3. Tes

Zayn dan Yoga masih berada di tempat persembunyian mereka. Keduanya terus mengamati pria paruh baya yang duduk di atas motor itu.

"Pertunjukan akan segera dimulai. Tiga cecunguk yang baru pindah itu tidak tahu, dengan siapa mereka sedang berhadapan," bisik Yoga pada Zayn dengan senyuman penuh arti di bibirnya..

Sedangkan Zayn hanya mengernyitkan keningnya. Entah mengapa dirinya mengikuti Yoga dan bersembunyi seperti penguntit seperti saat ini.

"Bapak," panggil Khaira dengan wajah ceria.

Antonio menatap ke arah mana pandangan mata Khaira. Tatapan mata Antonio tertuju pada pria paruh baya yang duduk di atas motor jadul, namun motor itu terlihat masih terawat.

"Itu bapaknya Khaira? Wajahnya terlihat tegas. Tapi senyumannya hangat pada Khaira," gumam Antonio dalam hati.

"Bapaknya Khaira masih terlihat muda, ya?" bisik si Kribo pada si Jabrik.

"Iya. Orangnya terlihat hangat, sekaligus tegas saat menatap Khaira. Tapi tatapan matanya langsung datar saat melihat kita," sahut si Jabrik.

Si Kribo dan si Jabrik selalu mengekor di belakang Antonio. Mengikuti kemanapun Antonio pergi. Dua orang itu sudah seperti pelayan yang mengikuti majikannya.

"Halo, Om! Perkenalkan, aku Antonio. Putra bupati yang sedang menjabat saat ini," sapa Antonio memperkenalkan diri dengan penuh kebanggaan. Pemuda itu mengulurkan tangannya pada Buntala yang menatapnya dengan tatapan datar.

"Aku Buntala, bapaknya Khaira," ucap Buntala masih dengan tatapan datarnya. Pria paruh baya itu menyambut uluran tangan Antonio dan sedikit melirik dua pemuda yang berdiri di belakang Antonio.

Namun ada yang aneh, karena wajah Antonio terlihat seperti menahan sesuatu. Sedangkan Buntala masih setia dengan ekspresi datarnya. Khaira sendiri memalingkan wajahnya menahan tawa setelah melirik ekspresi wajah Antonio yang berusaha melepaskan tangannya dari pegangan tangan Buntala.

"Sialan! Apa orang ini ingin meremukkan jemari tangan ku," gerutu Antonio yang akhirnya berhasil menarik tangannya dari pegangan Buntala.

Pemuda itu langsung menyembunyikan tangan kanannya di belakang punggungnya dan mengelusnya dengan tangan kirinya.

Si Kribo dan si Jabrik saling menatap setelah melihat tangan Antonio yang memerah. Dua orang teman itu meringis membayangkan apa yang terjadi pada tangan Antonio saat bersalaman dengan bapaknya Khaira tadi.

Sedangkan Yoga nampak mengulum senyum menahan tawa, "Tangannya pasti sakit karena diremas bapaknya Khaira," bisik Yoga pada Zayn.

"Darimana kamu tahu?" tanya Zayn pelan.

"Aku pernah mengalaminya," sahut Yoga menyengir bodoh.

"Berarti kamu pernah mendekati Khaira dan menemui bapaknya Khaira seperti siswa itu?" tanya Zayn pelan

"Iya," sahut Yoga menyengir kuda, membuat Zayn menghela napas panjang seraya menggelengkan kepalanya pelan.

"Kenapa kamu memperkenalkan diri padaku?" tanya Buntala menarik salah satu sudut bibirnya menampilkan senyuman miring. Pria paruh baya itu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku ingin mengajak anak Om jalan-jalan," ucap Antonio tersenyum ramah, walaupun masih merasakan sakit di jemari tangannya.

"Ingin mengajak putriku jalan-jalan?" tanya Buntala masih dengan senyuman miringnya.

Buntala menatap Antonio dari ujung rambut hingga ujung kaki. Pemuda yang tubuhnya biasa saja menurut Buntala. Tinggi dan bentuk tubuh Antonio memang cukup ideal, tapi sama sekali tidak terlihat kekar. Wajah lumayan tampan, tapi tidak terlihat tegas.

"Iya," sahut Antonio, yang sebenarnya nyalinya terasa ciut melihat senyuman pria paruh baya di depannya itu. Tentunya salaman yang menyakitkan tadi menjadi salah satu alasannya. Apalagi ditatap dari atas hingga ke bawah seperti itu oleh Buntala.

"Boleh saja," sahut Buntala tersenyum ramah terdengar santai.

"Terimakasih, Om," ucap Antonio tersenyum lebar.

Si Kribo dan si Jabrix pun ikut tersenyum lebar. Sedangkan Khaira menghela napas panjang. Cempaka yang dari jauh membuntuti Khaira pun tersenyum remeh.

"Aku mau lihat, seberapa hebat anak bupati yang baru pindah sekolah ini. Gayanya sok banget," gumam Cempaka yang entah mengapa dari awal bertemu dengan Antonio sudah tidak suka dengan cowok itu.

"Jangan kedipkan matamu! Kita akan menyaksikan pertunjukan inti," bisik Yoga pada Zayn dengan mata yang tetap tertuju pada Buntala dan Antonio.

Zayn hanya diam dan tetap menatap ke arah Buntala dan Antonio. Zayn juga menatap sekilas ke arah Khaira.

"Kalau begitu, aku akan mengajak Khaira pergi sekarang," ucap Antonio bergegas meraih tangan Khaira.

"Greb"

Sebelum sempat tangan Antonio menyentuh tangan Khaira, Buntala lebih dulu memegang tangan Antonio. Pemuda itu menatap Buntala dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Sebelum kamu mengajak pergi putriku, apalagi menyentuhnya, kamu harus aku tes dulu," ucap Buntala yang tiba-tiba auranya berubah menjadi dingin. Pria itu paling tidak suka putrinya di sentuh pria selain dirinya.

"Maksudnya?" tanya Antonio yang tiba-tiba merasakan aura dingin di sekitarnya. Padahal cuaca saat ini sedang panas.

"Jika kamu bisa menjatuhkan aku dalam tiga pukulan, aku akan mengizinkan kamu mengajak pergi putriku. Tapi..jika tidak bisa.. lebih baik mulai saat ini kamu jauhi putriku dan jangan pernah berharap menjadi pacar, apalagi suami putri kesayanganku," ucap Buntala dengan suara datar yang terkesan dingin.

"Om, yakin ingin aku pukul? Aku paling jago berkelahi," ucap Antonio penuh percaya diri.

"Tentu saja aku yakin. Sampai saat ini, belum ada satu orang pun yang bisa merobohkan aku dalam tiga pukulan," sahut Buntala dengan ekspresi serius.

"Bro, kalau kamu bisa membuat bapaknya Khaira jatuh, aku berjanji akan menjadi kacung mu," cetus Cempaka memprovokasi Antonio. Entah sejak kapan gadis itu sudah berada di samping Khaira.

"Baik, aku tidak akan sungkan lagi pada, Om," ucap Antonio tersenyum miring.

Ini adalah kesempatan bagi dirinya untuk membalas Buntala yang telah meremas jemari tangannya. Tentu saja pemuda itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Apalagi setelah mendengar perkataan Cempaka, siswi yang sedari tadi terlihat meremehkan dirinya.

Dengan santai Buntala yang sedari tadi duduk di atas motornya itu berdiri. Pria paruh baya itu berdiri dengan tegak menghadap Antonio, siap menerima pukulan dari siswa yang sering pindah sekolah karena suka tawuran itu. Antonio mundur beberapa langkah dari Buntala untuk bersiap menyerang

Khaira menjauh dari bapaknya diikuti Cempaka, sedangkan Yoga dan Zayn nampak serius memperhatikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Tanpa disadari, tempat itu telah ramai oleh para siswa yang penasaran dengan siswa baru yang ingin mendekati Khaira. Yoga dan Zayn akhirnya keluar dari tempat persembunyian mereka dan melihat apa yang akan terjadi secara terang-terangan.

Sudah menjadi rahasia umum, siapapun yang ingin mendekati Khaira harus menghadapi bapaknya Khaira. Dan sejauh ini, belum ada satupun yang bisa mendapatkan restu dari pria paruh baya yang masih terlihat muda, tampan, gagah, berkharisma dan berwibawa itu.

"Hiyaaa.." pekik Antonio berlari dengan tangan terkepal kearah Buntala.

"Bugh"

Antonio meninju ulu hati Buntala dengan sekuat tenaga. Namun, pria paruh baya itu masih bergeming di tempatnya berdiri, tanpa bergeser sedikitpun. Wajah pria itu terlihat biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Padahal tangan Antonio terasa kebas dan memerah setelah meninju ulu hati Buntala.

"Buset! Aku seperti meninju tembok. Apa orang ini memakai baju besi?" gumam Antonio dalam hati dengan wajah memerah menahan sakit di tangannya.

"Gila! Bos sudah meninju dengan kuat, tapi orang itu masih bergeming di tempatnya," celetuk si Jabrik.

"Sepertinya si Bos kesakitan," sahut si Kribo.

"Baru satu pukulan. Kamu masih punya dua pukulan lagi untuk menjatuhkan aku," ucap Buntala dengan senyuman miring.

"Baik," sahut Antonio kembali bersiap memukul Buntala.

"Dia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri," gumam Yoga lirih, tertawa tanpa suara.

"Brugh"

Kali ini dengan sekuat tenaga Antonio meninju wajah Buntala. Namun wajah pria paruh baya itu hanya sedikit menoleh ke samping. Masih terlihat santai dan tetap bergeming di tempatnya berdiri. Seolah pukulan di wajahnya tidak berarti sama sekali dan tidak terjadi apa-apa padanya.

"Cuma segini kekuatan kamu?" tanya Buntala tersenyum remeh.

"Sial! Orang ini manusia apa bukan, sih?!" gerutu Antonio yang merasa malu, karena tidak sedikitpun bisa membuat pria paruh baya di depannya itu goyah dari tempatnya berdiri, apalagi terjatuh.

Sedangkan semua orang yang ada di sekitar tempat itu mulai bercuit.

"Belum ada yang bisa membuat bapaknya Khaira tumbang,"

"Sudah dua pukulan, tapi nggak ada efek,"

"Aku bertaruh, dia tidak akan bisa menumbangkan bapaknya Khaira,"

"Kalau dia bisa menumbangkan bapaknya Khaira, aku akan lari lapangan bola sepuluh kali putaran,"

"Kalau hari ini bapaknya Khaira bisa ditumbangkan, besok akan aku borong semua makanan di kantin sekolah untuk semua siswa,"

Cuitan semua orang di sekitar tempat itu membuat darah Antonio terasa terbakar dan jiwanya tertantang. Karena nada bicara mereka terdengar meremehkan Antonio.

Antonio mundur beberapa langkah. Pemuda itu nampak kembali bersiap mengambil ancang-ancang untuk menyerang Buntala.

"Semangat, Bos!" ucap si Jabrik memberi semangat.

"Serang sepenuh tenaga, Bos!" si Kribo ikut memberi semangat.

"Bos pasti bisa menumbangkan orang itu," si Jabrik terus memberi semangat.

"Tap! Tap! Tap!"

"Hiyaa.."

"Brugh"

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Rifa Endro

Rifa Endro

jumawa sekali, anda , tuan muda

2024-03-25

2

Bunda windi❤ 💚

Bunda windi❤ 💚

sia-sia kamu Antonio meskipun kamu ngeluarin tenaga dalam sampai habis gak bisa ngrobohin buntala malah yang ada tanganmu yang patah 😅

2024-03-21

2

💞R0$€_22💞

💞R0$€_22💞

Bapaknya keren nih, dijamin anaknya bakal aman gada yg ganggu...

2024-03-08

2

lihat semua
Episodes
1 1. Tidak Berani Tapi Berharap
2 2. Penuh Percaya Diri
3 3. Tes
4 4. Motor Jadul
5 5. Malu
6 6. OCPD
7 7. SEPISAUPI
8 8. Damai
9 9. Terusik
10 10. Belum Menyerah
11 11. Adik
12 12. Melabrak
13 13. Familiar
14 14. Hanya Menghindar
15 15. Jangan!
16 16. Berencana Melamar
17 17. Bertolak Belakang
18 18. Tipikal Idaman
19 19. Satu Kelas
20 20. Cemburu
21 21. Merasa Aneh
22 22. Tidak Yakin
23 23. Rumit
24 24. Tidak Sabar
25 25. Terkejut dan Kagum
26 26. Sekali Tinju
27 27. Semakin Kagum
28 28. Beradu Ilmu
29 29. Memenuhi Kriteria
30 30. Tidak Jadi
31 31. Kenapa di Usir?
32 32. Menghasut
33 33. Ancaman
34 34. Lampu Hijau?
35 35. Pertama Kali
36 36. Menohok
37 37. Kepo
38 38. Tak Sesuai Ekspektasi
39 39. Lebih Muda
40 40. Yakin
41 41. Spek
42 42. Bantuan
43 43. Tidak Menyangka
44 44. Merasa Heran
45 45. Prihatin
46 46. Pipis Gratis
47 47. Nggak Doyan
48 48. Nikah Arisan?
49 49. Moral
50 50. Kopi Tahlil?
51 51. Diremehkan
52 52. Merasa Bingung
53 53. Memohon
54 54. Menahan Emosi
55 55. Pilihan
56 56. Kiss My Heart
57 57. Kepo
58 58. Menggombal
59 59. Pangling
60 60. Tidak Peduli
61 61. Meminta Izin
62 62. Terasa Lambat
63 63. Bahagia
64 64. Positive Father Complex
65 65. Takut
66 66. Cemburu Kah?
67 67. Tidak Sebanding
68 68. Aroma Tengil
69 69. Heboh
70 70. Jujur
71 71. Always Together
72 72. Gegana Yang Hilang
73 73. Sisi Lain
74 74. Kagum
75 75. Makin Cinta, Makin Takut
76 76. Melongo
77 77. Potek
78 78. Terlalu Pintar
79 79. Was-was
80 80. Angkuh
81 81. Gas Beracun
82 82. Emosi
83 83. Berapa?
84 84. Memohon
85 85. Berbesar Hati
86 86. Apa Marah?
87 87. Teguran
88 88. Tersentil
89 89. Ari Baru Tahu
90 90. Yakin
91 91. Serius
92 92. Iseng
93 93. Belum Tentu Kembali
94 94. You Kissed My Heart
95 95. Sempat Minder
96 96. Meminta Bantuan
97 97. Tidak Berdaya
98 98.Salah Sangka
99 99. Merasa Bersalah
100 100. Menghindari
101 101. Sangat Yakin
102 102. Memilih Jujur
103 103. Kalah
104 104. Uncle
105 105. Serangan
106 106. Pulang
107 107. Tangan Kosong
108 108. Sumpah
109 109. Tipe
110 110. Yang Baru
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Tidak Berani Tapi Berharap
2
2. Penuh Percaya Diri
3
3. Tes
4
4. Motor Jadul
5
5. Malu
6
6. OCPD
7
7. SEPISAUPI
8
8. Damai
9
9. Terusik
10
10. Belum Menyerah
11
11. Adik
12
12. Melabrak
13
13. Familiar
14
14. Hanya Menghindar
15
15. Jangan!
16
16. Berencana Melamar
17
17. Bertolak Belakang
18
18. Tipikal Idaman
19
19. Satu Kelas
20
20. Cemburu
21
21. Merasa Aneh
22
22. Tidak Yakin
23
23. Rumit
24
24. Tidak Sabar
25
25. Terkejut dan Kagum
26
26. Sekali Tinju
27
27. Semakin Kagum
28
28. Beradu Ilmu
29
29. Memenuhi Kriteria
30
30. Tidak Jadi
31
31. Kenapa di Usir?
32
32. Menghasut
33
33. Ancaman
34
34. Lampu Hijau?
35
35. Pertama Kali
36
36. Menohok
37
37. Kepo
38
38. Tak Sesuai Ekspektasi
39
39. Lebih Muda
40
40. Yakin
41
41. Spek
42
42. Bantuan
43
43. Tidak Menyangka
44
44. Merasa Heran
45
45. Prihatin
46
46. Pipis Gratis
47
47. Nggak Doyan
48
48. Nikah Arisan?
49
49. Moral
50
50. Kopi Tahlil?
51
51. Diremehkan
52
52. Merasa Bingung
53
53. Memohon
54
54. Menahan Emosi
55
55. Pilihan
56
56. Kiss My Heart
57
57. Kepo
58
58. Menggombal
59
59. Pangling
60
60. Tidak Peduli
61
61. Meminta Izin
62
62. Terasa Lambat
63
63. Bahagia
64
64. Positive Father Complex
65
65. Takut
66
66. Cemburu Kah?
67
67. Tidak Sebanding
68
68. Aroma Tengil
69
69. Heboh
70
70. Jujur
71
71. Always Together
72
72. Gegana Yang Hilang
73
73. Sisi Lain
74
74. Kagum
75
75. Makin Cinta, Makin Takut
76
76. Melongo
77
77. Potek
78
78. Terlalu Pintar
79
79. Was-was
80
80. Angkuh
81
81. Gas Beracun
82
82. Emosi
83
83. Berapa?
84
84. Memohon
85
85. Berbesar Hati
86
86. Apa Marah?
87
87. Teguran
88
88. Tersentil
89
89. Ari Baru Tahu
90
90. Yakin
91
91. Serius
92
92. Iseng
93
93. Belum Tentu Kembali
94
94. You Kissed My Heart
95
95. Sempat Minder
96
96. Meminta Bantuan
97
97. Tidak Berdaya
98
98.Salah Sangka
99
99. Merasa Bersalah
100
100. Menghindari
101
101. Sangat Yakin
102
102. Memilih Jujur
103
103. Kalah
104
104. Uncle
105
105. Serangan
106
106. Pulang
107
107. Tangan Kosong
108
108. Sumpah
109
109. Tipe
110
110. Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!