Antonio nampak duduk di sebuah ruangan baca. Seorang pria paruh baya nampak melepaskan kacamata bacanya dan memijat pelipisnya sendiri. Pria itu membuang napas kasar, kemudian menatap Antonio.
"Sampai kapan kamu akan terus membuat kekacauan? Sampai kapan kamu terus menerus membuat ayah malu? Ayah sudah susah payah memasukan kamu ke sekolah itu. Tapi kamu malah membuat ulah lagi. Dan kali ini lebih parah dari sebelumnya. Kamu tidak hanya berkelahi, tapi juga berusaha melecehkan seorang siswi,"
"Apa kamu ingin menghancurkan nama baik keluarga kita dan membuat ayah di pecat dari jabatan ayah? Kalau kamu menyukai seorang gadis, bukan seperti itu caranya. Masa kamu tidak bisa merayu gadis dengan wajah kamu dan kekayaan yang kita miliki?" ketus pria yang tak lain adalah ayah Antonio itu terlihat kesal.
"Dia tidak melirik aku sama sekali, walaupun aku tampan, Yah. Dia juga tidak tertarik dengan uang. Bahkan bapaknya juga seperti itu. Bapaknya galak banget. Dia mengancam akan membuat aku masuk rumah sakit, jika aku berani menganggu putrinya. Dia bilang tidak peduli dan tidak takut padaku, walaupun aku anak bupati, gubernur, jendral, atau anak presiden sekalipun," adu Antonio.
"Apa? Bapaknya bilang seperti itu? Berani sekali!" geram ayah Antonio terlihat emosi mendengar apa yang dikatakan oleh putranya. Pria paruh baya itu mengepalkan kedua tangannya dengan rahang yang mengeras
"Benar, Yah. Banyak saksinya saat bapaknya bicara seperti itu. Bapaknya sombong sekali. Padahal hanya penjual bunga, punya toko sembako yang tidak begitu besar dan istrinya hanya berjualan gado-gado di rumah," jelas Antonio yang semakin mengompori ayahnya yang sepertinya mulai emosi.
"Kamu sudah menyelidiki keluarga gadis itu?" tanya pria paruh baya itu setelah mendengar perkataan Antonio.
"Iya, yah. Aku tahu dimana rumahnya. Ayah harus memberi pelajaran pada orang itu," sahut Antonio yang memang sudah mengetahui dimana rumah Khaira.
""Siapa nama bapaknya?" tanya pria paruh baya itu semakin penasaran.
"Nama bapaknya Buntala dan nama ibunya Nawang," sahut Antonio yang sudah tahu semua tentang Khaira lewat detektif yang disewanya.
"Bun.. Buntala? Nama istrinya Nawang?" tanya ayah Antonio nampak terkejut. Bahkan pria paruh baya itu sampai tergagap.
"Iya. Kenapa ayah nampak terkejut mendengar nama itu? Apa ayah mengenal mereka?" tanya Antonio yang melihat ekspresi terkejut ayahnya.
"Kamu punya fotonya?" tanya ayah Antonio tanpa menjawab pertanyaan Antonio.
"Ada, Yah," sahut Antonio, kemudian mengambil handphonenya dari saku celananya dan menunjukkan beberapa foto Buntala, Nawang dan Khaira pada ayahnya.
"Gadis itu benar-benar cantik," gumam ayah Antonio menghela napas panjang setelah melihat foto-foto itu. Pria paruh baya itu kemudian kembali menatap putranya.
Antonio mengernyitkan keningnya melihat ekspresi ayahnya yang berubah. Ayahnya terlihat tidak marah lagi.
"Apa kamu benar-benar menyukai gadis itu?" tanya Conte, ayah Antonio yang kali ini terlihat santai, tapi serius.
"Iya. Aku menyukainya, Yah. Sangat menyukainya. Dia itu gadis tercantik di sekolah aku. Dan sampai sekarang, belum ada cowok yang menjadi pacarnya," sahut Antonio serius.
Namun Antonio masih penasaran dengan ekspresi wajah ayahnya yang tiba-tiba berubah setelah melihat foto-foto Khaira dan kedua orang tuanya.
"Apa kamu ingin menjalin hubungan yang serius dengan dia dan ingin menikahinya?" tanya Conte menatap Antonio dengan ekspresi serius.
"Me..menikah? Aku masih muda, Yah. Belum ingin menikah sekarang," sahut Antonio yang merasa terkejut, sekaligus merasa aneh dengan pertanyaan ayahnya.
Ada apa gerangan, hingga ayahnya tiba-tiba menanyakan tentang pernikahan. Antonio semakin tidak mengerti dengan sikap ayahnya.
"Dengar! Kalau kamu suka dan ingin menjalin hubungan yang serius dengan gadis itu, maka ayah akan melamar gadis itu untuk kamu jadikan tunangan. Setelah kalian cukup umur nanti, kalian boleh menikah. Tapi, kalau kamu hanya berniat bermain-main dengan dia, sebaiknya kamu jauhi dia," ucap Conte benar-benar serius.
"Ayah serius ingin melamar Khaira dan menjadikan dia tunangan ku?" tanya Antonio terkejut sekaligus tidak percaya. Antonio tidak menyangka, jika ayahnya malah mendukung dirinya untuk bersama Khaira, bahkan sampai ke jenjang pertunangan dan nanti menikah.
"Tentu saja ayah serius," sahut Conte tanpa keraguan.
"Aku mau, Yah. Aku mau," sahut Antonio nampak antusias dengan wajah yang berbinar.
"Baik. Kita akan ke rumah mereka nanti saat ayah punya waktu. Minggu ini, ayah masih banyak kerjaan. Minggu depan saja kita ke rumah pujaan hati mu itu. Sementara itu, kita siapkan dulu hadiah untuk lamaran,"
"Dan ingat, mulai saat ini, kamu tidak boleh membuat masalah lagi! Jadilah pelajar yang baik. Jangan tawuran, berkelahi dengan teman-teman mu, ataupun melakukan hal-hal yang bisa mengundang masalah. Jika kamu tidak bisa menjaga sikap, maka ayah tidak akan melamar gadis itu untuk kamu," ujar Conte memperingati Antonio.
"Iya, Yah. Aku berjanji tidak akan membuat masalah lagi. Terimakasih, Yah. Terimakasih," ucap Antonio yang terlihat begitu bahagia.
"Ya sudah. Ayah mau melanjutkan pekerjaan ayah," ucap Conte yang secara tidak langsung menyuruh Antonio keluar dari ruangan itu.
"Iya, Yah. Kalau begitu, aku keluar dulu," pamit Antonio penuh kebahagiaan.
Conte menghela napas panjang, kemudian menggelengkan kepalanya pelan setelah putranya keluar dari ruangan itu.
"Buntala, sudah lama kita tidak bertemu. Aku tidak menyangka, kita akan menjadi besan," gumam Conte dengan senyuman tipis yang tersungging di bibirnya
Sedangkan Antonio nampak bersiul-siul dengan suasana hati yang sangat baik. Antonio benar-benar merasa seperti sedang bermimpi saat mengetahui ayahnya akan mendukung dirinya menjalin hubungan dengan Khaira. Bahkan mendukung dirinya untuk bertunangan dengan Khaira.
Sungguh, Antonio benar-benar merasa bahagia. Membayangkan bersanding dengan Khaira membuat hatinya berbunga-bunga. Dirinya seperti mendapatkan durian runtuh.
"Khaira sayang, kamu akan menjadi milikku selamanya. Kali ini, kamu tidak bisa menolak, apalagi lari dariku," gumam. Antonio yang benar-benar merasa bahagia.
*
Sejak semalam, langit terus saja mengguyur bumi dengan curahan hujan. Zayn baru saja tiba di parkiran sekolah. Pemuda itu melepaskan jas hujan yang dikenakannya, lalu melipat dan memasukkannya ke dalam wadahnya. Zayn berjalan menuju kelasnya.
Hujan masih terus mengguyur bumi. Koridor sekolah itu nampak basah oleh air hujan, karena hujan kali ini disertai angin. Zayn nampak berhati-hati dalam melangkah, agar tidak terpeleset.
"Akkhh"
Suara pekikan dari arah belakangnya membuat Zayn spontan menoleh ke belakang. Zayn sangat terkejut saat melihat Khaira terpeleset dan akan jatuh. Tanpa berpikir panjang, Zayn langsung berlari menghampiri Khaira dan menangkap tubuh Khaira.
"Brugh"
"Akhh" pekik, Zayn dan Khaira bersamaan.
Zayn yang menangkap tubuh Khaira dengan spontan itu malah ikut terpeleset. Zayn jatuh dalam posisi terlentang. Pemuda itu jatuh telentang dengan memeluk tubuh Khaira yang ada di atas tubuhnya.
Seketika dua orang remaja itu terpaku kaku tanpa bisa bergerak sedikitpun. Mata mereka sama-sama membulat sempurna. Pasalnya bibir keduanya saling bertemu.
Jantung Khaira terasa berdetak dengan kencang tak terkendali. Begitu pula dengan Zayn. Detak jantung mereka seolah berdetak saling bersahutan. Dua bola mata mereka saling menatap tanpa berkedip. Tubuh mereka masih terpaku, tidak bergerak sedikitpun.
Keduanya tidak sadar telah menjadi pusat perhatian para siswa yang hendak melintas di tempat itu. Bahkan ada beberapa orang yang langsung mengabadikan momen ini, lalu mengunggahnya di akun sosial media mereka. Tak satupun dari para siswa itu yang bersuara. Hanya gemericik suara hujan yang terdengar. Para siswa itu senyum-senyum sendiri melihat pemandangan itu.
"Apa yang kalian lakukan?"
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Rosmaliza Malik
hurmmmm.. .patut la anaknya perangai macam tu
2024-04-25
1
Syahna Amira sy
bisa viral nih...pagi pagi liat pemandangan Zayn dan Khaira yg terjatuh dan posisi yg agak agak gmna gitu🤣🤣🤣🤣
2024-04-01
2
Rifa Endro
hayo lho .. ketahuan
2024-03-27
2