelasan Cinta
21 21 : Cinta yang Ingin Tetap Bertahan (Revisi)
22 22 : Terlalu Berat (Revisi)
23 23 : Hasan : Wanita Ini, ... Istriku? (Revisi)
24 24 : Cinta Sendiri (Revisi)
25 25 : Hasan : Ayo Kita Bercerai!
26 26 : Cinta : Aku Setuju, Ayo Kita Bercerai! (Revisi)
27 27 : Diberi Kesempatan (Revisi)
28 28 : Merasa Sangat Kehilangan (Revisi)
29 29 : Hasan yang Masih Menunggu Cinta (Revisi)
30 30 : Tentang Keina yang Sangat Mirip Cinta (Revisi)
31 31 : Akhirnya Bertemu (Revisi)
32 32 : Sangat Marah Dan Cemburu (Revisi)
33 33 : Tak Mau Menjadi Keina (Revisi)
34 34 : Masih Sulit Untuk Percaya (Revisi)
35 35 : Penyakit Hasan (Revisi)
36 36 : Menjadi Sepasang Kekasih (Revisi)
37 37 : Nadim yang Terus Berencana (Revisi)
38 38 : Kejutan Romantis (Revisi)
39 39 : Kesuksesan Rencana Nadim (Revisi)
40 40 : Kembali Amnesia (Revisi)
41 41 : Setelah Kecelakaan
42 42 : Hubungan Baik Antara Orang Tua Keina dan Orang Tua Hasan
43 43 : Asisten Pribadi Rasa Istri
44 44 : Efek Amnesia
45 45 : Hubungan yang Sangat Dalam
46 46 : Kehamilan Elza
47 47 : Hampir Lima Tahun Telah Berlalu
48 48 : Kembali Menikah
49 49 : Paket Komplit
50 50 : Trauma yang Membuat Lebih Baik
51 51 : Ingin Bahagia
52 52 : Tetangga Meresahkan
53 53 : Ingin Hamil
54 54 : Kehamilan = Keajaiban
55 55 : Dilema
56 56 : Sudah Siap Menjadi Orang Tua
57 57 : Persalinan Impian
58 58 : Alhamdullilah
59 59 : Pasca Melahirkan
60 60 : Tentang Kita
61 61 : Bian, Bolang Sejati.
62 62 : Elra
63 63 : Diantup Tawon
64 64 : Penerus Terpilih
65 65 : Tetangga Rasa Keluarga
66 Sampai Jumpa
67 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
68 Promo Novel update Setiap Hari
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1 : Penghakiman yang Begitu Keji (Revisi)
2
2 : Hasan yang Terpaksa Berbohong (Sudah Revisi)
3
3 : Pelukan Penenang (Sudah Revisi)
4
4 : Memikirkan Masa Depan (Sudah Direvisi)
5
5 : Mengharapkan Pernikahan Manis (Revisi)
6
6 : Pria Di Ranjang Sebelah
7
7 : Hanya Kebetulan Mirip?
8
8 : Perkara Kontrakan
9
9 : Mulai Bahagia
10
10 : Sudah Sangat Sayang
11
11 : Tetangga Baru
12
12 : Sepeda Dan Ingin Dimanja
13
13 : Elza Dan Perasaan Nadim Kepada Cinta
14
14 : Tersentak
15
15 : Mirip Anak Ayam Yang Tersesat Dari Induknya
16
16 : Sudah Dua Bulan
17
17 : Keadaan Terbaru Hasan
18
18 : Namanya Juga Hasan
19
19 : Tamu Dari Kampung
20
20 : Penjelasan Cinta
21
21 : Cinta yang Ingin Tetap Bertahan (Revisi)
22
22 : Terlalu Berat (Revisi)
23
23 : Hasan : Wanita Ini, ... Istriku? (Revisi)
24
24 : Cinta Sendiri (Revisi)
25
25 : Hasan : Ayo Kita Bercerai!
26
26 : Cinta : Aku Setuju, Ayo Kita Bercerai! (Revisi)
27
27 : Diberi Kesempatan (Revisi)
28
28 : Merasa Sangat Kehilangan (Revisi)
29
29 : Hasan yang Masih Menunggu Cinta (Revisi)
30
30 : Tentang Keina yang Sangat Mirip Cinta (Revisi)
31
31 : Akhirnya Bertemu (Revisi)
32
32 : Sangat Marah Dan Cemburu (Revisi)
33
33 : Tak Mau Menjadi Keina (Revisi)
34
34 : Masih Sulit Untuk Percaya (Revisi)
35
35 : Penyakit Hasan (Revisi)
36
36 : Menjadi Sepasang Kekasih (Revisi)
37
37 : Nadim yang Terus Berencana (Revisi)
38
38 : Kejutan Romantis (Revisi)
39
39 : Kesuksesan Rencana Nadim (Revisi)
40
40 : Kembali Amnesia (Revisi)
41
41 : Setelah Kecelakaan
42
42 : Hubungan Baik Antara Orang Tua Keina dan Orang Tua Hasan
43
43 : Asisten Pribadi Rasa Istri
44
44 : Efek Amnesia
45
45 : Hubungan yang Sangat Dalam
46
46 : Kehamilan Elza
47
47 : Hampir Lima Tahun Telah Berlalu
48
48 : Kembali Menikah
49
49 : Paket Komplit
50
50 : Trauma yang Membuat Lebih Baik
51
51 : Ingin Bahagia
52
52 : Tetangga Meresahkan
53
53 : Ingin Hamil
54
54 : Kehamilan = Keajaiban
55
55 : Dilema
56
56 : Sudah Siap Menjadi Orang Tua
57
57 : Persalinan Impian
58
58 : Alhamdullilah
59
59 : Pasca Melahirkan
60
60 : Tentang Kita
61
61 : Bian, Bolang Sejati.
62
62 : Elra
63
63 : Diantup Tawon
64
64 : Penerus Terpilih
65
65 : Tetangga Rasa Keluarga
66
Sampai Jumpa
67
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
68
Promo Novel update Setiap Hari

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!