15 : Mirip Anak Ayam Yang Tersesat Dari Induknya

Cinta segera menaruh ponselnya di meja. Wanita yang wajahnya masih dihiasi bekas luka itu melangkah dan mengambil pigura foto berukuran 10R-nya. Pigura tersebut berisi foto Cinta dan Hasan ketika keduanya masih di rumah sakit.

Di foto tersebut, wajah Cinta dan Hasan masih penuh luka baru. Namun, senyum mereka khas dengan senyum orang yang sedang sangat bahagia. Sisi wajah mereka nyaris menempel, tangan kiri Hasan merangkul punggung Cinta, sementara tangan kanan Hasan mengendalikan ponsel. Cinta Yang Hasan dekap juga balas mendekap. Tangan kanan Cinta bersandar pada dada Hasan. Kebersamaan mereka tersebut layaknya gambaran pasangan bahagia pada kebanyakan.

Belum apa-aba dua buah pecahan kaca pigura sudah langsung meluk.ai jemari tangan kanan Cinta. “Astagfirullahaladzim,” lirih Cinta yang kemudian menghentak-hentakan piguranya ke lantai agar serpihan pecahan kaca yang tersisa, tak sampai terbawa.

Hal selanjutnya yang Cinta lakukan ialah menghubungi nomor ponsel Hasan. Pesan yang sudah sempat Cinta kirim, tetap centang satu. Sementara nomor ponsel Hasan tak kunjung aktif.

“Kok gini ...?” lirih Cinta yang berakhir terduduk lemas.

Cinta tidak duduk di sofa, melainkan di lantai depan sofa. Bibirnya memang masih bungkam, tapi air matanya mulai berjatuhan. Air mata yang makin lama makin pecah.

“Setakut ini ... ya Allah, aku belum siap kehilangan dengan alasan apa pun!”

“Jika Engka mengizinkanku memiliki rasa bahkan menjatuhkan hatiku kepada kak Hasan, ... kenapa Engka berusaha mencabutnya dan menggantikannya dengan kehilangan?” batin Cinta yang tersedu-sedu. Tangan kanannya jadi sibuk memuk.ul dadanya. Di sana terasa sangat sesak, hingga demi meredamnya, Cinta terus memuku.lnya.

Sampai adzan subuh berkumandang, Cinta masih duduk di lantai. Perasaan Cinta makin tak karuan karena nomor Hasan tak kunjung bisa ia hubungi.

“Positive thinking, Ta. Positive thinking!” bisik Cinta menyemangati dirinya sendiri. “Jika sampai sore tetap enggak bisa kamu hubungi, baru—”

Cinta melangkah sempoyongan dan sampai berpegangan ke dinding sekitar. Cinta bermaksud untuk segera mengambil air wudhu. Karena meski tanpa Hasan, Cinta tetap akan menunaikan shalat subuh yang sempat ia pelajari dari Hasan. Iya, Hasan mengajarinya banyak hal. Bukan hanya mengenai urusan rumah tangga. Karena Hasan juga sampai mengajari Cinta agama.

“Doa terbaikku untuk hubunganku dan kak Hasan. Beneran enggak muluk-muluk, cukup hubunganku dan kak Hasan. Karena bersama kak Hasan, aku merasa hidup. Bersama kak Hasan aku merasa sempurna, ya Allah.”

“Enggak apa-apa, hubungan kami, harus selalu LDR. Asal tidak ada orang ketiga. Asal aku selalu menjadi cinta sekaligus satu-satunya wanita kak Hasan, asal rezeki tetap lancar. Aamiin!” Cinta menutup doanya dengan sebagian mukena bagian depan yang basah oleh air mata.

Aktivitas sepanjang hari ini sengaja Cinta rekam menjadi video. Cinta bahkan selalu mengirimkan foto terbarunya kepada nomor WA Hasan. Awalnya Cinta tersenyum sangat manis. Namun di setiap centang satu menjadi respons dari setiap puluhan pesan yang ia kirimkan kepada Hasan, senyum Cinta jadi redup tak tersisa.

“Terakhir online masih sekitar pukul sepuluh malam,” lirih Cinta sambil mengontrol layar ponselnya. Ia tengah menyiram pohon buahnya menggunakan selang yang terhubung dengan air kran sebelah teras rumah.

“Kak Hasan, ... kangen. Kangen banget!” batin Cinta bergegas mundur membawa selangnya.

Malamnya, sudah semakin mirip orang gi.la. Bingung, khawatir, takut, sekaligus lemas. Karena sepinya Hasan juga membuat nyawa Cinta seolah dicabut paksa.

“Kak Hasan kan tipikal romantis banget. Bisa jadi, sepinya kabat dari beliau memang merupakan bagian dari kejutan romantisnya.”

“Sekarang aku harus makan. Karena kalau aku enggak makan, Kak Hasan bakalan sedih. aku enggak makan agar aku enggak sakit. Karena kalau aku sakit, yang ada kak Hasan makin repot.”

“Kak Hasan, aku sudah bisa goreng ikan. Namun efek aku lupa bumbui, ikannya hambar. Mirip hidupku yang tanpa kamu jadi seham.bar gini.”

“Rasanya aku seperti sudah enggak waras, Kak. Lagian kok bisa-bisanya, kakak tetap enggak ngabarin?”

Tersedu-sedu, Cinta memenuhi mulutnya dengan nasi putih dan juga ikan goreng hambar. Hari ini Cinta lupa masak sayur karena yang mampu Cinta ingat hanyalah semua tentang Hasan.

Hari-hari berikutnya, Cinta makin mirip orang gi.la. Cinta mondar-mandir di jalan kompleks perumahannya sambil berlinang air mata. Cinta yang tidak banyak bicara sengaja menunggu kedatangan Hasan tak jauh dari pos keamanan. Cinta juga tak lupa berlatih bersepeda. Hampir satu minggu berlalu, Cinta bisa bersepeda dengan lancar menggunakan sepedanya. Hingga di hari-hari berikutnya, Cinta yang makin kurus, juga sampai lancar menggunakan sepeda Hasan.

Di mata Nadim yang masih tinggal di sana, tanpa Hasan, Cinta mirip anak ayam yang tersesat dari induknya. Beberapa kali Nadim mengajak Cinta bicara, tapi Cinta sama sekali tidak peduli. Jangankan merespons, sekadar melirik Nadim saja, Cinta tak melakukannya.

“Kak Hasan, ... ini hari ke dua puluh Kakak meninggalkanku bahkan tetap tanpa kabar.”

“Kak Hasan, tolong katakan kepadaku, apa yang harus aku lakukan?”

“Aku hilang arah. Karena tanpamu, duniaku benar-benar gelap.”

Gelap, dunia Cinta sungguh gelap. Cinta berakhir pingsan di depan pohon buahnya yang sudah dihiasi banyak bakal buah. Air kran masih menyala ketika Pak RT menemukan Cinta. Pak RT berteriak meminta tolong. Beberapa tetangga langsung berdatangan termasuk Nadim.

Terpopuler

Comments

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Keina yang malang ujiannya gak ada habisnya

2024-03-07

0

Firli Putrawan

Firli Putrawan

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2024-02-27

0

IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲

IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲

Bab selanjutnya enggak acc-acc 😥

2024-02-27

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Penghakiman yang Begitu Keji (Revisi)
2 2 : Hasan yang Terpaksa Berbohong (Sudah Revisi)
3 3 : Pelukan Penenang (Sudah Revisi)
4 4 : Memikirkan Masa Depan (Sudah Direvisi)
5 5 : Mengharapkan Pernikahan Manis (Revisi)
6 6 : Pria Di Ranjang Sebelah
7 7 : Hanya Kebetulan Mirip?
8 8 : Perkara Kontrakan
9 9 : Mulai Bahagia
10 10 : Sudah Sangat Sayang
11 11 : Tetangga Baru
12 12 : Sepeda Dan Ingin Dimanja
13 13 : Elza Dan Perasaan Nadim Kepada Cinta
14 14 : Tersentak
15 15 : Mirip Anak Ayam Yang Tersesat Dari Induknya
16 16 : Sudah Dua Bulan
17 17 : Keadaan Terbaru Hasan
18 18 : Namanya Juga Hasan
19 19 : Tamu Dari Kampung
20 20 : Penjelasan Cinta
21 21 : Cinta yang Ingin Tetap Bertahan (Revisi)
22 22 : Terlalu Berat (Revisi)
23 23 : Hasan : Wanita Ini, ... Istriku? (Revisi)
24 24 : Cinta Sendiri (Revisi)
25 25 : Hasan : Ayo Kita Bercerai!
26 26 : Cinta : Aku Setuju, Ayo Kita Bercerai! (Revisi)
27 27 : Diberi Kesempatan (Revisi)
28 28 : Merasa Sangat Kehilangan (Revisi)
29 29 : Hasan yang Masih Menunggu Cinta (Revisi)
30 30 : Tentang Keina yang Sangat Mirip Cinta (Revisi)
31 31 : Akhirnya Bertemu (Revisi)
32 32 : Sangat Marah Dan Cemburu (Revisi)
33 33 : Tak Mau Menjadi Keina (Revisi)
34 34 : Masih Sulit Untuk Percaya (Revisi)
35 35 : Penyakit Hasan (Revisi)
36 36 : Menjadi Sepasang Kekasih (Revisi)
37 37 : Nadim yang Terus Berencana (Revisi)
38 38 : Kejutan Romantis (Revisi)
39 39 : Kesuksesan Rencana Nadim (Revisi)
40 40 : Kembali Amnesia (Revisi)
41 41 : Setelah Kecelakaan
42 42 : Hubungan Baik Antara Orang Tua Keina dan Orang Tua Hasan
43 43 : Asisten Pribadi Rasa Istri
44 44 : Efek Amnesia
45 45 : Hubungan yang Sangat Dalam
46 46 : Kehamilan Elza
47 47 : Hampir Lima Tahun Telah Berlalu
48 48 : Kembali Menikah
49 49 : Paket Komplit
50 50 : Trauma yang Membuat Lebih Baik
51 51 : Ingin Bahagia
52 52 : Tetangga Meresahkan
53 53 : Ingin Hamil
54 54 : Kehamilan = Keajaiban
55 55 : Dilema
56 56 : Sudah Siap Menjadi Orang Tua
57 57 : Persalinan Impian
58 58 : Alhamdullilah
59 59 : Pasca Melahirkan
60 60 : Tentang Kita
61 61 : Bian, Bolang Sejati.
62 62 : Elra
63 63 : Diantup Tawon
64 64 : Penerus Terpilih
65 65 : Tetangga Rasa Keluarga
66 Sampai Jumpa
67 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
68 Promo Novel update Setiap Hari
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1 : Penghakiman yang Begitu Keji (Revisi)
2
2 : Hasan yang Terpaksa Berbohong (Sudah Revisi)
3
3 : Pelukan Penenang (Sudah Revisi)
4
4 : Memikirkan Masa Depan (Sudah Direvisi)
5
5 : Mengharapkan Pernikahan Manis (Revisi)
6
6 : Pria Di Ranjang Sebelah
7
7 : Hanya Kebetulan Mirip?
8
8 : Perkara Kontrakan
9
9 : Mulai Bahagia
10
10 : Sudah Sangat Sayang
11
11 : Tetangga Baru
12
12 : Sepeda Dan Ingin Dimanja
13
13 : Elza Dan Perasaan Nadim Kepada Cinta
14
14 : Tersentak
15
15 : Mirip Anak Ayam Yang Tersesat Dari Induknya
16
16 : Sudah Dua Bulan
17
17 : Keadaan Terbaru Hasan
18
18 : Namanya Juga Hasan
19
19 : Tamu Dari Kampung
20
20 : Penjelasan Cinta
21
21 : Cinta yang Ingin Tetap Bertahan (Revisi)
22
22 : Terlalu Berat (Revisi)
23
23 : Hasan : Wanita Ini, ... Istriku? (Revisi)
24
24 : Cinta Sendiri (Revisi)
25
25 : Hasan : Ayo Kita Bercerai!
26
26 : Cinta : Aku Setuju, Ayo Kita Bercerai! (Revisi)
27
27 : Diberi Kesempatan (Revisi)
28
28 : Merasa Sangat Kehilangan (Revisi)
29
29 : Hasan yang Masih Menunggu Cinta (Revisi)
30
30 : Tentang Keina yang Sangat Mirip Cinta (Revisi)
31
31 : Akhirnya Bertemu (Revisi)
32
32 : Sangat Marah Dan Cemburu (Revisi)
33
33 : Tak Mau Menjadi Keina (Revisi)
34
34 : Masih Sulit Untuk Percaya (Revisi)
35
35 : Penyakit Hasan (Revisi)
36
36 : Menjadi Sepasang Kekasih (Revisi)
37
37 : Nadim yang Terus Berencana (Revisi)
38
38 : Kejutan Romantis (Revisi)
39
39 : Kesuksesan Rencana Nadim (Revisi)
40
40 : Kembali Amnesia (Revisi)
41
41 : Setelah Kecelakaan
42
42 : Hubungan Baik Antara Orang Tua Keina dan Orang Tua Hasan
43
43 : Asisten Pribadi Rasa Istri
44
44 : Efek Amnesia
45
45 : Hubungan yang Sangat Dalam
46
46 : Kehamilan Elza
47
47 : Hampir Lima Tahun Telah Berlalu
48
48 : Kembali Menikah
49
49 : Paket Komplit
50
50 : Trauma yang Membuat Lebih Baik
51
51 : Ingin Bahagia
52
52 : Tetangga Meresahkan
53
53 : Ingin Hamil
54
54 : Kehamilan = Keajaiban
55
55 : Dilema
56
56 : Sudah Siap Menjadi Orang Tua
57
57 : Persalinan Impian
58
58 : Alhamdullilah
59
59 : Pasca Melahirkan
60
60 : Tentang Kita
61
61 : Bian, Bolang Sejati.
62
62 : Elra
63
63 : Diantup Tawon
64
64 : Penerus Terpilih
65
65 : Tetangga Rasa Keluarga
66
Sampai Jumpa
67
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
68
Promo Novel update Setiap Hari

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!