3 Anak Genius Mafia
"Ayah, Aku ingin memberikan harta berhargaku yang selama ini Aku jaga untuk pria yang akan menjadi suamiku." Ucap Sandra yang menolak permintaan Ayah kandungnya dengan nada tegas.
"Terserah tapi jangan salahkan Ayah jika Nenekmu mati karena tidak di oprasi." Ancam Ayahnya tanpa punya perasaan.
"Kamu itu seharusnya bersyukur di ambil dari kampung dan hidup enak di sini." Sambung Ibu Tirinya dengan wajah sinis.
"Hidup enak? Hei Tante, Aku tinggal di sini tidak gratis tapi Saya tinggal di sini dengan melakukan pekerjaan seperti seorang pelayan." Ucap Sandra dengan nada kesal.
Plak
"Panggil Dia Ibu! Dasar anak tidak tahu diri." Ucap Ayahnya dengan nada satu oktaf sambil menampar salah satu pipi Sandra hingga terlihat telapak tangannya dengan jelas di pipi Sandra.
"Dia bukan Ibuku karena Ibuku sudah meninggal dunia." Ucap Sandra sambil memegang pipinya yang habis di tampar.
Plak
"Dasar tidak tahu diri." Ucap Ayahnya sambil kembali menampar.
"Sayang, lebih baik suruh orangmu untuk mencabut selang Neneknya." Ucap Ibu Tirinya dengan nada mengancam.
"Baik." Jawab suaminya dengan singkat sambil mengeluarkan ponselnya dari saku kemejanya.
"Tunggu, Aku akan lakukan apa yang di minta Ayah." Ucap Sandra yang tidak mempunyai pilihan lain.
"Anak pintar." Puji Ayahnya.
"Haruslah jadi anak pintar karena dengan menjual tubuhmu membuat Nenekmu tidak mati dan perusahaan milik Ibumu bisa berjalan lagi karena dapat suntikan modal dengan menjual mahkota berhargamu." Ucap Ibu tirinya sambil tersenyum devil.
"Kakak seharusnya sangat senang karena bisa tidur dengan pria kaya di mana Kakak bisa menikmati kekayaannya." Ucap Adik Tirinya.
"Kalau begitu kenapa tidak kamu saja yang menikah dengan pria kaya?" Tanya Sandra dengan nada kesal.
"Sayangnya pria kaya itu sangat menyukai Kakak, jika tidak maka Aku mau saja dijadikan simpanannya." Jawab Adik tirinya.
'Huh ... Enak saja ... Aku tidak ingin memberikan harta berhargaku untuk pria yang tidak Aku kenal.' Sambung Adik Tirinya dalam hati.
"Ayah ..." Ucapan Sandra terpotong oleh Ayahnya.
"Sindri, antar Kakakmu ke pria itu!" Perintah Ayahnya.
"Baik Ayah." Jawab Sindri dengan patuh.
"Ayo, Kak." Ajak Sindri.
Tanpa banyak bicara Sandra pergi bersama Sindri sedangkan kedua orang tuanya hanya tersenyum jahat. Hal itu dikarenakan sebentar lagi mereka akan menikmati kekayaan dari pria yang menjadi rekan bisnisnya karena berhasil menjual mahkota berharga milik Sandra yang selama ini dijaganya.
Skip
Singkat cerita mereka sudah sampai di lobby hotel di mana Sindri mengajak Sandra untuk minum lebih dulu dengan alasan kalau pria yang di tunggunya dalam perjalanan menuju ke hotel.
Sindri memesan minuman anggur dan tanpa sepengetahuan Sandra kalau Sindri menganggukan kepalanya ke arah pelayan untuk menjalankan rencana jahatnya.
Di mana pelayan tersebut masih ada hubungan dengan keluarga Ibunya Sindri. Pelayan tersebut yang mengerti ikut menganggukkan kepalanya kemudian Pelayan itu memberikan sesuatu ke minuman milik Sandra.
Tidak berapa lama minuman datang kemudian Sandra dan Sindri meminum sambil berbicara yang tidak jelas. Hingga lima menit kemudian kepala Sandra terasa pusing membuat Sindri tersenyum jahat.
"Ada apa Kak?" Tanya Sindri pura - pura tidak tahu.
"Kepala Kakak tiba - tiba pusing." Jawab Sandra sambil memegangi kepalanya.
"Aku akan antar Kakak ke kamar." Ucap Sindri sambil memapah Sandra.
Sandra hanya terdiam dan berjalan mengikuti langkah Sindri sambil menyandarkan kepalanya di bahu Sindri. Sampai di kamar hotel Sindri meletakkan Sandra di ranjang kemudian pergi meninggalkan kamar hotel tersebut.
"Panas .... Aku sangat tidak nyaman." Ucap Sandra sambil membuka kancing kemeja atasnya.
Tidak berapa lama masuk ke dalam kamar seorang pria paruh baya yang pantas di sebut Kakek. Pria paruh baya tersebut berjalan ke arah ranjang kemudian menerkam tubuh Sandra.
Sandra sangat terkejut dan berusaha memberontak hingga Sandra terpaksa menendang wortel import milik pria paruh baya tersebut.
"Akhhhhhh .... Dasar wanita si alan!" Teriak pria paruh baya tersebut sambil memegangi wortel importnya.
Sandra langsung berlari meninggalkan kamar hotel tersebut tanpa memperdulikan teriakan kesakitan pria paruh baya tersebut.
Sedangkan empat bodyguard milik pria paruh baya tersebut yang berjaga di depan pintu hanya melihat Sandra yang sedang berlari.
"Kejar wanita si alan itu!" Perintah pria paru baya tersebut dengan nada satu oktaf.
"Baik." Jawab ke empat bodyguard tersebut sambil berlari mengejar Sandra.
Sambil menahan ha sratnya Sandra berlari dan berharap ke empat bodyguard tesebut tidak berhasil menangkap dirinya.
Hingga Sandra melihat ada pintu terbuka membuat Sandra masuk ke dalam kamar tersebut kemudian menutupnya dengan rapat.
"Keluar!" Teriak pria tampan dari arah belakang.
Sandra sangat terkejut kemudian membalikkan badannya lalu menutup pria tersebut dengan tangan kanannya.
"Aku akan keluar dari kamar Tuan jika mereka pergi." Ucap Sandra sambil masih berusaha menahan ha sratnya.
'Si*l kenapa Aku tidak bisa menahannya?' tanya Sandra dan pria tampan tersebut dalam hati.
Tanpa sepengetahuan Sandra kalau pria tampan tersebut juga terkena pengaruh obat perang sang sama seperti yang di alami oleh Sandra.
Pria tampan tersebut menarik tangan Sandra kemudian menggendongnya dan berjalan ke arah ranjang. Sandra langsung mengalungkan ke dua tangannya ke arah leher pria tampan tersebut kemudian mengarahkan wajahnya ke wajah pria tampan tersebut lalu menciumnya.
Ciuman singkat tersebut membuat pria tampan tersebut kecanduan kemudian dengan rakusnya mencium bibir Sandra. Sambil berciuman pria tampan tesebut meletakkan perlahan tubuh Sandra kemudian menaiki tubuh Sandra.
Merekapun melakukan kegiatan suami istri hingga pagi menjelang sebanyak tiga kali. Hingga jam enam pagi Sandra membuka matanya dan dirinya sangat terkejut pasalnya kepalanya disandarkan di dada bidang pria yang tidak dikenalnya.
Bukan itu saja tangan dan kaki kanannya memeluk pria asing tersebut layaknya bantal guling. Sandra berusaha mengingat apa yang telah terjadi hingga dirinya ingat kalau dirinya masuk ke kamar hotel yang ternyata ada penghuninya.
Dengan perlahan Sandra turun dari ranjang sambil sesekali meringis karena bagian privasinya terasa perih. Sandra melihat pakaian miliknya sobek membuat Sandra mengambil kemeja putih milik pria asing tersebut kemudian memakainya.
Sandra dengan perlahan pergi meninggalkan hotel tersebut tanpa mengetahui kalau Sindri melihat dirinya keluar dari kamar tersebut.
'Sia*an, gara - gara Sandra membuatku tidur dengan bandot tua.' Ucap Sindri dalam hati sambil berjalan ke arah pintu di mana tadi Sandra keluar.
Sindri membuka pintu dan melihat pria yang sangat tampan masih tertidur dengan pulas. Sindri langsung tersenyum jahat kemudian masuk ke dalam kamar tersebut lalu melepaskan satu persatu pakaiannya.
Semua pakaian miliknya disembunyikan di kolong tempat tidur milik pria tersebut kemudian Sindri masuk ke dalam selimut yang sama dengan pria tersebut dengan tubuh polosnya.
'Anggap saja ini sebagai kompesasi karena gara - gara Kakak membuat Aku tidur sama bandot tua.' Ucap Sindri dalam hati sambil memejamkan matanya
Tidak berapa lama pria tampan tersebut membuka matanya sambil memegangi kepalanya dengan wajah terkejut karena ada Sindri disampingnya.
"Siapa kamu?" Tanya pria tampan tersebut dengan nada dingin.
"Hiks ... Hiks ... Hiks ... Apakah Tuan sudah lupa dengan apa yang sudah Tuan lakukan padaku?" Tanya Sindri sambil terisak dan mengeluarkan air mata buayanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Yayuk Triatmaja
semoga saja kita dijauhkan dari pria jahat seperti itu
2024-04-10
2
Yayuk Triatmaja
wkwkwkwk
2024-04-10
0
Sweet Girl
ih pasti wortel improtnya udah mengkerut
2024-04-10
0