Enam belas

Alena menatap heran pada perempuan yang baru saja dia tabrak secara tidak sengaja itu, bagaimana perempuan itu bisa mengenalnya. Sedangkan dia sama sekali tidak mengenalnya.

"Ah iya, sepertinya kamu bingung ya. Perkenalkan nama saya Raisya," ungkap Raisya.

"Hm, salam kenal Raisya. Saya Alena Mazaya, maaf sebelumnya kamu tau, jika saya istri pertama dari mas Valdo?" tanya Alena seraya menjabat tangan Raisya.

"Saya teman lama dari suami kamu, kebetulan saya juga di undang dalam pernikahan ini. Hanya saja saat pernikahan kalian saya tidak bisa hadir dan baru bisa hadir di pernikahan Valdo bersama dengan Naira," jelas Raisya, dan tentunya berbohong.

Alena mengangguk tanda mengerti, "Oh begitu, senang bertemu dengan kamu Raisya. Kalau begitu saya izin masuk ya dan sekali lagi saya minta maaf karena sudah membuat baju kamu basah."

"Ya tidak papa Alena, ini hanya basah sedikit. Semoga kita bisa bertemu kembali," balas Raisya dengan senyum manisnya, tetapi siapa sangka di balik senyumnya itu terdapat berbagai rencana jahat untuk menghancurkan rumah tangga Valdo dengan kedua istrinya.

Alena tidak menjawab dia hanya mengangguk dan tersenyum sebagai balasannya terhadap ucapan Raisya, setelahnya Alena kembali masuk ke dalam untuk menghampiri sang papa.

*****

Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, dan acara pun sudah selesai. Kini Valdo dan Naira telah beristirahat di kamar milik Naira, suasana yang cukup canggung saat ini. Naira bingung harus berbuat apa dalam suasana yang baru saja Naira rasakan, sedangkan Valdo, dia sama halnya seperti Naira. Baru kali ini Valdo merasakan canggung bersama dengan wanita, tetapi saat bersama Alena dia tidak merasakan hal seperti ini.

"Eum mas, kamu butuh sesuatu? Biar aku ambilkan." Naira memulai obrolan terlebih dahulu, dia tidak bisa jika harus terus dalam keadaan hening.

"Tidak, saya hanya membutuhkan kamu saat ini. Kamu pasti lelah seharian harus menyambut tamu, jadi ayo kita istirahat lebih awal," ujar Valdo seraya menarik Naira kedalam dekapannya.

Naira benar-benar tidak menyangka jika Valdo akan bersikap lembut seperti ini, dari awal bertemu Valdo terlihat sangat dingin dan tidak perduli terhadap lingkungannya, tapi saat ini Valdo sangat hangat dan hal itu membuat Naira bahagia melebihi apapun.

"Apa semalam saat bersama dengan Alena, kamu bersikap seperti ini juga, mas?" tanya Naira, sontak saja hal itu membuat ingatan Valdo terulang pada malam kemarin, dia tidak bersama Alena melainkan menemui Raisya. Dan Valdo juga teringat pada ucapan Raisya tadi siang.

"Naira. Jangan bertanya seperti itu, saya tidak suka. Lebih baik sekarang kamu istirahat sebelum saya tidak mengizinkan kamu beristirahat," jawab Valdo dengan nada rendahnya.

Dengan cepat Naira memejamkan matanya dan membalas pelukan Valdo lebih erat, dia tidak bodoh untuk memahami ucapan dari Valdo. Jadi Naira memilih untuk memejamkan matanya dari pada tidak di izinkan beristirahat oleh suaminya itu.

"Padahal itu hanya gertakan saja, bagaimana jika hal itu terjadi. Naira semoga saya bisa membahagiakan kamu, seperti yang ayah kamu harapkan," monolog Valdo, sampai akhirnya Valdo menyusul Naira untuk tertidur.

...****************...

"Alena paham pa, tapi Valdo tuh keliatan lebih cinta dan sayang sama Naira. Sedangkan sama aku enggak," adu Alena pada sang papa.

Bara mengusap lembut rambut Alena, "Sayang dengerin papa sekali lagi, Valdo pasti akan berlaku adil terhadap kamu dan Naira. Hanya saja satu, kamu juga harus bisa menempatkan diri Alena, jika kamu sedang bersama dengan Valdo kurangin ego kamu. Bersikap lemah lembut bisa, kan?"

Alena hanya menghela napasnya, dia sadar jika sedang bersama dengan Valdo, egonya selalu saja tinggi. Bahkan dia selalu terlihat acuh saat dekat dengan Valdo, berbeda dengan Naira, Alena selalu melihat interaksi Naira jika bersama dengan Valdo, Naira selalu bersikap lemah lembut dan lebih banyak menunjukan senyum.

"Bagaimana, kamu sadar? Alena, kamu lihat Naira. Meskipun penampilan dia tidak terlalu feminim, tapi sikap dia penuh dengan kasih sayang. Papa tidak membandingkan kamu dengan Naira, tapi jika kamu ingin mendapatkan kasih sayang dari Valdo, maka kamu juga harus memberikan kasih sayang kepada Valdo, paham?" Bara banyak sekali memberi wejangan kepada putrinya itu.

Bara sadar, jika selama ini dia selalu menuruti semua keinginan Alena. Sampai sifat keras kepala Alena muncul serta ego nya yang sangat tinggi, membuat orang-orang di sekitarnya sulit intuk mendekati Alena.

"Iya pa, Alena paham. Mungkin selama ini Alena sulit mendapatkan teman atau pasangan itu karena sifat Alena sendiri," ujar Alena menyesali perlakuannya selama ini.

"Bagus jika kamu sadar, jadi mulai sekarang kamu harus bisa menempatkan diri kamu. Harus bisa bersikap seperti apa dalam setiap keadaan."

Alena mengangguk dan Memeluk erat sang papa, Alena merasa beruntung karena memiliki seorang papa yang tidak pernah menghakiminya, meskipun dia salah tapi Bara selalu mencari tau alasan mengapa Alena berbuat salah itu.

"Yasudah, aku istirahat dulu ya. Aku ngantuk hehe," ucap Alena dengan kekehan di akhir. Bara mengangguk dan membiarkan Alena pergi ke kamarnya untuk beristirahat.

*****

"Sialan! Kemana Valdo, kenapa dia tidak datang?!"

Raisya menunggu kehadiran Valdo seorang diri di salah satu hotel mewah, tetapi sepertinya Valdo tidak akan datang dan hal itu membuat Raisya sangat marah. Bagaimana bisa Valdo tidak menuruti perintahnya.

"Valdo. Tunggu saja permainanku nanti! Bisa-bisanya kamu menghiraukan aku dan lebih memilih perempuan itu!" Desis Raisya.

Raisya pergi meninggalkan hotel itu, lebih baik saat ini dia pergi ke club daripada harus menunggu Valdo yang tidak akan datang itu. Tetapi saat Raisya hendak membuka pintu mobil tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya.

"Raisya!"

Raisya menolehkan kepalanya, mencari keberadaan seseorang yang telah memanggilnya. Dia melihat sekeliling tapi tidak ada seorang pun di sekitarnya.

"Woy! Gila makin cantik aja lo. Tambah wuhuu juga ya, haha," ucap seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Sialan lo! Gue kira hantu tadi," gerutu Raisya.

Seseorang itu hanya terkekeh kecil, "Hehe, sorry deh Sya. Gue sengaja ngumpet tadi, buat nakutin lo eh ternyata berhasil, lo masih penakut kaya dulu."

Raisya mendelik kecil, "Lo ngapain sih disini Riko, beberapa tahun gak ketemu, eh sekarang malah datang kaya jelangkung."

"Yee gue kan kuliah sama kerja di indo, lo kali yang kemana aja! Ngilang gak jelas, sampai-sampai noh si Valdo jadi kulkas berjalan tau gak, dingin banget cuy," ujar Riko, teman lama dari Raisya dan juga Valdo.

"Haha, sudah pasti Valdo gagal move on kan dari gue? Tapi sayang sekarang di udah nikah, mana istrinya dua lagi," ucap Raisya sebal.

Riko hanya mampu tertawa mendengar ucapan Raisya, bukan hanya Raisya yang sebal. Riko pun sama hal nya seperti Raisya dia sebal karena Valdo tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba nyebar undangan.

"Udahlah mending sekarang lo ikut gue, mau gak?" ajak Riko.

"Kemana?" taya Raisya.

"Biasalah," jawab Riko dengan alis yang terangkat satu, Raisya yang mengerti jawaban Riko hanya terkekeh kecil dan mengikuti Riko untuk bersenang-senang.

BERSAMBUNG!!

Jangan lupa like, komen dan subscribe ya!

I'm back.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!