“Benar, dia pacar kamu? Saya hanya memastikan karena cara masuknya sampai panjat gerbang rumah, mengundang buat dihaki.mi,” ucap Hasan yang langsung mengenali Nadim sebagai pasien yang menempati ranjang bekas Cinta, saat di rumah sakit.
Ditanya kebenaran status si perempuan muda yang mengaku pacarnya, tatapan Nadim justru langsung tertuju kepada Cinta. Nadim menatap khawatir Cinta, dan memang tak mau Cinta tahu kebenaran yang sesungguhnya.
“Kalau status pacar tercantum di KTP, pasti aku punya bukti, Bro!” jawab si perempuan. “Namaku Elza, dan aku memang pacarnya Nadim. Santai saja, toh Nadim enggak sampai usir apalagi geb.ugin aku. Tandanya aku enggak bohong, kan?”
“Coba ngomong sama tembok, tembok mau jawab apa? Sementara pertanyaan saya masih sangat berlogika?” sergah Hasan yang memang langsung jengkel. Karena alih-alih minta maaf karena caranya masuk ke rumah Nadim sudah membuatnya tidak nyaman, balasan sekaligus sikap Elza malah menantang gelud.
Hasan yang masih menatap marah Elza, berangsur menatap Nadim. “Kalau kejadian seperti tadi sampai terulang, saya tidak segan untuk melaporkannya kepada pak RT. Apalagi sebagai warga sini, saya merasa terganggu. Sementara dia statusnya hanya pacar kamu, yang dengan kata lain, dia bukan warga sini. Dengan kata lain juga, dia tetap dianggap orang asing. Sementara tamu lebih dari 1x24 jam, wajib lapor. Tulisan wajib lapor terpampang jelas di pos masuk kompleks sini ya. Sampai sini paham?”
Sikap Hasan benar-benar tegas. Sebagai pasangan Hasan, Cinta merasa bangga. Sementara Nadim dan Elza justru merasa sangat kesal.
“Maaf kalau sikap saya kurang nyaman. Namun coba posisikan diri kalian, di posisi saya. Apalagi apa yang saya lakukan memang peraturan mutlak ketertiban bagi mereka yang tinggal di sini. Oke, selamat malam. Sampai jumpa!” Hasan membawa Cinta pergi meski pasangan di hadapannya dan masih disertai wanita paruh baya yang tak lain ART di sana, belum menanggapi.
Hasan menuntun Cinta dengan agak buru-buru. Yang dituntun jadi kesandung kakinya sendiri dan nyaris jatuh andai Hasan tak cepat tanggap. Hasan yang sampai agak mengangkat tubuh Cinta berangsur jongkok dan memang menggendong Cinta. Cinta langsung kegirangan. Apalagi saat bersama Hasan yang begitu memanjakannya, Cinta memang jadi sangat manja.
“Ke sana ... ke sana!” lirih Cinta sambil menunjuk jalan sebelah. Cinta tak mengizinkan sang suami langsung membawanya pulang.
Hasan nurut-nurut saja. Padahal, berkebun kemudian belajar naik sepeda yang mereka lakukan, sudah membuat tubuh mereka lengket berkeirngat parah. Namun karena Cinta terlihat begitu ingin Hasan gendong ke jalan sebelah, Hasan ayo-ayo saja.
“Gendong aku bolak-balik di jalan blok sini, Kakak sanggup?” manja Cinta benar-benar manis. Ia meletakan wajahnya persis di sebelah kanan wajah Hasan.
“Memangnya nanti malam mau dikasih berapa ronde, kamu nantangin begitu?” balas Hasan dengan entengnya dan sengaja menantang. Namun, yang ditantang justru ngakak.
“Besok setelah maghrib kan, Kak Hasan mulai keluar kota. Kak Hasan bilang, pulangnya satu atau malah dua minggu sekali. Kan kangen berat,” ucap Cinta.
Ketika Hasan dan Cinta penuh keceriaan, tidak dengan Nadim dan Elza yang jadi lemas. Keduanya mendadak kehilangan mood mereka. Nadim bahkan tak sampai mempersilahkan Elza masuk.
“Tolong bawakan tasnya, Bi. Taruh di kamar sebelah kamar saya,” ucap Nadim tanpa sedikit pun melirik Elza.
Kendati demikian, Elza yang tetap mengemban kucing anggora putihnya, tetap menyusul.
“Kayaknya cowok tadi enggak main-main,” ucap Elza tak lama setelah sang ART pergi ke belakang.
“Nanti kamu ngaku jadi adikku,” ucap Nadim malas sambil masuk ke dalam kamarnya. Kamar yang lampunya menyala terang dan dengung suara AC juga terdengar jelas.
Elza mendengkus jengkel. Ia menyusul masuk dan sampai menutup pintu kamar Nadim. Sambil terus mengelus-elus kucingnya, ia berkata, “Kenapa kamu enggak nikahin aku saja?”
Mendapat pertanyaan tersebut, Nadim yang baru duduk di kursi kerjanya langsung terdiam. Jemarinya yang baru saja mengusap tombol sentu.h di laptopnya hingga layar gawai hitam miliknya menyala, juga langsung diam.
Elza berangsur duduk di pinggir meja kerja Nadim. Di meja panjang berwarna putih yang sudah dihiasi laptop dan beberapa dokumen di sana, Elza sengaja memangku kucingnya. “Kabarnya kamu dijodohin, ya? Sama cewek pebisnis, cantik, dari keluarga berada juga. Kalau enggak salah, namanya Keina. Adiknya si Kenzo yang sempat viral itu. Yang maksa mantan istrinya turun ranjang, tapi dia malah en.a-en.a sama mantan pacar. Sementara mantan pacar Kenzo sengaja bikin anak perempuannya yang lagi sakit, tahu foto papanya lagi bob.o-bobo manja sama tuh lon.te?” Elza sengaja menjelaskan sejelas-jelasnya agar Nadim tidak bisa mengelak.
Akan tetapi, Nadim malah menyikapi Elza dengan jauh lebih malas. “Jangan bahas apa pun. Kepalaku masih pusing bekas kecelakaan kemarin, sedangkan aku tetap harus beresin pekerjaan yang numpuk!” ucap Nadim sengaja membuat alasan.
Detik itu juga, Elza mendengkus lelah. “Oke, beresin dulu pekerjaan kamu.”
Elza memilih tiduran di kasur empuk yang ada di sana. Ia sengaja memakai selimut dan memang langsung tidur bersama kucingnya.
“Andai Elza tahu, bahwa tadi itu calon istriku. Nasib Keina pasti langsung teran.cam. Karena Elza pasti enggak akan membiarkan Keina begitu saja,” batin Hasan yang jadi kepikiran, kenapa Keina yang baru sekedar ia ketahui dari foto sekaligus video, malah selalu ia temukan bersama Hasan?
“Eh, si pria itu ngaku sebagai warga sini juga. Terus, Keina ngapain ada di sini juga?” pikir Nadim jadi tidak bisa berhenti memikirkan Keina.
“Kemarin dia di rumah sakit. Dia sama si pria, sana-sama terluka bahkan sampai sekarang masih ada bekasnya.”
Keesokan harinya, Hasan dan Cinta sudah rapi. Keduanya sama-sama memakai nuansa putih. Cinta memakai dress selutut warna putih dan berlengan panjang. Sementara Hasan memakai kemeja lengan panjang warna putih dipadukan dengan celana selutut masih warna putih.
“Istriku cantik banget!” ucap Hasan sengaja menggo.da Cinta.
Hari ini, Cinta tak lagi memakai masker maupun menutupi sebagian kepalanya yang nyaris botak. Namun baru saja, Hasan menggunakan penutup kepala layaknya jilbab kecil. Hasan membuat itu mirip bandana dan mengikatnya dengan hati-hati.
“Gini loh Sayang, biar jadi trend baru. Kamu juga makin cantik,” ucap Hasan menatap senang kain merah di kepala istrinya.
“Mirip gaya tahun 90 apa 2000 gitu, ya?” heboh Cinta jadi kemayu, tapi Hasan malah menertawakannya.
“Ih, Kak Hasan apaan sih. Ngle.dek terus!” rengek Cinta sambil mencubit-cubit pinggang Hasan. Hasan jadi kegelian karenanya.
Tak lama kemudian, ART Nadim keluar. Wanita tersebut tersenyum tegang karena memang paham kepada Hasan maupun Cinta yang sebelumnya pernah menegur sang bos.
“Ibu, ini dari kami ya. Pak Hasan dan Ibu Cinta. Tetangga depan rumah. Satu buat bos Ibu. Satu lagi buat Ibu. Salam kenal,” ucap Hasan benar-benar santun.
Saking santunnya, ART Nadim yang awalnya takut, jadi mengumbar senyum.
“Terima kasih banyak Pak Hasan dan Ibu Cinta,” ucap ART Nadim.
Hasan dan Cinta memang baru bisa bagi-bagi nasi kotak sebagai sarana perkenalan mereka dengan para tetangga. Namun, Hasan dan Cinta sengaja memberi dua jatah bagi mereka yang sampai memiliki pekerja. Satu memang mereka khususnya untuk tetangga mereka yang tidak lah lain bos pekerja tersebut. Sementara satunya tentu buat pekerja tersebut.
Ketika Hasan dan Cinta sibuk berbagi nasi kotak dan berinteraksi hangat dengan para tetangga, di kamar Nadim, Nadim dan Elza malah baru bangun. Keduanya tidur di tempat tidur yang sama. Selain keduanya yang memang sampai memakai selimut sama.
***
Buat kalian yang sudah baca Rujuk Bersyarat Turun Ranjang, tapi belum juga mengenali siapa Cinta, aku beneran mempertanyakan gaya baca kalian 😭🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Andri
nadim baru ngerti di sini lek cinta istri nya sam mafia
2024-06-12
0
Sarti Patimuan
Penasaran kapan ingatan keina pulih
2024-03-07
0
💗 AR Althafunisa 💗
Karna baca pas diberanda muncul aka author tertarik lalu dibac jadi wajar belum tau cerita sebelum cerita ini dan tentu baru mengenal karya-karya kakak 🙏
2024-03-04
0