Surrogate Bride
"Kau cantik sekali, nak."
"Terima kasih Mama."
"Iya, kau cantik sekali Ina pasti Saka nanti akan terpesona melihatmu."
"Terima kasih. Ah.. tante bisa saja."
"Benar apa yang dikatakan Tante dan Mama. Kak Ina memang sangat cantik.. kak Saka tidak salah memilih."
"Kau bisa saja Tania. Tapi terima kasih loh untuk pujiannya."
"Sama-sama kak."
Ina mengulas senyum mendengar pujian dari ibunya, calon mertuanya dan juga Tania.
"Sudah, lebih baik kita segera ke depan. Kita kan harus menyambut para tamu. Ina sayang.. kau di sini saja dulu ya kalau semuanya sudah siap kami akan menemuimu lagi." Ucap laila, ibunya Saka.
"Baik tante. Aku akan menunggu di sini." Ina mengganguk patuh.
"Kami keluar dulu ya nak." Ucap mamanya.
"Iya mama." Ina menatap mamanya yang keluar kamar bersama bibi Laila.
Setelah mamanya dan bibi Laila keluar kamar sekarang giliran Tania yang menyusul untuk keluar. Sebelum benar-benar keluar dari kamar ini dia membisikkan sesuatu kepada Ina, yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya.
"Kakak sangat cantik sekali. Kak Saka beruntung bisa mendapatkan kakak." Bisik Tania.
"Kau ini bisa saja.. tapi sekali lagi terima kasih atas pujiannya." Ina mencubit pipi Tania gemas. Ia sudah menganggap Tania seperti adiknya sendiri.
"Ya sudah kak aku keluar dulu ya."
"Iya."
Ina menatap pantulan dirinya melalui cermin meja rias. Seulas senyum melengkung saat melihat dirinya sendiri. Gaun pengantin berwarna putih gading melekat sempurna di tubuhnya. Gaun dengan model bahu terbuka. Menampilkan bahu putih mulusnya yang indah.
Hari ini adalah hari pernikahannya. Ia akan menikah dengan Saka Aditya Saputra. Pernikahan ini terjadi karena perjodohan kedua orang tua mereka 2 tahun yang lalu. Awalnya Ina tidak setuju jika di jodohkan dengan anak teman baik mamanya. Mereka tidak saling mengenal sebelumnya. Tapi mamanya terus memaksanya untuk menerima perjodohan ini. Tak mau membantah sang mama, Ina mengangguk pasrah menurut.
Pertama kalinya ia dipertemuan di sebuah kafe dan di kafe itulah mereka saling mengenal. Mencoba untuk mengakrabkan diri, mereka berdua menyempatkan waktu untuk bertemu. Sekedar bertukar sapa dan mengobrol bersama. Semakin intens pertemuan tanpa disadari membuat mereka semakin dekat. Ada timbul perasaan yang lebih dari sekedar teman. Ina menyukai Saka karena dia pria yang tampan, kaya, baik hati dan juga pekerja keras. Walaupun Saka bukan pria yang romantis. Padahal dulu ia ingin sekali memiliki kekasih yang romantis.
Drt...drt...drt...
Suara dering ponsel membuyarkan lamunannya. Ina melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja rias.
Ina mengulas senyum tipis saat melihat nama kontak 'mysterious guy' yang menelponnya.
"Halo"
"..."
"Tunggu sebentar... aku akan segera kesana."
"..."
"Iya."
"..."
"Aku juga mencintaimu.." Ina mengakhiri panggilan. Ia menghembuskan nafas pelan.
Ina menatap cermin meja rias yang menampilkan pantulan dirinya. Ia tersenyum getir, sebutir kristal bening jatuh dari sudut matanya. Ina menangis.
"Maafkan aku Saka... aku tidak bisa... maafkan aku..." Ina menyeka air matanya. Ia bangkit berdiri dari kursi.
Ina melangkahkan kaki ke sudut ruang, mengapai koper biru kepunyaannya. Mengambil t-shirt, celana jeans, dan juga jaket denim lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sehari sebelumnya ia diharuskan menginap di kediaman Saka, karena akad nikah akan dilakukan di Mansion keluarga Saputra. Dan di kamar tamu inilah ia tinggal.
10 menit waktu yang singkat untuknya menganti pakaian.
Ina memutuskan pergi dari pernikahannya untuk menemui seseorang. Ia mengikat beberapa selimut menjadi satu. Membuka kaca jendela lalu melemparkannya begitu saja.
Kamar tamu ini berada di lantai 2.
Terlebih dahulu ia melempar kopernya. Lalu baru dirinya turun.
Bugh !
Astaga... semoga suara jatuhnya koper tidak menarik perhatian orang banyak. Ia harus segera pergi dari sini. Ina turun dengan perlahan dan hati-hati.
Merasa telah mendarat dengan selamat. Ina melangkah menjauh sambil menyeret koper.
.
.
.
"KAKAK ! " Teriak Tania sambil menepuk bahu Saka dari belakang. Saka berjengit kaget.
"Astaga... Tania kau ini mengagetkanku saja. Dasar nakal ya.." Saka mencubit pipi Tania gemas.
"Aduh ! Sakit kak. " adunya. Tania mengerucutkan bibirnya, kesal.
"Oh ya... kak Saka tau gak ?"
"Apa?"
"Kak Ina kelihatan sangat cantik seperti bidadari."
"Benarkah?"
"Hm." Tania menganggukkan kepala.
"Tidak sabar aku ingin segera menemuinya.." kata Saka. Ia tersenyum manis.
"Bersabarlah kak! Kau pasti akan menumuinya nanti." Kata Tania sambil merangkul bahu Saka.
"Kak Saka jangan gugup oke. Siapkan diri kakak.. aku pergi dulu ya mau membantu yang lain."
"Iya."
"Dadah" Tania berpamitan, melambaikan tangan ke arah Saka lalu keluar kamar. Saka yang melihatnya hanya bisa mengeleng-gelengkan kepala. Adik angkatnya ini memang ceria dan kadang sedikit usil.
.
.
.
Tania berjalan menuju taman belakang mansion yang sudah di sulap indah dan semeriah mungkin. Tania melangkahkan kaki menghampiri ibu angkatnya, Laila.
Beliau adalah orang yang telah menyelamatkannya satu tahun yang lalu.
Waktu itu ia masih berumur 18 tahun yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas. Semenjak orang tuanya dan adik laki-lakinya meninggal dalam kecelakaan lalu lintas ia dirawat dan diasuh oleh pamannya.
Saat itu ia masih berusia 9 tahun.
Paman Adi merawatnya dengan baik, penuh kasih sayang dan perhatian. Kesehariannya hanya di penuhi dengan sekolah, belajar, bermain dan kegiatan lain yang menyenangkan. Ia bahagia memiliki paman yang baik seperti paman Adi -nya.
Tapi saat ia beranjak dewasa, sesuatu hal mengejutkannya. Paman yang dianggap baik selama ini ingin menjual nya di club malam. Ia syok tidak menyangka bahwa Pamannya tega melakukan itu. Menjualnya untuk mengganti semua biaya hidup yang telah dikeluarkan Pamannya untuk dirinya. Jadi selama ini Paman Adi tidak ikhlas untuk membiayai hidupnya. Berarti Pamannya juga tidak menyayangi nya dengan tulus selama ini. Semua itu hanya palsu.
Tania diseret paksa oleh Paman Adi pergi ke club malam. Ia dibawa untuk diperjualbelikan. Tania tak mau bernasib menjadi wanita murahan atau jalang. Ia berusaha kabur. Dan saat Tania kabur ada beberapa anak buah mami ji yang tengah mengejarnya. Tania tak mau tertangkap, ia tak mau jika harus menjadi jalang, menjadi pemuas nasfu mereka semata. Itu menjijikan.
Ia berlari sangat cepat dan saat di penyebrangan tanpa menoleh kanan kiri Tania menerobos terus lari menyebrang jalan. Tanpa ia sangka ada sebuah mobil sedan tengah melaju cepat kearahnya.
"Aaaahhh !" Teriaknya.
Ciitttt! Suara decit ban mobil dengan aspal yang terdengar keras akibat sang pengemudi mengerem mendadak.
Tania menutup kedua telinga sambil berjongkok. Syukurlah mobil itu tidak sempat menabraknya. Ia melihat pintu mobil yang terbuka. Menampilkan sosok wanita paruh baya yang masih terlihat cantik. Wanita itu menghampirinya. Membawa dirinya pergi ke rumah sakit untuk mengecek keadaannya. Tania menyempatkan kesempatan itu. Mengangguk menurut.
Wanita paruh baya itu telah menolongnya dari kejaran anak buah mami ji. Laila nama wanita itu. Ia menceritakan semuanya. Dan ia tidak menyangka akan diangkat menjadi anak dan dikuliah kan.
"Sayang ayo sini.. kok diam saja di situ.." Suara Laila membuyarkan lamunan Tania.
"Eh! Iya Mama." Kata Tania sambil tersenyum kikuk. Ia berjalan menghampiri Laila.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Anita Jenius
Salam kenal kak..
2024-04-20
1
Nethy Sunny
ina kmn y kaya terpaksa pergi tp knp 🤔
2024-03-01
1