Empat belas

Valdo kini sudah siap dan terlihat begitu tampan menggunakan kemeja serta jas yang senada dengan gaun Naira, dia melihat ke arah Alena yang terlihat begitu santai memainkan handphone nya, padahal acara pernikahan itu akan di mulai sekitar satu jam lagi.

"Kamu tidak bersiap, Alena?" tanya Valdo.

"Bersiap untuk apa?" tanya balik Alena.

Valdo menghela napasnya lelah "Kamu jangan pura-pura lupa Alena, hari ini pernikahan saya dengan Naira. Apa kamu tidak akan hadir?"

"Ogah banget, lagian istri mana yang rela datang ke acara pernikahan suaminya? Gak ada! Jadi kalau kamu mau pergi, silahkan."

Lagi-lagi Valdo menghela napasnya, Alena sangat keras kepala persis seperti Ayahnya. Jika sudah begini mau tidak mau Valdo harus mengenyampingkan egonya terlebih dahulu, karena bertengkar di pagi hari itu hal yang sangat Valdo hindari.

"Yasudah, saya berangkat. Jika ada sesuatu kamu bisa hubungi saya," ucap Valdo, seraya mengecup puncuk kepala Alena.

Alena terdiam tidak berkutik saat Valdo mencium puncuk kepalanya, jantung Alena rasanya berhenti sejenak. Seorang Valdo Artama mengecup kening seorang perempuan? Alena benar-benar tidak menyangka.

"Gila! Bagaimana dia bisa sesantai itu, sedangkan gue di sini tantrum gak jelas cuma gara-gara di cium doang? Argh gila!"

...****************...

"Ayah mohon, Naira," ucap Rezki sekali lagi memohon. Sedangkan Naira, dia bingung kepada ayahnya itu, kenapa tiba-tiba ingin pernikahannya di batalkan.

"Ayah ini kenapa? Bukannya, ayah sudah setuju jika aku menikah dengan Valdo? Tapi kenapa tiba-tiba ayah ingin membatalkan pernikahannya?" tanya Naira beruntun, karena dia benar-benar bingung.

Rezki tidak langsung menjawab pertanyaan Naira, justru dia saat ini hanya terdiam dan menatap lurus pantulan dirinya bersama Naira di cermin.

"Ayah! Jawab aku."

"Ayah hanya ingin kamu bahagia, sayang. Ayah takut jika kamu menikah dengan Valdo, hidup kamu tidak akan bahagia," jawab Rezki.

Naira terkekeh kecil, "Kebahagiaan aku ya menikah dengan Valdo. Jika memang ayah ingin melihat aku bahagia, izinkan aku untuk melanjutkan pernikahan ini. Karena aku sangat mencintai Valdo, ayah."

Rezki menatap manik indah milik Naira, binar kebahagiaan Naira memang tidak bisa di sembunyikan menandakan jika Naira sangat menantikan pernikahannya bersama dengan Valdo. Membuat Rezki dilanda kegelisahan, antara mengizinkan Naira menikah atau tidak.

Namun obrolannya bersama Bara sang kakak masih terekam jelas dalam ingatannya, jika Valdo memiliki seorang kekasih yang sangat Valdo cintai. Dan hal itu bisa membuat Naira tidak bahagia dan juga sakit hati, Rezki tidak ingin hal itu terjadi.

"Ayah, aku mohon izinkan aku menikah dengan Valdo. Jika ibu masih ada, dia pasti akan mengizinkan aku menikah dengan laki-laki yang aku cintai," mohon Naira.

"Kamu yakin Valdo laki-laki yang kamu cintai?" tanya Rezki memastikan.

"Hum, aku yakin. Valdo satu-satunya laki-laki yang membuat jantung aku berdebar dan juga wajahnya selalu terbayang dalam ingatan ku, ayah," jawab Naira yakin.

Rezki tersenyum lembut, "Baiklah, jika itu bisa membuat putri ayah ini bahagia. Ayah izinkan kamu menikah dengan Valdo, tapi dengan satu syarat..."

Naira mengangkat alisnya sebelah dan bertanya, "Apa syarat nya?"

"Kamu harus bahagia dan jika suatu saat nanti Valdo menyakiti kamu, kamu bisa datang kepada ayah," ucap Rezki kembali.

Naira tersenyum manis, lalu memeluk erat sang Ayah. Naira tau jika ayahnya itu sangat mengkhawatirkan dia, apalagi Naira anak satu-satunya yang Rezki miliki.

"Iya, aku janji. Terimakasih, ayah!"

***

"Valdo, kamu sendiri?" tanya Gilang, paman Valdo.

"Eh paman, iya aku sendiri," jawab Valdo.

Gilang mengerutkan keningnya heran, kemana Alena istri pertama Valdo. Seharusnya dia datang bukan?

"Kemana istri pertama kamu?" tanya Gilang kembali.

"Ada, dia di hotel. Dan sepertinya tidak akan datang," jawab Valdo tenang.

"Tidak akan datang? Bukannya kemaren Naira datang di pernikahan kalian? Tapi kenapa sekarang Alena tidak akan datang di pernikahan kamu dan Naira. Seharusnya Alena lebih dewasa, dan kamu juga Valdo seharusnya bisa membawa Alena," ucap Meli, sang tante.

Valdo menghela napasnya, dia sudah duga pasti tantenya itu akan mengomel. Dan dia juga yang kena imbasnya.

"Mungkin Alena kecapean tante, kan kemaren acaranya sampai malam," bela Valdo, bagaimanapun Alena tetap istrinya yang harus dia jaga nama baiknya.

"Abis ngapain kamu semalam?" tanya Gilang, seraya tersenyum jahil kepada Valdo.

Valdo menatap jengah sang paman, dia yakin saat ini sang paman berpikiran yang tidak-tidak. Padahal semalam dia dan juga Alena tidak melakukan apapun.

"Apasih paman! Aku gak ngelakuin hal macam-macam kok, udahlah aku ke sana dulu," jawab Valdo lalu pergi meninggalkan sang paman yang kini tertawa melihat kelakuan Valdo.

"Kamu ini, malah jahil sama keponakannya," tegur Meli kepada Gilang yang masih saja tertawa.

*****

Valdo dan Naira kini telah resmi menjadi sepasang suami istri, senyum Naira tidak luntur sama sekali dari awal dia di nyatakan sah telah menjadi istri dari seorang Valdo Artama. Begitupun dengan Valdo, dia selalu tersenyum sepanjang acara resepsi.

Tidak seperti kemaren, Valdo terlihat lebih bahagia bersama dengan Naira di bandingkan dengan Alena. Dari awal bertemu dengan Alena dan juga Naira, Valdo memang sedikit tertarik terhadap Naira. Karena sifatnya yang jujur dan juga selalu memperhatikan nya, beda dengan Alena.

"Kamu bahagia kan, mas?" tanya Naira kepada Valdo.

Valdo tersenyum manis lalu mengusap lembut pipi Naira, "Bahagia atau tidak saya, itu urusan pribadi saya. Yang penting sekarang kamu bahagia menikah dengan saya, karena ayah kamu sudah mempercayakan saya untuk membuat kamu bahagia."

Naira semakin yakin jika Valdo memang laki-laki yang Tuhan kirimkan untuknya, meskipun dia harus berbagi dengan sepupunya itu. Tapi, Naira jadi berpikir saat melihat respon Valdo saat ini sangat berbeda dengan Valdo yang kemarin, hari ini Valdo banyak tersenyum, tetapi tidak dengan kemarin.

"Kamu banyak senyum ya hari ini, mas," ungkap Naira.

Valdo terkekeh kecil, "Loh, masa saya pasang wajah jutek di acara pernikahan saya sendiri."

"Iya juga sih, tapi pas kemarin kamu nikah sama Alena gak banyak senyum kaya sekarang tuh," ucap Naira heran.

"Sudah jangan di pikirkan, kamu dan Alena tidak akan saya bedakan. Kalian sama-sama istri saya, jadi tolong beri kepercayaan kepada saya," ujar Valdo.

Naira tersenyum hangat lalu mengangguk kan kepalanya. Dia yakin jika Valdo akan membuatnya Bahagia dan tentunya akan bersikap adil terhadap dirinya ataupun Alena.

...****************...

"Cantik banget gue, sayang sih ya kalau sampe gak datang ke acara pernikahan suami tercinta gue itu," monolog Alena seraya merapikan make-up pada mukanya.

Omongan Alena tadi pagi hanya bualan semata, mana mungkin dia tidak hadir di acara pernikahan itu. Mau bagaimanapun Naira adalah adik sepupu yang sangat dia sayangi, jadi mau tidak mau Alena harus rela dan mengenyampingkan egonya demi Naira.

"Oke, siapkan hati kamu Alena!"

BERSAMBUNG!!

Jangan lupa like, komen, dan subscribe!

I'm back.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!