Michael dan Sandra langsung melepaskan pelukannya kemudian menatap ke arah ketiga anak kembar tersebut.
"Kalian kenapa bisa kembar?" Tanya Michael dengan wajah terkejut.
"Kami adalah anak Mommy dan Daddy." Jawab Ketiga anak kembarnya dengan serempak..
"Benarkah?" Tanya Michael dan Sandra dengan serempak sambil menatap ketiga anak kembar bergantian.
"Benar." Jawab ketiga anak kembarnya dengan serempak lagi.
"Ternyata wanita / pria yang tidur bersamaku adalah kamu?" Tanya Michael dan Sandra dengan serempak.
Mereka kemudian berpelukan kemudian Michael dan Sandra saling berciuman bersamaan terdengar suara Hendrik.
"Tuan Muda ..." panggil Hendrik sambil menyentuh lengan Michael.
Michael langsung terbangun dengan wajah terkejut kemudian menatap sekeliling ruangan dan dirinya hanya melihat Hendrik seorang.
"Sandra dan ketiga anak kembarku kemana?" Tanya Michael sambil berdiri yang belum sepenuhnya sadar dari bangun tidur.
"Maksud, Tuan Muda?" Tanya Hendrik dengan wajah bingung.
"Bukankah tadi Sandra dan ketiga anak kembarku ada di sini?" tanya Michael.
"Maaf, Tuan Muda. Sepertinya Tuan Muda mimpi karena ketika Saya masuk Tuan Muda menciumi tas wanita itu." Ucap Hendrik.
"Benarkah? Kenapa seperti nyata?" Tanya Michael sambil berpikir dan menatap tas milik Sandra yang sejak tadi dipegangnya.
"Maaf, Tuan Muda. Saya kurang tahu." Jawab Hendrik.
"Oh ya, Aku baru ingat ketika sampai di kantor Saya sangat mengantuk lalu tidur karena semalam tidurku kurang nyenyak. Kemudian Saya bermimpi bertemu dengan wanita itu dan ketiga anak kembar kami." Ucap Michael setelah dirinya sadar kalau dirinya tadi bermimpi.
Hendrik hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti hingga dirinya ingat kalau ada orang yang ingin bertemu dengan Michael.
"Maaf, Tuan Muda. Hari ini ada rapat dengan klien dan orangnya sudah menunggu di depan pintu." Jawab Hendrik.
'Pasti Tuan Muda sangat terkejut ketika mengetahui siapa yang datang sampai - sampai kebawa dalam mimpi.' Sambung Hendrik dalam hati.
"Suruh masuk." Ucap Michael sambil memasukkan tas milik Sandra kemudian disembunyikannya ke dalam lemari kecil yang ada di bawah meja.
Sebenarnya Michael ingin membuka tasnya untuk mengetahui apakah mimpinya sama atau tidak. Namun Michael tidak jadi karena klien keburu datang ke ruangannya.
'Apakah klien itu bernama Sandra seperti dalam mimpiku?' Tanya Michael dalam hati.
"Baik, Tuan Muda." Jawab Hendrik dengan patuh.
Hendrik berjalan ke arah pintu, setelah di depan pintu Hendrik membuka pintu dengan lebar agar klien Michael masuk ke dalam.
Setelah masuk barulah Hendrik keluar dari ruangan tersebut meninggalkan mereka berdua. Sedangkan klien tersebut berjalan ke arah Michael di mana Michael sedang menatap ke arah pintu dengan jantung berdebar kencang.
'Ternyata benar, seperti di dalam mimpiku.' Ucap Michael sambil tersenyum bahagia.
"Selamat pagi, Tuan Michael." Sapa Sandra dengan nada lembut sambil menundukkan kepalanya.
"Pagi, Sandra." Jawab Michael asal tebak.
"Kamu? Kenapa bisa tahu namaku?" Tanya Sandra sambil mengangkat wajahnya dengan wajah terkejut.
"Aku pemilik perusahaan ini dan Aku tahu karena Aku sudah membaca dokumen milikmu. Di mana kita akan melakukan kerja sama untuk membuat beberapa perhiasan." Jawab Michael sambil mengambil dokumen kerjasama dan membacanya karena takut salah dan mempersilahkan Sandra untuk duduk.
'Fiuhhhhhhh .... Ternyata benar namanya Sandra.' Sambung Michael kemudian menghembuskan nafasnya dengan lega.
"Begitulah." Jawab Sandra yang salah tingkah karena telah memperlakukan Michael tidak baik sambil duduk di kursi.
"Di sini tertulis Anda mempunyai sepasang anak kembar yang bernama Marcel dan Marcela tapi kenapa tidak ada nama suaminya? Lalu kenapa di kartu identitasnya Anda tertulis single?" Tanya Michael.
'Aku ingin tahu apa jawabanmu.' Sambung Michael dalam hati.
"Memang benar Saya sudah mempunyai dua anak kembar dan maaf karena kesibukan membuatku tidak sempat memperbahurui identitas Saya." Jawab Sandra yang tidak mungkin mengatakan sebenarnya kenapa dirinya tidak ada nama suaminya.
'Kenapa jawabannya berbeda seperti yang ada di dalam mimpi?' Tanya Michael dalam hati.
"Kalau begitu kita tetap melakukan kerjasamanya sambil menunggu Anda memperbaiki identitasnya." Ucap Michael.
"Maaf, sepertinya Saya tidak ingin melakukan kerjasama." Ucap Sandra.
"Kenapa?" Tanya Michael sambil menaikkan salah satu alis matanya.
"Maaf, Saya tidak bisa mengatakannya." Jawab Sandra.
'Aku tidak ingin melakukan kerja sama karena Aku malas bekerja sama dengan orang yang sangat menyebalkan.' Ucap Sandra dalam hati.
"Baiklah, tapi Aku minta biaya kompesasi sebesar satu trilyun karena Anda telah melanggar kontrak." Ucap Michael dengan nada santai.
"Apa?" Tanya Sandra dengan wajah terkejut.
"Kalau tidak percaya silahkan baca kontraknya." Jawab Michael sambil tersenyum devil.
Tanpa menjawab Sandra mengambil kontrak yang dipegangnya kemudian membacanya dengan teliti. Hingga beberapa saat kemudian Sandra menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Bagaimana?" Tanya Michael.
"Saya tetap melakukan kerja sama dengan Tuan." Jawab Sandra yang tidak mempunyai pilihan lain.
Sebenarnya Sandra bisa sama membayar biaya kompesasi sebanyak satu trilyun dengan meminjam ke Kakak sepupunya namun Sandra sudah terlalu banyak hutang budi dengan Kakak sepupunya.
"Oke." Jawab Michael dengan singkat sambil berdiri begitu pula dengan Sandra.
"Aku tunggu desainnya dan paling lambat seminggu sudah selesai sesuai jadwal." Sambung Michael sambil mengulurkan tangannya untuk pertama kalinya.
"Baik." Jawab Sandra sambil membalas uluran tangan Michael.
"Mengenai ruangannya nanti di kasih tahu sama asistenku Hendrik." Ucap Michael sambil melepaskan uluran tangannya begitu pula dengan Sandra.
"Baik. Permisi, Tuan Muda." Pamit Sandra yang tidak ingin berlama - lama di ruangan Michael.
Michael hanya menganggukkan kepalanya kemudian membalikkan badannya dan berjalan ke arah pintu. Namun baru dua langkah dirinya ingat dengan tas yang tadi di tarik oleh Michael membuat Sandra menghentikan langkahnya kemudian membalikkan badannya.
"Maaf, Tuan Muda. Tadikan Tuan menarik tasku, boleh Aku minta tasnya?" Tanya Sandra sambil berjalan ke arah meja milik Michael.
"Oh ya ada di sini." Jawab Michael sambil mengambil tas milik Sandra yang di simpan di dalam lemarinya.
Michael memperlihatkan tas milik Sandra sedangkan Sandra bersiap mengambil tas miliknya namun tangan Michael mundur ke belakang.
"Maaf, Tuan Muda. Tasnya tolong berikan padaku." Pinta Sandra.
"Ambillah dari tanganku." Ucap Michael sambil berdiri.
Sebenarnya Sandra malas mengambil tas tersebut jika saja tidak ada ponsel dan dompet di mana kedua barang tersebut sangat berharga.
Sandra berjalan ke arah Michael dan mengambil tasnya namun Michael dengan sengaja mengangkatnya ke atas. Hal itu tentu saja Sandra meloncat - loncat karena Michael tinggi selisih sembilan cm.
Tanpa sengaja Michael menatap ke arah bibir Sandra membuat Michael lengah dan itu kesempatan untuk Sandra untuk merebut tasnya dari tangan Michael.
Michael tidak memperdulikan hal itu malah Michael memeluk Sandra membuat Sandra terdiam beberapa saat.
Michael mengarahkan wajahnya ke wajah Sandra membuat Sandra memejamkan matanya. Michael yang mendapatkan lampu hijau mencium bibir Sandra dengan singkat.
Karena tidak ada perlawanan Michael kembali mencium bibir Sandra dan tanpa sadar Sandra membalas ciuman Michael walau masih terasa kaku. Hingga beberapa saat Sandra memukul - mukul bahu Michael tanda dirinya kehabisan nafas.
Michael yang mengerti langsung melepaskan ciumannya kemudian menatap wajah cantik Sandra di mana Sandra menghirup udara sebanyak - banyaknya.
Bugh
"Nyebelin." Ucap Sandra setelah dirinya tersadar kemudian memukul bahu Michael.
Sandra berjalan dengan langkah cepat meninggalkan Michael sendirian diruangannya sedangkan Michael memegangi bibirnya sambil tersenyum bahagia.
"Aku sangat yakin kalau wanita yang Aku tiduri adalah Sandra karena bibir dan aroma tubuhnya sama." Ucap Michael dengan nada penuh keyakinan.
Tidak berapa lama ponselnya berdering membuat Michael mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang menghubungi dirinya. Setelah tahu Michael menggeser tombol berwarna hijau kemudian ditempelkan ke telinganya.
("Ada apa?" Tanya Michael tanpa basa basi).
("Maaf, Tuan Muda. Tadi Tuan Muda Kecil tiba - tiba memakai kacamata hitam ..." Ucapan bodyguardnya terpotong oleh Mihael).
("Memang ada masalah kalau putraku memakai kacamata hitam?" Tanya Michael dengan nada kesal).
("Tidak, Tuan Muda. Hanya saja setelah itu datang dua anak kecil seumuran Tuan Muda Kecil, laki - laki dan perempuan yang juga memakai kacamata hitam." Jawab bodyguard tersebut melaporkan apa yang terjadi).
("Teruskan." Ucap Michael yang mulai tertarik dengan kalimat selanjutnya sekaligus penasaran).
("Mereka mengobrol hanya saja Saya bingung." Ucap bodyguard tersebut).
("Bingung kenapa?" Tanya Michael penasaran).
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu Up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Heni Nurhaeni
Halunya kegedean
2024-04-14
1
ARA
nah lho...halunya reality banget /Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
2024-04-11
1
Yayuk Triatmaja
betul sekali
2024-02-20
0