Dua belas

Hening, tidak ada percakapan antara Alena dan juga Valdo. Kini mereka telah berada di salah satu hotel yang kebetulan dekat dengan kediaman keluarga Mazaya. Setelah acara resepsi itu selesai Bara mengusulkan agar Alena dan Valdo untuk bermalam di hotel saja, awalnya mereka berdua menolak tapi Bara tetap lah Bara seseorang yang sangat memaksakan kehendak.

"Saya keluar, mungkin akan cukup lama. Jadi lebih baik kamu tidur sekarang, ini sudah cukup larut malam," ucap Valdo dengan melirik sekilas ke arah Alena.

Alena mengangguk dan menjawab seperlunya, sebenarnya dia penasaran. Mau pergi kemana Valdo, jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan tentunya sudah masuk waktu istirahat, sedangkan Valdo dia malah akan keluar dan cukup lama katanya.

"Iya, hati-hati."

Valdo pergi meninggalkan Alena seorang diri di kamar hotel itu, padahal malam itu merupakan malam pertama bagi mereka. Tetapi sepertinya Valdo tidak memperdulikan hal itu, dia lebih memilih pergi keluar daripada harus berdua di kamar hotel bersama dengan Alena yang kini sudah menjadi istrinya.

"Alena yang malang, dan Valdo si suami sialan!" Desis Alena.

Sepeninggal Valdo, Alena memilih untuk mencuci muka dan berganti pakaian daripada harus memikirkan suami yang tidak tahu diri itu.

Sedangkan Valdo kini dia bergegas pergi menuju parkiran untuk mengambil mobilnya lalu mulai mengendarai mobil itu dengan kecepatan tinggi. Saat ini Valdo harus pergi menemui Raisya yang tadi sempat mengabarinya jika dia mengalami kecelakaan.

Meskipun Valdo mengatakan jika dia sudah tidak memiliki perasaan apapun terhadap Raisya, tapi dalam lubuk hatinya Valdo masih peduli kepada Raisya, karena mau bagaimana pun Raisya adalah perempuan pertama yang mengisi hatinya.

"Raisya, kenapa kamu harus kembali di saat keadaannya seperti ini," gumam Valdo.

Valdo semakin menambah kecepatan mobilnya, dia harus segera menemui Raisya dan segera kembali ke hotel. Sejujurnya Valdo merasa bersalah karena harus meninggalkan Alena sendiri di hotel, terlebih malam ini merupakan malam pertama antara dia dan juga Alena.

***

"Haish! Tenang Naira, besok kamu akan mendapatkan laki-laki itu. Jadi jangan khawatir," ucap Naira menenangkan pikirannya sendiri.

Namun ucapan tetaplah ucapan, mau bagaimana pun hatinya tetap tidak bisa tenang karena malam ini merupakan malam pertama bagi Alena dan juga Valdo. Naira terus saja memikirkan hal itu, sulit sekali rasanya mengalihkan pikirannya dari Valdo dan juga Alena.

"Sialan! Kenapa gue harus kepikiran itu terus sih!" Desis Naira, dia merasa kesal karena tidak bisa mengalihkan pikirannya. Padahal sudah jelas jika dia akan menikah besok bersama dengan Valdo.

"Huft, kayaknya gue harus tidur sekarang. Daripada harus memikirkan hal-hal yang gak penting."

Naira terus mencoba memejamkan matanya, meskipun sulit baginya untuk tertidur. Karena jika dia tidak tidur maka pikiran nya tidak akan tenang, dan terus mengarah kepada Alena serta Valdo.

...****************...

"Raisya," panggil Valdo pada seorang perempuan yang kini terbaring lemah di ranjang rumah sakit, terdapat beberapa luka di badannya. Valdo hanya menghela napasnya saat melihat kondisi Raisya.

Valdo pikir Raisya hanya mengalami kecelakaan kecil saja tapi ternyata kali ini Raisya mengalami kecelakaan yang cukup parah, karena dari awal menjalin hubungan Raisya memang selalu berlebihan dalam menanggapi situasi. Seperti kepeleset sedikit saja dia anggap itu adalah kecelakaan yang sangat menyakitkan.

"Saya kira dia berbohong perihal kecelakaan itu, ya meskipun hanya lecet di bagian tertentu. Tapi ini kecelakaan pertama yang benar-benar kecelakaan bagi Raisya," ucap Valdo seraya melangkah masuk kedalam ruangan itu untuk melihat lebih jelas luka pada tubuh Raisya.

Valdo berdiri di hadapan Raisya di memandang wajah perempuan yang mampu mengisi hatinya semasa sekolah dulu, ingin sekali rasanya dia memeluk Raisya. Valdo rindu kepada perempuan yang selalu membuatnya tertawa dan juga mengerti akan artinya cinta, tapi itu dulu.

Karena sekarang, Valdo merasa jika Cinta dan perempuan itu akan hanya membuatnya terbebani dan juga merepotkan. Jadi Valdo merasa lebih baik di hidup sendiri dan tidak memiliki pasangan, tapi ternyata takdir Tuhan tidak bisa Valdo tentang.

"Valdo, kamu disini sayang," ucap Raisya pada Valdo yang sedikit tersentak karena tiba-tiba Raisya siuman dari pingsannya.

"Aku kira kamu gak akan datang, tapi ternyata kamu masih peduli sama aku. Dan itu artinya kamu masih sayang, kan, sama aku?" tanya Raisya menggebu.

"Haha, kamu jangan terlalu percaya diri Raisya! Saya kemari hanya sebatas kemanusiaan saja, mau bagaimana pun saya mengenal kamu, begitupun sebaliknya. Jadi mau tidak mau Saya harus menemui kamu," jawab Valdo dengan ekspresi wajah yang sangat datar.

Raisya tersenyum manis, dia tahu jika Valdo sedang berbohong saat ini. Dia sangat mengenal Valdo, apalagi saat ini Valdo terlihat sedikit gelisah saat menjawab pertanyaan darinya.

"Oke, hanya sekedar kemanusiaan. Tapi apa ada hanya sekedar kemanusiaan sampai rela meninggalkan malam pertama bersama dengan istrinya hanya demi perempuan lain, hm?"

Sial. Valdo terdiam saat mendengar penuturan Raisya, bagaimana Raisya bisa mengetahui jika dirinya telah menikah dan malam ini merupakan malam pertama nya bersama dengan Alena istrinya.

"Udah, biasa aja itu muka. Lagian aku balik lagi ke Indonesia, karena memang ingin merebut kembali kamu, sayang," ujar Rasya dengan tangan yang mengelus lembut rahang Valdo.

Valdo berusaha menahan diri agar tidak memeluk erat tubuh Raisya, ini yang Valdo sukai pada diri Raisya. Raisya selalu berkata jujur dan juga terang-terangan dalam mengutarakan keinginannya.

"Kamu ingin memelukku, honey?" tanya Raisya seraya mengedipkan sebelah matanya.

Sudah, runtuh pertahanan Valdo, dia tidak bisa terus-terusan menahan diri jika sudah di hadapkan dengan Raisya. Dia memang terkenal dengan kalimat Lelaki kejam terhadap perempuan tetapi kalimat itu tidak berlaku terhadap Raisya, karena Raisya lah satu-satunya perempuan yang memiliki ruang khusus di hati seorang Valdo Artama.

"Sya, kenapa kamu pergi! Saya sendirian, saya tidak memiliki teman, bahkan saya tidak memiliki gairah untuk hidup saat itu. Tapi kenapa kamu malah meninggalkan saya! Kenapa Sya, kenapa Raisya!" sentak Valdo seraya memeluk erat tubuh Raisya, dengan air mata yang mengalir begitu saja di pelupuk matanya.

"Maaf...,"

"Enggak, jelaskan semuanya Raisya! Saya butuh penjelasan kamu, kenapa kamu pergi meninggalkan saya saat itu. Saya tahu bukan hanya karena orang tua kamu saja, kan?" tanya Valdo tanpa melepaskan pelukannya itu.

Raisya mencoba menghela napasnya berat, dia bingung apa yang harus di jelaskan kepada Valdo. Karena dia pergi memang karena perintah orang tuanya, terlebih saat itu orang tuanya mengetahui jika Ayah kandung dari Valdo merupakan seorang penyuka sesama jenis.

"No! Aku pergi memang karena orang tua aku, orang tua aku tahu semuanya, Valdo! Mereka mengetahui jika om Tama memiliki seorang istri yang ternyata seorang laki-laki, maaf, Valdo," ungkap Raisya dengan penyesalan yang teramat dalam.

"Karena Ayah dan laki-laki lembek itu?!"

"Sial! Saya akan beri mereka pelajaran, karena telah menjadi penyebab perginya cahaya di hidup saya!"

BERSAMBUNG...

Jangan lupa like komen dan subscribe yaaw Maaciw 💙 Follow juga jangan lupa...

Biru💙**

Salma***.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!