Kesempatan mati Yu Chan kemungkinan sangat besar. Peluang hidupnya hanya nol koma satu persen.
Pedang tajam Yu Lingzhi sudah di depan mata. Kelopak mata indah perempuan yang sudah pasrah itu tertutup. Ini akhir dari kisah hidupnya. Menyedihkan. Air mata jatuh. Tidak menyangka kalau seorang Yu Chan akan berakhir seperti ini. Mati di tangan kembarannya sendiri.
Namun Yu Chan melupakan bahwa ada orang lain di sana. Dua orang calon saint. Yi Xing yang tidak tega melihat gadis cantik itu mati sia-sia, dengan kecepatannya dia langsung sigap menolong Yu Chan. Tubuhnya digendong. Yi Xing melakukan penyelamatan mengesankan. Kecepatan cahaya itu membuat Yu Lingzhi terkejut.
Alhasil, pedang Yu Lingzhi mengenai udara kosong. Tertancap di rerumputan. Yu Lingzhi mendesis marah.
“Kurang ajar!” pekiknya.
Yi Xing meletakkan Yu Chan cukup jauh dari tempatnya terjatuh tadi. Dia terluka agak parah. Luka dalam yang sangat serius.
“Kau sebaiknya jangan ikut campur. Ini bukan urusanmu.” Yu Chan berkata lirih. Sekali dia terbatuk-batuk. Dadanya sesak. Dia memperingati Yi Xing.
“Aku tidak bisa melihatmu mati begitu saja,” kata Yi Xing. Dia mendekap badan Yu Chan. Sebenarnya dia tidak terluka terlalu parah. Tetapi tenaga Yu Chan sudah hampir habis. Dia tidak bisa mengalahkan Yu Lingzhi dengan mudah.
“Yu Lingzhi bukan tandingan kalian. Sebaiknya kalian pergi.” Yu Chan memberitahu. Suaranya lirih. Tenaganya benar-benar terkuras.
“Kau siapa? Dan dia siapa? Kenapa kalian bertarung hebat? Kalian pasti saudara kembar, kan?” Yi Xing menerka-nerka.
Yu Chan membenarkan dugaan anak itu. Tetapi ini bukan saatnya untuk mereka berbincang santai. Masih ada Yu Lingzhi di sana. Orang itu masih bisa membunuh siapa saja yang ada di depan matanya. Fisik dan tenaga Yu Lingzhi masih berada ditahap terbaiknya.
“Kau menyelamatkannya, berarti kau sedang berurusan denganku, manusia sampah!” Nada bicara Yu Lingzhi marah. Suaranya meninggi.
Dia jalan perlahan mendekati Yi Xing. Tangannya terulur, menarik pedangnya untuk kembali ke tangan. Yi Xing memasang kuda-kuda, hendak bersiap. Segala kemungkinan terjadi. Wei Lin datang, ikut bergabung. Berjaga-jaga, mana tahu dia bisa membantu melawan Yu Lingzhi.
“Bodoh! Dengan kekuatan seperti itu, kalian pikir bisa mengalahkan aku? Buang-buang waktu saja!” Yu Lingzhi mengibaskan pedangnya.
Suara dentingan pedang itu riskan akan kengerian. Sayap lebar dan besar Yu Lingzhi terbentang. Dia terbang perlahan. Pedang mengacung di udara. Dalam sekian detik, kekuatannya dikeluarkan.
“Manusia sampah seperti kalian berharap bisa mengalahkan seorang Dewi malaikat? Maka akan aku kirim jasad kalian menemui raja neraka!” Yu Lingzhi mengeluarkan tehnik dewinya.
Serangan langsung mengunci sasaran. Yi Xing sudah mengambil tindakan. Wei Lin demikian. Ketika tehnik itu mendekati keduanya, Wei Lin dan Yi Xing menggunakan kecepatan untuk menghindar.
Mereka sudah berada di belakang punggung Yu Lingzhi. Yi Xing melepaskan pukulan hebatnya. Wei Lin tak mau kalah. Dia mengeluarkan tehnik pertamanya, pedang guntur.
“Serang!” ujar Yi Xing memekik. Kala itu tehnik pertama pukulannya sudah menyasar punggung lawan.
Namun perlu diingat, lawan dua bocah itu seorang Dewi malaikat di level saint gold. Dia memberitahunya tadi. Jelas bahwa pukulan keduanya bisa ditahan. Yu Lingzhi balik badan, pedangnya berhasil menahan pukulan keras dua anak itu. Yu Lingzhi balas menyerang, membalikkan keadaan.
Yu Lingzhi mendengus. “Kekuatan seperti ini takkan bisa melukaiku!”
Yi Xing dan Wei Lin terdorong di udara. Sayap kupu-kupu roh tak bisa menahan dorongan sekuat ini. Yi Xing menatap Wei Lin, sesaat setelah itu mengangguk. Dia mengode untuk menyerang bersama lagi.
“Tehnik pertama, pedang guntur!” Wei Lin melepaskan serangan kilat lagi. Pedang cantiknya menebas ke arah Yu Lingzhi.
Dewi itu kembali membalas. Pedangnya juga melawan dengan tebasan serupa. Suara dentingan pedang beradu. Yu Lingzhi melawan Wei Lin dari depan, sedangkan Yi Xing melawannya dari belakang.
“Tehnik pertama, cakar harimau!” Yi Xing memekik.
Cakar besar tercipta, siap merobek kulit Yu Lingzhi. Namun lagi-lagi usaha mereka gagal. Yu Lingzhi berhasil mematahkan tehnik itu dengan sekali tebasan. Dengan kecepatannya, Yu Lingzhi berhasil memukul perut Wei Lin. Sampai gadis itu terpental jatuh. Gilirannya kemudian menghadapi Yi Xing.
Secepat mata berkedip, Yu Ling Zhi sudah ada di depan mata Yi Xing. Pedangnya yang tajam sudah menebas badan anak itu. Tapi Yi Xing berhasil menghindar. Dia menyerang lagi dari belakang.
Yu Lingzhi kembali menahannya. Mereka saling bertukar pukulan. Yu Lingzhi menyerang dengan pedang, sedangkan Yi Xing menyerang dengan tangan kosong. Sesekali Wei Lin akan membantu. Pertarungan dua lawan satu. Terkesan tidak adil, tetapi tetap tidak bisa membuat lawan mereka kalah. Apalah daya pertarungan tidak seimbang ini.
“Tehnik kedua, hujan pedang!” Yi Xing menyerang dari udara. Ribuan pedang roh terbentuk, dalam sekali perintah pedang itu langsung menyerang Yu Lingzhi.
Wei Lin ikut bergabung dalam serangan. “Tehnik ketiga, serangan dewi malaikat!”
Dua tehnik itu menyerang Yu Lingzhi bersamaan. Yu Lingzhi menyeringai. Dengan menggerakkan tangannya sedikit, Dewi malaikat itu membuat tameng perlindungan. Sayap besarnya berkibar. Bulu-bulu itu rontok, beterbangan di udara.
Serangan gabungan Wei Lin dan Yi Xing tidak mempan. Pertahanan Yu Lingzhi cukup kuat. Hujan pedang dan serangan dewi malaikat hanya menyerang bagian kosong, tidak sampai menyentuh kulit tangan perempuan ini. Yu Lingzhi memutar tangannya, membalikkan keadaan.
Jemari lentiknya mendorong kekuatan perlindungannya, memukul mundur badan dua lawan sampai terdorong mundur. Yu Lingzhi menyeringai lagi. Sayap besar putih berbulu itu membawanya terbang di udara.
“Tehnik surga, pedang kematian!” Yu Lingzhi memekik.
Yu Chan yang melihat pertarungan tidak seimbang ini berseru keras. “Hati-hati!”
Sayangnya, belum sempat berhati-hati seperti yang Yu Chan katakan, tehnik surga milik Yu Lingzhi sudah menyasar Wei Lin dan Yi Xing.
Wei Lin berusaha menahan serangan itu, sayangnya dia gagal. Wei Lin terjatuh. Dia tidak bisa mengendalikan kekuatan tehnik surga. Itu bukan ranah manusia berdarah dewa. Sedangkan Yi Xing masih bisa menahannya. Ilmu pedang masih berusaha, meski Yi Xing perlahan-lahan sudah mundur.
Yu Lingzhi mendengus diikuti tawa remeh. “Kau kira dengan kekuatanmu yang seperti itu kau bisa mengalahkan aku. Buang-buang waktu saja.”
“Aku tidak akan membiarkanmu melakukan kejahatan di sini!” jawab Yi Xing. Serangan tehnik surga berhasil dihalaunya.
Lagi-lagi secepat kilat Yi Xing menyerang Yu Lingzhi. Pedang sudah ditebas. Yu Lingzhi kembali menahan serangan bocah itu. Yi Xing terdorong mundur lagi. Dia ingin menyerang lagi, tapi lagi-lagi masih belum berhasil.
Pada serangan kesekian kalinya, Yu Lingzhi tidak bisa untuk tidak membuat anak itu kalah. Dia cukup gigih. Sehingga Yu Lingzhi mengeluarkan tehniknya yang lain.
“Tehnik surga, pengekangan!”
Seketika badan Yi Xing tidak bisa bergerak. Dia seperti ditekan beban ribuan ton. Tubuhnya dikekang oleh gravitasi yang kuat. Sampai Yi Xing dibuat memekik kesakitan. Kakinya sudah tidak bisa bertahan sama sekali.
“Pengekangan ini mirip dengan tehnik ketiga pesona dewi,” kata Yi Xing lirih.
Wei Lin berseru dari kejauhan. Melihat temannya tersiksa, dia tidak bisa tinggal diam saja. Wei Lin akan membalas perbuatan Yu Lingzhi. Namun sebelum dia bergerak, tehnik pengekangan sudah menekan gadis kecil itu.
Tubuh Yi Xing kesakitan. Dia berteriak sekuat tenaga. Badannya akan remuk. Tehnik itu bukan hanya menekan, tapi juga membuatnya seperti akan hancur.
“Sudah kukatakan, kalian para semut kecil bukanlah tandinganku.” Yu Lingzhi menambahkan kekuatannya untuk menekan dua anak itu.
Baik Yi Xing maupun Wei Lin, mereka sama-sama berteriak kesakitan. Melihat situasi sudah berbalik, tidak mungkin untuk bisa mengalahkan Yu Lingzhi, gadis yang terluka di sana harus ambil resiko. Semua ini gara-gara dirinya. Jika bukan karena dia, mungkin dua anak ini tidak akan seperti ini.
“Yu Lingzhi!” Yu Chan menatap marah saudara kembarnya itu.
Dia berdiri. Tangan menarik lagi tombaknya yang jatuh jauh darinya. Sayap putih itu mengembang lebar. Dia lekas terbang, dalam serangan cepat dia menghunuskan tombaknya ke arah Yu Lingzhi.
Namun tubuh lemah itu harus menerima kekalahan. Sebelum dia berhasil melukai Yu Lingzhi, lawannya sudah mengeluarkan pukulan maut. Tendangan kuatnya mengenai perut Yu Chan. Dengan begitu, Yu Chan terjatuh cukup jauh. Mulutnya mengeluarkan darah yang banyak. Terpental keras sampai berguling-guling.
Yu Lingzhi menyeringai lagi. “Kali ini kematian kalian sudah ditentukan.”
Tangan Yu Lingzhi mengepal keras. Itu membuat penekanan di tubuh Yi Xing dan Wei Lin makin keras. Mereka berteriak kencang. Sakitnya bukan main. Dalam penekanan itu, Wei Lin dibuat pingsan.
Yi Xing tak mau kalah. Dia mulai lemah. Tenaganya habis. Penekanan dari tehnik surga itu membuatnya lemah. Napasnya mulai memendek.
“Aku akan mati hari ini. Tidak disangka, kematianku begitu menyakitkan.” Yi Xing berkata lirih. Matanya mulai terpejam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
Jemmy Mangkey
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
2024-05-16
0