05 — Serangan Wei Lin

Yi Xing tiba di asrama. Pelayan akademi hanya mengantar saja, tidak sampai menjelaskan detail di tempat ini. Namun pelayan akademi bilang, dia bebas memilih tempat tidur yang manapun dalam ruangan besar asrama itu. Yi Xing akan bergabung dengan murid asrama lainnya. Anak itu tidak banyak bertanya. Dia cenderung mematuhi apa yang kata orang bilang.

Tetapi ....

“Jangan sentuh tempat itu. Aku pemiliknya!” Perempuan sebaya dengan Yi Xing memberitahu. Nada bicaranya sombong dan arogan.

Tatapan gadis itu menyalak, seperti akan menelan orang. Yi Xing menelan ludah tercekat. Dia tidak berniat mencari perkara, tetapi gadis kecil ini seakan menantang. Dia galak. Yi Xing mendelik melihat betapa ketusnya bibir itu berkata.

“Pelayan akademi bilang siapa saja boleh memilih tempat tidur. Artinya aku berhak memilikinya. Aku yang pertama di sini!” Yi Xing menjawab mantap.

Dia tidak gentar membalas ucapan bocah mungil di depannya. Gadis itu Wei Lin, dia murid nomor satu guru Mo. Tempat yang mereka perebutkan adalah tempat tidur besar dan rapi. Asrama sangat luas. Bisa menampung lebih dari dua puluh murid. Ada pilar penyangga. Ada patung dewi keadilan di tengah-tengah bangunan itu. Megah sekali.

Wei Lin mendengus, tak suka dibantah. “Aku dari keluarga bangsawan. Aku berhak membeli tempat itu.”

“Tetapi semua yang ada di sini bebas dimiliki siapapun!”

“Aku tidak peduli! Tempat itu milikku!” ucap Wei Lin tegas. Dia mutlak ingin memilikinya.

Yi Xing sempat mengerutkan keningnya. Dia tidak suka gadis ini. Ingin rasanya Yi Xing menghajar Wei Lin. Tetapi Yi Xing ingat, dia tidak perlu mengeluarkan kekuatan hanya untuk berhadapan dengan gadis menyebalkan ini. Apalagi harus berhadapan dengannya.

Yi Xing menghela napas. Dia mengalah. Okelah, Wei Lin menang. Yi Xing tidak akan mempermasalahkan hal ini. Bocah lelaki itu menjauh dari tempat yang semula akan dimiliknya. Merelakan tempat itu diambil alih oleh si gadis menyebalkan.

Wei Lin mendengus. Merasa menang, maka dia tidak perlu menguras tenaga. Tetapi tetap saja, dia arogan. Dia memandang rendah sosok Yi Xing. Gadis itu menilai kalau Yi Xing berasal dari keluarga susah. Identitasnya mudah ditebak. Dia hanya pencari keuntungan di akademi ini.

“Ehm ..., kau pasti murid baru?” Wei Lin bertanya. Kali ini ucapannya agak santai.

Yi Xing menjawab sopan. “Ya.”

“Siapa gurumu?”

“Guru ..., Guru Mo.” Yi Xing menjawab ragu.

Bocah perempuan itu melotot. Terkejut. “Tidak mungkin!”

“Kau tahu guru Mo?”

“Ya, aku tahu! Dia guruku! Dia guru yang dibayar oleh keluarga untuk menjadi guruku selama di akademi. Kau tahu, aku berasal dari keluarga bangsawan!” Wei Lin menjawab tegas.

Tangannya melipat di dada. Dia marah besar. Bisa-bisanya guru Mo memiliki murid lain—selain dia. Guru Mo harus diadukan kepada tetua keluarga. Reputasinya selama ini sangat baik. Guru Mo hanya mau menerima satu murid. Ini menjadi yang menggemparkan bagi Wei Lin.

••••

“Guru, aku bertemu dengan murid guru.” Yi Xing menjelaskan singkat.

Sore itu dia menemui guru Mo di taman belakang akademi. Guru ada urusan dengan tetua akademi. Namun urusan itu sudah berakhir. Guru Mo menghela napas kecil dan tipis. Satu tangannya melipat di belakang punggung.

“Kau sudah mengenalnya?” Guru Mo balik bertanya.

Yi Xing menggeleng. “Tidak. Tapi dia memberitahuku kalau dia berasal dari keluarga bangsawan.”

“Ya, dia memang putri seorang bangsawan di pinggiran kota Guiyang.”

“Apakah guru akan terlibat masalah? Aku dengar, setiap guru di akademi ini hanya boleh memiliki satu murid, terutama dari keluarga bangsawan?” Yi Xing menatap sendu wajah guru Mo.

Pria itu mengulum senyum tipis. Tangannya terangkat, mengusap pelan bahu kanan Yi Xing. “Aku akan mengurus itu nanti.”

Guru memandang ke depan. Cakrawala sore mulai muncul. Matahari turun di ujung langit. Di depan guru dan murid itu adalah lapangan rumput hijau. Tempat paling indah menurut Yi Xing adalah datang ke sini. Menikmati setiap pemandangan dengan pikiran tenang. Namun, percakapan keduanya terganggu saat Wei Lin datang bersama tetua keluarga bangsawannya.

“Kakek, guru Mo berkhianat! Dia memiliki murid lain—selain aku!” Wei Lin menunjuk kasar wajah guru Mo.

“Aih ....” Kakek tetua menghela napas sengal. Langkahnya terbata-bata mendekati guru Mo. Kakek tetua sudah sangat sepuh. Dia bungkuk. Jalannya amat lambat. Suaranya saja sudah bergetar saat didengar. Parau pula. Serak-serak berantakan.

“Nona Wei Lin mungkin salah paham!” Guru Mo berusaha menjelaskan. Namun tetua keluarga Wei lebih paham dari segalanya.

“Hanya masalah anak-anak, tidak perlu dibesar-besarkan,” ujar tetua Wei. Suaranya parau nan ringkih. Kemudian tetua itu melirik cucunya yang sedang menahan sebal. “Lin’er, kau tidak harus melaporkan ini kepada keluarga.”

“Tapi kakek, guru Mo melanggar aturan khusus akademi!”

Kakek menggeleng pelan. “Dia tidak melanggar aturan akademi. Hanya saja, keluarga kita yang egois memintanya untuk menjadi guru pribadimu, Lin’er.”

Wei Lin mendengus. Dia tidak suka jawaban kakek. Alih-alih membelanya, Wei Lin malah disalahkan. Guru Mo bahkan harus dibuat memijit kepala. Dia selama ini sabar melatih Wei Lin selagi dalam pengasuhannya.

Kakek tetua lantas memandang takzim wajah polos Yi Xing. Bocah itu memiliki penampilan yang akan membuat orang senang melihatnya.

“Siapa namamu?” tanya kakek.

Yi Xing memberanikan diri menatap pria tua itu. “Aku Yi Xing.”

“Hoo ..., kau murid guru Mo?”

“Ya, tetua!” jawab Yi Xing tegas.

Kakek tetua mengusap surai jenggotnya yang tebal dan panjang. Dia memerhatikan dengan seksama. “Rupanya kau juga ingin menjadi seorang saint.”

“Benar tetua. Aku meminta bimbingan guru Mo!” Yi Xing masih menjawab sopan.

Melihat kesungguhan anak di depannya, tetua Wei jadi takjub. Anak muda ambisius. Dia takkan mempermasalahkan guru Mo memiliki murid lain. Baginya ini bukan masalah besar.

“Lin’er, aku ingin bicara berdua dengan guru Mo. Bisakah kau bawa Yi Xing meninggalkan kami berdua?” Tetua melirik sekilas cucunya.

Wei Lin ingin menolak. Tetapi yang memerintahnya saat ini kakek. Orang yang dicintainya. Maka Wei Lin tidak punya pilihan selain membawa Yi Xing menjauh dari sana

“Ikut aku!” kata Wei Lin. Dia masih berkata ketus dan menyebalkan.

Guru Mo mengangguk pelan ketika Yi Xing menatapnya. Yi Xing mengekori bocah perempuan di depannya, meninggalkan guru Mo dan kakek tetua. Meskipun Wei Lin gadis yang menyebalkan, tetapi dia cukup cantik. Satu-satunya bocah paling cantik di akademi Tianmen.

Tidak hanya itu. Di bawah pengawasan guru Mo, gadis kecil ini bahkan sudah memiliki battle ranking yang cukup tangguh. Satu-satunya gadis yang mampu mengalahkan seniornya yang memiliki nilai BR di atas lima belas ribu.

“Jangan hanya karena kakek berkata seperti tadi, bukan berarti dia memihakmu!” Wei Lin menatap marah bocah lelaki di depannya.

Yi Xing menelan ludah tertahan. Senyum jenaka tercipta. Dia sedang meledek Wei Lin. Gadis itu sadar, senyum itu menyebalkan.

“Hei ..., kau tidak mendengarkanku?” Wei Lin berteriak.

Dia berseru. Suaranya menggelegar. Yi Xing tidak memperdulikannya sama sekali. Putar badan, bersiap meninggalkan halaman akademi, dekat dengan aula arena pertandingan.

Wei Lin terlanjur marah. Dia tidak bisa seperti ini. Semua orang harus hormat padanya. Tidak berpikir dua kali, Wei Lin segera mengeluarkan jurusnya. Melangkah cepat, menghajar lawan dan siap memukulinya.

Untungnya, gerakan Yi Xing tak kalah cepat. Dengan sigap dia menghindari serangan Wei Lin. Kecepatannya cukup besar.

Serangan Wei Lin hampa. Namun dia tidak berhenti. Serangan Wei Lin bertubi-tubi. Sebagai murid akademi baru, Yi Xing belum tahu tehnik apa yang harus dikeluarkannya. Selain menghindar dan siap menerima pukulan keras Wei Lin. Melompat ke sana-sini, mencari peluang menghindar.

“Aku akan memukulmu sampai kau terluka parah!” ujar Wei Lin.

Pukulan-pukulan menghantam tangan Yi Xing. Dia menggunakannya sebagai pertanahan badan.

“Aku tidak akan menyerah. Aku akan berusaha untuk melawanmu!” Yi Xing menjawab.

Dia tidak takut. Tetapi tetap saja, Yi Xing pada akhirnya akan kalah oleh lawan yang battle ranking di bawahnya. Yi Xing hanya kalah tehnik.

Bocah itu terpental berguling-guling di rumput. Bahkan mengeluarkan darah di mulutnya. Dia terluka. Tapi langsung cepat berdiri. Wei Lin kembali mengeluarkan serangannya. Namun kali ini Yi Xing berhasil memblokade.

Serangan Wei Lin memang mengenai dada Yi Xing. Itu cukup membuatnya terdorong mundur. Hal berlaku juga untuk Wei Lin. Dia juga dibuat mundur ulah kekuatan yang dikeluarkan. Bahkan harus mengeluarkan darah.

“Kau ....”

“Hentikan seranganmu! Kita tidak ada masalah!” Yi Xing mengingatkan.

Saat itu juga, Wei Lin yang berada di puncak amarah mendadak menurunkan tensinya. Meski tatapan mata itu ingin sekali membunuh orang di depannya.

Episodes
1 01 — Tinggal Bersama Guru Mo
2 02 — Berburu Binatang Iblis
3 03 — Tehnik Bawaan
4 04 — BR 25K
5 05 — Serangan Wei Lin
6 06 — Tehnik Kupu-kupu Roh
7 07 — Latihan di Arena Pertandingan
8 08 — Wei Lin & Yi Xing Berteman
9 09 — Batu Loncatan
10 10 — Iblis Rubah Sembilan Ekor
11 11 — Latihan Pedang
12 12 — Cincin Dewa Baru
13 13 — Hutan Perbatasan
14 14 — Pedang Guntur vs Pesona Dewi
15 15 — Hari Pertandingan
16 16 — Anak Desa Tanpa Orang Tua
17 17 — Klasemen Sementara
18 18 — Yu Chan & Yu Lingzhi
19 19 — Di Bawah Tekanan
20 20 — Penghinaan Yi Xing
21 21 — Siapa yang Lebih Cantik?
22 22 — Wei Lin Nomor 1
23 23 — Yi Xing Melawan Tian Heng
24 24 — Dikirim ke Akademi Guiyang
25 25 — Pembunuh Bertopeng
26 26 — Rumah Kayu Bibi Ning
27 27 — Reruntuhan Kota
28 28 — Hampir Saja Pingsan
29 29 — Latihan Kesabaran
30 30 — Pedang Cincin Bulan
31 31 — Harus Lebih Kuat
32 32 — Black Hole
33 33 — Asal-usul Yi Xing
34 34 — Dua Demi God
35 35 — Dikalahkan Saint Murong
36 36 — Rambut Hitam & Putih
37 37 — Yihua Berambut Hitam
38 38 — Emosi yang Meletup-letup
39 39 — BR 100K
40 40 — Dicium Gadis Asing
41 41 — Cantik & Enak Dipandang
42 42 — Tulang Dewa
43 43 — Tehnik Kolam Semesta
44 44 — Kekalahan Kedua
45 45 — Jarum Beracun
46 46 — Saint Pembunuh
47 47 — Perasaan Berdebar
48 48 — Murid Akademi Lanba
49 49 — Guru Ling
50 50 — Kontes Liar
51 51 — Menantang Huo Lu
52 52 — Menang Lagi
53 53 — Pemenang Kontes Liar
54 54 — Masalah Besar
55 55 — Jalan Iblis
56 56 — Demi Ayah & Ibu
57 57 — Melawan He Tian Xing
58 58 — Tidak Bisa Diremehkan
59 59 — Binatang Iblis Laba-laba
60 60 — Jenius Akademi
61 61 — Kapten Perjalanan
62 62 — Kolam Keabadian
63 63 — Misteri Terungkap
64 64 — Penampilan Berubah
65 65 — Souvernir Jepit Rambut
66 66 — 1 Juta Battle Point
67 67 — Yi Xing Memilih Wei Lin
68 68 — Balai Suci Dewa
69 69 — Guru Mo vs Saint Dugu & Jilong
70 70 — Jalur Iblis (2)
71 71 — BR 292K
72 72 — Murid Kebanggaan
73 73 — Taktik Yi Xing
74 74 — Melawan Xu Shan
75 75 — Melawan Yixue
76 76 — Latihan Fisik
77 77 — Pertandingan Hampir Tiba
78 78 — MVP Pertama
79 79 — Ketua Tim Akademi Xiangxi
Episodes

Updated 79 Episodes

1
01 — Tinggal Bersama Guru Mo
2
02 — Berburu Binatang Iblis
3
03 — Tehnik Bawaan
4
04 — BR 25K
5
05 — Serangan Wei Lin
6
06 — Tehnik Kupu-kupu Roh
7
07 — Latihan di Arena Pertandingan
8
08 — Wei Lin & Yi Xing Berteman
9
09 — Batu Loncatan
10
10 — Iblis Rubah Sembilan Ekor
11
11 — Latihan Pedang
12
12 — Cincin Dewa Baru
13
13 — Hutan Perbatasan
14
14 — Pedang Guntur vs Pesona Dewi
15
15 — Hari Pertandingan
16
16 — Anak Desa Tanpa Orang Tua
17
17 — Klasemen Sementara
18
18 — Yu Chan & Yu Lingzhi
19
19 — Di Bawah Tekanan
20
20 — Penghinaan Yi Xing
21
21 — Siapa yang Lebih Cantik?
22
22 — Wei Lin Nomor 1
23
23 — Yi Xing Melawan Tian Heng
24
24 — Dikirim ke Akademi Guiyang
25
25 — Pembunuh Bertopeng
26
26 — Rumah Kayu Bibi Ning
27
27 — Reruntuhan Kota
28
28 — Hampir Saja Pingsan
29
29 — Latihan Kesabaran
30
30 — Pedang Cincin Bulan
31
31 — Harus Lebih Kuat
32
32 — Black Hole
33
33 — Asal-usul Yi Xing
34
34 — Dua Demi God
35
35 — Dikalahkan Saint Murong
36
36 — Rambut Hitam & Putih
37
37 — Yihua Berambut Hitam
38
38 — Emosi yang Meletup-letup
39
39 — BR 100K
40
40 — Dicium Gadis Asing
41
41 — Cantik & Enak Dipandang
42
42 — Tulang Dewa
43
43 — Tehnik Kolam Semesta
44
44 — Kekalahan Kedua
45
45 — Jarum Beracun
46
46 — Saint Pembunuh
47
47 — Perasaan Berdebar
48
48 — Murid Akademi Lanba
49
49 — Guru Ling
50
50 — Kontes Liar
51
51 — Menantang Huo Lu
52
52 — Menang Lagi
53
53 — Pemenang Kontes Liar
54
54 — Masalah Besar
55
55 — Jalan Iblis
56
56 — Demi Ayah & Ibu
57
57 — Melawan He Tian Xing
58
58 — Tidak Bisa Diremehkan
59
59 — Binatang Iblis Laba-laba
60
60 — Jenius Akademi
61
61 — Kapten Perjalanan
62
62 — Kolam Keabadian
63
63 — Misteri Terungkap
64
64 — Penampilan Berubah
65
65 — Souvernir Jepit Rambut
66
66 — 1 Juta Battle Point
67
67 — Yi Xing Memilih Wei Lin
68
68 — Balai Suci Dewa
69
69 — Guru Mo vs Saint Dugu & Jilong
70
70 — Jalur Iblis (2)
71
71 — BR 292K
72
72 — Murid Kebanggaan
73
73 — Taktik Yi Xing
74
74 — Melawan Xu Shan
75
75 — Melawan Yixue
76
76 — Latihan Fisik
77
77 — Pertandingan Hampir Tiba
78
78 — MVP Pertama
79
79 — Ketua Tim Akademi Xiangxi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!