Dua puluh

Pernikahan Valdo bersama dengan Alena dan Naira kini telah berjalan satu tahun, banyak hal yang telah mereka lalui. Terkadang pertengkaran pun tidak pernah lepas dalam rumah tangga mereka, Alena dan Naira yang kini sudah terbiasa dengan kehidupan yang sederhana, membuat Bara dan Rezki tenang. Karena Valdo bisa mendidik putri-putri mereka dengan baik.

Namun, sampai saat ini Valdo belum berkata jujur siapa dia sebenarnya. Sedangkan kedua istrinya sudah mulai curiga dengan Valdo, dari kebiasaan mengangkat telepon tengah malam, bisa mengabulkan apapun yang terkadang Alena inginkan. Dan yang sangat mencolok adalah ketika ada seseorang yang mencari keberadaan Valdo, namun memanggil Valdo dengan sebutan tuan.

"Nai, lo curiga gak sih sama mas Valdo? Selama ini kita gak tau kan, apa sih usaha yang dia punya," kata Alena pada Naira.

"Sedikit curiga dan penasaran, tapi yang bikin gue penasaran tuh selama ini dia udah cinta apa belum sama kita? Itu yang terus menjadi pertanyaan gue selama satu tahun pernikahan kita ini," balas Naira.

"Tapi kalau dia gak cinta sama kita, mana mungkin sekarang kita bisa mengandung anak dari dia. Nih liat perut kita aja udah kaya balon, haha," ujar Alena seraya tertawa.

Naira hanya tertawa mendengar penuturan Alena, saat ini Alena dan Naira memang sedang mengandung anak dari Valdo. Usia kandungan mereka tidak beda jauh, kandungan Alena kini berjalan lima bulan sedangkan Naira berjalan tujuh bulan.

"Mas pulang!"

Alena dan Naira buru-buru bangkit dari duduknya untuk menghampiri Valdo yang terdengar sudah pulang, Valdo memang sudah merasa nyaman hidup bersama dengan Alena serta Naira. Tetapi untuk cinta, dia tidak tahu karena yang terpenting saat ini adalah kenyamanan, apalagi dalam waktu dekat ini dia akan menjadi seorang Ayah.

"Loh, mas kamu bawa apa? Banyak banget itu bawaannya," tanya Alena heran.

"Oh ini, saya bawa hadiah untuk kalian. Sudah lama saya tidak membelikan hadiah," jawab Valdo.

Alena dan Naira tersenyum sumringah, akhir-akhir ini Valdo sering sekali membelikannya hadiah. Mau dalam bentuk barang ataupun makanan.

"Yey asik, mana sini biar aku yang bawa," ujar Alena seraya mengambil paper bag yang Valdo bawa.

"Heh! Gak ya gue juga mau Alena. Aaa mas itu hadiah nya di bawa semua sama Alena," adu Naira dengan mata yang berkaca-kaca.

Valdo hanya menggelengkan kepalanya, sudah tidak heran setiap hari melihat perdebatan antara istri-istrinya itu, apalagi setelah mereka hamil. Mood mereka lebih sensitif dari biasanya, jadi sekarang Valdo harus lebih bisa menjaga perlakuannya seadil mungkin pada kedua istrinya itu.

"Alena cuma bawain aja kok itu, udah yuk kesana. Pelan-pelan jalannya," ucap Valdo menenagkan Naira.

"Naira sini! Liat deh ini bajunya gemes banget, pasti lucu deh kalau lo yang pake. Mana perut lo buncit banget lagi, hehe," kata Alena dengan tangan yang sibuk memperlihatkan beberapa pakaian yang Valdo belikan.

"Wah cantik banget bajunya, eh ini couple ya? Aaa gemes banget."

Valdo tersenyum senang melihat kedua istrinya itu bahagia hanya karena sebuah pakaian, dia tidak menyangka jika menikah dengan Alena dan Naira bisa membuatnya bahagia. Meskipun di awal dia merasa terbelenggu karena sifat yang di miliki oleh kedua istrinya itu.

Saat sedang memperhatikan kedua istrinya itu, tiba-tiba kedua lengan nya terasa berat, saat melihat ke samping ternyata kedua istrinya itu sedang memeluknya.

"Mas, terimakasih. Kita bahagia menikah dengan, mas," ucap Alena dan Naira bersama.

"Saya yang terimakasih, karena kalian berdua bisa mengajarkan saya banyak hal."

...****************...

"Raisya dengerin gue, gue gak selingkuh. Bahkan gue gak kenal dia siapa, please percaya sama gue!"

Raisya terkekeh kecil, entah sudah berapa kali Riko berbicara seperti itu. Raisya sering sekali memergoki Riko yang sedang bercumbu mesra dengan perempuan lagi di club, jika bukan karena dia sedang hamil anak dari Riko, tidak sudi Raisya bertahan dalam hubungan toxic bersama dengan Riko.

"Gue udah muak ya Rik, lo udah sering banget selingkuh di belakang gue! Kalau gue tau lo seberengsek ini lebih baik gue hancurin rumah tangga Valdo, supaya gue bisa balik lagi sama dia, bukan sama lo sialan!" Sentak Raisya.

"Valdo lagi Valdo lagi! Apa sih yang spesial dari dia hah?! Valdo itu cuma anak dari laki-laki yang menyimpang. Bisa jadi juga kalau Valdo itu seorang G*y!"

Plak.

"Lo punya mulut di jaga! Valdo itu normal, gak kaya yang lo pikirkan."

Riko tertawa sumbang, lagi-lagi Raisya membela Valdo. Dari dulu Riko selalu kalah oleh Valdo, tapi sialnya Valdo selalu membantunya, dan hal itu yang terkadang membuat Riko merasa berhutang budi terhadap Valdo.

"Sekarang lo sadar kalau Valdo itu emang normal! Dan sekarang seharusnya lo juga sadar, Valdo itu udah punya istri bahkan istrinya sedang hamil besar!" Riko tidak bisa menahan emosinya, Raisya terlalu terobsesi terhadap Valdo.

"Gue gak perduli!"

*****

"PAPA!"

Bara yang sedang mengerjakan beberapa berkas pekerjaannya tersentak kaget saat mendengar teriakan dari seseorang yang sangat dia rindukan, yaitu Alena. Sudah hampir setengah tahun dia tidak bertemu dengan putrinya itu, Valdo benar-benar membatasi interaksinya bersama Alena.

"Anak papa! Kemari nak, papa kangen sama kamu," ucap Bara seraya bangkit dari duduknya lalu memeluk erat Alena.

"Aduh, udah Pap ini anak aku kegencet dong! Papa meluknya kenceng banget sih," gerutu Alena.

Bara terkesiap, "Anak? Kamu hamil, sayang?"

Alena mengangguk, "Iya, lihat perut Alena sudah seperti balon. Oh iya bukan cuma Alena, tapi juga Naira, kami berdua sedang mengandung anak mas Valdo," jelas Alena.

"Ya ampun. Anak Papa udah mau jadi ibu, sayang selamat ya. Jaga baik-baik anak kamu oke," ujar Bara bahagia.

"Kamu kesini sendiri? Gak di antar Valdo?" lanjut Bara bertanya.

"Tadi di antar kok sama mas Valdo, cuma dia langsung pergi lagi. Soalnya kan Naira juga mau ke rumah, ketemu sama Om Rezki," jawab Alena.

Bara menganggukkan kepalanya, "Berapa bulan? Naira juga berapa bulan dia?"

"Aku jalan lima bulan, kalau Naira jalan tujuh bulan," ungkap Alena.

"Loh, Naira lebih dulu dari kamu?" tanya Bara kembali.

"Iya, Dari awal kita pindah, mas Valdo lebih sering menghabiskan waktu bersama Naira. Tapi itu dulu, sekarang mas Valdo sangat adil, mungkin saat itu karena sifat aku yang sangat keras kepala dan sulit di atur, hehe," jelas Alena.

"Papa senang, karena kamu bisa merubah sifat kamu yang keras kepala itu. Kamu jangan pernah membenci Valdo ataupun Naira, jika Valdo lebih dulu cinta kepada Naira, itu hal wajar. Karena Valdo juga pasti cinta sama kamu," ujar Bara.

Alena hanya tersenyum menanggapi ucapan Bara, Dia tidak tahu Valdo mencintai siapa. Karena yang penting bagi Alena saat ini hanya anak dalam kandungannya, dan hubungan baik antara dia, Valdo dan juga Naira.

BERSAMBUNG!!

Jangan lupa like, komen dan subscribe.

Terimakasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!