Bab 8

"Kak Saka memesan makanan pesan antar?" Tanya Tania.

"Iya. Kenapa? Kau keberatan aku memesan makanan?"

Tania menggelengkan kepala, "Tidak Kak. Tapi kan aku sudah memasak makanan untuk Kakak."

Saka melirik omelet yang dibuat Tania. "Baiklah, untuk menghargai usaha mu karena sudah memasak aku akan mencicipinya sedikit."

Saka mendudukkan dirinya di kursi. Mendorong sedikit piring yang berisi Fried Chicken, Beef Burger, dan French Fries agar menjauh. Setelah itu menarik piring berisi omelet buatan Tania. Saka memotong sedikit omelet dan memasukkan ke dalam mulutnya.

"Bagaimana Kak? Enak?" Tanya Tania.

"Huek!" Saka memuntahkan makanannya. Dia mengelap sudut bibirnya dengan tisu yang memang sudah tersedia di atas meja.

Saka menatap tajam Tania sambil berujar, "Kau itu bagaimana sih! Lupa kalau aku tidak suka brokoli? Bisa-bisanya menambahkan brokoli di dalam omeletnya!"

Deg..

Oh ya dia lupa kalau Saka tidak suka dengan brokoli.

'Dasar bodoh kau Tania! Bodoh! Bodoh!" Ucapnya di dalam hati.

"Maaf Kak aku lupa." Ucap Tania lirih sambil menundukkan kepalanya.

"Jangan lagi kau memasak makanan untukku. Percuma karena aku tidak akan memakan masakanmu lagi." Ujar Saka dingin. Membuat Tania memeras kedua tangannya. Gadis cantik itu menundukkan kepala.

'Kau memang bodoh Tania.' Gumamnya di dalam hati.

Saka mendorong kasar piring berisi omelet buatan Tania. Menyingkirnya dari hadapannya. Lalu pria itu mengambil sepotong pizza dan

menyuapkan ke dalam mulutnya. Mengunyahnya pelan.

Uhuk.. Uhuk..

Saka terbatuk karena tersedak pizza yang di makan.

Tania mendongak dan langsung menyodorkan segelas teh hijau ke Saka. Tapi pria itu justru menolaknya.

Saka bangkit berdiri lalu berjalan menuju lemari es. Pria itu mengambil sebotol air mineral kemudian meneguknya dengan terburu-buru.

Tania terpekur melihat Saka yang memilih untuk meminum air mineral dari pada meminum teh hijau buatannya.

Tania menghela nafas kecewa.

"Kakak mau kemana?" Tanya Tania ketika melihat Saka yang melangkahkan kakinya menjauh dari dapur.

"Ke kamar." Jawab Saka tanpa menoleh ke belakang.

"Lalu bagaimana dengan makanannya Kak?"

Tania bangkit berdiri.

Saka berhenti berjalan. Pria itu menolehkan kepala sambil menatap Tania tajam.

"kau makan saja aku sudah tidak nafsu lagi." Saka berlalu pergi.

Tania menatap nanar semua makanan yang ada di atas meja makan.

.

.

.

Di dalam Kamar terlihat Saka yang sedang memegang ponsel. Pria itu duduk bersandar di sandaran sofa dengan selonjoran kaki.

Saka membuka galeri foto untuk melihat kembali foto kenangannya bersama Ina. Jemari tangannya mengusap lembut sebuah foto dirinya yang sedang bersama Ina. Di foto itu mereka sedang mendengarkan lagu dengan earphone yang terpasang di telinga masing-masing.

Ia ingat foto ini.

Di hari di mana dia sedang menunggu Ina di sebuah taman. Ia melihat Ina yang tengah berlari ke arahnya sambil tersenyum. Gadis cantik itu membawa ponsel yang sudah terpasang earphone lalu menyodorkan kepadanya.

"Saka dengarkan lagu ini. Pasti kau akan suka."

"Benarkah?" Ucapku seraya mengernyitkan alis.

"Iya. Mendekatlah akan aku pasangkan." Aku mendekatkan tubuhku ke arahnya. Ina memasangkan earphone itu ke telingaku.

"Bagaimana enak kan lagunya?"

"Iya." Ucapku sambil tersenyum.

Saka menggeser layar ke kanan dan tampaklah sebuah foto mereka lagi. Foto di mana dirinya yang meletakkan kepalanya di pangkuan Ina seraya memejamkan mata. Gadis itu menundukkan kepala sambil membingkai wajahnya.

"Capek ya.. pasti pekerjaanmu sedang banyak sekali." Katanya sambil memijat lembut pelipis ku.

"Iya. Banyak yang harus ku urus dan sebentar lagi aku akan meresmikan Hotel yang ada di Surabaya."

"Kasihan sekali kekasih ku ini. Lihatlah lingkaran hitam di bawah matamu. Kau jadi terlihat jelek Saka." Ucapnya sambil terkekeh.

"Menyebalkan jangan menghinaku seperti itu. Aku masih terlihat tampan kok." Ucapku sambil mengerucutkan bibir, cemberut.

"Hehe... aku hanya bercanda. Iya kau masih terlihat tampan."

Cup

Cup

Ina mengecup bibirku dua kali. Tak mau kehilangan kesempatan aku menahan pipinya, mencium bibirnya dengan lembut.

Drt... drt... drt...

Suara dering ponsel berhasil membuyarkan lamunannya. Saka sedikit kaget karena mendengar ponselnya yang tiba-tiba berdering. Ia melirik ponselnya. Ciko menelpon. Saka menekan tombol hijau lalu menggesernya.

"Hallo."

"Saya sudah berhasil menemukan keberadaan Nona Ina Tuan Saka."

"Baiklah. Kirim alamatnya kepadaku dan tolong siapkan jet pribadiku untuk besok."

"Baik Tuan Saka."

"Iya."

Saka mengakhiri panggilan. Besok ia akan pergi ke Thailand untuk menyusul Ina. Meminta penjelasan atas pergi-nya di pernikahan mereka.

.

.

.

keesokkan harinya.

Saka membuka mata terlebih dahulu sebelum mematikan alarm yang terus berbunyi nyaring.

"Hoam..," Saka menutup mulutnya yang menguap lebar.

Bangkit dari tiduran dan duduk sejenak.

Pria itu mengalihkan pandang ke arah samping untuk menatap jam digital di atas nakas. Pukul tujuh pagi. Syukurlah...

Saka bernafas lega, walaupun dia terlambat bangun setidaknya ia tidak kesiangan untuk melakukan penerbangan.

Hari ini ia akan melakukan penerbangan dari Jakarta ke Thailand pukul sembilan pagi nanti dengan menggunakan jet pribadi.

Saka meregangkan tubuh guna melemaskan otot yang kaku dan tak sengaja iris hitam kelamnya menangkap sesuatu di sudut ranjang. Sebuah pakaian.

kemeja putih, jas hitam, celana hitam dan juga dasi berwarna coklat.

Saka mendengus tak suka. Pasti Tania yang menyiapkannya. Dasar gadis itu... Apakah dia tuli sampai-sampai tidak menghiraukan ucapannya waktu itu.

Flashback

"Pernikahan ini cuma status. Kau hanya pengantin pengganti menggantikan Ina dan tidak lebih dari itu. Di hatiku cuma ada Ina. Selamanya hatiku untuk Ina. Jadi.."Saka menjeda kalimatnya sambil menghela nafas. Ia berbalik membelakangi Tania.

"Aku mohon agar kau jangan berharap lebih dari pernikahan ini!" Saka berlalu melangkahkan kakinya keluar kamar.

Tania menatap sendu kepada punggung kokoh Saka yang kian menjauh. Ia meletakkan telapak tangan kanannya di dada yang masih terbalut gaun pernikahan.

End flashback

Huh... percuma dia mengucapkan itu semua jika Tania sendiri tidak menanggapi dengan baik ucapannya. Sepertinya ia harus segera memperingatkan gadis itu sekali lagi.

Pria itu menggeram kesal sambil berjalan ke arah kamar mandi.

Lebih baik jika ia segera mandi lalu berpakaian dan bersiap.

Saka mengalungkan dasi berwarna hitam ke lehernya setelah itu membuat simpul. Bola matanya memandang ke arah pakaian yang disiapkan Tania.

Ini sudah kedua kalinya gadis itu menyiapkan pakaian untuk dirinya dan berakhir sia-sia. Sampai kapanpun ia tidak akan mau memakai pakaian pilihan Tania. Entah bagaimana perasaan gadis itu jika melihatnya tidak mengenakan pakaian yang telah disiapkan untuknya.

Merasa sedih? Pastinya dan dia tidak peduli, bodo amat.

.

.

.

Tania bersenandung kecil sembari mengaduk kopi hitam buatannya. Gadis cantik bersurai pirang sebahu itu tampil manis dengan t-shirt lengan pendek warna putih dan rok jeans di bawah lutut.

Ting!

Terdengar bunyi dari alat pemanggang roti yang menandakan bahwa roti telah matang.

Tania tersenyum tipis sambil tangannya mengambil piring kosong yang sebelumnya sudah ada di atas meja makan.

Gadis itu kemudian beranjak menuju alat pemanggang roti berada. Meraih dua buah roti yang telah matang itu dan menaruhnya di atas piring. Mengoleskan selai kacang di setiap roti lalu membawanya ke meja makan. Meletakkan piring berisi roti panggang selai kacang itu di sebelah kopi hitam.

Tania membuat sarapan pagi sederhana ini untuk Saka sebelum nanti siang dia pergi kuliah.

Tania melirik ke arah pintu kamar Saka yang mulai terbuka, menampilkan sosok Saka yang tampan dan segar.

Dia tersenyum manis dan seketika senyuman itu memudar perlahan demi perlahan ketika matanya melihat pakaian yang dipakai Saka bukanlah pakaian pilihannya. Lagi dan lagi.. pria itu tidak memakai pakaian yang disiapkan oleh dirinya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Nethy Sunny

Nethy Sunny

kalau g suka brokoli knp dia nyetok brokoli 🤔

2024-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!