Lima belas

"Hai suamiku! Oh hai juga maduku!"

Alena benar-benar datang ke acara pernikahan Valdo dengan Naira, Valdo sedikit tersentak karena kedatangan Alena yang tiba-tiba. Karena tadi pagi Alena bilang tidak akan datang.

"Loh, kamu datang? Bukannya tadi pagi kamu bilang ogah ya?" tanya Valdo heran.

Alena merotasikan matanya malas, "Lah suka-suka aku dong! Lagian nih ya Naira itu adik sepupu ke sayangan aku, masa aku gak datang sih."

Valdo hanya menganggukkan kepalanya, dia kembali duduk di atas pelaminan tanpa menghiraukan kedua istrinya yang kini sedang mengobrol.

"Selamat ya Nai, semoga lo bahagia! Eh bukan lo aja sih, semoga kita berdua bahagia, haha," ucap Alena dengan tawa di akhir.

Naira terkekeh kecil saat mendengar penuturan Alena, dia juga sama hal nya seperti Alena yang berharap selalu bahagia. Karena pernikahan ini merupakan keputusan yang mereka ambil, dalam waktu yang singkat.

"Iya semoga ya. Gue yakin Valdo laki-laki baik untuk kita berdua, dan gue berharap semoga Valdo bisa mencintai kita berdua," ujar Naira.

Alena tersenyum manis lalu memeluk erat Naira, meskipun ada iri dalam hatinya terhadap Naira karena saat dia datang dan melihat interaksi antara Valdo dan Naira sangat jauh berbeda dengan interaksi dia bersama dengan Valdo.

"Eh kita foto yuk! Kemarin kan di nikahan gue, nah sekarang di nikahannya lo," ajak Alena seraya mengambil handphone di dalam tasnya.

"Mas sini! Kita foto," ajak Naira, Valdo hanya tersenyum lalu bangkit dari duduknya untuk menghampiri kedua istrinya itu.

Mereka bertiga kini menjadi sorotan para tamu yang hadir, banyak yang kagum atas kerelaan Alena dan Naira yang rela berbagi suami. Dan ada juga yang terlihat tidak suka dengan keserakahan Valdo dua hari berturut-turut menikahi putri dari keluarga Mazaya.

"Saya salut terhadap mbak Alena dan juga mbak Naira, mereka kuat banget hatinya. Rela berbagi suami, bahkan lihat sekarang mereka terlihat sangat bahagia," ujar salah satu tamu.

"Dih ngapain salut, tuh si Valdo nya serakah amat. Dua wanita langsung di embat," balas seseorang tidak suka.

Meli yang mendengar celotehan para tamu terhadap keponakannya itu menggeram kesal, bisa-bisa nya orang itu menjelekan seorang Valdo Artama, belum tahu saja dia siapa Valdo Artama itu.

"Ekhem, mas nya kalau sirik bilang aja kali. Lagian situ sama Valdo masih cakepan Valdo kemana-mana tuh," sindir Meli, seseorang itu hanya mendelik kecil ke arah meli lalu pergi begitu saja, membuat Meli dan para tamu di sana tertawa kecil.

"Gitu tuh, kalau orang sirik. Bisanya komen tentang orang lain, giliran di komen balik gak terima."

Gilang yang tidak sengaja lewat dekat istrinya itu hanya menggelengkan kepalanya, tidak heran jika Meli berbicara seperti itu. Karena Valdo merupakan kesayangannya, jadi setiap ada yang menjelekkan nama Valdo, Meli pasti akan turun tangan sendiri untuk membelanya.

...****************...

Seorang perempuan dengan dress putih selutut itu terlihat sedang memandangi sebuah rumah mewah yang kini menjadi tempat pernikahan Valdo dengan Naira. Perempuan itu terlihat seperti menahan amarah saat melihat ucapan selamat terhadap pernikahan Valdo itu.

"Tenang Raisya, bermain lah secara cantik. Lama kelamaan Valdo pasti akan luluh kembali," ucap Raisya dengan seringai kecil di bibirnya.

Raisya masuk ke dalam rumah itu dan berjalan menghampiri pengantin yang sepertinya sedang berbahagia itu, banyak yang memperhatikan kedatangan Raisya, terutama laki-laki karena kecantikan yang Raisya miliki.

"Raisya," gumam Valdo.

"Hai, selamat ya atas pernikahannya! Semoga langgeng," ucap Raisya memberi selamat kepada Valdo dan juga Naira, Raisya mengulurkan tangan nya, tetapi Valdo hanya diam memandangi Raisya.

Naira yang sadar dengan diam nya Valdo segera menegurnya, "Mas! Itu mbak nya mau kasih salam, kok malah bengong sih."

Valdo tersentak kaget, dan seketika melihat ke arah Naira yang sedang menunjuk ke arah tangan Raisya, "Itu salaman, mas."

"Ah i-iya, terimakasih Raisya. Saya kira kamu tidak akan datang kemari," ujar Valdo gagap.

"Mana mungkin aku tidak datang, kamu seseorang yang sangat spesial dalam hidupku. Dan tentunya aku akan selalu ada untuk kamu, Valdo," ungkap Raisya seraya mengedipkan sebelah matanya.

Naira yang merasa ada sesuatu di antara Valdo dan perempuan bernama Raisya itu, segera menggandeng tangan sang suami agar Raisya tidak berani menggoda Valdo suaminya itu.

"Aku tunggu kamu nanti malam, jangan lupa datang ya sayang," bisik Raisya, lalu pergi begitu saja dari hadapan Valdo dan juga Naira.

"Mas! Dia siapa sih? Kok berani-beraninya mengedipkan mata ke kamu, mana di hadapan aku lagi istri kamu, ish sebal!" Naira menggerutu kesal setelah Raisya pergi, Valdo yang belum sepenuhnya sadar hanya menghela napas berat.

"Dia sahabat aku, kamu jangan khawatir kita berdua tidak ada hubungan apapun," jelas Valdo.

"Bener? Kamu gak bohong, kan?" tanya Naira memastikan.

"Iya, sudah lebih baik sekarang kita bersiap untuk istirahat. Acaranya juga sudah hampir selesai," ucap Valdo mengalihkan pembicaraan. Naira yang mendengar itu hanya menganggukan kepalanya, menuruti ucapan dari Valdo suaminya.

*****

"Kamu lihat Rezki, Naira terlihat begitu bahagia. Begitu pun dengan Valdo yang terlihat sangat baik memperlakukan kedua putri kita, jadi apa yang kamu khawatirkan. Meskipun masa lalu Valdo kembali, bukan berarti Valdo akan kembali kepada dia bukan? Jadi kamu tenang saja, Naira pasti akan bahagia."

Rezki terus saja memandangi Naira, dia bahagia saat melihat putrinya itu tersenyum bahagia. Tetapi di dalam lubuk hatinya, Rezki khawatir dia takut jika masa lalu dari Valdo akan merusak kebahagiaan putrinya itu.

"Rezki! Kamu mendengarkan saya atau tidak?!" sentak Bara.

"Iya kak, saya dengar. Tapi kakak lihat tidak perempuan itu," tunjuk Rezki pada Raisya yang sedang minum dengan mata yang terus tertuju kepada Naira serta Valdo.

"Ah saya lihat, kenapa dengan perempuan itu?" tanya Bara.

"Kak, sepertinya perempuan itu adalah masa lalu Valdo, lihat saja dari tadi dia terus memandangi Valdo dengan seringai kecil di bibirnya Kak," ujar Rezki.

"Rezki kamu jangan menuduh orang sembarangan. Untuk masalah itu, kita cari tahu secara bersamaan," balas Bara.

Rezki hanya mampu terdiam lalu meninggalkan Bara seorang diri, Bara hanya menghela napasnya. Sebenarnya dia sudah mengetahui masa lalu Valdo, dan tebakan Rezki tadi benar, jika perempuan itu memang masa lalu Valdo.

"Maafkan saya Rezki, saya hanya tidak ingin kamu khawatir terhadap Naira. Perempuan itu memang masa lalu Valdo, tapi Alena dan Naira merupakan masa depan Valdo," monolog Bara.

*****

Alena kini sedang memperhatikan Valdo dengan Naira yang terlihat begitu akrab, Alena sedikit cemburu karena Valdo tidak terlalu dekat dengannya.

"Huft, sabar Alena."

Brak.

"Eh sorry, aduh bajunya jadi basah. Maaf ya saya tidak sengaja," sesal Alena, dia tidak sengaja menabrak seseorang hingga membuat baju seseorang itu basah kena tumpahan air yang dia bawa. ,

"It's okay, ini hanya basah sedikit kok. Eh kamu Alena kan? Istri pertama Valdo?"

BERSAMBUNG!!

Jangan lupa like, komen dan subscribe.!

I'm back.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!