Bapaknya Galak

Bapaknya Galak

1. Tidak Berani Tapi Berharap

Seorang pemuda nampak mengamati sebuah rumah yang di depannya ada warungnya. Senyuman nampak menyungging di bibirnya saat melihat seorang gadis tercantik di kampungnya menjaga warung. Setelah merasa aman, pemuda itupun bergegas berjalan ke arah warung.

"Khaira cantik, ayang beb. Apa kabar hari ini?" sapa, sekaligus rayu Jimin yang tampangnya bisa di bilang lumayan tampan. Kulit tidak terlalu hitam, tapi juga tidak putih.

"Kakak mau beli apa?" tanya Khaira sang gadis cantik tersenyum tipis, tidak menanggapi rayuan Jimin.

"Mau beli hati kamu boleh, nggak?" tanya pemuda itu sambil mengedipkan sebelah matanya genit.

"Prak"

"Auwh!" pekik Jimin saat penyapu lidi tiba-tiba melayang tepat mengenai wajahnya.

"Berani-beraninya menggoda putri ku! Kemari kamu! Akan aku hajar kamu!" teriak seorang pria paruh baya yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Eh, buset! Ada Bulldog...!" teriak Jimin langsung mengambil langkah seribu meninggalkan warung itu.

"Kurang ajar! Dasar kutu kampret! Berani-beraninya mengatai aku!" umpat Buntala, pria paruh baya yang masih terlihat muda dan tampan di usianya yang menginjak empat puluh tiga tahun itu. Pria itu mengambil sebatang bambu di dekatnya yang panjangnya sekitar dua meter. Dengan cepat pria itu mengejar Jimin yang baru saja menggoda putrinya.

"Berhenti kamu!" teriak Buntala.

"Berhenti? Memangnya aku mau jadi samsak tinjunya apa?" gerutu Jimin seraya berlari secepat kilat menghindari Buntala yang membawa sebatang bambu runcing itu.

Khaira hanya bisa menghela napas panjang melihat bapaknya yang mengejar-ngejar Jimin. Bukan sekali dua kali Jimin di kejar-kejar Buntala, karena terpergok merayu Khaira, namun Jimin tidak pernah jera.

Sedangkan Nawang hanya bisa menghela napas panjang dan menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan suaminya.

"Bisa-bisa anakku jadi perawan tua, jika bapaknya seperti itu terus," gumam Nawang lagi-lagi hanya bisa menghela napas panjang.

"Sini, lawan aku, kalau berani! Jangan kabur! Dasar kutu kampret!" teriak Buntala geram.

"Jleb"

"Eh, copot! Buset dah! Sudah macam kera sakti saja," ujar Jimin yang terkejut, karena tiba-tiba bambu yang dibawa Buntala sudah menancap di samping dirinya yang sedang berlari. Hampir saja mengenai dirinya.

"Awas saja kalau berani menggoda putri ku lagi!" teriak Buntala terlihat geram. Menatap Jimin yang sudah keluar dari area pekarangan rumahnya.

"Kalau aku sudah sukses aku bakal balik lagi melamar Khaira, bapak mertua," teriak Jimin membuat Buntala semakin geram.

"Siapa bapak mertuamu?! Jangan mimpi bisa menikahi putriku!" teriak Buntala menatap tajam Jimin yang sudah jauh. Pria paruh baya itu tidak lagi mengejar Jimin, karena pemuda itu sudah keluar dari area pekarangan rumahnya.

"Hosh..hosh..hosh..."

Jimin berhenti berlari setelah jauh dari rumah Khaira. Pemuda itu membungkuk seraya memegang kedua lututnya. Mencoba mengatur napasnya yang rasanya sudah tinggal di tenggorokan.

"Kalau nggak ingat anaknya cantik.. sudah aku santet online, tuh, si bulldog," gerutu Jimin anak sang kepala desa sekaligus orang paling kaya di kampung itu.

"Lama-lama kamu bakal jadi atlet pelari nasional, kalau terus mendekati Khaira. Mendekati anaknya, tapi selalu berakhir di kejar-kejar bapaknya," ujar Toyo sahabat Jimin terkekeh kecil.

"Tidak apa-apa. Demi ayang beb Khaira, aku akan melakukan segalanya. Jangankan cuma bapaknya yang galak, lautan akan aku seberangi, gunung pun akan aku daki. Asalkan ayang beb Khaira bisa aku miliki," ucap Jimin dengan gaya puitis.

"Prett! Kayak mana kamu bisa mendapatkan Khaira, kalau menghadapi bapaknya saja tidak berani?" cibir Toyo meremehkan. Karena Jimin tidak berani menghadapi Buntala, tapi mengharapkan putrinya.

"Jika tidak ada pemuda yang berani mendekati putrinya lagi, mau tak mau, dia akan menyerah dan menerima aku sebagai menantunya. Mana mungkin dia akan membiarkan putrinya menjadi perawan tua? Apalagi aku anak kepala desa satu-satunya dan paling kaya di kampung ini," ucap Jimin penuh percaya diri.

"Sak karep mu lah! ( Terserah kamu lah!)" ucap Toyo dalam bahasa Jawa menghembuskan napas kasar meninggalkan Jimin.

Khaira adalah gadis tercantik di kampungnya, namun sayangnya, bapaknya galak. Buntala terlalu menyayangi Khaira. Tidak seorang pemuda pun yang di izinkan mendekati putrinya. Ingin putrinya fokus belajar hingga bisa mencapai gelar sarjana. Tapi, akan mempertimbangkan dan mengizinkan Khaira pacaran, jika ada pemuda yang sesuai dengan kriterianya.

Buntala memang galak pada semua pemuda yang mendekati putri semata wayangnya. Apalagi jika sampai berani menggoda putrinya itu. Hal semacam ini sudah biasa terjadi.

Buntala akan mengejar, bahkan akan menghajar siapa saja yang berani menyentuh putrinya. Posesif atau protektif? Sepertinya dua-duanya.

Sudah pernah ada pemuda yang di hajar Buntala karena kepergok menyentuh putrinya. Padahal hanya menyentuh saja. Banyak pemuda yang datang ke rumahnya meminta izin untuk berpacaran dengan putrinya, tapi ditolak Buntala dengan alasan tidak sesuai kriterianya. Entah apa kriteria calon menantu pria paruh baya yang tubuhnya sudah seperti tubuh pria yang biasa di jadikan model iklan pakaian dalam pria itu.

*

Pagi telah tiba. Khaira sudah bersiap untuk berangkat sekolah. Buntala pun sudah bersiap dengan motor jadul tunggangan Rambo nya. Yaitu motor Yamaha XT250 yang di produksi tahun delapan puluhan. Motor jadul yang masih terawat dengan baik.

Yamaha XT250

Setiap hari Buntala selalu mengantar dan menjemput putri semata wayangnya. Tidak memberikan kesempatan kepada siapapun untuk mendekati putrinya, apalagi menggoda putrinya.

"Khaira, ingat jangan biarkan ada pria yang mendekati kamu!" pesan Buntala seraya memakaikan helm pada putrinya.

"Iya, Pak. Tenang saja," sahut Khaira tersenyum manis.

"Putri bapak adalah wanita berkualitas, jadi hanya cocok dengan pria yang berkelas," ujar Buntala yang hanya tersenyum manis dan hangat pada istri dan putrinya saja.

*

Di sebuah rumah mewah. Zayn, seorang pemuda rupawan bertubuh atletis nampak menggendong tas ranselnya. Pemuda itu menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Kamu sudah mau berangkat, kak?" tanya Aurora sang ibu yang memanggil putra sulungnya dengan panggilan 'kakak'.

"Iya, ma," sahut Zayn dengan seulas senyuman.

"Kamu yakin ingin sekolah di kota itu?" tanya Rayyan sang ayah.

"Yakin, pa," sahut Zayn penuh keyakinan.

"Zayn, ada yang perlu kamu ketahui. Kehidupan di luar sana sangat keras, tidak semudah seperti saat kamu bersama papa dan mama. Apalagi kalau kamu menyamar menjadi orang biasa. Bukan papa tidak mendukung kamu dan menakut-nakuti kamu. Papa hanya memperingati kamu agar tidak terkejut saja," ujar Rayyan yang tidak pernah menghalangi apapun keinginan putranya. Asalkan keinginan putranya itu positif dan putranya dapat mempertanggung jawabkan apapun yang dilakukannya.

"Iya, pa. Aku mengerti. Sebelum aku berkecimpung di dunia bisnis sepenuhnya, aku ingin merasakan kehidupan orang biasa di luar sana. Aku mohon papa jangan menyuruh orang untuk mengawasi aku. Tolong berikan kepercayaan padaku!" pinta Zayn bersungguh-sungguh.

"Baiklah kalau itu maumu. Tapi, pastikan kamu bisa menjaga dirimu dengan baik. Jangan bertindak tanpa berpikir panjang. Satu tindakan kamu saat ini, bisa saja berpengaruh besar pada kehidupan kamu di masa depan," ujar Rayyan memutuskan sekaligus menasehati.

"Terimakasih, pa. Aku pasti menjaga diriku dengan baik dan akan tetap membantu papa dalam bisnis. Papa bisa menghubungi aku kapan saja, jika papa ingin aku melakukan sesuatu," ucap Zayn tersenyum tipis.

"Tentu saja, kamu harus membantu papa. Papa akan mengirimkan file-file yang harus kamu periksa," ujar Rayyan tersenyum lembut pada putra sulungnya itu.

"Iya, pa. Baiklah, kalau begitu, aku pergi sekarang, ma, pa," pamit Zayn memeluk Rayyan, kemudian memeluk Aurora, wanita yang telah melahirkan dirinya.

"Jaga dirimu baik-baik, kak!" pinta Aurora seraya mengusap lembut lengan putranya itu.

"Iya, ma," sahut Zayn.

Rayyan dan Aurora menatap putra mereka yang melangkah keluar dari rumah itu, hingga masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah dibukakan oleh seorang pelayan. Mobil itupun melaju meninggalkan rumah mewah dan megah itu.

"Sayang..kamu benar-benar tidak akan menyuruh seorang pun untuk mengawasi putra kita?" tanya Aurora pada suaminya yang sebenarnya agak keberatan dengan keputusan suaminya itu.

"Sayang, aku percaya pada putra kita. Selama ini Zayn sudah banyak belajar dan menuruti apapun keinginan kita. Biarkan kali ini dia melakukan apa yang dia inginkan. Menikmati masa remajanya seperti para remaja yang seusia dengan dia. Kita tidak boleh terlalu mengekang dan mendikte hidupnya. Jika kita terlalu mendikte hidupnya, dia tidak akan bisa berpikir dewasa. Kita tidak boleh menentukan apa yang harus dan tidak boleh dia lakukan,"

"Lagipula, selama ini Zayn tidak pernah bertindak gegabah dalam hal apapun. Di usianya saat ini, aku malah merasa dia lebih dewasa dari aku saat seumuran dengan dia dulu. Dia lebih tenang dan teliti dalam melakukan segala hal," ujar Rayyan panjang lebar untuk meyakinkan istrinya bahwa putranya akan baik-baik saja di luar sana.

"Baiklah, aku percaya padamu," sahut Aurora menghela napas panjang yang mau tak mau harus menerima keputusan suaminya.

...🌟Ingin bebas, tapi bukan berarti tak tahu batas. Tak ingin dikekang, tapi bukan berarti suka membangkang. Ingin mandiri, berarti harus bisa menjaga diri sendiri.🌟...

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

evi

evi

wuih belalang tempur wkwk

2024-03-29

3

Holid Heryadi Holid

Holid Heryadi Holid

semoga novelnya ceria jangan banyak tangisnya jadi menghiburlah ...

2024-03-25

2

Babyblue

Babyblue

Astaga,, ternyata ini anaknya Aurora sma Rayyan toh.. Udh gde aja

2024-03-25

2

lihat semua
Episodes
1 1. Tidak Berani Tapi Berharap
2 2. Penuh Percaya Diri
3 3. Tes
4 4. Motor Jadul
5 5. Malu
6 6. OCPD
7 7. SEPISAUPI
8 8. Damai
9 9. Terusik
10 10. Belum Menyerah
11 11. Adik
12 12. Melabrak
13 13. Familiar
14 14. Hanya Menghindar
15 15. Jangan!
16 16. Berencana Melamar
17 17. Bertolak Belakang
18 18. Tipikal Idaman
19 19. Satu Kelas
20 20. Cemburu
21 21. Merasa Aneh
22 22. Tidak Yakin
23 23. Rumit
24 24. Tidak Sabar
25 25. Terkejut dan Kagum
26 26. Sekali Tinju
27 27. Semakin Kagum
28 28. Beradu Ilmu
29 29. Memenuhi Kriteria
30 30. Tidak Jadi
31 31. Kenapa di Usir?
32 32. Menghasut
33 33. Ancaman
34 34. Lampu Hijau?
35 35. Pertama Kali
36 36. Menohok
37 37. Kepo
38 38. Tak Sesuai Ekspektasi
39 39. Lebih Muda
40 40. Yakin
41 41. Spek
42 42. Bantuan
43 43. Tidak Menyangka
44 44. Merasa Heran
45 45. Prihatin
46 46. Pipis Gratis
47 47. Nggak Doyan
48 48. Nikah Arisan?
49 49. Moral
50 50. Kopi Tahlil?
51 51. Diremehkan
52 52. Merasa Bingung
53 53. Memohon
54 54. Menahan Emosi
55 55. Pilihan
56 56. Kiss My Heart
57 57. Kepo
58 58. Menggombal
59 59. Pangling
60 60. Tidak Peduli
61 61. Meminta Izin
62 62. Terasa Lambat
63 63. Bahagia
64 64. Positive Father Complex
65 65. Takut
66 66. Cemburu Kah?
67 67. Tidak Sebanding
68 68. Aroma Tengil
69 69. Heboh
70 70. Jujur
71 71. Always Together
72 72. Gegana Yang Hilang
73 73. Sisi Lain
74 74. Kagum
75 75. Makin Cinta, Makin Takut
76 76. Melongo
77 77. Potek
78 78. Terlalu Pintar
79 79. Was-was
80 80. Angkuh
81 81. Gas Beracun
82 82. Emosi
83 83. Berapa?
84 84. Memohon
85 85. Berbesar Hati
86 86. Apa Marah?
87 87. Teguran
88 88. Tersentil
89 89. Ari Baru Tahu
90 90. Yakin
91 91. Serius
92 92. Iseng
93 93. Belum Tentu Kembali
94 94. You Kissed My Heart
95 95. Sempat Minder
96 96. Meminta Bantuan
97 97. Tidak Berdaya
98 98.Salah Sangka
99 99. Merasa Bersalah
100 100. Menghindari
101 101. Sangat Yakin
102 102. Memilih Jujur
103 103. Kalah
104 104. Uncle
105 105. Serangan
106 106. Pulang
107 107. Tangan Kosong
108 108. Sumpah
109 109. Tipe
110 110. Yang Baru
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Tidak Berani Tapi Berharap
2
2. Penuh Percaya Diri
3
3. Tes
4
4. Motor Jadul
5
5. Malu
6
6. OCPD
7
7. SEPISAUPI
8
8. Damai
9
9. Terusik
10
10. Belum Menyerah
11
11. Adik
12
12. Melabrak
13
13. Familiar
14
14. Hanya Menghindar
15
15. Jangan!
16
16. Berencana Melamar
17
17. Bertolak Belakang
18
18. Tipikal Idaman
19
19. Satu Kelas
20
20. Cemburu
21
21. Merasa Aneh
22
22. Tidak Yakin
23
23. Rumit
24
24. Tidak Sabar
25
25. Terkejut dan Kagum
26
26. Sekali Tinju
27
27. Semakin Kagum
28
28. Beradu Ilmu
29
29. Memenuhi Kriteria
30
30. Tidak Jadi
31
31. Kenapa di Usir?
32
32. Menghasut
33
33. Ancaman
34
34. Lampu Hijau?
35
35. Pertama Kali
36
36. Menohok
37
37. Kepo
38
38. Tak Sesuai Ekspektasi
39
39. Lebih Muda
40
40. Yakin
41
41. Spek
42
42. Bantuan
43
43. Tidak Menyangka
44
44. Merasa Heran
45
45. Prihatin
46
46. Pipis Gratis
47
47. Nggak Doyan
48
48. Nikah Arisan?
49
49. Moral
50
50. Kopi Tahlil?
51
51. Diremehkan
52
52. Merasa Bingung
53
53. Memohon
54
54. Menahan Emosi
55
55. Pilihan
56
56. Kiss My Heart
57
57. Kepo
58
58. Menggombal
59
59. Pangling
60
60. Tidak Peduli
61
61. Meminta Izin
62
62. Terasa Lambat
63
63. Bahagia
64
64. Positive Father Complex
65
65. Takut
66
66. Cemburu Kah?
67
67. Tidak Sebanding
68
68. Aroma Tengil
69
69. Heboh
70
70. Jujur
71
71. Always Together
72
72. Gegana Yang Hilang
73
73. Sisi Lain
74
74. Kagum
75
75. Makin Cinta, Makin Takut
76
76. Melongo
77
77. Potek
78
78. Terlalu Pintar
79
79. Was-was
80
80. Angkuh
81
81. Gas Beracun
82
82. Emosi
83
83. Berapa?
84
84. Memohon
85
85. Berbesar Hati
86
86. Apa Marah?
87
87. Teguran
88
88. Tersentil
89
89. Ari Baru Tahu
90
90. Yakin
91
91. Serius
92
92. Iseng
93
93. Belum Tentu Kembali
94
94. You Kissed My Heart
95
95. Sempat Minder
96
96. Meminta Bantuan
97
97. Tidak Berdaya
98
98.Salah Sangka
99
99. Merasa Bersalah
100
100. Menghindari
101
101. Sangat Yakin
102
102. Memilih Jujur
103
103. Kalah
104
104. Uncle
105
105. Serangan
106
106. Pulang
107
107. Tangan Kosong
108
108. Sumpah
109
109. Tipe
110
110. Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!