Tiga belas

"Dari mana saja, kamu?!"

Valdo menolehkan pandangannya pada Alena yang kini tengah berdiri membelakanginya, terlihat sangat jelas jika sekarang Alena sedang menahan amarahnya.

Bagaimana Alena tidak marah, jika pada saat malam pernikahannya justru Valdo malah pergi meninggalkannya sendiri di kamar hotel.

"Saya sudah bilang, kamu istirahat saja lebih dulu, jangan menunggu saya pulang. Apalagi sekarang sudah sangat larut, Alena," jawab Valdo.

Alena tidak merespon ucapan Valdo, dia hanya terkekeh kecil lalu berjalan santai menuju tempat tidur nya untuk beristirahat. Sedangkan Valdo, dia hanya menghela napasnya berat, dia sudah menduga Alena pasti akan marah kepadanya.

Valdo kini memilih untuk membersihkan diri lalu beristirahat setelahnya. Hari yang cukup melelahkan, terlebih dia harus mengetahui fakta jika Raisya meninggalkannya, karena orang tuanya sendiri.

***

"Kak," panggil Rezki kepada Bara yang kini tengah termenung di balkon utama rumah keluarga Mazaya. Bara yang merasa terpanggil kini melihat ke arah Rezki, dia hanya meliriknya sekilas lalu kembali melihat sekeliling rumah nya.

"Melamun, Kak?" tanya Rezki.

"Tidak. Saya hanya melihat sekeliling saja," jawab Bara berbohong. Nyatanya saat ini Bara sedang memikirkan bagaimana kehidupan putrinya bersama dengan Valdo. Bara tau jika sekarang kekasih lama Valdo telah kembali, dan hendak mengambil kembali Valdo.

"Saya tau, jika Kakak sedang melamun. Memikirkan Alena, benar? " tanya Rezki kembali.

"Ck, Kak tolong dengar saya. Kakak yang memaksakan pernikahan ini terhadap Valdo, dan Kakak juga yang meyakinkan saya jika Valdo laki-laki baik untuk putri-putri kita. Tapi sekarang kenapa Kakak yang sepertinya terlihat gelisah," lanjut Rezki, dia heran kepada Bara.

Bara yang mendengar penuturan Rezki hanya mampu menghela napasnya berat. Dia tahu jika selama ini, memang dia yang memaksakan pernikahan itu. Tetapi dia belum mengetahui semua tentang Valdo, bermodalkan masalah orang tua Valdo saja ternyata tidak cukup.

Bara pikir selama ini, Valdo tidak pernah memiliki kekasih. Namun kenyataannya Valdo memiliki seorang kekasih yang sangat dicintainya dan juga meninggalkannya, yang kini telah kembali.

"Saya hanya sedikit gelisah, bagaimana jika nanti Valdo kembali kepada kekasihnya itu? Lalu nasib Alena dan juga Naira bagaimana? Saya memikirkan itu sejak tadi, Rezki."

Bara akhirnya mengungkapkan kegelisahannya kepada Rezki, dia bingung apa yang harus di lakukannya. Sedangkan Valdo sudah mewanti-wantinya agar tidak ikut campur ke dalam rumah tangganya itu.

"Sebentar, maksud Kakak, Valdo sudah memiliki kekasih? Bukannya waktu itu Kakak pernah bilang, jika Valdo merupakan seseorang yang sangat membenci perempuan dan sulit untuk di dekati oleh sosok perempuan. Terus kenapa sekarang tiba-tiba Kakak berbicara seperti ini?" tanya Rezki heran, apa yang belum dia ketahui sekarang.

Bara hanya menatap sekilas wajah sang adik, dia juga bingung apa yang harus dia lakukan agar Valdo tidak kembali kepada kekasihnya itu.

"Jawab dong Kak! Saya sedang bertanya!" sentak Rezki.

"Saya juga tidak tahu jika Valdo sudah memiliki kekasih, terlebih dengan title yang orang-orang berikan kepada Valdo. Tapi kenyataan ini kakak ketahui kemarin saat Valdo menerima telepon dari seorang Perempuan dan baru saja tadi, Valdo menghampiri seorang perempuan di rumah sakit dan meninggalkan Alena seorang diri di hotel," jelas Bara.

Rezki melotot sempurna saat mendengar penjelasan dari Bara, bagaimana bisa Valdo meninggalkan istrinya di malam pernikahan mereka hanya demi perempuan lain.

"Valdo sialan! Saya tidak akan membiarkan Naira menikah dengan laki-laki seperti itu!" desis Rezki.

Mata Bara melebar sempurna, apa maksud dari adiknya itu, Rezki ingin membatalkan pernikahan yang sudah di atur dari awal. Bagaimana pandangan orang-orang jika pernikahan itu di batalkan.

"Apa maksud kamu, Rezki?!" Desis Bara.

"Kakak masih bertanya apa maksud saya? Haha, bagaimana saya akan membiarkan Naira, putri satu-satunya yang saya miliki menikah dengan laki-laki brengsek seperti Valdo! Naira pantas mendapatkan laki-laki yang baik dan setara!" balas Rezki dengan emosi yang menggebu-gebu.

Bara mencoba meredam amarah yang kini menguasai dirinya, dia tidak ingin bermain tangan saat ini. Apalagi sekarang dia dan juga Rezki sama-sama sedang dikuasi amarah.

"Rezki, dengarkan saya. Tidak seharusnya kamu mengambil keputusan dengan terburu-buru, kamu juga harus memikirkan perasaan Naira, putri mu itu sangat menantikan pernikahannya bersama dengan Valdo, saat ini kamu jangan egois Rezki. Kebahagiaan anak-anak lebih penting," ucap Bara setenang mungkin.

Rezki tidak membalas ucapan Bara, dia hanya melirik sekilas Kakaknya itu lalu pergi meninggalkan Bara seorang diri di balkon. Sedangkan Bara kembali menghela napasnya, entah sudah berapa banyak Bara menghela napas, saat ini yang menjadi beban pikirannya hanya Alena, Naira dan juga Valdo.

...****************...

Mentari pagi kini telah menampakan cahaya nya, orang-orang pun dengan semangat pagi memulai berbagai aktivitas, tetapi tidak dengan dua orang yang kini masih bergelung di bawah selimut, mereka seperti enggan bangun dari lelapnya tidur.

"Jam berapa sekarang?" tanya Valdo pada dirinya sendiri, seraya mengambil handphone untuk melihat jam. Setelah itu Valdo melirik ke samping nya, terlihat Alena yang tertidur lelap seraya memeluk lengan kanan milik Valdo.

"Bisa-bisanya dia memeluk lengan saya, semalam saja dia marah. Tapi lihat sekarang, dia sendiri yang memeluk saya," monolog Valdo, seraya mencoba melepaskan pelukan Alena pada lengannya.

Tidur Alena mulai terusik saat ada seseorang yang mengganggu tidurnya. Alena mencoba membuka matanya untuk melihat siapa yang berani mengganggu tidur nyenyak nya itu.

Namun seketika, mata Alena melebar sempurna saat melihat Valdo ada di hadapannya, dan sedang memeluknya.

"Heh! Kamu ngapain meluk aku?" tanya Alena seraya mendorong Valdo hingga terjatuh ke bawah ranjang.

"Shh, seharusnya saya yang marah, Alena! Karena kamu dengan lancangnya memeluk lengan saya. Padahal semalam kamu yang marah-marah tidak jelas kepada saya, tapi sekarang kamu sendiri yang memeluk saya, lalu menyalahkan saya sampai saya terjatuh seperti ini!" ungkap Valdo.

Alena terdiam saat mendengar penuturan Valdo, dia sedikit malu karena tanpa sadar memeluk lengan milik Valdo dan mendorong Valdo sampai terjatuh.

"Maaf, aku salah. Sini biar aku bantu," sesal Alena, dia mengulurkan tangannya untuk membantu Valdo bangun.

"Tidak perlu, saya bisa sendiri." Valdo menatap sekilas Alena, lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk bersiap, karena hari ini merupakan pernikahannya bersama dengan Naira.

"Sialan. Lagi-lagi Valdo menyudutkan gue!"

***

"Naira," panggil Rezki.

Naira tersenyum manis saat sang Ayah memanggilnya, saat ini Naira sedang bersiap untuk pernikahannya. Dia terlihat begitu cantik dan anggun menggunakan gaun berwarna sky blue.

"Kemari ayah, jangan diam di depan pintu itu," titah Naira pada Rezki.

"Kamu cantik sekali, persis seperti Almh ibu kamu," ucap Rezki dengan terus menatap pantulan wajah Naira di depan cermin.

"Aku memang cantik, Ayah. Dan lihat mata ini, ini mata ibu yang harus aku gunakan dan jaga sebaik-baiknya," balas Naira dengan senyuman yang terus menghiasi bibirnya.

"Naira, batalkan pernikahan ini."

"Maksud Ayah?!"

BERSAMBUNG!!

Jangan lupa like, komen, dan subscribe!

I'm back.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!