Battle Of Gods (Pertempuran Dewa)
“Aku tidak bisa menerimanya!” Pria paruh baya itu menolak mentah-mentah.
Dia dikenal dengan panggilan guru Mo. Sementara itu, perempuan yang sedang berbicara bersamanya bernama Yi Ning. Dia datang bersama keponakannya, bermaksud ingin menyerahkan anak itu kepada guru Mo.
“Kau bisa master Mo.” Yi Ning berkata pelan.
Guru Mo memicing, menatap Yi Ning sinis. “Tidak ada keuntungannya jika kau menyerahkan anak itu padaku, Yi Ning. Kau tahu aku bagaimana selama ini!”
“Kau bisa menjadikannya anakmu. Aku tahu bahwa bertahun-tahun ini kau merasa kesepian karena kehilangan putramu. Sebagai gantinya, aku menyerahkan Yi Xing padamu untuk kau asuh. Aku percaya padamu!”
Guru Mo mendengus. “Aku tidak bisa. Sebaiknya kau bawa dia pergi!”
Yi Ning menggeleng. “Mungkin sekarang kau tidak bisa menerima Yi Xing untuk tinggal bersamamu. Tetapi mungkin suatu saat nanti kau akan berterimakasih padaku.”
Guru Mo menelan ludah sebelumnya. Dia terdiam sesaat. Diliriknya lagi Yi Ning yang sedang mengusap rambut Yi Xing. Bocah itu berusia enam tahun. Tingginya hanya sebatas pinggang orang dewasa. Wajahnya polos. Dia anak yang malang. Hidup sebatang kara bersama bibinya di desa saint jiwa.
Guru Mo telah mengenal Yi Ning dan Yi Xing selama enam tahun ini di desa ini. Desa yang dihuni orang-orang titel saint jiwa dengan battle ranking (BR) dua ratus ribu ke atas. Orang-orang saint berdarah dewa dan pemuja dewa agung.
Guru Mo menelan ludah sesaat, sebelum akhirnya putar badan. Menatap Yi Ning. Satu tangannya diletakkan di belakang punggung. Bergerak gelisah. Dia mendeham. Melihat keseriusan Yi Ning ingin menyerahkan keponakannya kepada guru Mo, itu membuat pria paruh baya ini luluh. Meskipun sebenarnya guru Mo enggan menerimanya. Namun sejujurnya, guru Mo bertanya penasaran dalam hatinya. Kenapa Yi Ning mau meninggalkan anak sepolos itu pada orang asing?
“Kau akan ke mana?” tanya guru Mo.
Yi Ning menggeleng ragu. “Entahlah. Aku sendiri tidak ada tujuan.”
“Lantas kenapa kau menyerahkan anak ini padaku?” Guru Mo bertanya lagi.
Bibi Yi Ning menatap lekat-lekat sepasang mata cokelat jingga itu. “Aku tidak bisa mengajarinya hal-hal yang tidak aku ketahui. Sementara jika aku menyerahkannya padamu, kemungkinan Yi Xing akan tumbuh menjadi orang hebat. Aku berharap setelah lepas dariku, dia bisa mengembangkan kekuatan saint-nya.”
Bibi Yi Ning berdiri, lalu meraih tangan guru Mo. Tangannya menyerahkan sesuatu kepada guru Mo. Saat melihat pelat itu, guru Mo dibuat melotot. Matanya terkejut. Namun tak sampai bereaksi berlebihan. Dia terdiam sejenak. Meredam kekagumannya.
“Kau akan tahu siapa Yi Xing nanti. Untuk sekarang, kau cukup diam saja. Jadikan dia lebih hebat dari sekarang. Aku percaya kau mampu melakukannya.” Yi Ning berkata lagi.
Namun kali ini badannya telah menjauh dari beranda rumah guru Mo. Dia meninggalkan kediaman itu. Bahkan tidak berpamitan pada Yi Xing. Bibi Ning benar-benar meninggalkan Yi Xing.
Bocah enam tahun itu menatap bibinya dengan air mata yang hampir gugur. Bibi akan pergi jauh. Yi Xing merasa sedih. Di dunia ini hanya bibi satu-satunya orang yang Yi Xing punya. Tidak ada yang lain.
Namun Yi Xing ingat kata-kata bibi sebelum mereka sampai di rumah guru Mo. Dia tidak boleh menangis. Dia harus kuat. Sebab hanya bersama guru Mo dia bisa hebat. Jika Yi Xing terus bersama bibi Ning, maka kekuatan saint-nya tidak akan ada kemajuan.
Guru Mo berkata kemudian selepas Yi Ning lenyap dari pandangan mata. “Ayo masuk. Biarkan bibimu pergi.”
Yi Xing mengangguk. Langkahnya mengekori guru Mo. Masuk ke dalam rumah sederhananya. Sesekali Yi Xing menoleh ke belakang, melihat jauh ke halaman luas sana. Berharap bibi Yi Ning berubah pikiran, memilih kembali menjemput Yi Xing di sini.
Namun harapannya kandas. Kenyataan bahwa Yi Xing harus hidup dengan orang lain tak bisa berubah.
Sementara itu, guru Mo telah ambil posisi. Duduk di kursi kayu jungkat-jungkit. Menyandarkan punggungnya sembari tangan menatap pelat tulang di hadapannya.
“Jangan takut Yi Xing, aku tidak akan mencelakaimu!” Guru Mo berkata. Diperhatikannya anak kecil itu. Dia tertunduk takut. Guru Mo memahaminya.
Yi Xing menelan ludah gugup. Tangannya saling meremas. Guru Mo memperbaiki posisi duduknya, menjadi lebih santai. Menatap nestapa anak kecil ini.
“Apa kekuatanmu? Bisa kau tunjukkan padaku?” Guru Mo berkata lagi.
Yi Xing mengangkat kepalanya, menatap guru Mo dengan berani. Perlahan gugup dan takut mulai mereda. Yi Xing cepat mengeluarkan cincin dewanya yang masih samar-samar di belakang punggung.
Guru Mo merasakan itu. Untuk usianya yang sekarang, jika ingin menjadi saint—maka harus dilatih asal sudah memiliki cincin dewa. Sementara cincin dewa memang sudah terlihat saat anak-anak berusia lima tahun. Cincin dewa Yi Xing berwarna emas.
Itu memang tidak spesial. Karena masih samar. Namun Yi Xing bisa dilatih menjadi saint tahap awal. Bahkan bisa menjadi dewa seutuhnya jika dia bersungguh-sungguh. Cincin dewa Yi Xing akan terlihat jelas keindahannya saat masuk di fase saint.
“Berapa BR-mu sekarang?” tanya guru Mo lagi.
*BR (BATTLE RANKING) ADALAH PERINGKAT PERTEMPURAN.
Yi Xing tidak langsung menjawab, melainkan mengeluarkan cincin dewa dari tangannya. Guru Mo mengurut dagunya. Dia telah melihat BR anak di depannya. Lumayan.
BR dengan nilai dua puluh lima ribu. Itu termasuk angka di atas rata-rata bocah berusia enam tahun. Karena biasanya, bocah berusia sepuluh tahun yang bisa mendapatkan BR setinggi itu.
“Baiklah. Kau bisa sembunyikan.” Guru Mo memerintah sopan.
Yi Xing menurutinya. Disembunyikan lagi cincin dewa yang disebut BR itu. Orang-orang sekelas guru Mo bisa tahu BR setiap calon saint atau saint sesungguhnya dari cincin dewa yang diperlihatkan.
Yi Xing kemudian memberanikan diri untuk berbicara setelah menuntaskan keraguan dalam dirinya. Dia harus bisa. Dia percaya bahwa guru Mo mampu menjaga dan melindunginya.
“Guru Mo, kenapa bibi pergi meninggalkan aku?” Bocah itu bertanya.
Guru Mo menelan ludah sejenak. “Ada hal yang tidak harus kau tahu, Nak. Namun kau harus percaya bahwa bibimu meninggalkanmu padaku itu semua untuk kebaikanmu.”
Guru Mo menekan pelan pundak sang bocah. Yi Xing mengangguk mengerti. Dia ingin berkata lagi, tetapi guru Mo memotong ucapan itu.
“Istirahatlah. Besok kau akan memulai aktivitas baru.”
“Baik, guru Mo!” Yi Xing mengangguk.
Lantas putar badan, melangkah pelan menuju ke kamar yang telah tersedia. Di rumah sederhana guru Mo hanya ada dua kamar. Satu kamar guru Mo dan satu lagi kamar kosong.
Guru Mo adalah guru di akademi Tianmen. Salah satu akademi di kekaisaran Guiyang. Sementara kekaisaran Guiyang adalah salah satu dari banyaknya kekaisaran di benua ini.
Di kamarnya, Yi Xing duduk melamun di atas kasur sederhana. Dia kepikiran tentang bibi Ning. Bagaimana keadaannya di luar sana? Bayang-bayang hidup indah bersama bibi Ning mulai terlintas di kepala Yi Xing.
“Kau pasti jadi orang hebat, Nak. Percaya pada bibi.” Itu ucapan bibi Ning beberapa hari lalu yang Yi Xing ingat.
“Bagaimana dengan ibu? Dan ..., ayah? Apakah mereka masih hidup?” Yi Xing kecil bertanya. Dia penasaran soal itu.
Bibi tersenyum hangat. “Kau akan tahu nanti. Untuk sekarang, bibi tidak akan menceritakan apapun. Yang harus kau lakukan adalah menjadi yang terkuat. Dengan begitu kau punya syarat untuk tahu siapa ibu dan ayahmu.”
“Apakah ibu dan ayah seorang saint juga?” Yi Xing bertanya lagi.
Bibi Ning menggeleng. “Lebih kuat dari yang kau duga.”
Yi Xing menghela napas. Jika ibu dan ayah kuat, lalu kenapa dia tidak pernah melihatnya? Kenapa mereka tidak menemui Yi Xing?
Bocah itu itu merindukan kasih sayang kedua orang tuanya, sebagaimana anak-anak di desa saint ini. Mereka hidup bersama keluarga yang bahagia.
Ingatan tentang itu sirna. Yi Xing tidak mau mengingatnya lagi. Percuma saja pikir anak itu. Sekalipun dia mencoba, kenyataan bahwa dia tidak memiliki orang tua tak bisa berubah. Ibu dan ayahnya tidak akan pernah ada di kehidupannya.
“Semoga bibi bisa kembali secepatnya.” Yi Xing bergumam pelan. Sebelum akhirnya terlelap tidur.
Guru Mo menatap badan mungil itu dari depan pintu kamar. Kemudian dia menghela napas berat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Nadia Putri
next
2024-07-03
0
y@y@
👍🏼⭐👍🏾⭐👍🏼
2024-05-20
1
juan
oke mau coba baca dulu
2024-05-17
0