"Berapa yang kamu minta?" Tanya pria tampan tersebut dengan nada dingin sambil mengambil cek yang ada di atas mejanya.
"Aku tidak butuh uang Tuan tapi Aku butuh Tuan bertanggung jawab untuk menikah denganku." Jawab Sindri.
Pria tampan tersebut hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian memberikan kartu namanya.
"Jika kamu hamil maka anak itu menjadi milikku dan kita akan bertunangan." Ucap pria tampan tersebut.
Sindri menerima kartu nama pria tampan tersebut sedangkan pria tampan tersebut melambaikan tangannya sebagai kode agar Sindri keluar dari kamarnya.
"Kenapa masih di sini? Pergilah!" Usir pria tampan tersebut dengan nada masih dingin dan wajahnya datar tanpa ada senyuman.
"Baik." Jawab Sindri dengan singkat sambil turun dari ranjang.
Sindri mendesis ketika kedua kakinya menyentuh lantai karena dirinya pertama kali melakukan hubungan suami istri itupun bukan dengan pria yang ada dihadapannya melainkan dengan pria yang sudah sepantasnya menjadi Kakeknya Sindri.
Sindri memakai pakaian milik Sandra yang sudah robek sedangkan pria tampan tersebut sama sekali tidak memperdulikannya.
'Michael Van Hounten. Kakakku sangat hebat bisa tidur bersama pria paling kaya nomer satu di negara ini.' Ucap Sindri dalam hati.
Sindri keluar dari kamar tersebut meninggalkan Michael Van Hounten sendirian sambil sesekali tersenyum devil.
'Aku akan meminta orang tuaku untuk menyekap Kak Sandra sampai Kak Sandra hamil lalu Aku culik anaknya ketika sudah melahirkan.' Ucap Sindri dalam hati.
Sedangkan di kamar Michael Van Hounten dengan nama panggilan Michael, melihat sebuah kalung yang sangat cantik tergeletak di bantal.
Entah kenapa Michael mengambil kalung tersebut kemudian menyimpannya. Michael turun dari ranjang untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.
xxxxxxxxxxxxxxxxxx
Di tempat yang berbeda di mana Sandra sudah kembali ke rumah peninggalan orang tua Ibunya namun dikuasai oleh Ayah kandungnya.
Bahkan Nenek dari Ibunya yang sangat kaya raya tidak diperdulikannya ketika membutuhkan biaya oprasi di rumah sakit.
Seluruh kekayaan bahkan perusahaan milik orang tua Ibunya dikuasai oleh Ayah kandungnya Sandra dan Ibu Tirinya Sandra beserta Adik Tirinya.
"Ngapain kamu pulang?" Tanya Ibu Tirinya dengan wajah sinis.
"Aku ingin meminta uang untuk biaya pengobatan Nenekku." Jawab Sandra.
"Ayah sudah membayar biaya oprasi Nenekmu dan sekarang kamu pergilah dari rumah ini!" Usir Ayahnya tanpa punya perasaan empati sedikitpun.
"Ayah, Aku ini putri kandungmu tapi kenapa Ayah sangat tega padaku?" Tanya Sandra dengan mata berkaca - kaca.
"Karena Ayah sangat membencimu sama seperti Ayah sangat membenci Ibumu." Jawab Ayah kandungnya dengan nada dingin.
"Kalau sangat membenci Ibuku, kenapa Ayah menikah dengan Ibuku?" Tanya Sandra dengan wajah penuh kecewa.
Ayahnya berjalan ke arah Sandra kemudian mencekiknya dengan tatapan membunuh
"Orang tua Ibumu sekaligus Kakek dan Nenekmu telah membuat orang tuaku meninggal secara tragis karena itulah Ayah sengaja mendekati Ibumu lalu Ibumu mencintai Ayah dan bersedia menikah dengan Ayah." Jawab Ayahnya tanpa memperdulikan Sandra memukul - mukul tangannya.
"Karena itulah Ayah sengaja membunuh Kakekmu dengan cara menyuruh orang untuk merusak rem mobil hingga Kakek dan Ibumu mati dengan cara mengenaskan." Sambung Ayahnya sambil melepaskan tangannya yang tadi mencekik leher Sandra.
"Uhuk ... Uhuk .... Uhuk ... Uhuk ..."
Sandra langsung terbatuk - batuk sambil menghirup nafas sebanyak - banyaknya karena kurangnya pasokan oksigen.
"Kakek dan Nenek bukan orang jahat seperti yang Ayah katakan." Ucap Sandra yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan Ayahnya.
Plak
"Berarti kamu menuduh orang tuaku jahat! Hah!" Bentak Ayahnya kemudian menampar pipi Sandra hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.
"Karena Ayah sangat jahat dan tega melakukan perbuatan keji bisa jadi orang tua Ayah juga sangat jahat makanya mati dengan cara mengenaskan." Jawab Sandra dengan nada satu oktaf.
Ayahnya yang mendengar ucapan Sandra sangat kesal membuat Ayahnya pandangannya langsung menggelap. Ayahnya langsung menampar, memukul dan menendang tanpa memperdulikan teriakan kesakitan dari mulut Sandra.
Hingga beberapa lama Sandra tidak sadarkan diri bersamaan kedatangan Sindri yang mencegah Ayahnya agar tidak memukul Sandra yang sudah tidak sadarkan diri.
"Ayah, jangan di pukul lagi." Ucap Sindri sambil menarik tangan Ayahnya.
"Ayah ingin anak ini mati menyusul Ibu dan Kakeknya." Ucap Ayahnya sambil menarik tangan Sindri.
"Ayah jangan, Kak Sandra masih sangat berguna." Ucap Sindri.
"Apa maksudmu?" Tanya Ayahnya yang tidak jadi menendang Sandra.
Sindri kemudian menceritakan apa yang telah terjadi sedangkan orang tuanya mendengarkan apa yang dikatakan Sindri.
"Itulah yang terjadi." Ucap Sindri mengakhiri ceritanya.
"Kalau begitu tunggu anak si alan ini melahirkan lalu diakui oleh Sindri kalau anak itu adalah anaknya sedangkan anak si alan ini kita bunuh dan mayatnya kita buang." Ucap Ibunya Sindri.
"Rencanaku memang seperti itu." Ucap Sindri sambil tersenyum devil.
"Kalau begitu kita obati kemudian Sandra, kita kurung." Ucap Ibunya Sindri.
Pria tersebut hanya menganggukkan kepalanya kemudian menyuruh pelayan untuk membawa Sandra ke kamarnya sedangkan Ibu Tirinya menghubungi dokter keluarga.
Di mana dokter tersebut masih ada hubungan keluarga dengan Ibu Tirinya Sandra. Ibu Tirinya Sandra tidak merasa kuatir kalau dokter keluarganya tidak akan mungkin membocorkan semua rahasianya.
Dua Bulan Kemudian
Tidak terasa waktu berjalan dengan cepatnya di mana Sandra di kurung di rumah tersebut selama dua bulan.
Hingga Sandra dan Sindri merasa mual - mual membuat Sindri membeli tes kehamilan sebanyak dua, satu untuk dirinya dan satunya lagi untuk Sandra.
"Pakai ini dan perlihatkan padaku hasilnya!" Perintah Sindri.
"Tidak." Jawab Sandra dengan nada tegas.
"Jika Kakak tidak mau maka jangan salahkan Aku untuk meminta Ayah mencabut selang Nenekmu." Ancam Sindri.
Sandra yang tidak mempunyai pilihan terpaksa menerima alat tes kehamilan kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Sindri keluar dari kamar Sandra menuju ke arah kamarnya sambil berharap agar dirinya tidak hamil.
"Semoga saja Aku tidak hamil." Ucap Sandra dan Sandri penuh harap ketika mereka berada di dalam kamar mandi masing - masing.
Sandra dan Sandri mengecek alat tes kehamilan dan ternyata hasilnya positif. Sandra hanya bisa menangis sambil membelai perutnya yang masih rata sedangkan Sindri memukul perutnya yang masih rata.
"Hiks ... Hiks ... Hiks .... Walau Mommy menderita tapi Mommy akan melindungimu dari orang jahat. Mommy akan pergi dari sini agar kalian tidak disakiti." Ucap Sandra dengan air mata masih mengalir.
Sandra keluar dari kamar mandi kemudian merapikan pakaiannya karena dirinya berencana akan pergi dari rumah untuk melindungi janinnya. Dirinya akan mencari pekerjaan agar bisa membayar biaya oprasi Neneknya.
Sedangkan Sindri yang berada di kamar yang berbeda keluar dari kamarnya dengan kedua kakinya di hentak - hentakkan sambil berharap dirinya keguguran.
"Si alan kenapa Aku hamil anak dari pria brengs*k itu!" Umpat Sindri sambil membuka pintu kamar Sandra.
"Mau kemana? Bagaimana hasilnya?" Tanya Sindri dengan nada kesal.
"Aku mau pergi dari rumah ini dan hasilnya negatif." Jawab Sandra setengah berbohong.
"Kamu boleh pergi jika kamu tidak hamil tapi sebelumnya Aku ingin melihat hasilnya." Ucap Sindri sambil berjalan ke arah Sandra dengan mengarahkan tangan kanannya meminta alat hasil tes kehamilan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
Sandra goblok. kenapa kalau kisah anak genius selalu nya ada jebakkan. .jual anak . seperti kisah novel judulnya sama.
2024-08-10
1
Rafanda 2018
sandra goblok,,uda gede punya orang tua gitu ko ga kabur aja,goblok
2024-04-21
1
@Tie
gmn critanya sindri bs di kmr tua bangka?
2024-04-10
2