Enam

"Tolong jelaskan, kepada saya."

Bara melirik sekilas ke arah Valdo yang kini hanya memainkan handphone nya, tanpa memperdulikan keberadaan Bara serta Rezki. Sedangkan Rezki yang melihat Bara serta Valdo yang hanya diam saat dia meminta penjelasan, menggeram kesal.

Brak!

Valdo dan Bara sontak menatap Rezki yang kini terlihat sedang menahan emosi nya. Valdo menghela napasnya terlebih dahulu sebelum menjelaskan semuanya kepada Rezki.

"Pak Rezki, sebenarnya ini adalah keputusan sebelah pihak dari Tuan Bara. Saya sama sekali tidak menyetujui hal ini, apalagi ini adalah sesuatu yang sangat sakral. Mana mungkin saya mengambil keputusan secara main-main," jelas Valdo.

"Yang menjadi pertanyaan saya, kenapa Alena dan juga Naira seperti terobsesi sekali dengan Pak Valdo. Ini pasti ada sebab nya, kan?" tanya Rezki heran, karena mana mungkin putri nya itu terus-menerus berbuat hal yang menurunkan harga dirinya sendiri.

"Seperti yang sudah katakan di awal, jika ini keputusan sebelah pihak dari Tuan Bara. Jadi Pak Rezki bisa bertanya secara pribadi dengannya, saya izin pamit ada beberapa pekerjaan yang belum saya selesaikan," ucap Valdo, lalu pergi dari ruangan itu sebelum Bara menahan-nahan nya kembali.

Sedangkan Rezki kini menatap tajam sang Kakak, yang hanya terdiam membisu. Dia butuh penjelasan yang sangat rinci karena ini menyangkut dengan putri kesayangan nya, yaitu Naira.

"Kak, please jelaskan semuanya!"

Bara menatap wajah sang adik yang kini terlihat sangat lelah, karena baru saja sampai dari perjalanan yang cukup jauh.

"Lebih baik, kamu istirahat terlebih dahulu, Rezki. Sepertinya kamu terlihat sangat lelah, Saya akan jelaskan semuanya kepada kamu nanti," ujar Bara.

"Saya butuh penjelasan sekarang! Saya memang lelah tapi jika hal ini menyangkut dengan Naira, maka kata lelah itu hilang, Kak!" sentak Rezki, dia kesal dengan sang Kakak yang suka sekali menyembunyikan masalah darinya.

"Saya bilang akan jelaskan nanti, Rezki Mazaya! Sekarang pentingkan terlebih dahulu kesehatan kamu. Sana pergi!" balas Bara tak kalah sengit. Adiknya itu sangat bebal jika beri tahu.

Rezki melengos pergi meninggalkan Bara, yang kini hanya menghela napasnya berat. Bagaimana cara menjelaskan semuanya kepada Rezki.

"Semoga saja, Rezki tidak menjadi penghalang bagi saya."

****

"Mas."

Seorang pria yang di panggil Mas, menolehkan kepalanya. Pria itu tersenyum lembut dan segera menghampiri seorang wanita yang kini tengah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

"Kenapa, sayang?"

"Valdo, dia baik-baik aja, kan?"

Pria itu hanya diam, tanpa memutuskan tatapan pada sang istri.

"Mas Gilang!" sentak sang istri.

Gilang sedikit tersentak karena sang istri, yaitu Meli. Sebenarnya Valdo baik-baik saja, namun saat tadi pagi dia mendapatkan kabar dari Bara, jika Valdo menolak permintaan nya.

"Eh, iya. Valdo baik-baik aja kok, kamu tenang aja ya. Lagian, kan Valdo itu pinter banget mengondisikan sesuatu," jelas Gilang.

Meli hanya menganggukkan kepalanya, tanda mengerti. Namun entah mengapa hati nya merasa risau, dia takut terjadi sesuatu pada keponakan nya itu.

"Memang nya kenapa? Tumben banget kamu nanyain Valdo, hm?" tanya Gilang pada Meli, karena tidak biasanya dia bertanya mengenai Valdo.

"Hm, gak papa. Aku cuma risau aja hehe, tiba-tiba keinget sama keponakan ganteng aku itu," jawab Meli seraya terkekeh.

Gilang hanya tertawa kecil mendengar jawaban Meli, istrinya itu memang memiliki perasaan yang sangat peka terhadap Valdo. Karena bagaimanapun dari kecil Valdo sangat dekat dengan Meli.

"Kamu tenang aja ya, Valdo baik-baik aja. Tuan Bara juga menerima nya dengan sangat baik," ucap Gilang menenangkan Meli istrinya.

Sedangkan Meli hanya tersenyum dan mengangguk kan kepalanya. Mungkin dia hanya rindu dengan keponakan nya itu, sudah lama sekali tidak bertemu dengan Valdo.

"Iya, Mas. Kayaknya aku cuma kangen aja sama Valdo, eh iya nanti Mas kabarin Valdo ya. Tengoklah Tante nya ini," ujar Meli.

"Haha, iya-iya. Nanti Mas bilang sama Valdo, sekarang kamu istirahat. Biar cepet sembuh terus pulang ke rumah," Balas Gilang.

Meli menuruti perkataan Gilang, dia segera merebahkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya untuk tidur. Gilang sedikit merapikan selimut milik Meli, lalu menatap sendu wajah sang istri.

Gilang terpaksa berbohong kepada Meli, karena sebenarnya dia tahu jika saat ini Valdo sedang tidak baik-baik saja. Bara sangat memaksa Valdo untuk menikahi Alena serta Naira.

Sedangkan Valdo, tentunya tidak akan pernah menuruti keinginan Bara itu. Karena prinsip seorang Valdo tidak akan pernah mengikuti perintah dari seseorang di bawahnya.

"Paman, percaya kepada kamu Valdo. Kamu pasti bisa menghadapi Tuan Bara," gumam Gilang seraya menutup pintu ruangan Meli di rumah sakit.

****

"Argh sial. Bagaimana ini?! Keberlangsungan hidup Paman, ada di tangan Saya. Sebenarnya mudah bagi saya untuk meruntuhkan Tuan Bara, tapi sialnya dia mengetahui kelemahan Saya."

Valdo menatap langit yang kini sedang sangat cerah, tapi tidak dengan keadaan nya saat ini. Dia mengingat kembali obrolannya bersama dengan Bara sebelum Rezki datang, menanyakan inti permasalahannya.

Flashback...

"Saya bisa membuat anda bertekuk lutut di hadapan saya saat ini juga, Tuan. Tapi sayangnya saat ini anda adalah atasan Saya, jadi bersikaplah dengan baik. Jangan sampai saya menggunakan kekuasaan di lingkungan anda, Tuan Bara!" desis Valdo.

Bara terkekeh, bukannya takut justru kini Bara menatap remeh ke arah Valdo. Seperti tidak memiliki salah apapun, sedangkan Valdo yang melihatnya hanya mengepalkan tangannya kesal, dia berusaha sekuat mungkin untuk tidak memukul wajah sialan itu.

"Tuan Valdo, sepertinya anda harus tahu sesuatu dari Saya. Tapi ingat satu hal, setelah anda mengetahui hal ini, Saya pastikan anda akan menuruti semua keinginan Saya!" balas Bara tak kalah sengit.

Valdo menaikkan alisnya sebelah, hal apa yang Bara maksud. Apa yang tidak dia ketahui?

"Katakan!" sentak Valdo.

"Tenang, Saya akan menjelaskan semuanya...,"

"Valdo Artama, putra tunggal dari pasangan Artama Wijaya dengan Reina Sanjung. Mereka bercerai di saat anda baru saja di lahir, kan. Bercerai karena Ayah anda Tuan Artama memiliki kekasih seorang laki-laki...," Bara menjeda ucapan nya terlebih dahulu, dia melihat ke arah Valdo yang kini tengah menatap tajam ke arah nya.

"Ya, Ayah anda adalah seorang penyuka sesama jenis, atau yang sering orang bilang G*y. Sangat menjijikan bukan? Bahkan sekarang pun Ayah anda sudah menikah dengan kekasih laki-laki nya itu...,"

"Setelah bercerai dengan Ayah anda, Nona Reina memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dan menitipkan anda kepada Gilang dan juga istrinya."

Flashback off.

Valdo kembali menggeram marah, saat mengingat obrolannya bersama Bara. Namun tidak hanya itu, bayangan Ayahnya bersama dengan laki-laki itu kini terlintas kembali, dia belum bisa menerima jika sang Ayah adalah seseorang yang menyimpang.

Namun tidak hanya itu, ucapan Bara benar-benar membuat Valdo tidak bisa menahan diri dari emosinya. Saat Bara mengatakan.

"Apa sekarang anda menolak, putri serta keponakan saya. Karena memiliki kekasih seorang laki-laki juga? Waw Ayah dan anak sama saja!"

"Ibu, Valdo rindu."

Saat emosinya tidak bisa di kontrol, maka ingatan Valdo akan langsung tertuju pada Ibu nya.

"Maafkan Valdo, Ibu. Karena belum bisa mengembalikan Ayah, kearah yang benar...,"

"Tapi Valdo Janji, setelah masalah ini selesai. Valdo akan memperbaiki hubungan Valdo bersama dengan Ayah."

BERSAMBUNG...

Jangan lupa like komen dan subscribe yaaw Maaciw 💙

Guys Sorry. Baru update huwaa:( Aku lembur terus ishh sebal kerjanya, jadi nya ya ini cerita jadi terbengkalai... Tapi aku usahakan agar tetap update yaa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!