Tiga

Valdo terus saja mengikuti setiap langkah Gilang, sampai pada akhirnya Gilang berhenti di suatu ruangan yang terbilang cukup mewah bagi Valdo. Namun tetap saja mansion dia lebih besar dan mewah tentunya.

"Oh Pak Gilang, apa kabar?" sapa seorang laki-laki yang sudah Valdo pastikan itu adalah bos besar di mansion ini.

Gilang membungkukkan badannya, sebagai tanda hormat kepada atasannya. Namun Valdo dia hanya diam mematung tanpa berniat mengikuti Gilang, yang membungkukkan badannya.

"Kabar saya baik, Tuan. Sebelumnya saya mohon maaf, karena sudah izin terlalu lama," jawab Gilang, dengan rasa tidak enak terhadap bos nya itu.

"Pak Gilang, dengarkan saya. Bapak ini sudah saya anggap sebagai saudara, bukan sebatas pekerja saja. Karena Bapak sudah cukup lama bekerja dengan saya," balas Bara, ya laki-laki itu adalah Bara.

Gilang hanya mampu tersenyum lalu kemudian mulai mengutarakan tujuan nya datang.

"Sekali lagi saya memohon maaf, Tuan. Kali ini saya kemari bukan untuk bekerja, namun jika Tuan berkenan saya ingin mengganti, kan posisi saya terlebih dahulu kepada keponakan saya...,"

"Valdo Artama. Dia keponakan saya, Tuan. Dia laki-laki yang cukup tangguh dan juga bertanggung jawab terhadap pekerjaan nya. Dan mungkin Tuan juga mengetahui siapa dia," jelas Gilang, pada Bara yang kini hanya menatap Valdo.

Gilang memberi isyarat kepada Valdo, agar dia segera memperkenalkan diri kepada Bara. Valdo yang mengerti kode itu segera menegakkan badannya, lalu mulai memperkenalkan diri.

"Selamat malam, Tuan. Perkenalkan nama Saya Valdo Artama, saya-" ucapan Valdo tiba-tiba terpotong oleh Bara yang langsung menyela dengan lantangnya.

"Valdo Artama, seorang pengusaha muda yang sukses. Hidup tanpa adanya cinta serta wanita, selalu hidup dengan bergelimang harta serta kekuasaan, tidak ingin kalah dalam setiap projek. Bahkan saya pun kalah dengan Anda, Tuan Valdo," ungkap Bara, seraya berjalan mendekati Valdo.

Valdo yang mendengar itu sedikit tersentak, namun setelahnya dia hanya mampu tersenyum penuh arti. Dia sebenarnya tidak yakin jika bos dari pamannya itu akan mengenalnya, namun semua itu ternyata di luar dugaan Valdo. Bara Mazaya ternyata mengenalinya.

"Oh, anda sudah mengenal saya ternyata. Dan itu sangat bagus, saya tidak perlu repot-repot memperkenalkan diri," balas Valdo.

Gilang yang melihat itu hanya menghela napasnya berat, sepertinya membawa Valdo ke hadapan Bara bukanlah keputusan yang baik. Lihatlah sekarang, Bara dan Valdo terus saling menatap tajam satu sama lain. Tidak ada yang ingin mengalah.

"Ekhem, maaf Tuan. Apa Tuan tidak keberatan jika Valdo yang mengganti, kan, saya sementara ini," ucap Gilang, penuh dengan kehati-hatian saat mengutarakan hal itu.

Bara tidak langsung menjawab perkataan Gilang, dia hanya kembali duduk lalu menatap Valdo dari bawah sampai atas.

"Saya tidak keberatan sama sekali, justru saya ingin tau apa Tuan Valdo keberatan atau tidak jika harus bekerja dengan saya," balas Bara seraya tersenyum ke arah Valdo. Sedangkan Valdo hanya terkekeh kecil, lalu mulai berbicara kembali.

"Tentu saja saya tidak keberatan, karena saya ingin membantu Paman. Hanya satu hal yang saya pinta kepada Tuan Bara, sembunyikan identitas asli saya di hadapan semua orang, dan stop panggil saya tuan," ucap Valdo.

"Eum of course, saya akan menyembunyikan identitas anda, bahkan dari putri saya sendiri," kata Bara yakin.

"Baik, terimakasih."

Setelah cukup berbincang kini saatnya Gilang pulang, dan meninggalkan Valdo di kediaman keluarga Mazaya. Valdo berfikir ini tidak akan menjadi pekerjaan sulit, setelah dia mengetahui jika Bara mengenalinya.

"Terimakasih Valdo, Paman benar-benar berterimakasih sama kamu. Karena sudah mau mengganti, kan posisi Paman," ujar Gilang, sebelum dia pulang.

"Paman ini, jangan terus berterimakasih. Aku ikhlas bantu Paman, lagipula aku jadikan ini sebagai pengalaman. Dan juga gak lama, setelah Tante sembuh aku akan kembali bekerja seperti biasanya, menjadi bos tentunya haha," balas Valdo, dengan tawa.

Gilang tersenyum saat mendengar penuturan Valdo, dia tau sebenarnya Valdo sangat keberatan. Terlebih Valdo tidak pernah sama sekali bekerja untuk orang lain. Selama ini Valdo hanya fokus pada bisnisnya saja, tanpa pernah berfikir untuk bekerja dengan orang lain.

"Yasudah, Paman pamit. Jaga diri kamu baik-baik, jika ada hal yang membuat kamu sulit dalam pekerjaan ini, kamu bisa hubungi Paman, oke," ucap Gilang, sebelum dia benar-benar kembali ke rumahnya.

"Iya, Paman. Hati-hati di jalan," kata Valdo. Setelah itu Gilang pergi meninggalkan kediaman keluarga Mazaya, kini Valdo seorang diri dia memutuskan untuk pergi ke kamarnya, selagi dia belum mendapatkan tugas.

Namun saat dia akan pergi ke kamarnya tiba-tiba terdengar suara bising dari arah luar, Valdo yang memang sedikit penasaran pun menghampiri suara bising itu, sampai pada akhirnya dia di kagetkan dengan suara seorang wanita yang tiba-tiba saja sudah berada di hadapannya.

"Ya Tuhan, begitu cepat engkau mengabulkan doa ku. Aku sedang tidak bermimpi bukan? Ada pria tampan disini, Aaaaa ALENA CEPAT KEMARI!" teriak Naira, hal itu membuat Valdo bingung. Siapa wanita heboh itu.

Keterkejutan Valdo semakin menjadi saat muncul wanita lain, namun wanita itu terlihat lebih santai dan juga feminim. Tidak seperti yang pertama dia lihat.

"Ow, apa yang aku lihat ini Naira? Kenapa ada pangeran disini," gumam Alena, hal itu sontak membuat Valdo memutarkan mata nya malas, ternyata sama saja. Hanya dari penampilan saja mereka berbeda.

"Sebentar-sebentar. Hai ganteng, nama kamu siapa? Kenalin saya Naira Mazaya, anak dari Rezki Mazaya, perempuan cantik dan tentunya tidak manja seperti dia," ucap Naira seraya mendelik kecil ke arah Alena.

Sedangkan Alena yang melihat itu hanya mendengus kecil, bisa-bisanya Naira menjelekkan nya di hadapan pria tampan ini.

"Enak saja. Perkenalkan nama Saya Alena Mazaya, putri tunggal dari Bara Mazaya. Bos besar di rumah ini," ungkap Alena sedikit sombong.

Valdo yang melihat tingkah laku, Alena dan Naira hanya menganggukkan kepalanya, dia malas untuk berurusan dengan wanita, mau dia putri dari bos nya saat ini pun, dia tidak perduli.

"Hm, baik. Perkenalkan nama saya Valdo, bodyguard pengganti sementara dari Paman saya. Yaitu Pak Gilang, dan ya nona-nona cantik saya permisi," ucap Valdo, seraya membungkukkan badannya, setelahnya dia pergi meninggalkan Alena serta Naira.

"Apa Lo berpikiran yang sama, Naira," ujar Alena tiba-tiba tanpa melihat ke arah Naira.

"Ya, tentu. Gue udah tentuin pilihan, dan pilihan itu, Valdo."

Alena dan Naira kompak terkekeh kecil, tujuan mereka kini tertuju kepada Valdo. Tanpa mereka ketahui siapa sebenarnya Valdo.

"Lebih baik, kita bicarakan terlebih dahulu kepada Om Bara. Dan gue yakin, kali ini Om Bara setuju," kata Naira yakin.

"Gue sepemikiran sama Lo. Gue yakin kalau Papa setuju sama ide kita kali ini, jadi ayo ke ruangan Papa," ajak Alena pada Naira untuk menemui sang Papa, yang tak lain adalah Bara.

***

"Awalnya saya yakin, tapi kenapa kali ini seperti tidak yakin. Kenapa harus ada dua wanita menyebalkan seperti mereka. Mereka menatap saya sudah seperti mangsanya saja," monolog Valdo.

Dia tidak nyaman dengan kehadiran dua wanita, yaitu Alena dan Naira. Sepanjang hidupnya, baru kali ini dia berinteraksi dengan seorang wanita selain keluarga dan rekan bisnisnya.

"Jika mereka berdua macam-macam, jangan harap mereka bisa lepas dari saya. Di pikir saya tidak tau dari tatapan mata mereka menginginkan sesuatu dari Saya...,"

"Semoga tidak ada hal yang membuat saya harus menggunakan kekuasaan saya disini."

BERSAMBUNG...

Jangan lupa like komen dan subscribe yaa maaciw 💙

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!