Perasaannya Tidak Enak

'Haruskah Aku memberikannya? Jika Aku kasih pasti Sindri marah dan berniat menyakiti anakku.' Ucap Sandra dalam hati sambil berjalan dengan mundur.

Sindri yang melihat Sandra berjalan mundur membuat Sindri berjalan dengan langkah cepat ke arah Sandra. Sindri yang melihat Sandra menggenggam hasil tes kehamilannya berusaha merebutnya.

Hingga akhirnya Sindri berhasil merebutnya kemudian membaca hasilnya. Sindri sama sekali tidak marah ketika mengetahui kalau Sandra berbohong.

"Karena Kakak hamil maka Aku tidak akan marah." Ucap Sindri sambil tersenyum devil.

'Sebentar lagi Aku akan menjadi Nyonya Michael Van Hounten.' Ucap Sindri dalam hati.

'Lalu anak yang di dalam kandunganku ini akan Aku gugurkan dengan bantuan Kakak sepupuku yang menjadi dokter.' Sambung Sindri dalam hati.

"Kakak harus tinggal di sini dan tidak Aku ijinkan Kakak keluar sampai Kakak melahirkan." Ucap Sindri sambil membalikkan badannya.

"Kakak tidak bersedia, Kakak akan pergi dari rumah neraka ini." Ucap Sandra bersikeras yang melihat Sindri berjalan ke arah pintu.

"Kalau begitu Aku akan meminta Ayahku untuk mencabut selang milik Nenekmu hingga Nenekmu mati menyusul Kakek dan Ibumu." Ucap Sindri sambil membuka pintu.

"Dasar kalian iblis!" Teriak Sandra.

Sindri keluar dari kamar Sandra tanpa memperdulikan teriakan Sandra. Sindri berjalan ke arah kamar orang tuanya di mana Ibunya sedang menikmati udara di balkon.

"Ibu." Panggil Sindri sambil membuka pintu kamar orang tuanya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ada di balkon!" Teriak Ibunya.

Sindri berjalan ke arah balkon dan melihat Ibunya sedang menikmati udara segar. Ibunya yang mendengar suara langkah kaki putrinya langsung membalikkan badannya.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya Ibunya tanpa basa basi.

"Hamil." Jawab Sindri.

"Bagus, kalau begitu kita kurung anak si alan itu sampai melahirkan." Ucap Ibunya.

"Iya." Jawab Sindri sambil tersenyum namun terlihat wajahnya yang agak berbeda dari biasanya.

"Ada apa?" Tanya Ibunya yang melihat wajah berbeda putri semata wayangnya yang biasanya selalu ceria.

"Aku hamil, Bu." Jawab Sindri dengan wajah frustrasi.

"Apa? Bagaimana bisa? Anak siapa?" Tanya Ibunya.

Sindri menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutup - tutupi sedangkan Ibunya mendengarkan cerita putri semata wayangnya.

Sindri sengaja tidak cerita dengan Ayahnya karena Sindri tahu akan sifat Ayahnya. Di mana Ayahnya sangat galak dan bisa menghukum dirinya jika dirinya hamil di luar nikah.

"Itulah yang terjadi." Ucap Sindri mengakhiri ceritanya.

"Aku berencana menggugurkan anak ini karena Aku sangat membenci pria yang sudah sepantasnya di sebut Kakek." Sambung Sindri sambil menahan amarahnya.

"Lebih baik jangan digugurkan dan rawat bayi itu sampai waktunya melahirkan." Ucap Ibunya yang tidak setuju jika Sindri menggugurkan bayinya.

"Aku bisa di bunuh sama Ayah kalau Aku melahirkan anak si alan ini. Apalagi Aku sangat membenci anak yang Aku kandung." Ucap Sindri sambil memukul perutnya namun di tahan oleh Ibunya.

"Kamu tenang saja, semuanya akan Ibu atur jadi Ayahmu tidak mungkin tahu." Jawab Ibunya.

"Tapi Bu, Aku tidak mau merawat anak si alan ini." Ucap Sindri dengan nada kesal.

"Siapa bilang kamu akan merawatnya?" Tanya Ibunya dengan nada santai.

"Jadi Ibu yang merawatnya?" Tanya Sindri.

"Tidak." Jawab Ibunya dengan singkat.

"Lalu?" Tanya Sindri penasaran.

Ibunya Sindri membisikkan ke telinga Sindri agar para pembaca tidak tahu apa rencana jahat Ibunya Sindri. Para pembaca akan tahu ketika saatnya tiba di mana Sandra dan Sindri akan melahirkan.

"Bagaimana?" Tanya Ibunya Sindri ketika sudah selesai membisikkan rencana jahatnya ke telinga Sindri.

"Aku setuju banget." Jawab Sindri sambil tersenyum jahat.

Ibunya ikut tersenyum jahat karena dirinya sangat yakin kalau rencana jahatnya tidak mungkin ketahuan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Tujuh Bulan Kemudian

Tidak terasa waktu berjalan dengan cepatnya dan sesuai rencana Ibu Tirinya Putri Sandra di mana Sandra dan Sindri tinggal di mansion yang dekat dengan hutan.

Awalnya Ayahnya Sandra tidak setuju namun Ibu Tirinya mengatakan kalau Sindri akan menemani Sandra di mansion sampai Sandra melahirkan. Selain itu Ibu Tirinya Sandra juga mengatakan agar Sandra tidak kabur dan menggagalkan rencana jahatnya.

Akhirnya Ayahnya Sandra setuju dan membiarkan Sandra melahirkan di mansion yang dekat dengan hutan.

Ibu Tirinya Sandra yang sudah tahu kalau sebentar lagi Sandra dan Sindri melahirkan langsung pergi ke mansion bersama dokter keluarga sekaligus Kakak sepupunya dengan mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.

Skip

Kini Ibu Tirinya Sandra bersama dokter keluarga sudah sampai di mansion bersamaan Sandra dan Sindri sama - sama ingin melahirkan.

Ibu tirinya menyuruh dokter keluarga untuk membantu persalinan putrinya dulu baru setelah itu membantu persalinan Sandra. Tidak berapa lama terdengar suara tangisan bayi milik Sindri membuat Ibunya langsung meminta bayi tersebut.

"Laki - laki." Ucap dokter tersebut sambil memberikan bayi tersebut ke Ibunya Sindri.

"Selesaikan pekerjaanmu lalu bantu Sandra melahirkan." Ucap Ibunya Sindri yang bernama Bela.

"Oke." Jawab dokter tersebut dengan singkat.

Dokter itupun menyelesaikan pekerjaannya setelah selesai dokter tersebut keluar dari kamarnya meninggalkan mereka berdua.

"Kamu mau melihat putramu untuk yang terakhir kalinya? Atau kamu berubah pikiran dan memberikan asi untuk putramu?" Tanya Bela yang tidak memperdulikan tangisan cucunya yang meminta asi.

"Aku tidak mau melihatnya dan sesuai rencana bunuh saja bayi itu." Ucap Sindri dengan kejam dan tanpa punya perasaan.

"Ok." Jawab Bela dengan singkat.

Tangan kiri Bela menggendong cucunya yang baru lahir sedangkan tangan kanannya diarahkan ke leher bayi malang tersebut.

Bayi yang tidak memiliki dosa itu menangis dengan sangat kencang seakan mengatakan kalau dirinya ingin hidup. Namun hati mereka sudah mati dan tidak memperdulikan tangisan bayi tersebut.

Tidak membutuhkan waktu lama bayi itupun meninggal dunia kemudian Bela berjalan ke arah sofa lalu membaringkan bayi malang tersebut yang sudah menjadi mayat diletakkan di meja dekat sofa.

"Bayi ini akan Ibu letakkan di sini nanti Ibu akan menukarnya." Ucp Bela.

Sindri hanya menganggukkan kepalanya, tanpa mau melihat keadaan putra semata wayangnya. Sedangkan Bela berjalan dengan santai seperti tidak terjadi apa - apa keluar dari kamar Sindri.

Bela berjalan ke arah kamar Sandra di mana Sandra sedang melahirkan bayi yang di bantu Kakak sepupunya. Baru saja membuka pintu terdengar suara tangisan bayi, Bela tersenyum devil kemudian masuk ke dalam kamar milik Sandra.

"Aku akan mandikan bayinya." Ucap Bela sambil berjalan ke arah dokter.

Dokter itupun memberikan bayi tersebut ke Bela kemudian melanjutkan pekerjaannya namun ...

"Biarkan saja Dia." Ucap Bela.

"Tapi ..." Ucapan dokter tersebut terpotong oleh Bela.

"Lakukan apa yang Aku katakan." Ucap Bela dengan nada dingin.

"Bayiku." Ucap Sandra sambil mengarahkan tangan kanannya ke arah Bela.

"Aku akan mandikan." Jawab Bela sambil berjalan dengan langkah cepat.

Bela keluar dari kamar Sandra dan berjalan dengan langkah cepat menuku ke kamar Sindri. Sampai di kamar Sindri Bela meletakkan bayi malang tersebut di ranjang Sindri.

"Kamu hubungi Tuan Michael Van Hounten kalau kamu sudah melahirkan!" Perintah Bela.

"Baik, Bu." Ucap Sindri sambil tersenyum bahagia karena sebentar lagi menjadi Nyonya Michael Van Hounten.

Sindri mengambil ponselnya untuk menghubungi Michael Van Hounten sedangkan Bela berjalan ke arah meja untuk mengambil mayat cucunya yang baru saja dilahirkan sekaligus di bunuhnya secara bersamaan.

Bela keluar dari kamar Sindri sambil menggendong mayat bayi tersebut tanpa ada rasa takut sedikitpun atau merasa bersalah karena membunuh cucu kandungnya.

Demi harta yang berlimpah milik Michael Van Hounten membuat Bela dan Sindri melakukan berbagai cara dengan tega membunuh bayi yang tidak memiliki dosa dengan cara yang sangat kejam.

Kini Bela sudah sampai di kamar Sandra di mana Sandra merintih kesakitan sambil memegangi perutnya yang masih gendut.

"Sepertinya kembar dan Sandra mau melahirkan lagi." Ucap dokter tersebut yang ingin membantu persalinan Sanda.

"Tidak usah. Lebih baik buang saja ke hutan bersama mayat bayinya." Ucap Bela sambil melempar mayat bayi tersebut ke arah ranjang tanpa punya perasaan empati sedikitpun.

"Huhuhuhu ... Apa yang kamu lakukan pada putraku?" Tanya Sandra sambil memeluk bayi yang sudah meninggal dunia dan menangis dengan pilu tanpa memperdulikan rasa sakit pada perutnya.

"Aku tidak melakukan apa - apa. Ketika Aku mandikan tiba - tiba mati, mungkin ingin menyusul Kakek dan Ibumu." Jawab Bela dengan nada cuek.

'Bawa keluar dan tinggalkan di hutan! Cepat!" Perintah Bela.

Dokter tersebut hanya bisa mendengus sebal ke arah adik sepupunya kemudian menggendong Sandra untuk di bawa ke garasi mobil. Sedangkan Bela kembali ke kamar Sindri sambil menunggu kedatangan Michael Van Hounten.

'Jika saja keluargaku tidak hutang budi sama Kakak sepupu, Aku malas menuruti permintaan Kakak.' Ucap dokter tersebut dalam hati sambil meletakkan Sandra ke dalam mobil.

Sandra diletakkan di kursi belakang pengemudi kemudian dokter tersebut menutup pintu mobilnya dengan rapat.

Dokter tersebut masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi kemudian mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke arah hutan.

Di persimpangan jalan dokter tersebut melihat iringan mobil hitan melewati dirinya dan dokter tersebut tahu siapa pemilik mobil tersebut.

'Kalau keponakanku sudah kaya maka Aku akan memintanya untuk mendirikan rumah sakit yang sangat besar agar Aku bisa hidup dengan enak.' Ucap dokter tersebut dalam hati sambil masih mengendarai mobil menuju ke arah hutan.

'Kenapa perasaanku tidak enak ya?' Tanya pemuda tampan yang bernama Michael Van Hounten yang di panggil dengan nama Michael dalam hati sambil melihat mobil yang barusan lewat dari spion yang ada di dalam mobil dekat sopir sekaligus bodyguardnya.

Terpopuler

Comments

mine🖤

mine🖤

pengen maki,,,tapi.....😡

2024-04-21

0

Benyamin Marey

Benyamin Marey

kasihan bayi yg tak berdosa . Tuhan tolong.

2024-04-10

1

Benyamin Marey

Benyamin Marey

ibu yg tdk berahlak manusia.. 😭😭😭

2024-04-10

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Michael Van Hounten
3 Perasaannya Tidak Enak
4 Pria Tampan
5 Mafia Gagak Hitam
6 Tidak Berubah
7 Bertemu Kembali
8 Usir
9 Waduh
10 Apakah kamu marah sama Mommy?
11 Menyembunyikan Sesuatu
12 Waduh
13 Ulang Tahun Ayahnya Sandra dan Sindri
14 Bantuan
15 Daddy lagi mikir apa?
16 Aku tidak jadi naik lift
17 Tersenyum
18 Sandra dan Marcel
19 Apakah Ada Gempa?
20 Gawat
21 Terbongkar
22 Fokus
23 Tidak Nyaman
24 Bahaya
25 Bahaya
26 Kak Arlan
27 Amarah Sandra
28 Emosi
29 Kemarahan dan Kesedihan Michael
30 Sepasang Bayi Mungil
31 Alex dan Alexa
32 Adonan Kue
33 Semua Kekayaan
34 Bolehkah?
35 Amarah Michael
36 Tuan Muda Kedua dan Tuan Muda Ketiga
37 Pintu Rahasia
38 Hendrik dan dokter Angel
39 Lengan Kanan Hendrik terluka
40 Mona dan Lisa
41 Tuan Albertus dan Tuan Alex
42 Kemana Orang Itu?
43 Racun
44 Mona dan Tuan Albertus
45 Kenapa Hatiku Sangat Sakit?
46 Haruskah?
47 Jatuh Cinta
48 Apa yang kamu lakukan?
49 Tatapan Horor
50 Cemburu
51 Tuan Albertus, Mona dan Lisa
52 Menanam Saham
53 Jangan Bersahabat
54 Apa Itu?
55 Acara Pernikahan
56 Mike dan Melani
57 Kenapa Aku Ada Di Sini?
58 Mereka Sangat Jahat
59 Ada Apa Sayang?
60 Mike, Tenang
61 5 Tahun Kemudian
62 Mike Lumpuh
63 Memulihkan Ingatan
64 Bertemu Kembali
65 Mike Van Hounten
66 Daddy
67 Stella Hilang
68 Aku Sangat Lapar
69 3 Aksi Anak Kembar
70 Melani Pergi
71 Asistennya Mike Yang Bernama Leo
72 Lumayan Mahal
73 Kenapa Kalian Menundukkan Kepala?
74 Kota N
75 Tes DNA
76 Harapan Steven
77 Apakah Kamu Menyukaiku?
78 Tidak Enak
79 Tiba - Tiba Pucat
80 Lepas
81 Pria Asing
82 Ayah Kandung
83 Tidak Bisa Di Buka
84 Kenapa Pada Tertawa?
85 Apa Itu Kak?
86 Draft
87 Kejutan
88 Karma Untuk Ayah Melani dan Keluarganya
89 Karma
90 Tamat
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Awal Mula
2
Michael Van Hounten
3
Perasaannya Tidak Enak
4
Pria Tampan
5
Mafia Gagak Hitam
6
Tidak Berubah
7
Bertemu Kembali
8
Usir
9
Waduh
10
Apakah kamu marah sama Mommy?
11
Menyembunyikan Sesuatu
12
Waduh
13
Ulang Tahun Ayahnya Sandra dan Sindri
14
Bantuan
15
Daddy lagi mikir apa?
16
Aku tidak jadi naik lift
17
Tersenyum
18
Sandra dan Marcel
19
Apakah Ada Gempa?
20
Gawat
21
Terbongkar
22
Fokus
23
Tidak Nyaman
24
Bahaya
25
Bahaya
26
Kak Arlan
27
Amarah Sandra
28
Emosi
29
Kemarahan dan Kesedihan Michael
30
Sepasang Bayi Mungil
31
Alex dan Alexa
32
Adonan Kue
33
Semua Kekayaan
34
Bolehkah?
35
Amarah Michael
36
Tuan Muda Kedua dan Tuan Muda Ketiga
37
Pintu Rahasia
38
Hendrik dan dokter Angel
39
Lengan Kanan Hendrik terluka
40
Mona dan Lisa
41
Tuan Albertus dan Tuan Alex
42
Kemana Orang Itu?
43
Racun
44
Mona dan Tuan Albertus
45
Kenapa Hatiku Sangat Sakit?
46
Haruskah?
47
Jatuh Cinta
48
Apa yang kamu lakukan?
49
Tatapan Horor
50
Cemburu
51
Tuan Albertus, Mona dan Lisa
52
Menanam Saham
53
Jangan Bersahabat
54
Apa Itu?
55
Acara Pernikahan
56
Mike dan Melani
57
Kenapa Aku Ada Di Sini?
58
Mereka Sangat Jahat
59
Ada Apa Sayang?
60
Mike, Tenang
61
5 Tahun Kemudian
62
Mike Lumpuh
63
Memulihkan Ingatan
64
Bertemu Kembali
65
Mike Van Hounten
66
Daddy
67
Stella Hilang
68
Aku Sangat Lapar
69
3 Aksi Anak Kembar
70
Melani Pergi
71
Asistennya Mike Yang Bernama Leo
72
Lumayan Mahal
73
Kenapa Kalian Menundukkan Kepala?
74
Kota N
75
Tes DNA
76
Harapan Steven
77
Apakah Kamu Menyukaiku?
78
Tidak Enak
79
Tiba - Tiba Pucat
80
Lepas
81
Pria Asing
82
Ayah Kandung
83
Tidak Bisa Di Buka
84
Kenapa Pada Tertawa?
85
Apa Itu Kak?
86
Draft
87
Kejutan
88
Karma Untuk Ayah Melani dan Keluarganya
89
Karma
90
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!