Bab 7

"Kak tunggu!" Seru Tania memanggil Saka yang berjalan lebih dulu di depannya. Dia sedikit kesusahan menyeret koper miliknya.

"Kak tunggu aku!" Seru Tania sekali lagi. Gadis itu berjalan cepat ketika melihat pintu lift yang sebentar lagi akan tertutup.

Dengan berani dan tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi, ia memasukkan salah satu kakinya untuk menghadang agar pintu lift itu tidak tertutup.

Syukurlah dia berhasil! Akhirnya pintu lift itu kembali terbuka lebar. Tanpa menunggu terlalu lama Tania segera masuk ke dalam lift yang sudah ada Saka di dalamnya. Di dalam lift itu hanya ada mereka berdua.

Tania melirik Saka yang berada di sebelahnya melalui ekor matanya. Wajahnya datar dan dingin. Pria itu dari tadi hanya diam dan enggan berbicara.

Ting!

Pintu lift terbuka. Saka berjalan lebih dulu meninggalkan Tania yang masih ada di dalam lift. Tania menghela nafas seraya melangkahkan kaki mengikuti Saka yang berjalan di depannya, sekali lagi dia sedikit kesusahan untuk membawa kopernya. Kenapa juga tadi ia membawa banyak barang jadi berat kan?

'Dasar bodoh kau Tania.' Gerutu Tania kepada dirinya sendiri. Berbeda dengannya Saka sendiri tidak membawa koper. Pria itu bilang kalau di Apartemennya sudah ada barang dan juga kebutuhannya di sana.

Sebelumnya ia tidak tahu kalau Saka memiliki sebuah Apartemen yang berada tak jauh dari kantornya. Jadi dia tidak tahu seperti apa Apartemen milik Saka.

.

.

.

Saka memasukkan passcode apartemennya lalu menekan tuas pintu dan membuka pintu lebar-lebar.

Pria itu masuk terlebih dahulu barulah Tania menyusul di belakangnya.

Seketika Tania terpana memandang setiap sudut ruangan di ruang tamu ini. Desain interiornya mewah dan indah. Apartemen ini pun cukup luas.

"Ini Apartemenku ku. Kau bisa melakukan apapun sesukamu tapi satu.. jangan mengubah tata letak benda yang ada di Apartemen ini. Mengerti!" Kata Saka sambil menatap tajam ke arah Tania. Pria itu berdiri tegak di ruang tamu.

"Iya kak." kata Tania sambil menganggukkan kepala.

"Itu kamarku." Tunjuk Saka ke sebuah kamar.

"Dan di sana kamarmu. Aku tidak mau sekamar denganmu apalagi tidur seranjang denganmu." Tunjuk Saka ke kamar yang berada di sudut ruangan. Dia beranjak pergi meninggalkan Tania yang hanya diam mematung.

Saka melangkahkan kakinya ke kamarnya lalu..,

Brak!

Terdengar suara pintu yang di banting dengan keras.

Seketika Tania berjengit kaget, ia mengelus dadanya sambil bergumam dalam hati, 'Sabar Tania..' Mengertilah keadaan Kak Saka sekarang. Pria itu masih bersedih hati dan emosi. Jadi wajar saja jika Kak Saka meluapkan emosinya seperti tadi.

"Semangat Tania." Ujarnya untuk menyemangati diri.

Gadis itu berjalan ke kamar yang ditunjuk oleh Saka tadi. Istirahat sejenak dan membersihkan diri mungkin itu jauh lebih baik dari pada dirinya diam menatap pintu kamar Saka kan...

.

.

.

Tania menutup pintu kamar. Bola matanya melirik ke arah sekitar. Sepi sekali. Di mana Kak Saka? Apakah dia masih di dalam kamar?

Tania melirik sekilas arloji di tangannya. Pukul 7 malam.

"Ahh... laparnya." Tania mengusap permukaan perutnya. Pasti cacing di dalam perutnya berdemo ingin diberi makan.

Gadis itu berjalan menuju dapur. Mungkin di sana dia bisa memasak sesuatu. Tania membuka pintu lemari es. Di dalam lemari es hanya ada beberapa botol air mineral, sekaleng soda, 5 butir telur, daging cincang kemasan, dan brokoli. Apa Kak Saka tidak berbelanja sebelumnya ya... sampai tidak ada makanan di dalam lemari es selain telor, daging, dan brokoli.

'Apa Lebih baik besok aku berbelanja untuk persediaan sehabis pulang dari kuliah saja ya?' Tanyanya di dalam hati.

'Ya. Aku akan berbelanja besok.' Ucap Tania di dalam hati.

"Cuma ada telur, daging, dan brokoli. Hm.. masak apa ya?" Tania mengusap ujung dagunya. Memikirkan akan memasak apa.

"Aku masak omelet saja." Cetusnya.

Dengan semangat Tania mengeluarkan 3 butir telur, daging, dan brokoli dari dalam lemari es. Menaruh semua bahan di atas meja pantry lalu mencari wadah kosong, wajan teflon dan juga spatula.

Gadis itu meletakkan wajan teflon di atas kompor dan meninggalkannya. Tania akan mulai meracik omelet nya terlebih dahulu.

Oke, pertama-tama pecahkan telur lalu tuangkan ke dalam wadah kosong tadi. Kemudian buka kemasan daging cincang ambil sedikit saja. Bersihkan daging yang diambil tadi sampai bersih. Campurkan ke dalam wadah yang berisi telur. selanjutnya potong brokoli menjadi bagian-bagian kecil, cuci sampai bersih lalu masukkan kedalam wadah berisi telor dan daging tadi.

Oh ya tadi dia melihat bawang putih dan juga bawang merah. Ambil 2 siung bawang merah dan 1 siung bawang putih. Kupas kulitnya lalu cuci terlebih dahulu kemudian potong kecil-kecil dan cincang. Lalu masukkan ke dalam wadah yang sudah berisi telur, daging, dan brokoli. Tambahkan sedikit garam dan lada lalu kocok hingga rata.

Adonan siap untuk dimasak.

Tania menyalakan kompor dan menuangkan sedikit minyak ke atas wajan teflon. Tunggu sebentar sampai minyak panas lalu menuangkan adonan omelet tadi.

.

.

.

Tok! Tok!

"Kak Saka."

Tidak ada sahutan dari dalam kamar.

"Kakak di dalam?"

Tidak ada sahutan kembali dari dalam kamar.

"Kakak sudah makan malam belum? Aku sudah memasak untuk makan malam. Ayo kita makan bersama Kak." Ucap Tania tak pantang menyerah.

"Kak?"

"Kakak?"

Sedangkan di dalam kamar terlihat Saka yang mendengus kesal. Berisik sekali gadis itu. Ia bangkit dari sofa lalu berjalan cepat menuju pintu.

"Berisik sekali! Kau tidak tau apa aku sedang banyak pekerjaan. Menganggu saja."

Tania tersentak kaget mendengar ucapan Saka yang kasar. Ini pertama kalinya Kakaknya itu berujar kasar seperti ini bahkan sampai memelototinya juga.

Tania menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menatap wajah Saka yang sedang marah, "Hm... maaf Kak kalau Tania menganggu. A..aku hanya ingin menyam-"

"Ada apa?"

Ucapan Tania terpotong.

Tania memberanikan diri, dia mendongak kepala menatap Saka yang jauh lebih tinggi darinya. Menatap mata kelam milik Saka.

"Aku sudah memasak untuk makan malam. Ayo makan malam bersama Kak."

"Hn." Ucap Saka singkat. Dia beranjak pergi meninggalkan Tania.

'Dasar perempuan menyebalkan.' Gumam Saka di dalam hati.

Gadis cantik itu tersenyum tipis kemudian menyusul Saka.

.

.

.

Saka memandang ke arah meja makan. Ada dua piring omelet dan 2 gelas teh hijau. Saka mengambil tempat duduk. Temari juga mengambil tempat duduk di sebelah Saka.

"Sebenarnya kau tak usah repot-repot begini karena aku su-"

Ting! Tong!

Suara bel Apartemen berbunyi. Tania ingin beranjak untuk melihat siapa yang datang tapi Saka mencegahnya. Akhirnya Tania duduk kembali sambil menatap punggung Saka yang berlalu pergi. Pria itu memutuskan untuk melihat siapa orang yang memencet bel.

5 menit berlalu.

Tania melihat Saka yang membawa sekotak Pizza dan sekantong plastik di tangannya.

Pria itu meletakkan sekotak Pizza dan sekantong plastik ke atas meja makan. Jemari tangannya mengambil sesuatu yang ada di dalam kantong plastik.

Tampaklah sebuah kantong kertas cokelat berisi Fried Chicken, Beef Burger, dan French Fries.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!