6 : Pria Di Ranjang Sebelah

Cinta sudah diizinkan pulang. Namun karena belum memiliki tujuan apalagi tempat tinggal, Cinta sengaja bertahan di ruang rawat Hasan dirawat.

Karena ranjang rawat Cinta sudah dihuni pasien baru, Cinta sengaja duduk di tempat duduk menghadap ke ranjang rawat pasien baru.

“Kok, kayak ada yang mengawasi, ya?” pikir Cinta yang kemudian memberanikan diri untuk menatap wajah khususnya kedua mata Hasan. Akan tetapi, kedua mata

Hasan dalam keadaan terpejam. Hasan tengah tidur dan terbilang pulas. Kendati demikian, memang ada yang mengawasi Cinta, dan itu pasien baru di sebelah. Pasien baru yang menempati ranjang rawat bekas Cinta dirawat, benar-benar fokus mengawasi wajah Cinta. Malahan, pria yang kiranya seusia Hasan tersebut, tak segan melayangkan senyuman.

“Ih ... kan, bener,” batin Cinta merasa makin tak nyaman saja.

Cinta yang jengkel, berangsur berdiri. Namun caranya yang buru-buru, membuat tempat duduknya berderit. Hasan yang awalnya pulas, jadi terusik.

Setelah menatap Cinta agak lama, Hasan berkata, “Mau ke mana?”

“Mau narik tirai biar tertutup, Kak!” ucap Cinta. Yang membuatnya jengkel, pria di ranjang sebelah, sudah tak lagi memperhatikannya.

Hasan berangsur duduk. Ia meraih sebotol air mineral berukuran besar dari meja sebelahnya, kemudian meminumnya.

“Naik sini, ... tidur. Istirahat. Apa kamu mau belanja? Beli jajan apa makan sana,” ucap Hasan ketika Cinta kembali.

Cinta menggeleng dan bergegas duduk. Ia merenung serius tanpa bisa menyudahi rasa kesalnya. Rasa kesal yang mendadak hadir setelah ia diperhatikan oleh pria di ranjang sebelah.

“Kalau kamu enggak beli makanan, kamu mau makan apa? Coba cari kantin, warung, apa al.fa terdekat,” lanjut Hasan yang kemudian menyarankan Cinta untuk membeli pakaian ganti.

“Tapi aku takut kalau harus pergi sendiri. Sementara, aku bertahan gini saja. Nunggu Kakak mendingan dan kita bisa pergi bareng. Soalnya sekadar di perhatikan berlebihan saja, aku enggak hanya risih bahkan marah. Aku takut, Kak!” yakin Cinta berbisik-bisik. Karena ia memang sengaja menjaga suaranya dari pria di ranjang sebelah.

“Kalau begitu aku pesan saja. Karena aku enggak mungkin biarin kamu bertahan dengan pakaian begitu.” Hasan mendadak diam karena takut keceplosan. “Pokoknya nanti ada yang antar ke sini. Kamu perlu apa saja? Pakaian, makanan, masker buat tutupin wajah. Beli hoodie saja ya, buat sekalian tutupin kepala kamu. Atau, ... topi juga harus sih.”

Memiliki ponsel yang memudahkannya mengakses segala hal, termasuk juga memenuhi kebutuhan. Memang menjadi salah satu alasan Hasan bisa hidup dengan tenang.

“Kamu mau makan apa?” lanjut Hasan.

Semuanya Hasan tanya. Karena berkaca pada interaksi orang tuanya. Yang mana sang papa kerap mendapat protes dari sang mama, jika sedang kurang perhatian. Termasuk juga, pengalamannya menjadi saksi hubungan Hasna selaku saudara perempuan sekaligus kembarannya. Sebab sering kali, Hasna akan terperangkap dalam jurus andalan wanita yang selalu ingin dimengerti, tapi apa-apa selalu modal “terserah”, ketika ditanya Rain sang gebetan.

“Kamu jangan jawab serba terserah kayak wanita kebanyakan. Karena aku enggak tahu isi hati kamu. Bukannya enggak bisa romantis apalagi enggak peka. Soalnya daripada salah karena aku bukan master Limbad,” ucap Hasan.

“Jadi, kamu pengin apa, ya coba dijabarkan. Dijelaskan secara detail, biar kamu enggak kecewa. Selagi aku bisa, aku pasti kasih. Itu jauh lebih baik, daripada kamu nahan-nahan, dan aku enggak tahu mau kamu.” Hasan berucap sekaligus menatap Cinta penuh ketegasan.

Cinta yang menyimak, refleks tersenyum seiring hatinya yang jadi berbunga-bunga.

“Paham?” lanjut Hasan menunggu respons pasti Cinta.

Cinta langsung mengangguk-angguk. “Paham, Kak! Terima kasih banyak!”

Hasan mengangguk-angguk. “Kita makannya samakan saja, aku ikut kamu. Kamu mau makan apa, sekalian pesankan saja buat aku. Sementara pakaian, enggak mungkin kita samaan. Coba, tolong kamu berdiri sebentar. Biar aku bisa mengira-ngira ukuran kamu.”

Cinta berangsur berdiri, tapi sambil merenung. “Ini kita mau belanja pakai uang mana? Kalau pakai uang yang di aku, nanti kita jadi enggak bisa sewa kontrakan loh Kak. Ibaratnya untuk makan pun, ya tetap diatur. Soalnya andai nanti kita makan daging, ... jangan-jangan, besoknya cuma makan angin?”

Jiwa perhitungan seorang wanita apalagi seorang istri dalam diri Cinta, meronta-ronta.

“Makan angin?” ucap Hasan benar-benar syok dengan anggapan Cinta.

Cinta mengangguk-angguk cepat, tapi kenyataan tersebut malah membuat Hasan makin jengkel.

“Ini kan salah kamu, San. Sampai kapan pun, Cinta pasti akan mempermasalahkan keekonomian kalian. Cinta akan selalu meragukan kemampuan keuangan kamu. Karena yang Cinta tahu, kamu orang mi.skin. Orang miskin, yatim piatu pula. Sudah, cepat-cepat saja deh kelarin sandiwara kamu, biar kamu bisa membahagiakan Cinta lebih dari sekarang,” batin Hasan yang kemudian berkata, “Bagaimanapun keadaan kita, yang penting aku enggak bikin kamu makan hati, kan?”

Balasan sinis dari Hasan bukannya membuat Cinta takut apalagi tersinggung. Karena yang ada, Cinta malah menertawakannya.

Sekitar satu jam kemudian, makanan pesanan Cinta datang.

“Makanan dulu, habis itu baru yang lain, ya!” ucap Hasan bersemangat.

Cinta berdalih tidak bisa makan tanpa sayuran. Sayuran, sedikit nasi, itu sudah sangat cukup. Namun bukannya mengikuti menu makan Cinta, Hasan malah memesan serba daging, ikan, dan juga telur. Lebih tepatnya, Hasan tidak suka sayur.

“Aku tuh paling anti sama sayur dan obat. Kalau berurusan dengan kedua itu, mending aku pura-pura mati saja!” ucap Hasan yang keceplosan.

Hasan sedang mengaduk nasi dan rendang daging di kotak makannya. Namun, baru juga akan melahap suapan di sendoknya yaitu berupa nasi dicampur rendang daging lengkap dengan bumbu pekatnya, Cinta sudah bersiap menyuapinya.

“Kak Hasan harus makan sayur. Jangan pura-pura mati lagi. Ayo kita menua sekaligus sehat bersama!” ucap Cinta siap menyuapi Hasan.

Kali ini, Hasan yang memang hobi pura-pura mati sejak bayi, tidak mungkin melakukannya lagi. Apalagi menolak suapan dari Cinta, sama saja melukainya.

“Kamu juga harus makan daging, biar lebih kuat. Biar lebih bertenaga!” ucap Hasan yang kemudian melahap suapan dari Cinta, tapi ia juga menyuapkan nasi campur rendang daging di sendoknya kepada Cinta.

Tak beda dengan Hasan, Cinta juga tak kuasa menolak suapan Hasan. “Aku kalau makan daging, takut jadi daging Kak.” Cinta mengunyah dengan enggan. Takut nasib makanannya, akan membuatnya seperti yang baru saja ia katakan.

“Ya enggak apa-apa, biar kamu enggak terlalu kurus,” balas Hasan nyaris pingsan gara-gara akhirnya, makan dengan sayuran.

Setelah sama-sama berusaha beradaptasi dengan makanan yang sengaja mereka hindari. Tatapan mereka tak sengaja bertemu. Baik Hasan maupun Cinta, sama-sama tertawa sambil membekap mulut mereka menggunakan kedua tangan.

“Akhirnya aku makan sayur!” ucap Hasan merasa sangat terharu.

“Akhirnya aku makan daging! Berasa jadi prestasi tersendiri!” ucap Cinta sampai berkaca-kaca, meski ia masih tertawa.

Diam-diam, pria di ranjang sebelah, justru makin tertarik kepada Cinta. Cara Cinta dan Hasan berinteraksi menjadi alasannya. Apalagi dari obrolannya, suara lembut Cinta kepada Hasan, benar-benar can.du untuknya.

“Beneran kayak kenal, tapi di mana? Bentar deh, aku coba lagi buat ajak dia ngobrol!” batin si pria bernama Nadim.

Terpopuler

Comments

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Wah mungkin kah orang yang kenal keina

2024-03-07

0

Firli Putrawan

Firli Putrawan

nadim siapa y bkn yg nguber2 dl chalista

2024-02-27

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

ohbiya dulu waktu masih bayi si Hasan suka tiba" akting mau mati yah😝😝😝

2024-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Penghakiman yang Begitu Keji (Revisi)
2 2 : Hasan yang Terpaksa Berbohong (Sudah Revisi)
3 3 : Pelukan Penenang (Sudah Revisi)
4 4 : Memikirkan Masa Depan (Sudah Direvisi)
5 5 : Mengharapkan Pernikahan Manis (Revisi)
6 6 : Pria Di Ranjang Sebelah
7 7 : Hanya Kebetulan Mirip?
8 8 : Perkara Kontrakan
9 9 : Mulai Bahagia
10 10 : Sudah Sangat Sayang
11 11 : Tetangga Baru
12 12 : Sepeda Dan Ingin Dimanja
13 13 : Elza Dan Perasaan Nadim Kepada Cinta
14 14 : Tersentak
15 15 : Mirip Anak Ayam Yang Tersesat Dari Induknya
16 16 : Sudah Dua Bulan
17 17 : Keadaan Terbaru Hasan
18 18 : Namanya Juga Hasan
19 19 : Tamu Dari Kampung
20 20 : Penjelasan Cinta
21 21 : Cinta yang Ingin Tetap Bertahan (Revisi)
22 22 : Terlalu Berat (Revisi)
23 23 : Hasan : Wanita Ini, ... Istriku? (Revisi)
24 24 : Cinta Sendiri (Revisi)
25 25 : Hasan : Ayo Kita Bercerai!
26 26 : Cinta : Aku Setuju, Ayo Kita Bercerai! (Revisi)
27 27 : Diberi Kesempatan (Revisi)
28 28 : Merasa Sangat Kehilangan (Revisi)
29 29 : Hasan yang Masih Menunggu Cinta (Revisi)
30 30 : Tentang Keina yang Sangat Mirip Cinta (Revisi)
31 31 : Akhirnya Bertemu (Revisi)
32 32 : Sangat Marah Dan Cemburu (Revisi)
33 33 : Tak Mau Menjadi Keina (Revisi)
34 34 : Masih Sulit Untuk Percaya (Revisi)
35 35 : Penyakit Hasan (Revisi)
36 36 : Menjadi Sepasang Kekasih (Revisi)
37 37 : Nadim yang Terus Berencana (Revisi)
38 38 : Kejutan Romantis (Revisi)
39 39 : Kesuksesan Rencana Nadim (Revisi)
40 40 : Kembali Amnesia (Revisi)
41 41 : Setelah Kecelakaan
42 42 : Hubungan Baik Antara Orang Tua Keina dan Orang Tua Hasan
43 43 : Asisten Pribadi Rasa Istri
44 44 : Efek Amnesia
45 45 : Hubungan yang Sangat Dalam
46 46 : Kehamilan Elza
47 47 : Hampir Lima Tahun Telah Berlalu
48 48 : Kembali Menikah
49 49 : Paket Komplit
50 50 : Trauma yang Membuat Lebih Baik
51 51 : Ingin Bahagia
52 52 : Tetangga Meresahkan
53 53 : Ingin Hamil
54 54 : Kehamilan = Keajaiban
55 55 : Dilema
56 56 : Sudah Siap Menjadi Orang Tua
57 57 : Persalinan Impian
58 58 : Alhamdullilah
59 59 : Pasca Melahirkan
60 60 : Tentang Kita
61 61 : Bian, Bolang Sejati.
62 62 : Elra
63 63 : Diantup Tawon
64 64 : Penerus Terpilih
65 65 : Tetangga Rasa Keluarga
66 Sampai Jumpa
67 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
68 Promo Novel update Setiap Hari
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1 : Penghakiman yang Begitu Keji (Revisi)
2
2 : Hasan yang Terpaksa Berbohong (Sudah Revisi)
3
3 : Pelukan Penenang (Sudah Revisi)
4
4 : Memikirkan Masa Depan (Sudah Direvisi)
5
5 : Mengharapkan Pernikahan Manis (Revisi)
6
6 : Pria Di Ranjang Sebelah
7
7 : Hanya Kebetulan Mirip?
8
8 : Perkara Kontrakan
9
9 : Mulai Bahagia
10
10 : Sudah Sangat Sayang
11
11 : Tetangga Baru
12
12 : Sepeda Dan Ingin Dimanja
13
13 : Elza Dan Perasaan Nadim Kepada Cinta
14
14 : Tersentak
15
15 : Mirip Anak Ayam Yang Tersesat Dari Induknya
16
16 : Sudah Dua Bulan
17
17 : Keadaan Terbaru Hasan
18
18 : Namanya Juga Hasan
19
19 : Tamu Dari Kampung
20
20 : Penjelasan Cinta
21
21 : Cinta yang Ingin Tetap Bertahan (Revisi)
22
22 : Terlalu Berat (Revisi)
23
23 : Hasan : Wanita Ini, ... Istriku? (Revisi)
24
24 : Cinta Sendiri (Revisi)
25
25 : Hasan : Ayo Kita Bercerai!
26
26 : Cinta : Aku Setuju, Ayo Kita Bercerai! (Revisi)
27
27 : Diberi Kesempatan (Revisi)
28
28 : Merasa Sangat Kehilangan (Revisi)
29
29 : Hasan yang Masih Menunggu Cinta (Revisi)
30
30 : Tentang Keina yang Sangat Mirip Cinta (Revisi)
31
31 : Akhirnya Bertemu (Revisi)
32
32 : Sangat Marah Dan Cemburu (Revisi)
33
33 : Tak Mau Menjadi Keina (Revisi)
34
34 : Masih Sulit Untuk Percaya (Revisi)
35
35 : Penyakit Hasan (Revisi)
36
36 : Menjadi Sepasang Kekasih (Revisi)
37
37 : Nadim yang Terus Berencana (Revisi)
38
38 : Kejutan Romantis (Revisi)
39
39 : Kesuksesan Rencana Nadim (Revisi)
40
40 : Kembali Amnesia (Revisi)
41
41 : Setelah Kecelakaan
42
42 : Hubungan Baik Antara Orang Tua Keina dan Orang Tua Hasan
43
43 : Asisten Pribadi Rasa Istri
44
44 : Efek Amnesia
45
45 : Hubungan yang Sangat Dalam
46
46 : Kehamilan Elza
47
47 : Hampir Lima Tahun Telah Berlalu
48
48 : Kembali Menikah
49
49 : Paket Komplit
50
50 : Trauma yang Membuat Lebih Baik
51
51 : Ingin Bahagia
52
52 : Tetangga Meresahkan
53
53 : Ingin Hamil
54
54 : Kehamilan = Keajaiban
55
55 : Dilema
56
56 : Sudah Siap Menjadi Orang Tua
57
57 : Persalinan Impian
58
58 : Alhamdullilah
59
59 : Pasca Melahirkan
60
60 : Tentang Kita
61
61 : Bian, Bolang Sejati.
62
62 : Elra
63
63 : Diantup Tawon
64
64 : Penerus Terpilih
65
65 : Tetangga Rasa Keluarga
66
Sampai Jumpa
67
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
68
Promo Novel update Setiap Hari

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!