Delapan

"Hai, calon suami!"

Valdo melirik sekilas ke arah Naira yang kini tengah tersenyum sumringah pada Valdo, Naira bahagia karena akhirnya perjodohan bodoh itu di batalkan. Itu semua berkat Valdo yang hadir di tengah-tengah keluarga Mazaya.

"Ekhem, ada cewek cantik masa di di biarin aja nih. Sibuk banget ya, Mas," sindir Naira pada Valdo yang tak menghiraukan keberadaan dirinya.

Naira sebal, karena Valdo terus saja menghiraukan nya. Padahal dari tadi dia terus saja mencari perhatian Valdo, tapi sepertinya Valdo sedang tidak mood untuk di ajak bicara jadi mau tidak mau Naira pergi meninggalkan Valdo.

"Dasar cewek aneh!" monolog Valdo.

Setelah melihat Naira pergi, kini Valdo kembali melihat handphone nya untuk memeriksa email, apa pekerjaan nya di kantor baik-baik saja atau tidak.

"Oke, ternyata Kevin bisa di andalkan," ucap Valdo saat melihat beberapa email serta laporan yang sangat baik.

Namun saat Valdo sibuk dengan beberapa laporan di kantor nya, tiba-tiba saja Bara sudah berada di hadapannya bersama dengan Alena dan juga Naira.

"Selamat pagi, Valdo," sapa Bara.

"Pagi, Tuan," balas Valdo, seraya menyimpan handphone ke dalam saku celananya.

"Valdo, hari ini, tugas kamu adalah mengantar Alena dan juga Naira ke kampus. Kamu harus benar-benar menjaga mereka, jangan sampai ada seseorang yang melukai mereka berdua. Kamu paham!" jelas Bara pada Valdo yang kini hanya mengangguk kan kepalanya.

"Kalian turuti semua perintah Valdo. Jangan berbuat hal yang membuat semua orang sulit, paham kalian?!" tanya Bara.

Alena dan Naira hanya menganggukkan kepalanya kompak, mereka sebenarnya sudah bosan mendapatkan wejangan seperti itu dari Bara. Tidak menunggu lama kini Alena dan Naira sama-sama berjalan menuju ke arah mobil yang akan mengantarkan mereka ke kampus.

Namun baru saja Naira akan menaiki mobil itu, tiba-tiba Rezki ayahnya, memanggil dirinya.

"Naira, sayang!"

Naira tersenyum melihat sang Ayah kini berada di hadapannya, ada apa Ayahnya itu memanggil dirinya. Padahal tadi dia sudah izin untuk pergi ke kampus.

"Kenapa, Ayah?" tanya Naira.

"Kamu berangkat bareng, Ayah. Gak ada penolakan, kali ini aja," ujar Rezki seraya menarik tangan Naira menuju mobil miliknya.

"Eh tunggu, aku kan berangkat bareng sama Alena dan Valdo. Mereka udah nungguin aku, Yah," ucap Naira dengan melepaskan cekalan Rezki pada tangannya.

"Ayah bilang, kali ini aja. Lagian Ayah tuh kangen sama kamu, Naira," ungkap Rezki.

Naira menghela napasnya, sebenarnya mau dengan siapa di berangkat itu tidak masalah. Namun yang menjadi permasalahan nya adalah, Alena hanya berdua dengan Valdo, jika dia berangkat dengan Ayahnya.

"Tapi Yah, Alena berangkat sama Valdo berdua doang gitu! Ih nanti dia cari kesempatan dalam kesempitan dong!" kesal Naira.

Rezki hanya terkekeh kecil, ada-ada saja tingkah putri nya itu. Lagian Rezki memang sengaja mengajak Naira untuk di antar olehnya. Dia tidak ingin Naira berdekatan dengan Valdo, Rezki tau bagaimana Valdo memperlakukan perempuan.

"Yaudah sih, biarin aja! Kan mereka sebentar lagi mau nikah," ucap Rezki acuh.

"Bukan cuma mereka! Aku juga mau nikah Ayah!" sentak Naira.

Rezki tidak menjawab penuturan Naira, dia hanya menatap datar putri nya itu, bagaimana Rezki menjelaskan bahwa dia tidak menyetujui pernikahan antara Naira dan juga Valdo.

"Woy! Mau berangkat gak?! Keburu siang ini."

Naira mengalihkan pandangan pada Alena yang kini sudah duduk anteng di kursi depan samping Valdo, bisa dia lihat kini wajah datar Valdo bersama dengan wajah belagu dari sepupunya itu.

"Kalian berangkat duluan aja. Naira bareng sama Om!" teriak Rezki pada Alena.

Naira melotot sempurna saat Rezki berteriak seperti itu, lalu di melihat ke arah Alena. Kini Valdo sudah mulai menjalankan mobilnya, Naira di tinggalkan dan itu semua karena Ayahnya.

"Ish, Ayah! Aku mau berangkat bareng mereka. Kenapa Ayah ngomong kaya gitu sih!" sergah Naira.

Rezki tidak menanggapi ucapan Naira, dia hanya menarik tangan putrinya itu agar masuk ke dalam mobil. Sedangkan Naira yang melihat itu hanya berdecak kesal, ini yang Naira tidak sukai dari Ayahnya. Selalu memaksakan kehendak-nya.

...****************...

"Valdo," panggil Alena, dia mencoba mencair kan, suasana di dalam mobil itu. Dari awal mereka berangkat sampai kini sudah hampir sepuluh menit, tidak ada percakapan sedikit pun.

Valdo menolehkan wajahnya sekilas pada Alena dan berdehem sebagai respon, setelah itu dia kembali fokus menyetir.

"Kamu serius, kan, untuk menikahi aku dan juga Naira?" tanya Alena.

"Seharusnya pertanyaan itu tidak perlu di pertanyakan kembali. Karena mau tidak mau Saya harus melakukan itu," jawab Valdo, dengan pandangan yang lurus ke arah jalanan.

Alena terdiam saat mendengar jawaban Valdo, dia tahu sebenarnya Valdo pasti terpaksa harus menikah dengannya, dan juga Naira. Tapi mau bagaimana pun pernikahan itu harus tetap di laksanakan.

"Jangan pernah libatkan cinta dalam pernikahan ini. Karena Saya hanya ingin mengajarkan kalian arti hidup yang sesungguhnya," ucap Valdo tiba-tiba.

Alena mengerutkan keningnya tidak mengerti, jika tidak ada cinta mana mungkin dia mau menikah dengan Valdo. Sebenarnya dia sudah jatuh akan pesona Valdo, saat pertama kali mereka bertemu.

"Tapi aku cinta sama kamu, Valdo!" ucap Alena tak terima.

"Buang jauh-jauh rasa itu! Karena sampai kapanpun Saya tidak akan pernah jatuh cinta kepada anda maupun Naira!" Desis Valdo.

Alena menatap tajam wajah Valdo, dia harus membuat rencana bersama dengan Naira. Mau bagaimanapun dia harus membuat Valdo jatuh cinta kepada dia dan juga Naira, karena tujuan mereka menikah dengan Valdo adalah membuat Valdo tunduk kepada mereka.

"Jangan tatap Saya seperti itu! Mungkin bagi Anda Saya hanya laki-laki biasa, tapi Saya tidak akan tinggal diam jika Anda membuat kenyamanan Saya terusik. Karena Saya bukan boneka yang bisa kalian mainkan kapan saja!" ungkap Valdo.

"Saya dan Naira tau! Tapi kamu tidak perduli. Karena kamu, cepat atau lambat pasti akan jatuh ke dalam perangkap cinta kita berdua. Camkan itu baik-baik!" balas Alena tak kalah sengit.

Tidak ada percakapan kembali, setelah perdebatan itu. Sampai pada akhirnya mereka telah sampai di kampus tempat Alena dan Naira berkuliah.

****

"Sayang, semalam Valdo bicara apa sama kamu?" tanya Rendi pada Tama, seraya memakai lipstik di bibirnya.

"Dia cuma ngundang aku," jawab Tama acuh.

"Ngundang? Acara apa?" tanya Rendi kembali.

"Dia mau nikah, mungkin beberapa Minggu lagi."

Rendi melotot sempurna saat mendengar jawaban Tama, Valdo anak sambung nya itu akan menikah? Dia harus menyiapkan sesuatu untuk Valdo.

"Wah, Valdo mau nikah! Aku harus nyiapin sesuatu untuk dia, oh iya dia nikah sama siapa? Pasti perempuan itu beruntung sekali," ucap Rendi heboh.

"Dia akan menikah dengan dua wanita sekaligus, entahlah," ujar Tama tak mengerti.

"HAH!"

BERSAMBUNG....

Jangan lupa like komen dan subscribe yaaw Maaciw 💙 Follow juga yaww.

Cerita ini hanya fiksi belaka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!