NovelToon NovelToon

Terbelenggu Oleh Dua Wanita

Satu

"Paman mohon, Valdo. Gantikan paman sebagai bodyguard di keluarga Mazaya, ya."

Seorang laki-laki yang di ketahui bernama Valdo itu hanya menghela napasnya berat, dia bisa saja mengganti kan posisi sang Paman untuk menjadi bodyguard. Namun bagaimana dengan pekerjaan nya?

"Kali ini aja, Valdo. Paman gak bisa ninggalin Tante kamu. Paman juga gak bisa melepaskan pekerjaan paman sebagai bodyguard, karena itu sumber mata pencaharian paman," jelas paman.

"Tapi kenapa harus aku, Paman? Kan, bisa yang lain. Keponakan Paman bukan cuma Valdo, aja, kan?" tanya Valdo bingung.

"Karena, cuma kamu yang bisa gantiin Paman, yang lain mana bisa. Badan mereka aja pada kecil," ujar Paman.

Valdo mendelik kecil, jadi maksud pamannya itu badan dia besar begitu. Itu berarti dia gendut dong, padahal badan dia bagus banget, kalau kata orang-orang.

"Jadi badan aku besar gitu?!" tanya Valdo tak terima.

"Iya. Kan emang badan kamu besar, bagus gitu. Cocok kalau jadi bodyguard," jawab Paman.

"Badan aku tuh bagus! Gak gede, berarti kalau gede aku gendut dong!" ucap Valdo tak terima.

"Haha, kamu ini! Maksud Paman tuh, bukan gendut. Tapi emang badan kamu cocok kalau jadi bodyguard," jelas Paman.

"Oh gitu, tapi bentar. Gimana sama kerjaan aku Paman? Perusahaan ini gak akan jalan kalau aku gak ada...," Valdo menjeda ucapan nya.

"Atau gini aja, Paman berhenti aja jadi bodyguard itu. Biar aku yang tanggung semua kebutuhan Paman, sama Tante. Gimana?" ujar Valdo menawarkan.

Paman diam sejenak, dia bisa saja berhenti dari pekerjaan nya dan bekerja di perusahaan milik keponakannya itu. Tapi dia tidak bisa berhenti begitu saja, karena dia memiliki hutang budi pada keluarga Mazaya.

"Enggak. Paman gak bisa berhenti dari pekerjaan itu, Valdo. Keluarga Mazaya sudah banyak membantu Paman," ungkap Paman.

Valdo menatap sang paman sulit, dia tidak bisa memutuskan saat ini. Menjadi bodyguard bukan lah hal mudah, apalagi bagi Valdo yang sedari kecil hidup bergelimang harta, dan tidak pernah kerja di lingkungan orang lain.

"Aku pikirkan lagi ya, Paman. Aku gak bisa ngasih jawaban sekarang, paman juga pasti tau, kalau aku gak pernah kerja sama orang lain," kata Valdo.

Paman menganggukkan kepalanya, tanda mengerti. Dia berharap semoga Valdo bisa menggantikan nya, karena hanya Valdo yang bisa dia andalkan.

***

"Gila aja. Gue gak mau nikah, sama laki-laki yang dijodohin sama papa!" desis wanita yang sedang menggenggam gelas di tangannya.

"Lo aja gak mau. Apalagi gue! Lagian Paman apa-apaan sih, kan yang anaknya Lo Alena, tapi kenapa gue juga harus ikut nikah!" balas wanita lainnya, yang kini sedang menatap tajam wanita yang di ketahui bernama Alena.

"Jadi Lo, nyalahin gue, Naira!" sentak Alena.

"Terus gue harus nyalahin siapa?!" balas Naira tak kalah sengit.

Mereka berdua saling menatap tajam satu sama lain. Alena Mazaya adalah putri tunggal dari Bara Mazaya, sedangkan Naira Mazaya adalah putri tunggal dari Rezki Mazaya, adik kandung dari Bara Mazaya.

Mereka berdua akan di jodohkan, oleh Bara dengan rekan bisnisnya. Namun Alena dan Naira tentu saja menolak, karena bagi mereka saat ini bukan zaman nya untuk di jodoh-jodohkan.

"Kita, harus cari calon kita sendiri. Sebelum Papa, bawa rekan bisnisnya itu di hadapan kita," ujar Alena, dengan menatap angkuh ke arah luar.

Naira mengalihkan pandangan pada Alena, dia setuju dengan penuturan Alena. Namun bagaimana caranya agar mereka bisa mencari calon nya sendiri? Sedangkan hampir dua puluh empat jam, mereka selalu di awasi oleh bodyguard.

"Gue setuju sama ide Lo. Tapi satu hal yang jadi pertanyaan, gimana caranya hah?! Apalagi bodyguard selalu di sekeliling kita, Lena," resah Naira seraya berjalan bulak balik di kamar milik Alena.

Alena menghela napasnya, itu yang dari tadi dia pikirkan. Bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan calon suami.

"Gue juga gak tau. Tapi ada satu hal, kalau semisal gue yang pertama dapetin calonnya. Lo harus mau...," Alena menjeda omongan.

"Mau apa?" tanya Anita penasaran.

"Mau nikah sama calon gue. Dan sebaliknya kalau semisal Lo yang nemuin calonnya lebih dulu, gue juga harus mau nikah sama calon Lo!" jelas Alena.

Mata Naira melotot sempurna, saat mendengar penjelasan Alena. Jadi mereka akan memiliki suami yang sama gitu?!

"Gila aja! Maksud Lo, suami kita sama hah?!" tanya Naira tak santai.

"Ck, Lo gak ngerti ya. Gini, kalau semisal suami kita sama, kita bisa ngatur dia. Jadi kita tetap bebas ngelakuin apapun," ucap Alena tersenyum smirk.

"Good idea, gue setuju sama pendapat Lo. Ayo kita cari calonnya," ungkap Naira.

Mereka berdua bersorak senang saat mendapatkan ide, untuk membatalkan perjodohan dari sang Papa.

"Oke, cheers!"

***

"Kevin, bisa tolong datang keruangan saya, sekarang!" titah Valdo pada sekretaris pribadinya di kantor.

Baru saja Valdo menutup telepon itu, kini terdengar ketukan di pintu ruangan nya. Sudah pasti itu Kevin yang dia perintahkan untuk menemui nya.

"Masuk!"

Kevin masuk ke dalam ruangan itu, dan menundukkan badannya sebagai hormat kepada Valdo, sebagai atasannya.

"Ada perlu apa, Tuan memanggil saya?" tanya Kevin.

"Lebih baik sekarang kamu duduk dulu, biar enak ngobrol nya," sergah Valdo, sebelum menjawab pertanyaan dari Kevin.

Kevin menganggukkan kepalanya dan mulai duduk di kursi yang kini berhadapan dengan Valdo, namun masih terhalang oleh meja.

"Saya, akan cuti selama kurang lebih satu bulan. Ada hal pribadi yang harus saya urus."

"Jadi, saya memanggil kamu kesini, untuk memberikan tugas lebih kepada kamu, Kevin. Tapi kamu tenang saja, gaji kamu saya naikan dua kali lipat dari gaji biasanya," jelas Valdo.

Kevin diam mendengarkan penjelasan dari Valdo, sebagai sekretaris pribadi Valdo, dia sedikit terkejut karena tidak pernah sekalipun Valdo mengambil cuti.

"Apa kamu keberatan, Kevin?" tanya Valdo pada Kevin, karena dari tadi Kevin hanya diam tidak menjawab.

"Eh, anu Tuan. Saya tidak keberatan sama sekali, saya hanya bingung, tumben sekali Tuan mengambil cuti," ucap Kevin.

"Saya sudah bilang, ada urusan keluarga. Dan hanya saya yang bisa menyelesaikan urusan ini, Kevin. Jadi saya percayakan perusahaan ini kepada kamu!" jelas Valdo kembali.

"Baik Tuan. Saya akan menjalankan tugas dari Tuan sebaik mungkin, dan saya juga berterima kasih karena sudah mau menaikkan gaji saya," balas Kevin, dengan senyuman yang terpatri di bibirnya.

"Oke, hanya itu yang saya ingin bicarakan dengan kamu. Selebihnya tidak ada, jadi sekarang kamu bisa kembali ke ruangan kamu sendiri," ungkap Valdo.

Kevin hanya menganggukkan kepalanya dan beranjak dari duduknya untuk kembali ke ruangannya, sebelum itu dia juga berpamitan secara formal terhadap Valdo.

Setelah Kevin keluar dari ruangannya, Valdo menyandarkan tubuhnya pada kursi kebanggaan miliknya. Dia berusaha sekuat mungkin untuk bisa menolak semua keinginan sang Paman.

Namun bagaimana bisa, dia menolak keinginan Pamannya. Namun saat kecil Valdo di urus dan dijaga oleh sang Paman, jadi apapun alasannya Valdo tidak bisa menolak.

"Saya setuju dengan permintaan, Paman. Dan saya berharap semuanya berjalan lancar."

BERSAMBUNG...

Jangan lupa like komen dan subscribe yaa maaciw 💙

Dua

Mau kemana, kalian?"

Dua orang gadis yang sedang berjalan menuju pintu utama, seketika menghentikan langkahnya. Lalu berbalik untuk melihat siapa yang sudah menegurnya.

"Papa tanya mau kemana, kalian?!" tanya seorang pria dewasa.

"Ck, kita cuma mau ke luar. Bukan mau kemana-mana kok!" jawab salah satu gadis itu.

Pria itu adalah Bara Mazaya, dia sedang duduk bersantai seraya meminum segelas teh, di ruang keluarga. Saat sedang bersantai tiba-tiba dua orang gadis lewat begitu saja di hadapannya.

Siapa lagi jika bukan Alena Mazaya dan Naira Mazaya, mereka berdua lewat tanpa permisi sama sekali. Dan hal itu sangat terlihat tidak sopan sama sekali, karena di keluarga Mazaya sopan santun sangat diutamakan.

"Sopan kah?" tanya Bara singkat.

"Maksud, Papa?" jawab Alena bingung, kenapa Papa nya malah bertanya seperti itu. Sedangkan Naira, dia paham kemana arah pembicaraan Bara.

"Eh, hehe maaf Om. Kita tadi gak lihat ada Om, makanya kita lewat gitu aja. Jadi maaf ya kalau kita kelihatan gak sopan," ujar Naira dengan cepat, sebelum ada perdebatan antara Alena dan Bara.

Alena yang mendengar ucapan Naira, hanya memutarkan mata nya sekilas. Malas sekali jika Papa nya itu sudah membahas tentang sopan santun.

"Om bicara dengan Alena. Bukan dengan kamu Naira!" sentak Bara.

"Pa, please deh. Kita cuma lewat aja, tapi kenapa Papa permasalahkan? Udah ya, kita mau keluar," sergah Alena, lalu menarik tangan Naira untuk pergi dari hadapan Bara.

Bara yang melihat itu hanya menghela napasnya, dia lelah dengan sifat putri semata wayangnya itu. Sifat yang sangat keras kepala dan egois.

"Jika dia punya suami, sepertinya tidak akan seperti itu," monolog Bara lalu kembali meminum teh hangatnya.

***

"Ya ampun Valdo! Kamu mau kemana?" tanya Paman heran, panggil saja Paman ini Gilang. Bagaimana Gilang tidak heran, saat ini Valdo akan pergi ke kediaman keluarga Mazaya, dimana dia akan menggantinya sebagai bodyguard.

Namun pakaian yang di pakai oleh Valdo, sangat mewah. Dia memakai setelan untuk bekerja di kantor, seperti jas toxedo dan juga memakai sepatu yang sangat tidak cocok untuk menjadi seorang bodyguard.

"Ya, aku mau gantiin Paman jadi bodyguard, kan? emang kenapa ada salah sama pakaian aku?" jawab Valdo dengan bertanya heran.

Gilang menepuk keningnya pusing, keponakan nya yang satu ini memang sudah terbiasa hidup mewah, jadi sedikit sulit untuk menyesuaikan diri.

"Kamu ini! Mana ada seorang bodyguard berpenampilan mewah seperti ini, dan satu lagi kamu pergi ke sana naik apa? Jangan bilang kamu pakai...," Gilang menjeda ucapan nya, dia sudah berpikir pasti Valdo akan membawa...

"Aku bawa mobil kesayangan aku, Paman," ucap Valdo santai.

Gilang menggelengkan kepalanya, dugaannya benar Valdo akan membawa mobil kesayangan nya, yaitu mobil Lamborghini. Mana ada seorang bodyguard bersaing dengan majikannya.

"Aduh, Valdo dengerin Paman. Kamu ini mau jadi bodyguard, bukan mau jadi saingan keluarga Mazaya. Jadi paman mohon kondisikan dalam penampilan," ucap Gilang pasrah.

"Oh, jadi ini kemewahan ya Paman? Terus aku pakai apa? Masa iya aku pakai baju sehari-hari sih! Kan jelek," sergah Valdo.

"Ck, kamu kan bisa pakai kemeja biasa, celana panjang dan juga sepatu biasa. Jadi tidak perlu seperti ini, Valdo," saran Gilang.

Valdo hanya menganggukkan kepalanya dan kembali ke kamarnya, untuk berganti pakaian yang sesuai dengan pekerjaan nya kali ini.

"Dasar anak itu."

...****************...

"Sialan Lo! Kalau mau mati jangan ngajak-ngajak! Gue masih mau hidup, Alena!" sentak Naira kesal, bagaimana Naira tidak kesal, saat tadi di perjalanan Alena membawa mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dan hal itu membuat Naira geram dan rasanya ingin menampar wajah so cantik itu.

"Buktinya sekarang Lo masih hidup, kan? Jadi santai aja lah," ujar Alena santai.

"Matamu santai! Bawa mobil udah kaya pembalap aja, sebel gue sama Lo!" kata Naira seraya melempar kentang goreng ke wajah Alena.

Alena hanya terkekeh kecil, sepupunya itu penampilan nya saja yang seperti laki-laki tapi hatinya sangat hello Kitty, apalagi sedang bersama dengan Alena.

"Udah sih, mending sekarang kita makan aja lah. Setelah itu kita jalankan misi, oke!" ucap Alena, semangat. Dia tetap dengan pendirian nya, tidak ingin di jodohkan oleh Papa nya.

Naira hanya memutarkan mata nya malas, sebenarnya dia malas untuk menjalankan misi itu, namun di satu sisi dia juga tidak ingin di jodohkan dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal.

"Lo udah adain sayembara nya, kan?" tanya Naira.

"Hm, udah kok. Kita tinggal pilih aja nanti, ya semoga ada yang cocok sama kita," jawab Alena acuh tak acuh.

Mereka berdua melanjutkan makannya dengan tenang, setelah menyelesaikan itu mereka segera pergi ke tempat yang sudah di sediakan untuk acara sayembara.

"Oke let's go!"

***

"Nah! Ini kan cocok, lebih pas gitu."

Valdo menghela napasnya lemah, dia tidak menyukai pakaian nya kali ini. Saat ini dia hanya memakai kemeja hitam panjang dan celana hitam panjang serta sepatu hitam yang selaras.

"Paman, ini gak salah? Masa aku pakai baju kaya orang mau ngelayad sih! Hitam semua, gelap banget kaya hidup orang-orang yang bebannya banyak," ucap Valdo sebal, dengan terus memperhatikan penampilan nya di kaca.

Gilang hanya menggelengkan kepalanya, Valdo ini ada-ada saja. Pakaian bodyguard di keluarga Mazaya memang seperti ini. Mereka akan berganti pakaian hanya saat acara bebas saja.

"Udah, itu cocok di kamu. Keren, ganteng! Makin gagah aja kamu," ujar Gilang menenangkan Valdo yang kurang percaya diri dengan penampilannya itu.

"Eh yaudah, kita berangkat sekarang. Tapi naik mobil om aja ya, mobil kamu simpan aja," lanjut Gilang.

Valdo hanya menganggukkan kepalanya pasrah, sepertinya pekerjaan ini akan sedikit sulit. Apalagi dia harus bekerja dengan orang, dan bukan dia bos nya.

"Mana bisa saya, di suruh-suruh sama orang lain, haish. Semoga aja ini keputusan terbaik deh," gumam Valdo saat sedang berjalan ke arah mobil sang Paman.

Gilang mulai menjalankan mobilnya menuju ke kediaman keluarga Mazaya, semoga saja Bara, bos nya akan menerima Valdo sebagai pengganti nya sementara, untuk menjadi bodyguard.

Perjalanan yang hampir satu jam, kini mereka telah sampai di depan mansion milik keluarga Mazaya. Mansion yang tak kalah besar dari mansion milik Valdo.

"Lumayan besar ya, tapi besaran punya aku sih, Paman," bisik Valdo pada Gilang, Gilang yang mendengar itu hanya menghela napas panjang, bisa-bisanya Valdo membandingkan besar dan kecil nya mansion milik keluarga Mazaya dengan miliknya.

"Terserah kamu lah, Valdo. Mending sekarang kamu ikut Paman ke dalam. Ingat saat ini kamu sebagai pekerja orang lain, bukan kamu bos nya. Jadi sesuai, kan sifat oke!" ucap Gilang memberi wejangan, agar Valdo bisa menyesuaikan diri.

***

"Argh! Sial. Kenapa semuanya gak ada yang cocok untuk kita, Gak ada yang bener, masa hampir semua nya bapak-bapak sih!" gerutu Alena saat telah selesai melakukan audisi sayembara.

"Haha, ya lagian Lo! Masa gak di lihat dulu data-datanya, kalau gini yang repot kita sendiri, kan. Buang-buang waktu tau gak!" desis Naira.

Alena mendelik tajam ke arah Naira, mana dia tau jika laki-laki yang mengikuti sayembara itu kebanyakan nya Bapak-bapak yang sudah beristri.

"Ck. Udahlah mending sekarang kita pulang. Masalah ini kita pikirkan nanti aja," ucap Alena, seraya bangkit dari duduknya dan pergi keluar untuk pulang ke kediaman keluarga Mazaya.

Sedangkan Naira, dia hanya mengikuti setiap langkah Alena, mau bagaimanapun nanti Naira hanya pasrah. Mau di jodohkan ataupun tidak.

"Semoga ada laki-laki tampan di rumah nanti," gumam Naira, lalu masuk ke dalam mobil untuk pulang.

BERSAMBUNG...

Jangan lupa like komen dan subscribe yaa maaciw 💙

Duh Maaf yaa tadi pagi lupa up, pas mau berangkat kerja benar-benar lupa kalau udah mulai nulis lagi hehe.

Tiga

Valdo terus saja mengikuti setiap langkah Gilang, sampai pada akhirnya Gilang berhenti di suatu ruangan yang terbilang cukup mewah bagi Valdo. Namun tetap saja mansion dia lebih besar dan mewah tentunya.

"Oh Pak Gilang, apa kabar?" sapa seorang laki-laki yang sudah Valdo pastikan itu adalah bos besar di mansion ini.

Gilang membungkukkan badannya, sebagai tanda hormat kepada atasannya. Namun Valdo dia hanya diam mematung tanpa berniat mengikuti Gilang, yang membungkukkan badannya.

"Kabar saya baik, Tuan. Sebelumnya saya mohon maaf, karena sudah izin terlalu lama," jawab Gilang, dengan rasa tidak enak terhadap bos nya itu.

"Pak Gilang, dengarkan saya. Bapak ini sudah saya anggap sebagai saudara, bukan sebatas pekerja saja. Karena Bapak sudah cukup lama bekerja dengan saya," balas Bara, ya laki-laki itu adalah Bara.

Gilang hanya mampu tersenyum lalu kemudian mulai mengutarakan tujuan nya datang.

"Sekali lagi saya memohon maaf, Tuan. Kali ini saya kemari bukan untuk bekerja, namun jika Tuan berkenan saya ingin mengganti, kan posisi saya terlebih dahulu kepada keponakan saya...,"

"Valdo Artama. Dia keponakan saya, Tuan. Dia laki-laki yang cukup tangguh dan juga bertanggung jawab terhadap pekerjaan nya. Dan mungkin Tuan juga mengetahui siapa dia," jelas Gilang, pada Bara yang kini hanya menatap Valdo.

Gilang memberi isyarat kepada Valdo, agar dia segera memperkenalkan diri kepada Bara. Valdo yang mengerti kode itu segera menegakkan badannya, lalu mulai memperkenalkan diri.

"Selamat malam, Tuan. Perkenalkan nama Saya Valdo Artama, saya-" ucapan Valdo tiba-tiba terpotong oleh Bara yang langsung menyela dengan lantangnya.

"Valdo Artama, seorang pengusaha muda yang sukses. Hidup tanpa adanya cinta serta wanita, selalu hidup dengan bergelimang harta serta kekuasaan, tidak ingin kalah dalam setiap projek. Bahkan saya pun kalah dengan Anda, Tuan Valdo," ungkap Bara, seraya berjalan mendekati Valdo.

Valdo yang mendengar itu sedikit tersentak, namun setelahnya dia hanya mampu tersenyum penuh arti. Dia sebenarnya tidak yakin jika bos dari pamannya itu akan mengenalnya, namun semua itu ternyata di luar dugaan Valdo. Bara Mazaya ternyata mengenalinya.

"Oh, anda sudah mengenal saya ternyata. Dan itu sangat bagus, saya tidak perlu repot-repot memperkenalkan diri," balas Valdo.

Gilang yang melihat itu hanya menghela napasnya berat, sepertinya membawa Valdo ke hadapan Bara bukanlah keputusan yang baik. Lihatlah sekarang, Bara dan Valdo terus saling menatap tajam satu sama lain. Tidak ada yang ingin mengalah.

"Ekhem, maaf Tuan. Apa Tuan tidak keberatan jika Valdo yang mengganti, kan, saya sementara ini," ucap Gilang, penuh dengan kehati-hatian saat mengutarakan hal itu.

Bara tidak langsung menjawab perkataan Gilang, dia hanya kembali duduk lalu menatap Valdo dari bawah sampai atas.

"Saya tidak keberatan sama sekali, justru saya ingin tau apa Tuan Valdo keberatan atau tidak jika harus bekerja dengan saya," balas Bara seraya tersenyum ke arah Valdo. Sedangkan Valdo hanya terkekeh kecil, lalu mulai berbicara kembali.

"Tentu saja saya tidak keberatan, karena saya ingin membantu Paman. Hanya satu hal yang saya pinta kepada Tuan Bara, sembunyikan identitas asli saya di hadapan semua orang, dan stop panggil saya tuan," ucap Valdo.

"Eum of course, saya akan menyembunyikan identitas anda, bahkan dari putri saya sendiri," kata Bara yakin.

"Baik, terimakasih."

Setelah cukup berbincang kini saatnya Gilang pulang, dan meninggalkan Valdo di kediaman keluarga Mazaya. Valdo berfikir ini tidak akan menjadi pekerjaan sulit, setelah dia mengetahui jika Bara mengenalinya.

"Terimakasih Valdo, Paman benar-benar berterimakasih sama kamu. Karena sudah mau mengganti, kan posisi Paman," ujar Gilang, sebelum dia pulang.

"Paman ini, jangan terus berterimakasih. Aku ikhlas bantu Paman, lagipula aku jadikan ini sebagai pengalaman. Dan juga gak lama, setelah Tante sembuh aku akan kembali bekerja seperti biasanya, menjadi bos tentunya haha," balas Valdo, dengan tawa.

Gilang tersenyum saat mendengar penuturan Valdo, dia tau sebenarnya Valdo sangat keberatan. Terlebih Valdo tidak pernah sama sekali bekerja untuk orang lain. Selama ini Valdo hanya fokus pada bisnisnya saja, tanpa pernah berfikir untuk bekerja dengan orang lain.

"Yasudah, Paman pamit. Jaga diri kamu baik-baik, jika ada hal yang membuat kamu sulit dalam pekerjaan ini, kamu bisa hubungi Paman, oke," ucap Gilang, sebelum dia benar-benar kembali ke rumahnya.

"Iya, Paman. Hati-hati di jalan," kata Valdo. Setelah itu Gilang pergi meninggalkan kediaman keluarga Mazaya, kini Valdo seorang diri dia memutuskan untuk pergi ke kamarnya, selagi dia belum mendapatkan tugas.

Namun saat dia akan pergi ke kamarnya tiba-tiba terdengar suara bising dari arah luar, Valdo yang memang sedikit penasaran pun menghampiri suara bising itu, sampai pada akhirnya dia di kagetkan dengan suara seorang wanita yang tiba-tiba saja sudah berada di hadapannya.

"Ya Tuhan, begitu cepat engkau mengabulkan doa ku. Aku sedang tidak bermimpi bukan? Ada pria tampan disini, Aaaaa ALENA CEPAT KEMARI!" teriak Naira, hal itu membuat Valdo bingung. Siapa wanita heboh itu.

Keterkejutan Valdo semakin menjadi saat muncul wanita lain, namun wanita itu terlihat lebih santai dan juga feminim. Tidak seperti yang pertama dia lihat.

"Ow, apa yang aku lihat ini Naira? Kenapa ada pangeran disini," gumam Alena, hal itu sontak membuat Valdo memutarkan mata nya malas, ternyata sama saja. Hanya dari penampilan saja mereka berbeda.

"Sebentar-sebentar. Hai ganteng, nama kamu siapa? Kenalin saya Naira Mazaya, anak dari Rezki Mazaya, perempuan cantik dan tentunya tidak manja seperti dia," ucap Naira seraya mendelik kecil ke arah Alena.

Sedangkan Alena yang melihat itu hanya mendengus kecil, bisa-bisanya Naira menjelekkan nya di hadapan pria tampan ini.

"Enak saja. Perkenalkan nama Saya Alena Mazaya, putri tunggal dari Bara Mazaya. Bos besar di rumah ini," ungkap Alena sedikit sombong.

Valdo yang melihat tingkah laku, Alena dan Naira hanya menganggukkan kepalanya, dia malas untuk berurusan dengan wanita, mau dia putri dari bos nya saat ini pun, dia tidak perduli.

"Hm, baik. Perkenalkan nama saya Valdo, bodyguard pengganti sementara dari Paman saya. Yaitu Pak Gilang, dan ya nona-nona cantik saya permisi," ucap Valdo, seraya membungkukkan badannya, setelahnya dia pergi meninggalkan Alena serta Naira.

"Apa Lo berpikiran yang sama, Naira," ujar Alena tiba-tiba tanpa melihat ke arah Naira.

"Ya, tentu. Gue udah tentuin pilihan, dan pilihan itu, Valdo."

Alena dan Naira kompak terkekeh kecil, tujuan mereka kini tertuju kepada Valdo. Tanpa mereka ketahui siapa sebenarnya Valdo.

"Lebih baik, kita bicarakan terlebih dahulu kepada Om Bara. Dan gue yakin, kali ini Om Bara setuju," kata Naira yakin.

"Gue sepemikiran sama Lo. Gue yakin kalau Papa setuju sama ide kita kali ini, jadi ayo ke ruangan Papa," ajak Alena pada Naira untuk menemui sang Papa, yang tak lain adalah Bara.

***

"Awalnya saya yakin, tapi kenapa kali ini seperti tidak yakin. Kenapa harus ada dua wanita menyebalkan seperti mereka. Mereka menatap saya sudah seperti mangsanya saja," monolog Valdo.

Dia tidak nyaman dengan kehadiran dua wanita, yaitu Alena dan Naira. Sepanjang hidupnya, baru kali ini dia berinteraksi dengan seorang wanita selain keluarga dan rekan bisnisnya.

"Jika mereka berdua macam-macam, jangan harap mereka bisa lepas dari saya. Di pikir saya tidak tau dari tatapan mata mereka menginginkan sesuatu dari Saya...,"

"Semoga tidak ada hal yang membuat saya harus menggunakan kekuasaan saya disini."

BERSAMBUNG...

Jangan lupa like komen dan subscribe yaa maaciw 💙

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!